Anda di halaman 1dari 28

etika bisnis

Pengambilan Keputusan untuk Integritas HARTMAN


Pribadi dan Tanggung Jawab Sosial DESJARDINS
Bab
4
Budaya Perusahaan—
Dampak dan Implikasi

ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 2


Kasus Menciptakan
Pembuka Program Etika

CEO Anda meminta departemen SDM untuk membuat program etika bagi
perusahaan dan Anda diserahi tanggung jawab untuk melakukannya. Anda
diminta melaporkan kembali kepada CEO dengan (1) sebuah versi draft dari
kode etik bagi perusahaan, (2) ringkasan elemen lainnya yang akan masuk ke
dalam program etika, dan (3) sebuah proposal mengenai bagaimana melakukan
penilaian terhadap program tersebut (apakah berjalan atau tidak). Anda juga
diminta untuk mempersiapkan diri untuk menjelaskan mengenai peran yang
CEO mainkan dalam memajukan etika dan memastikan keberhasilan program
etika tersebut.
Ketika memulai penelitian, Anda menemukan bahwa Ethics & Policy Integration
Center (EPIC) menyarankan tujuh hasil akhir potensial yang diinginkan dari
perluasan program etika yang efektif, yaitu (1) menemukan perilaku tidak
etis/ilegal, (2) membangun kesadaran terhadap permasalahan etis dan legal, (3)
menyediakan sebuah sumber untuk bimbingan dan usulan, (4) melaporkan
perbuatan yang salah, (5) memasukkan nilai-nilai dalam proses pengambilan
keputusan, (6) mengembangkan komitmen karyawan yang lebih besar kepada
organisasi, dan (7) memenuhi kebutuhan para pemegang kepentingan eksternal
maupun internal.
BAB 4 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 3
Mainkanlah peran sebagai personel SDM dalam beberapa tipe perusahaan:
restoran makanan cepat saji, dealer penjualan mobil, toko eceran yang menjual
alat-alat elektronik, badan pemerintah, dan perusahaan besar berskala
internasional.
•Daftarkan permasalahan yang seharusnya Anda masukkan dalam kode etik.
•Selain sebuah kode etik, elemen lain apakah yang akan Anda masukkan ke
dalam program etika?
•Bagaimana Anda mendefinisikan “keberhasilan”? Apakah ada fakta lainnya
yang perlu Anda kumpulkan untuk membuat keputusan ini?
•Bagaimana Anda mengukur keberhasilan? Bagaimana Anda mengukur apakah
program etika Anda “berjalan”?
•Siapa saja yang Anda definisikan sebagai pemegang kepentingan utama?
•Apa kepentingan mereka terhadap program Anda dan apa saja dampaknya
bagi tiap pemegang kepentingan perusahaan Anda? Bagaimana pengukuran
keberhasilan program memengaruhi tipe orang yang tertarik terhadap
perusahaan atau yang paling termotivasi dalam organisasi Anda?
•Bagaimana Anda akan menjawab pertanyaan-pertanyaan CEO mengenai
perannya dalam memajukan etika?

BAB 4 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 4


Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, Anda akan mampu untuk:
1.Mendefinisikan budaya perusahaan.
2.Menjelaskan dampak budaya perusahaan terhadap pengambilan
keputusan yang etis.
3.Mendiskusikan berbagai perbedaan antara budaya kepatuhan dan
budaya berdasarkan nilai-nilai.
4.Mendiskusikan peran kepemimpinan perusahaan dalam membangun
budaya tersebut.
5.Menjelaskan perbedaan antara pemimpin efektif dan pemimpin etis.
6.Mendiskusikan peran pernyataan misi dan aturan/kode perilaku
dalam menciptakan budaya perusahaan yang etis.
7.Menjelaskan bagaimana berbagai mekanisme pelaporan dapat
membantu mengintegrasikan etika ke dalam perusahaan.
8.Mendiskusikan peran proses penilaian, pemantauan, dan auditing
program budaya dan etika.
9.Menjelaskan penegakan budaya melalui peraturan pemerintah.

