Anda di halaman 1dari 35

etika bisnis

Pengambilan Keputusan untuk Integritas HARTMAN


Pribadi dan Tanggung Jawab Sosial DESJARDINS
Bab
1
Etika dan Bisnis

ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 2


Kasus Loyalitas Setelah Krisis: Haruskah Aaron
Pembuka Feuerstein Membangun Kembali dan
Membayar Para pegawainya pada Waktu
Itu?

Di penghujung tahun 1995, pabrik Malden Mills (produsen Polartec) sebagian


besar terbakar habis. Bisnis keluarga ini telah lama berdiri dan kini dipimpin oleh
Aaron Feuerstein, cucu dari pendiri aslinya. Polartec adalah kain bermutu tinggi,
terkenal sebagai bahan pakaian luar ruangan yang diproduksi oleh banyak
perusahaan ternama (L.L. Bean, Lands’ End, REI, dll.).
Kebakaran ini merupakan bencana. Wilayah sekitarnya sudah lama menjadi
pusat manufaktur tekstil, tapi kebanyakan tidak aktif lagi atau berpindah lokasi
sejak abad 20. Malden Mills adalah pabrik utama dan terakhir, merupakan
penopang perekonomian masyarakat di sekitarnya.
Kejadian ini dapat ditindaklanjuti dengan berpindah ke lokasi yang lebih
menguntungkan atau dengan mengamankan uang asuransinya tanpa kembali
membangun pabrik. Feuerstein justru memastikan sebaliknya: Ia akan
membangun kembali dan menyediakan pekerjaan bagi masyarakat setempat,
bahkan tetap menanggung gaji dan tunjangan kesehatan para karyawannya
sampai mereka dapat bekerja kembali.

BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 3


Kasus Loyalitas Setelah Krisis: Haruskah Aaron
Pembuka Feuerstein Membangun Kembali dan
Membayar Para pegawainya pada Waktu
Itu?

• Bagaimana pendapat Anda mengenai keputusan Feuerstein? Apa yang akan


Anda lakukan jika Anda berada di posisinya?
• Fakta-fakta apa saja yang Anda anggap berguna untuk memberikan penilaian
mengenai kebijakan yang diambil oleh Feuerstein?
• Berapa banyak nilai etis dalam situasi ini? Tipe orang seperti apakah
Feuerstein? Bagaimana Anda menggambarkan tindakannya setelah
kebakaran? Dapatkah Anda menggambarkan orang ini dan tindakannya
tanpa menggunakan kata-kata yang bersifat etis atau evaluatif?
• Kepentingan siapakah yang harus dipertimbangkan Feuerstein dalam
mengambil keputusan ini? Berapa banyak orang yang terpengaruh oleh
dampak kebakaran dan keputusan tersebut?
• Apa saja pilihan lain yang dimiliki oleh Feuerstein? Bagaimana alternatif ini
dapat memengaruhi orang-orang yang terlibat?
• Apakah tindakan Feuerstein merupakan kedermawanan, ataukah kewajiban?
Apakah perbedaan antara beramal dengan melakukan kewajiban?
BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 4
Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini, Anda akan mampu untuk:


1.Menjelaskan mengapa etika itu penting di dalam lingkungan bisnis.
2.Menjelaskan karakteristik etika bisnis sebagai sebuah disiplin
akademis.
3.Membedakan etika integritas pribadi dari etika tanggung jawab
sosial.
4.Membedakan nilai dan norma yang bersifat etis dari nilai dan norma
yang berkaitan dengan bisnis.
5.Membedakan kewajiban secara hukum dari tanggung jawab yang
bersifat etis.
6.Menjelaskan mengapa tanggung jawab etis melampaui kepatuhan
terhadap hukum.
7.Membedakan pengambilan keputusan etis dari pengambilan
keputusan praktis yang lain.
BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 5
Pendahuluan:
Memperkenalkan Topik Etika Bisnis

Etika bisnis merupakan sebuah proses dalam pengambilan


keputusan yang bertanggung jawab.

