Oleh :
Nadiya Az Zahra
180810301239
Profesi akuntan sekarang ini dituntut untuk mampu bertindak secara profesional dan
sesuai dengan etika. Hal ini karena profesi akuntan mempunyai tanggung jawab terhadap
apa yang diperbuat baik terhadap pekerjaannya, organisasinya, masyarakat dan dirinya
sendiri. Dengan bertindak sesuai dengan etika maka kepercayaan masyarakat terhadap
profesi akuntan akan meningkat, oleh karena tujuan profesi akuntansi adalah untuk
memenuhi tanggung jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi dan mencapai
tingkat kinerja tertinggi dengan orientasi kepada kepentingan publik. Dari Uraian latar
belakang tersebut, penulis akan membahas topik “Kode Etik Profesi Akuntan Indonesia”
yang merupakan salah satu materi dari etika bisnis dan profesi.
BAB II
1
PEMBAHASAN
A. Profesi Akuntan
Saat ini yang dapat di sebut akuntan adalah mereka yang telah lulus dari pendidikan
strata (S1) program studi akuntansi dan telah memperoleh gelar profesi akuntan melalui
pendidikan profesi akuntansi yang diselenggarakan oleh beberapa perguruan tinggi yang
telah mendapat ijin dari Departemen Pendidikan Nasional atas rekomendasi dari
organisasi profesi Institute Akuntan Indonesia (IAI).
Akuntan yang bekerja pada departemen 1 bagian akuntansi sering disebut juga
sebagai akuntan manajemen. Ada 2 jenis laporan akuntansi,yaitu:
1. Laporan Akuntansi Manajemen
2. Laporan Keuangan,terdiri atas :
a) Neraca
b) Laporan Laba/Rugi
c) Catatan Atas Laporan Keuangan
d) Laporan Perubahan Ekuitas
e) Laporan Arus Kas
Pekerjaan para akuntan baik yang bekerja di sektor swasta maupun sektor pemerintah,
baik selaku akuntan manajemen, akuntan publik, atau auditor internal dapat disebut suatu
profesi karena:
1. Memerlukan pengetahuan akuntansi dan disiplin ilmu lain yang relevan melalui
pendidikan formal.
2
2. Memerlukan keterampilan dalam mengolah data dan menyajikan laporan khususnya
dengan memanfaatkan tekhnologi computer dan sistem informasi.
3. Harus mempunyai sikap dan perilaku etis.
Walaupun organisasi profesi IAI telah ada sejak tahun 1957, namun profesi ini baru
berkembang pesat pada era pemerintahan orde baru, sejalan dengan kebijakan
pemerintahan orde baru untuk memprioritaskan pembangunan dibidang ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi mempunyai korelasi positif yang kuat dengan pertumbuhan profesi
akuntan. Kemajuan dan pertumbuhan ekonomi pada era orde baru juga berdampak positif
bagi pertumbuhan dan kemajuan profesi akuntan Indonesia.
Profesi akuntan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari praktik bisnis dan
penyelenggaraan administrasi pemerintahan, mau tidak mau berada dalam tekanan berat
konflik kepentingan sehingga profesi akuntan juga terseret kedalam praktik-praktik yang
tidak etis. Praktik tidak etis profesi akuntan ini bahkan juga dilakukan oleh sepuluh KAP
papan atas.
D. Struktur Etika Institut Akuntan Indonesia
Tujuan profesi akuntansi adalah untuk memenuhi tanggung jawabnya dengan standar
profesionalisme tertinggi dan mencapai tingkat kinerja tertinggi dengan orientasi kepada
3
kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut, Ada empat kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi (Prosiding Kongres VIII IAI tahun 1998), yaitu:
1. Kredibilitas : Masyarakat perlu kredibilitas dan system informasi.
2. Profesionalisme : Diperlukan individu yang jelas dapat diindentifikasikan oleh
pemakai jasa akuntan sebagai profesional di bidang akuntansi.
3. Kualitas jasa : Keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan
dengan standar kinerja tertinggi.
4. Kepercayaan : Pemakai jasa akuntan harus merasa yakin bahwa terdapat kerangka
etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.