BAB 4 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 5


Pengertian Budaya Perusahaan
Setiap organisasi memiliki sebuah budaya (culture)
yang dibentuk dari sebuah pola keyakinan, harapan, dan
arti yang memengaruhi dan mengarahkan pemikiran dan
perilaku anggota organisasi tersebut.
Budaya membentuk orang-orang yang menjadi anggota
suatu organisasi.
Selain itu, ada standar dan harapan tidak tertulis yang juga
berpengaruh.

BAB 3 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 6


Pengertian Budaya Perusahaan
Mendefinisikan budaya tertentu dalam suatu organisasi sebagian
didasarkan pada persepsi dari setiap partisipan dari budaya
tersebut.
Bahkan, persepsi dapat memengaruhi budaya dengan arah
yang bersifat melingkar—sebuah budaya ada, kita
mempersepsikannya sebagai tipe budaya tertentu, kita
merespons budaya tersebut berdasarkan persepsi kita, dan
karenanya kita memberikan dampak pada pengalaman orang
lain terhadap budaya itu.

BAB 4 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 7


Pengertian Budaya Perusahaan
Beberapa elemen yang paling mudah dirasakan, seperti sikap dan
perilaku, merupakan bagian kecil dari elemen yang menyusun
budaya.
Selain itu, budaya terdapat di dalam dan ditentukan dengan
menyelami hal-hal berikut ini, antara lain:
•tempo pekerjaan
•pendekatan perusahaan terhadap humor
•metode penyelesaian masalah
•lingkungan persaingan
•berbagai insentif
•otonomi individu
•struktur yang hierarkis
BAB 4 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 8
Pengertian Budaya Perusahaan
Budaya sebuah perusahaan dapat berupa nilai pemelihara
perusahaan (sustaining value)—yang memberikan arahan dan
stabilitas selama masa-masa sulit.
Namun, nilai-nilai itu juga dapat membatasi organisasi dalam
cara-cara yang biasa digunakan untuk menangani berbagai
persoalan, seperti terlihat dari frase yang biasa digunakan:
“seperti itulah cara segala sesuatu diselesaikan di sini”
“itulah keadaan yang berlaku di sini.”
Stabilitas yang bermanfaat di satu waktu dapat menjadi sebuah
hambatan keberhasilan di lain waktu.

BAB 4 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 9


Budaya dan Etika
Ketika aturan hukum tidak mampu menyediakan
petunjuk yang lengkap bagi pengambilan keputusan
yang etis, budaya perusahaan mungkin dapat menjadi
faktor yang menentukan keputusan tersebut.
Kita dapat memahami budaya perusahaan sebagai jumlah total
dari semua tindakan perusahaan yang mendorong, membentuk,
atau memperbolehkan beberapa tipe keputusan dan mencegah
tipe keputusan lainnya.
Tanggung jawab untuk menciptakan dan mempertahankan
budaya perusahaan seperti itu diemban oleh para pemimpin
perusahaan.

BAB 3 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 10


Budaya dan Etika
Suatu budaya yang etis dapat memiliki dampak yang langsung
dan praktis pada laba/hasil akhir (bottom line).
•Jika memang diusahakan dan didukung, budaya etis yang kuat
dapat menjadi alat pencegah terhadap kerugian yang akan
menimpa para pemegang kepentingan perusahaan dan
meningkatkan laba yang berkelanjutan.
•Jika hal ini diabaikan, budaya justru dapat memperkuat persepsi
“apa pun boleh,” dan “cara apa pun boleh dipergunakan untuk
mencapai laba yang lebih baik,” yang dapat menghancurkan
keberlanjutan perusahaan dalam jangka panjang.

BAB 4 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 11


Budaya Berdasarkan Kepatuhan
dan Budaya Berdasarkan Nilai-Nilai
Ada perusahaan yang memiliki budaya berdasarkan
kepatuhan/compliance-based culture (pendekatan
tradisional), sementara yang lainnya memiliki budaya
berdasarkan nilai (values-based culture) atau budaya
berdasarkan integritas.
Perusahaan dengan budaya berdasarkan nilai dianggap sebagai
lingkungan perusahaan yang lebih fleksibel dan berpikir jauh ke
depan.
Argumen yang menyokong budaya berdasarkan nilai-nilai
didasari fakta bahwa sebuah budaya berdasarkan kepatuhan
hanya sekuat dan setepat peraturan yang diharapkan untuk
dipatuhi para pekerja.

