Anda di halaman 1dari 28

etika bisnis

Pengambilan Keputusan untuk Integritas HARTMAN


Pribadi dan Tanggung Jawab Sosial DESJARDINS
Bab
2
Pengambilan Keputusan
yang Etis: Dalam Konteks
Pribadi dan Profesional

ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 2


Kasus Apa yang Akan
Pembuka Anda Lakukan

Bayangkan Anda sebagai orang yang pertama kali memasuki kelas etika bisnis.
Ketika duduk, Anda menemukan sebuah iPod di lantai, di bawah kursi yang
berdekatan dengan Anda. Anda mengambilnya dan menyalakannya. iPod itu
berfungsi dengan baik, bahkan memuat beberapa musik favorit Anda. Melihat-
lihat sekeliling, Anda menyadari bahwa Anda masih sendirian di ruangan itu dan
tidak seorang pun yang akan tahu jika Anda menyimpannya. Karena tidak dapat
memutuskan dengan segera, dan mahasiswa lainnya mulai memasuki kelas,
Anda menaruh kembali iPod itu di lantai, di samping tas dan buku Anda. Ketika
kelas sudah dimulai, Anda menyadari bahwa Anda memiliki waktu sepanjang
perkuliahan itu untuk memutuskan apa yang akan dilakukan. Apa yang akan
Anda pikirkan ketika Anda duduk di sana? Apa yang akan Anda lakukan?
Sekarang mari kita ubah skenarionya. Anda duduk di samping orang yang
menemukan iPod itu. Ketika kelas dimulai, ia mencondongkan tubuhnya,
menceritakan apa yang terjadi, dan meminta saran Anda.
Terakhir, bayangkan Anda sebagai perwakilan mahasiswa pada dewan yudisial
kampus. Mahasiswa yang menemukan iPod itu memutuskan untuk
menyimpannya dan belakangan dituduh mencuri. Bagaimana keputusan Anda?
BAB 2 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 3
Kasus Apa yang Akan
Pembuka Anda Lakukan

• Fakta-fakta utama apa saja yang harus Anda pertimbangkan sebelum


membuat sebuah keputusan, ketika Anda dalam posisi sebagai orang yang
menemukan iPod, temannya, ataupun anggota dewan yudisial?
• Apakah ini adalah sebuah isu etis? Tepatnya, aspek etis apa saja yang terlibat
dalam keputusan Anda?
• Siapa lagi yang terlibat, atau seharusnya dilibatkan, dalam keputusan ini?
Siapa yang memiliki kepentingan terhadap hasilnya?
• Alternatif-alternatif lain apa saja yang tersedia untuk Anda? Konsekuensi-
konsekuensi apa saja dari setiap alternatif tersebut?
• Bagaimana pengaruh setiap alternatif tersebut terhadap orang-orang yang
telah Anda identifikasi memiliki kepentingan terhadap hasilnya?
• Di manakah Anda mungkin mencari bimbingan tambahan untuk membantu
Anda menyelesaikan dilema ini?

BAB 2 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 4


Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini, Anda akan mampu untuk:


1.Menggambarkan sebuah proses pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab secara etis.
2.Menerapkan model ini di dalam poin keputusan etis.
3.Menjelaskan alasan mengapa orang “baik” mungkin melakukan
perilaku tidak etis.
4.Menyelidiki dampak dari peran manajerial terhadap sifat
pengambilan keputusan kita.

BAB 2 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 5


Sebuah Proses Pengambilan
Keputusan untuk Etika
Langkah pertama dalam pengambilan keputusan yang
bertanggung-jawab secara etis adalah menentukan fakta-
fakta dalam situasi tersebut.
Adalah hal yang sangat penting untuk:
• memberikan upaya yang cukup untuk memahami situasi,
• membedakan fakta-fakta dari opini belaka.

BAB 2 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 6


Sebuah Proses Pengambilan
Keputusan untuk Etika
Perbedaan persepsi (perceptual differences) dalam bagaimana
seseorang mengalami dan memahami situasi dapat menjelaskan
banyak perdebatan etis.
Mengetahui fakta-fakta dan meninjau secara cermat keadaannya
akan memberikan kemudahan dalam memecahkan perselisihan
pendapat pada tahap awal.