Konsekuensi, dari perilaku tidak etis dan institusi yang


tidak memperhatikan etika, terlalu serius untuk
diabaikan oleh banyak orang.

BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 6


Pendahuluan:
Memperkenalkan Topik Etika Bisnis
Skandal-skandal dan kekacauan yang dialami oleh setiap institusi
dan individu merupakan akibat dari adanya kegagalan etis
(ethical failures).
Kegagalan tersebut dapat lebih mudah dipahami dengan model
pengambilan keputusan (yang diterapkan dalam buku ini),
sehingga dapat menghindari tragedi-tragedi yang dapat menimpa
individu ataupun bisnis di masa depan.
Sebagai pendahuluan terhadap model pengambilan keputusan itu,
diperlukan penggambaran mengenai karakteristik etika dan
bisnis.

BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 7


Pendahuluan:
Memperkenalkan Topik Etika Bisnis
Pengambilan keputusan yang etis tidak terbatas pada jenis
keputusan-keputusan penting perusahaan yang memiliki dampak
sosial yang dramatis.
Setiap pekerja dan semua orang di dalam posisi manajerial akan
menghadapi masalah yang mengharuskan adanya pengambilan
keputusan yang etis.
Tidak semua keputusan dapat diselesaikan secara ekonomi,
hukum, ataupun melalui peraturan dan ketetapan perusahaan.
Lebih sering terjadi, pengambilan keputusan yang bertanggung
jawab harus bergantung pada nilai dan prinsip pribadi dari
individu yang terlibat.

BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 8


Pendahuluan:
Memperkenalkan Topik Etika Bisnis
Suatu keputusan juga dapat melibatkan isu-isu kebijakan umum
yang akan memengaruhi organisasi secara keseluruhan.
Secara khusus, peran manajerial mencakup pengambilan
keputusan yang:
•membangun preseden organisasi,
•memiliki konsekuensi organisasional dan sosial.

BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 9


Pendahuluan:
Memperkenalkan Topik Etika Bisnis
Setiap pengambilan keputusan bisnis yang bertanggung jawab
secara etis dilandasi oleh kesadaran bahwa keputusan tersebut:
•penting bagi para pemegang saham,
•berdampak terhadap berbagai pemegang/pemangku
kepentingan (stakeholders).
Secara umum, pemegang kepentingan bisnis adalah siapa pun
yang terkena dampak, baik atau buruk, dari keputusan yang
diambil perusahaan.

BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 10


Uji Realitas Mengapa Harus Bersikap Etis?
Karena Peraturan Mewajibkannya

BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 11


Pendahuluan:
Memperkenalkan Topik Etika Bisnis

Uji Realitas Mengapa Harus Menjadi Baik?

BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 12


Pendahuluan:
Memperkenalkan Topik Etika Bisnis
Saat ini, pertanyaannya bukan lagi mengapa atau haruskah etika
menjadi bagian dari bisnis, tapi
nilai-nilai dan prinsip-prinsip manakah yang seharusnya
memandu keputusan bisnis dan bagaimana seharusnya etika
diintegrasikan ke dalam bisnis.
Kita tidak akan siap dalam berkarier di bidang akuntansi,
keuangan, dan bidang lainnya yang ada dalam bisnis jika Anda
tidak mengenal isu-isu etis yang biasa terjadi di bidang-bidang
tersebut.

BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 13


Etika Bisnis sebagai Pengambilan Keputusan
yang Etis
Etika (ethics) tidak hanya merujuk kepada sebuah
disiplin akademis, namun juga wilayah kehidupan
manusia yang dipelajari oleh disiplin akademis ini
(bagaimana seharusnya manusia menjalani kehidupan
mereka dengan baik).
Demi memecahkan ketegangan antara pengetahuan dan perilaku,
diadakanlah penekanan pada:
•penilaian yang etis,
•pertimbangan yang etis,
•pengambilan keputusan secara etis.

BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 14


Etika Bisnis sebagai Integritas Pribadi dan
Tanggung Jawab Sosial
Ilmu sosial seperti psikologi dan sosiologi juga meneliti
pengambilan keputusan dan tindakan manusia, namun ilmu-ilmu
ini lebih bersifat deskriptif (descriptive) ketimbang normatif.
Ilmu-ilmu ini memberikan penjelasan mengenai bagaimana dan
mengapa manusia bertindak.
Para filsuf biasanya menekankan bahwa etika bersifat normatif
(normative), yaitu berhubungan dengan alasan bagaimana
seharusnya kita bertindak.
Sebagai disiplin normatif, etika mencari penjelasan bagaimana
dan mengapa manusia seharusnya bertindak.

BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 15


Etika Bisnis sebagai Pengambilan Keputusan
yang Etis
Kuliah etika harus berusaha untuk menghasilkan perilaku yang
lebih etis bagi mahasiswa yang mengikutinya, dengan satu-
satunya jalan yang sah secara akademis dan etis adalah melalui
pengambilan keputusan yang cermat dan beralasan.
Asumsi dasarnya, dalam suatu proses pengambilan keputusan
yang rasional terdapat suatu proses yang melibatkan pemikiran
dan pertimbangan cermat, yang akan menghasilkan perilaku yang
lebih etis dan rasional.

BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 16


Etika Bisnis sebagai Integritas Pribadi dan
Tanggung Jawab Sosial
Aspek lain dari perilaku etis yang memerlukan perhatian adalah
kenyataan bahwa kondisi sosial juga memiliki pengaruh yang
kuat terhadap perilaku.
Seseorang mungkin sudah berpikir secara cermat setelah melihat
keadaan dan kemudian memutuskan apa yang seharusnya
dilakukan, tetapi kondisi perusahaan atau sosial yang melingkupi
seseorang dapat menimbulkan hambatan yang serius untuk
melaksanakan tindakan tersebut.

BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 17


Poin Sherron Watkins
Keputusan

Inilah poin-poin dari memo terkenal Sherron Watkins, wakil presiden Enron,
yang dikirimkan kepada CEO Kenneth Lay ketika skandal Enron mulai terkuak.
Akibat dari memo tersebut, Watkins terkenal sebagai ”pengadu” Enron.
Apakah Enron sudah menjadi tempat kerja yang penuh risiko? Bagi sebagian
dari kita yang tidak menjadi kaya dalam beberapa tahun terakhir, dapatkah kita
sanggup untuk bertahan?
Perginya Skilling secara mendadak (Jeffrey Skilling, mantan CEO Enron), akan
menimbulkan kecurigaan berkaitan dengan isu mengenai ketidaksesuaian dan
penilaian akuntansi…
Saya sangat khawatir kita akan masuk ke dalam gelombang skandal akuntansi.
Apakah pakar akuntansi kita dapat menghentikan kesepakatan ini sekarang?
Saya pernah mendengar seorang manajer dari kelompok investasi utama
mengatakan, ”Saya tahu bahwa hal itu akan membawa kehancuran bagi kita
semua, namun saya berharap kita akan tertangkap. Kita adalah perusahaan
yang sangat jahat.”

BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 18


Poin Sherron Watkins
Keputusan

• Fakta apa yang ingin Anda ketahui sebelum membuat penilaian terhadap
Watkins?
• Isu etis apa yang ditimbulkan oleh situasi ini?
• Selain Kenneth Lay, siapa lagi yang mungkin tertarik mendengarkan
Watkins? Siapa lagi yang mungkin berhak atas informasi tersebut? Apakah
Watkins memiliki tanggung jawab kepada orang lain selain kepada Lay?
• Selain menginformasikan Lay, alternatif lain apakah yang mungkin bisa
dilakukan oleh Watkins?
• Apa saja kemungkinan konsekuensi dari alternatif-alternatif ini?
• Dari sebagian memo tersebut, bagaimana Anda menjelaskan motivasi
Watkins? Faktor-faktor apa saja yang mendorongnya untuk bertindak?
• Jika Anda adalah Ken Lay dan telah menerima memo itu, apa saja pilihan
selanjutnya yang mungkin Anda pikirkan? Mengapa Anda memilih satu
pilihan di antara yang lain?
• Menurut Anda apakah seharusnya Watkins mengambil perhatiannya
melampaui Kenneth Lay ke otoritas hukum di luar perusahaan?
BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 19
Etika Bisnis sebagai Integritas Pribadi dan
Tanggung Jawab Sosial
Pada tingkat dasar, etika berkaitan dengan:
•cara kita bertindak,
•cara kita menjalani kehidupan ini.
Etika berkaitan dengan pertanyaan yang mungkin
paling monumental yang pernah ditanyakan oleh
manusia:
Bagaimana seharusnya kita hidup?

BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 20


Etika Bisnis sebagai Integritas Pribadi dan
Tanggung Jawab Sosial
Bagaimana seharusnya kita hidup?
1.Bagaimana seharusnya saya menjalani kehidupan saya,
bagaimana seharusnya saya bertindak, apa yang sebaiknya saya
lakukan, sebaiknya saya menjadi orang yang seperti apa.
Pengertian ini terkadang disebut moralitas (morality), aspek dari
etika yang kita sebut sebagai “integritas pribadi”.

BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 21


Etika Bisnis sebagai Integritas Pribadi dan
Tanggung Jawab Sosial
Bagaimana seharusnya kita hidup?
2.Bagaimana kita hidup bersama dalam suatu komunitas.
Bagaimana suatu masyarakat dan institusi sosial (seperti
perusahaan) seharusnya memiliki struktur dan mengenai
bagaimana seharusnya kita hidup bersama.
Wilayah ini terkadang disebut etika sosial (social ethics) yang
memicu pertanyaan-pertanyaan mengenai:
•keadilan dan hukum,
•filosofi politik dan kebijakan publik,
•kebaikan yang berkaitan dengan kepentingan umum,
•struktur organisasi.

BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 22


Etika Bisnis sebagai Integritas Pribadi dan
Tanggung Jawab Sosial
Etika bisnis, dalam konteks komunitas dari “Bagaimana
seharusnya kita hidup?”, berkaitan dengan:
•bagaimana seharusnya struktur institusi bisnis dibentuk,
•mengenai tanggung jawab sosial perusahaan,
•mengenai mengambil keputusan yang akan berdampak pada
banyak orang selain dari pengambil keputusan itu sendiri.
Aspek etika bisnis ini mendorong kita untuk melihat institusi
bisnis dari sudut pandang sosial, alih-alih dari sudut pandang
individu.

BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 23


Etika Bisnis sebagai Integritas Pribadi dan
Tanggung Jawab Sosial
Sebagai sebuah disiplin normatif, etika berhubungan
dengan norma (norm), standar perilaku yang sesuai
dan benar (atau “normal”).
Norma-norma membentuk panduan atau standar dalam
menentukan:
•apa yang seharusnya kita lakukan,
•bagaimana seharusnya kita bertindak,
•seharusnya kita menjadi tipe orang yang seperti apa.
Pengertian lainnya, norma berhubungan dengan nilai tertentu
yang akan ditunjukkan dengan tindakan tertentu.

BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 24


Etika Bisnis sebagai Integritas Pribadi dan
Tanggung Jawab Sosial
Nilai-nilai (values) adalah keyakinan yang membuat kita
cenderung bertindak atau memilih satu cara tertentu.
Tiap individu dapat memiliki nilai pribadi mereka sendiri dan,
yang terpenting, institusi juga memiliki nilai.
“Budaya” perusahaan berarti sekumpulan nilai yang membentuk
harapan mengenai apa yang “normal” di dalam suatu perusahaan.
Norma-norma ini mengarahkan karyawan, cenderung secara
implisit, untuk berperilaku dengan cara yang dipandang
perusahaan lebih berharga dan bernilai.
Salah satu implikasi yang penting, seseorang atau suatu
perusahaan dapat memiliki seperangkat nilai yang tidak etis.

BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 25


Etika Bisnis sebagai Integritas Pribadi dan
Tanggung Jawab Sosial
Suatu cara untuk membedakan berbagai macam nilai ini adalah
dari tujuan akhir yang dicapai oleh nilai-nilai tersebut.
Dua elemen penting dari nilai-nilai yang etis (ethical values):
•bertujuan untuk mencapai kesejahteraan manusia,
•kesejahteraan yang ditingkatkan oleh nilai yang etis bukan
merupakan kesejahteraan yang bersifat pribadi dan egois.
Nilai-nilai yang etis adalah keyakinan dan prinsip-prinsip yang
secara adil meningkatkan kesejahteraan manusia.

BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 26


Uji Realitas Etika: Penting bagi Tata Kelola?

BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 27


Etika
dan Hukum
Memutuskan apa yang harus dilakukan seseorang dalam situasi
bisnis sering kali memerlukan pemikiran dari apa yang
diwajibkan, diharapkan, atau diizinkan oleh hukum.
Namun, hukum dan norma yang etis tidak identik dan juga tidak
selalu sepakat.
Jawaban menurut hukum bersifat ambigu. Aturan hukum
menawarkan peraturan umum yang dijelaskan secara khusus
dalam beberapa kasus.

BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 28


Etika
dan Hukum
Peraturan mengenai bisnis kebanyakan didasarkan pada
kasus-kasus di masa lalu yang dijadikan acuan hukum
yang berlaku saat ini. Masing-masing acuan tersebut
menerapkan aturan umum bagi kasus tersendiri dalam
kondisi khusus.
Karena akan selalu ada perbedaan di antara tiap kasus, akan
selalu timbul pertanyaan. Tidak ada jawaban yang pasti bagi
manajer bisnis yang berhati-hati, yang hanya ingin mematuhi
hukum.
Seseorang tidak dapat dengan mudahnya mengambil peraturan
yang dapat ditetapkan, mengaplikasikannya terhadap situasi
tersebut dan kemudian mengambil keputusan dari hal itu.

BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 29


Etika
dan Hukum
Karena hukum bersifat ambigu, dan karena dalam banyak hal
tidak jelas apa yang diminta oleh aturan hukum, para manajer
bisnis akan sering menghadapi keputusan yang bergantung pada
penilaian etis mereka.
Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab menuntut kita
untuk bercermin dan secara sadar memilih nilai-nilai yang
mendasari kita dalam membuat keputusan.
Ini adalah tugas yang sangat sulit. Untungnya, dalam
menghadapi tantangan ini kita dapat dibantu oleh sejarah etika.
Sejarah etika adalah sejarah bagaimana beberapa manusia yang
penuh dengan wawasan telah mencari jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan etis.
BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 30
Etika sebagai
Alasan Praktis
Etika telah kita gambarkan sebagai hal yang bersifat praktis dan
normatif, berkaitan dengan tindakan, pilihan, keputusan, dan
penalaran (reasoning) kita mengenai bagaimana seharusnya kita
bertindak.
Dalam kerangka tersebut, kita mendeskripsikan etika
sebagai bagian dari alasan praktis dan membedakannya
dari alasan teoretis.
• Alasan praktis (practical reason) adalah penalaran mengenai
apa yang seharusnya kita lakukan.
• Alasan teoretis (theoretical reason) adalah penalaran
mengenai apa yang seharusnya kita percayai.

BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 31


Meninjau Loyalitas Setelah Krisis: Haruskah Aaron
Kembali Kasus Feuerstein Membangun Kembali dan
Pembuka Membayar Para pegawainya pada Waktu
Itu?

Selama bertahun-tahun, inilah kasus favorit mengenai tindakan etika bisnis.


Sekilas, kasus ini menjadi contoh jelas/ekstrem mengenai pemimpin bisnis yang
bersedia melakukan pengorbanan finansial signifikan demi kesejahteraan
karyawan dan komunitasnya. Bagi banyak orang, Aaron Feuerstein adalah
seorang pahlawan sejati.
Kasus ini sebenarnya lebih kompleks. Malden Mills dimiliki secara tertutup. Jika
Feuerstein adalah CEO perusahaan terbuka, tanggung jawabnya akan berbeda
secara signifikan. Maka, beberapa pengamat menggambarkan keputusan
Feuerstein sebagai kasus sederhana dari kedermawanan pribadi, bukan sebuah
model yang dapat diteladani bagi eksekutif perusahaan lainnya. Malden Mills
tidak mampu menutupi kerugian finansial dari kebakaran itu maupun keputusan
Feuerstein, dan akhirnya menyatakan kebangkrutan.
Banyak kritik yang mengklaim bahwa kasus ini menunjukkan biaya sebenarnya
dari kedermawanan semacam itu.

BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 32


Bacaan 1-1

Pergeseran Nilai
Lynn Sharp Paine
Dulu, banyak beredar anggapan bahwa “etika bisnis” bersifat kontradiktif.
Kini, kita semakin sering mendengar bahwa nilai-nilai semakin menjadi faktor
kesuksesan utama dalam dunia bisnis.
Panduan dan pelatihan etika telah tersebar luas. Dewan perusahaan menjadi
lebih aktif dalam membuat standar etis perusahaannya. Keanggotaan di Ethics
Officer Association (asosiasi pejabat etika) berkembang secara dramatis.
Semakin banyak perusahaan memperkuat reputasinya atau lebih responsif
terhadap kebutuhan dan kepentingan berbagai konstituennya.
Peralihan ke nilai-nilai bukan hanya sekadar fenomena.
Para eksekutif menjelaskan minatnya terhadap nilai-nilai dalam banyak cara,
namun dapat dilihat tema yang berulang pada komentar-komentar mereka: (1)
manajemen risiko, (2) fungsi-fungsi organisasi, (3) positioning di pasar dan di
masyarakat, serta (4) “cara yang lebih baik.”

BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 33


Bacaan 1-2

Seorang Pahlawan yang Beretika atau Pebisnis yang Gagal?


Peninjauan Kembali Kasus Malden Mills
Penelope Washbourne
Aaron Feuerstein menaruh perhatian pada karyawannya lebih dari laba. Pabrik
yang didirikannya kembali gagal menyelamatkan lapangan pekerjaan
masyarakat dan ia kehilangan kendali perusahaan kakeknya.
Masalahnya bukan pada membangun kembali pabrik di Lawrence. Feuerstein
meminjam dana dan membangun fasilitas besar, mengharapkan ekspansi lini
dan kelanjutan merek. Jumlah utangnya melebihi nilai penyelesaian akhir
asuransi, bisnisnya kemudian gagal dan berhenti. Persaingan dan cuaca
menurunkan penjualan dan ia harus menyatakan kebangkrutan. Operasi
manufaktur baru telah dibuka di Cina, pekerjaan di Lawrence dan sekitar New
Hampshire berkurang. Feuerstein dan anaknya serta sebuah kelompok investor
gagal membeli kembali perusahaan tersebut.
Walau berakhir dengan kegagalan, Aaron memberikan harapan kepada
masyarakat dan menjadi contoh etika keutamaan/kebaikan.

BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 34


Bacaan 1-3

Apakah Anda Memerlukan Seorang Pejabat Etika (Ethics


Officer)?
Jon Entine
Karier Frank Daly tidak seperti orang kebanyakan, ia mendedikasikan
hidupnya menjalankan kehendak Tuhan. Namun, ia dapat menjadi direktur di
Northrop Grumman, kontraktor pertahanan di selatan California, sebagai
seorang “pejabat etika (ethics officer).”
Fokus terhadap etika perusahaan merupakan respons dari protes masyarakat
dan hujan tuntutan hukum seiring skandal bisnis tahun 1980-an. Perpanjangan
Federal Sentencing Guidelines bagi para eksekutif memungkinkan mereka
masuk penjara karena pelanggaran yang dilakukan oleh bawahannya.
Program etika menghindarkan mahalnya proses pengadilan dan menjauhkan
“kerangka” perusahaan dari halaman depan The Wall Street Journal.
Daly membantu membuat kode etik, mengawasi “Persediaan Kepemimpinan
Northrop (Northrop Leadership Inventory),” membagikan pedoman-pedoman
“Kapan harus Menantang” dan “Kapan harus Mendukung,” serta hotline etika.
BAB 1 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 35

Anda mungkin juga menyukai