BAB 4 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 12


TABEL 4.1 Evolusi Program Kepatuhan
menjadi Program Berdasarkan Nilai

Tradisional Progresif (penerapan paling baik)


Berfokus pada audit Berfokus pada bisnis
Berdasarkan transaksi Berdasarkan proses
Berfokus pada perhitungan finansial Berfokus pada pelanggan
Bertujuan pada kepatuhan Pengidentifikasian risiko, bertujuan
pada peningkatan proses
Berfokus pada kebijakan dan prosedur Berfokus pada manajemen risiko
Mencakup audit selama beberapa Mencakup penilaian risiko yang
tahun kontinu
Ketaatan pada kebijakan Fasilitator perubahan
Berfokus pada biaya yang Akuntabilitas terhadap hasil perbaikan
dianggarkan kinerja
Jenjang karier sebagai auditor Kesempatan atas posisi manajemen
lainnya
Metodologi: Berfokus pada kebijakan, Metodologi: Berfokus pada tujuan,
transaksi, dan kepatuhan strategi, dan proses manajemen risiko

BAB 4 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 13


Kepemimpinan Etis dan Budaya Perusahaan
Tanggung jawab untuk menciptakan dan
mempertahankan budaya perusahaan yang etis diemban
oleh para pemimpin perusahaan.
Pemimpin perlu memiliki orientasi pada orang dan terlibat
dalam tindakan etis yang nyata.
Di luar perilaku pribadi, kepemimpinan mengondisikan perilaku
etis melalui mekanisme lain, seperti dedikasi terhadap sumber
daya.

BAB 4 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 14


Kepemimpinan yang Efektif
dan Kepemimpinan yang Etis
Penting untuk membedakan antara pemimpin yang baik
dan pemimpin yang etis, yang perbedaan utamanya
terletak pada cara yang dipakai untuk memotivasi orang
lain dan untuk mencapai tujuan.
• Para pemimpin yang baik/efektif mungkin mencapai tujuan
mereka melalui penggunaan ancaman, intimidasi, pelecehan,
dan kekerasan.
• Pemimpin etis memberikan teladan perilaku yang etis,
persuasif, atau sekedar menggunakan peran kelembagaan.

BAB 4 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 15


Poin The Ethics Officer Association
Keputusan

The Ethics Officers Association bertujuan menyediakan pelatihan dan tempat


bagi para pejabat etika untuk bertukar informasi mengenai praktik terbaik.
Jika Anda membuat standar praktik bagi para pejabat etika, apa saja prinsip-
prinsip yang Anda akan masukkan? Perhatikan pertanyaan di bawah ini:
•Apa saja masalah etis yang berkaitan dengan tugas ini?
•Proses apa yang akan Anda gunakan untuk menyusun standar praktik ini?
•Bagaimana Anda mencapai keputusan terhadap apa saja yang akan
dimasukkan ke dalam standar ini?
•Apakah Anda menyusun standar-standar ini berdasarkan tanggung jawab dan
perlindungan hak? Apakah Anda cenderung menyusun aturan/kode perilaku
yang menjelaskan hasil yang diinginkan atau tidak diinginkan, atau menjelaskan
karakteristik pejabat yang “etis”? Jika Anda berfokus pada bentuk pernyataan
hak atau nilai, bagaimana agar hal ini diprioritaskan?
•Siapa saja pemegang kepentingan dari kode perilaku seperti ini? Bagaimana
keputusan Anda tentang hal-hal yang perlu dimasukkan ke dalam standar
tersebut berdampak terhadap mereka?
•Apakah Anda memiliki panduan dari luar? Apakah itu dari aturan hukum?
•Bagaimana Anda mengukur keberhasilan standar yang disusun?
BAB 4 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 16
Membangun Budaya Perusahaan
yang Berdasarkan Nilai-nilai
Pernyataan Misi, Kode Perilaku, dan Pernyataan Nilai-nilai

Salah satu perwujudan pokok dalam kepemimpinan


yang etis adalah artikulasi nilai-nilai bagi perusahaan.