Faktor kunci citra profesi akuntan yaitu keberadaan dan perkembangan profesi akuntan
itu sendiri yang ditentukan oleh tingkat kepercayaan masyarakat pemakai jasa akuntan,
sedangkan tingkat kepercayaan masyarakat ditentukan oleh tingkat kualitas jasa akuntan
(pengetahuan dan keterampilan teknis di bidang akuntansi serta disiplin ilmu terkait) dan
tingkat ketaatan serta kesadaran para akuntan dalam memenuhi kode etik profesi
akuntansi. Struktur Kode Etik IAI terdiri atas empat bagian yang disusun berdasarkan
struktur/ jenjang, yaitu:
a. Prinsip etika (Disahkan kongres IAI untuk seluruh anggota IAI)
b. Aturan etika (Disahkan oleh rapat anggota kompartemen atau institut profesi sejenis)
c. Interpretasi aturan etika (Disahkan oleh pengurus kompartemen/institut profesi sejenis)
d. Tanya jawab etika (Disahkan dewan standar profesi kompartemen/institut profesi
sejenis)
Saat ini, kode etik IAI yang disahkan pada kongres IAI VIII tahun 1988 terdiri atas delapan
prinsip, yaitu:
1. TanggungJawabProfesi
2. KepentinganPublik
3. Integritas
4. Objektivitas
5. KompetensidanKehati-hatianProfesional
6. Kerahasiaan
7. Perilaku Profesional
4
8. StandarTeknis
Gambar 1.2
Proses Penalaran Prinsip Etika
Penjelasan masing-masing prinsip pada Gambar 1.2. dapat diberikan sebagai berikut:
5
d. Penghormatan kepada kepercayaan publik ini hanya dapat dilakukan bila setiap
akuntan dapat menunjukkan komitmen dan dedikasi mereka untuk mencapai
profesionalisme yang tinggi.
6
dengan sendirinya publik tidak lagi memberi mandate atau kewenangan kepada yang
bersangkutan dalam menjalankan profesinya. Itulah sebabnya, para akuntan harus selalu
memelihara kepercayaan publik dan menumbuhkan rasa tanggung jawab yang tinggi
untuk menjaga kepercayaan publik. Rasa tanggung jawab yang tinggi hanya dapat
diwujudkan melalui pengembangan dan pemeliharaan kompetensi pada tingkat yang
tinggi.
Pengertian kompetensi mencakup tiga ranah, yaitu:
kognitif (pengetahuan/knowledge), afeksi (sikap dan perilaku-attitude-meliputi: etika,
kecerdasan emosional, dan spiritual), dan psikomotorik (keterampilan teknis / fisik). Untuk
profesi akuntan, ketiga ranah kompetensi ini mencakup:
a. Aspek kognitif, yaitu pengetahuan akuntansi dan disiplin ilmu terkait (knowledge)
b. Aspek afeksi, yaitu sikap dan perilaku etis, kemampuan berkomunikasi
c. Aspek psikomotorik, yaitu keterampilant eknis / fisik, misalnya: penguasaan teknologi
informasi (komputer), teknis audit, dan sebagainya.
IAI telah menetapkan enam prinsip etika yang berhubungan dengan keharusan
memiliki kompetensi tinggi ini, yaitu:
1. Kompetensi pada ranah kognitif: Prinsip kelima, yaitu kompetensi dan kehati-hatian
profesional.
2. Kompetensi pada ranah afeksi:
a. Prinsip Ketiga-Integritas
b. Prinsip Keempat-Objektivitas
c. Prinsip Keenam-Kerahasiaan
d. Prinsip Ketujuh-Perilaku Profesional
3. Kompetensi pada ranah psikomotorik: Prinsip kedelapan, yaitu standar teknis.
Fungsi utama organisasi profesi IAI adalah sebagai wadah untuk mengatur,
membina, mengawasi kualitas kinerja dan perilaku anggotanya agar selalu dapat menjaga
citra profesinya dimata publik. IAI-KAP atau IAPI sebagai sub-organisasi dibawah IAI
memegang peranan penting bagi kehidupan bisnis dan perekonomian.
Sementara itu, badan atau lembaga yang berkepentingan langsung untuk melakukan
pembinaan dan pengawasan atas kinerja profesi akuntan, antara lain :
a. Menteri Keuangan RI
b. Quality review oleh Direktur Jendral Lembaga Kerja dan Departemen Keuangan RI
c. Institut Akuntan Indonesia (IAI) dan kompartemen IAI yang terkait
d. Dewan kehormatan IAPI
e. Dewan review Mutu IAPI
f. Bapepam LK
7
BAB III
KESIMPULAN
8
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2014. Etika Bisnis dan Profesi Tantangan Membangun Manusia
Seutuhnya Edisi Revisi. Jakarta Salemba Empat.