• Sebelum memberikan dampak pada budaya melalui kode


perilaku (code of conduct) atau pernyataan nilai-nilai,
pertama-tama sebuah perusahaan harus menentukan misinya.
• Langkah kedua adalah artikulasi dari visi yang jelas mengenai
arah perusahaan.
• Langkah ketiga adalah mengidentifikasi langkah-langkah
yang jelas mengenai terjadinya pergeseran budaya ini.

BAB 4 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 17


TABEL 4.2 Panduan Kode Etik

The Ethics Resource Center menyediakan pedoman berikut ini dalam


menyusun kode etik:
1.Menuliskan dengan jelas tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh kode etik.
2.Dapatkan dukungan dan gagasan untuk kode tersebut dari semua tingkatan
di dalam organisasi.
3.Mengetahui perkembangan terbaru dalam hukum dan peraturan yang
memengaruhi industri Anda.
4.Tulislah sesederhana dan sejelas mungkin. Hindarilah jargon hukum dan
kalimat umum yang tidak bermakna.
5.Responsif terhadap pertanyaan dan situasi dalam kehidupan nyata.
6.Sediakanlah sumber daya untuk informasi dan arahan lebih lanjut.
7.Dalam semua bentuknya, jadikan aturan itu mudah untuk digunakan karena
sebuah aturan dianggap gagal jika tidak digunakan.

BAB 4 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 18


Membangun Budaya Perusahaan
yang Berdasarkan Nilai-nilai
Hotline Etika, Ombudsman, dan Mengintegrasikan Budaya Etis

Integrasi memiliki berbagai bentuk, tergantung dari


budaya organisasi dan tujuan akhir dari proses tersebut.

Salah satu elemen yang paling menentukan adalah komunikasi,


karena menjelaskan tujuan, prioritas, atau proses.
•Tindakan mengadukan (whistleblowing) merupakan salah satu
masalah klasik dalam etika bisnis, melibatkan pengungkapan
aktivitas yang tidak etis atau ilegal kepada seseorang yang
memiliki wewenang untuk mengambil tindakan mencegah atau
menghukum perbuatan yang salah.

BAB 4 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 19


Uji Tindakan Mengadukan dalam Bahasa yang Berbeda
Realitas —Pendekatan Internasional

Tara Radin dan Martin Calkins


Tindakan mengadukan sering dianggap sebagai ciri khas Amerika. Bahkan,
istilah “mengadukan (whistleblowing)” berasal dari tindakan polisi meniup peluit
untuk memperingatkan orang lain terhadap perbuatan ilegal.
PEMBAGIAN INTERNASIONAL
Di Amerika Serikat, respons untuk melindungi tindak pengaduan sebagian besar
telah dilakukan oleh pemerintah. Di dalam lingkungan kerja internasional, sering
kali perundang-undangan tidak tersedia. Mengadu masih dipandang negatif
karena diasosiasikan dengan perbuatan yang buruk/ilegal. Karenanya dalam
banyak hal, pemantauan eksternal menjadi sebuah alternatif untuk mengadu.
SOLUSI-SOLUSI BISNIS
Perusahaan dapat mendukung suara-suara pengadu potensial dengan
menciptakan mekanisme internal agar mereka bisa didengar. Bagi bisnis secara
umum, mendukung aturan hukum, pemerintah, dan organisasi LSM setempat
dapat sangat menguntungkan. Penting untuk diingat bahwa tujuan kita bukanlah
untuk meningkatkan tindakan mengadukan itu sendiri. Sebaliknya, kita
menyadari ketidaksempurnaan perusahaan dan para manajer selain kerentanan
pemegang kepentingan perusahaan, baik internal maupun eksternal.
BAB 4 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 20
Membangun Budaya Perusahaan
yang Berdasarkan Nilai-nilai
Hotline Etika, Ombudsman, dan Mengintegrasikan Budaya Etis

Sayangnya, jika kita tidak dapat mengukur sesuatu,


sering kali kita akan mengurangi tingkat
kepentingannya.
Pada saat kita tidak dapat mengukur, menilai, atau memantau
budaya maka akan sulit untuk mendorong orang-orang di
organisasi untuk memperhatikannya.
Meskipun begitu, pemantauan dan audit etika yang terus-
menerus menjadikan organisasi mampu untuk menyingkap
kerapuhan yang tersembunyi yang dapat menjadi masalah bagi
perusahaan di masa depan.

BAB 4 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 21


Uji Tanda-tanda
Realitas Peringatan!

PricewaterhouseCoopers (PwC) menawarkan sebuah daftar tanda-tanda


peringatan awal dari organisasi yang bermasalah secara etis, yang dapat
mengindikasikan wilayah-wilayah yang patut dikawatirkan terdapat kecurangan,
konflik kepentingan, kendali yang tidak efektif, ketidakseimbangan wewenang,
tekanan yang tidak sesuai, atau lainnya.
Di sisi lain, Institute for Business, Technology and Ethics menyebutkan delapan
ciri-ciri budaya perusahaan yang sehat berikut ini:
1.Sikap keterbukaan dan rasa malu dari tingkatan atas sampai bawah dalam
tubuh organisasi.
2.Sebuah lingkungan dengan akuntabilitas dan rasa tanggung jawab pribadi.
3.Kebebasan dari mengambil risiko dalam batas yang sesuai.
4.Komitmen yang besar untuk “melakukannya dengan benar.”
5.Kesediaan untuk bersikap toleran dan belajar dari kesalahan.
6.Integritas dan konsistensi yang tidak perlu dipertanyakan lagi.
7.Pengejaran terhadap pemikiran kolaborasi, intregrasi, dan holistik.
8.Keberanian dan ketekunan dalam menghadapi kesulitan.

BAB 4 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 22


Pemberian Mandat dan Penegakan Budaya:
Federal Sentencing Guidelines
Ketika mekanisme internal untuk menciptakan budaya
perusahaan terbukti tidak cukup, komunitas bisnis dapat
mengharapkan peraturan pemerintah untuk mengisi
kekosongan itu.
Dimulai pada tahun 1987, United States Sentencing
Commission (USSC) menetapkan Federal Sentencing
Guidelines (pedoman pemberian hukuman federal) yang bersifat
wajib dalam sistem federal bagi individual dan organisasi, untuk
menetapkan keseragaman dan keadilan.
•Pedoman tersebut berupaya memberikan penghargaan kepada
perusahaan-perusahaan yang menciptakan sistem etika dan
kepatuhan yang efektif.

BAB 4 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 23


Poin Tekanan Hukum untuk
Keputusan Melanggar Prinsip Kerahasiaan

Melindungi kerahasiaan adalah salah satu alat paling efektif dalam menciptakan
budaya perusahaan agar perilaku ilegal dan tidak etis dapat diungkap.
Namun, Federal Sentencing Guidelines dapat menciptakan dilema etis yang
nyata: Aturan ini memerintahkan pengurangan hukuman yang signifikan bagi
perusahaan yang dengan segera melaporkan potensi terjadinya perbuatan
salah kepada otoritas pemerintah, sementara kegagalan untuk menjanjikan
kerahasiaan juga dapat menjadi bukti sistem etika dan kepatuhan yang tidak
efektif (yang berpotensi risiko dikenakan penalti hukum yang lebih berat).
Haruskah pejabat etika menjamin prinsip kerahasiaan orang-orang yang
melaporkan perbuatan salah, atau haruskah melanggar kepercayaan tersebut
untuk melindungi perusahaan dari penuntutan?
•Fakta-fakta apa yang ingin Anda ketahui sebelum membuat keputusan ini?
•Apakah Anda dapat membayangkan jalan keluar kreatif atas dilema ini?
•Kepada siapa pejabat etika bertanggung jawab?
•Apa saja konsekuensi yang mungkin timbul dari setiap keputusan tersebut?

BAB 4 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 24


Bacaan 4-1

Terkadang Bisnis yang Baik Berarti bahwa Pelanggan Tidak


Selalu Menjadi yang Utama
Tara Radin
Meski hampir semua pebisnis mengasumsikan bahwa pelanggan adalah yang
utama dan pendekatan ini berjalan dengan baik pada banyak perusahaan, itu
bukanlah satu-satunya cara untuk melakukan bisnis yang baik.
Hampir selalu ada banyak pemegang kepentingan terlibat—pelanggan,
karyawan, pemegang saham, dan lain-lain.
Tidak ada aturan universal mengenai siapa yang harus diutamakan;
perusahaan harus memutuskan sendiri bagaimana cara mereka
menyeimbangkan dan menyelesaikan kepentingan yang saling bertentangan
dari para pemegang kepentingan perusahaan menurut misi dan budaya
organisasi mereka.

BAB 4 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 25


Bacaan 4-2

Penilaian dan Perencanaan Perubahan Budaya Organisasi di


NASA
Catatan editor: Setelah kecelakaan Pesawat Luar Angkasa Columbia (delapan tahun
setelah Pesawat Luar Angkasa Challenger meledak saat lepas landas), National
Aeronautics and Space Administration (NASA) menunjuk Columbia Accident
Investigation Board (CAIB) untuk menyelidiki penyebab kecelakaan itu.
Hasilnya, tanggung jawab terhadap kecelakaan tersebut dikaitkan pada budaya
dan praktik yang terjadi di NASA dan juga pada faktor fisik atau mekanik.
NASA kemudian menyewa perusahaan konsultasi Behavioral Science Technology
(BST) untuk merekomendasikan perubahan dalam organisasi.

BAB 4 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 26


Budaya NASA pada saat itu mencerminkan sebuah organisasi dalam transisi,
dengan banyak inisiatif yang dilakukan terus-menerus dan kurangnya
pemahaman terhadap “bagaimana membuat semua itu cocok satu sama lain.”
Budaya ini tidak sepenuhnya mencerminkan dukungan organisasi terhadap
nilai-nilai pokok Keselamatan, Orang-orang, Keunggulan, dan Integritas.
•Keselamatan adalah konsep yang sangat dipegang teguh oleh personel
NASA, namun belum tercipta budaya yang sepenuhnya mendukung
keselamatan.
•Orang-orang tidak merasa dihormati atau dihargai oleh organisasi.
•Keunggulan adalah nilai yang sangat dihargai ketika menyangkut kerja
teknis, tetapi tidak dilihat sebagai hal sangat penting dalam aspek operasi
perusahaan lainnya (seperti manajemen, administrasi, atau komunikasi).
•Integritas dipahami secara umum dan dimanifestasikan dalam pekerjaan,
tetapi tampaknya terdapat sinyal yang dikirim (mungkin secara tidak sengaja)
oleh manajemen bahwa mengangkat suatu permasalahan tidak akan disambut
dengan baik.

BAB 4 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 27


Bacaan 4-3

Di Dalam Arthur Andersen


Sarah Smith
Catatan editor: Sarah Smith adalah mantan karyawan perusahaan konsultan Arthur
Andersen yang mem-posting artikel ini mengenai perspektifnya tentang budaya dalam
Andersen ke dalam blog pribadinya setelah ia tidak lagi bekerja di perusahaan itu dan
setelah kebangkrutan perusahaan tersebut.
Dulu Arthur Andersen LLP merupakan perusahaan penyedia jasa keuangan
bersifat limited liability yang sangat dihormati dengan karyawan lebih dari
77.000 di kantornya di seluruh dunia, perusahaan mendapat reputasi buruk
(dan surat keluhan dari sebagian besar kliennya) ketika terkuak skandal
akuntansi Enron pada tahun 2002.
Meskipun saya menyadari bahwa secara umum terdapat pandemi dalam
budaya perusahaan, ada sesuatu yang berkaitan dengan lingkungan fantastis
inheren dari perusahaan jasa keuangan ini yang memperbesar karakteristik
tidak menyenangkan dari tahap akhir budaya pekerja kerah putih kapitalis.

BAB 4 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 28

Anda mungkin juga menyukai