BAB 2 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 7


Sebuah Proses Pengambilan
Keputusan untuk Etika
Langkah kedua dalam pengambilan keputusan etis yang
bertanggung jawab mensyaratkan kemampuan untuk mengenali
sebuah keputusan atau permasalahan sebagai sebuah keputusan
etis atau permasalahan etis.
Kita dapat dengan mudah tersesat karena gagal mengenali adanya
komponen etis dalam sebagian keputusan.
Mengidentifikasikan isu-isu etis yang terlibat merupakan langkah
selanjutnya dalam membuat keputusan yang bertanggung jawab.

BAB 2 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 8


Sebuah Proses Pengambilan
Keputusan untuk Etika
Dalam konteks bisnis, merupakan hal yang mudah untuk sangat
terfokus dalam aspek finansial dari keputusan sehingga aspek etis
luput dari pengamatan seseorang.
Beberapa penulis telah menyebut ketidakmampuan untuk
mengenali isu etis ini dengan sebutan miopi normatif (normative
myopia), atau penglihatan sempit terhadap nilai-nilai.
Miopi normatif tidak hanya terjadi di dunia bisnis.

BAB 2 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 9


Sebuah Proses Pengambilan
Keputusan untuk Etika

Uji Realitas Apakah Ada Etika dalam Menulis Esai?

BAB 2 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 10


Sebuah Proses Pengambilan
Keputusan untuk Etika
Langkah ketiga dalam pengambilan keputusan yang etis
melibatkan satu dari elemen vitalnya:
Kita diminta untuk mengidentifikasi dan mempertimbangkan
semua pihak yang dipengaruhi oleh sebuah keputusan, orang-
orang ini biasa disebut dengan “para pemegang/pemangku
kepentingan (stakeholders).”
Para “pemegang kepentingan” mencakup semua kelompok
dan/atau individu yang dipengaruhi oleh sebuah keputusan,
kebijakan, atau operasi suatu perusahaan atau seseorang.

BAB 2 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 11


Sebuah Proses Pengambilan
Keputusan untuk Etika
Langkah keempat, kita perlu mempertimbangkan alternatif-
alternatif yang tersedia.
Kreativitas dalam mengidentifikasi pilihan-pilihan—yang juga
disebut dengan “imajinasi moral (moral imagination)”—adalah
satu elemen yang membedakan antara orang baik yang
mengambil keputusan etis dengan orang baik yang tidak
melakukan hal tersebut.
Penting untuk tidak hanya mempertimbangkan pilihan-pilihan
dengan dilema tertentu, tetapi juga pilihan-pilihan yang hampir
tidak terpikirkan yang mungkin tidak terlalu jelas terlihat pada
saat pertama.

BAB 2 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 12


Sebuah Proses Pengambilan
Keputusan untuk Etika
Langkah kelima dalam proses pengambilan keputusan adalah
membandingkan dan mempertimbangkan alternatif-alternatif
Cara yang paling mudah adalah dengan mencoba menempatkan
diri dalam posisi orang lain.
Memahami sebuah situasi dari sudut pandang orang lain,
berusaha untuk “menjadi diri mereka”, memberikan kontribusi
signifikan dalam pengambilan keputusan etis yang bertanggung
jawab.
Mempertimbangkan alternatif-alternatif itu akan melibatkan
prediksi konsekuensi yang (1) paling mungkin, (2) dapat diduga,
dan (3) mungkin akan menimpa semua pemegang kepentingan
yang terkait.
BAB 2 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 13
Sebuah Proses Pengambilan
Keputusan untuk Etika
Langkah keenam adalah membuat sebuah keputusan.
Langkah ketujuh, dengan kemampuan untuk belajar dari
pengalaman yang membentuk sebuah tanggung jawab untuk
kemudian mengevaluasi implikasi dari keputusan yang diambil,
kita memantau dan belajar dari hasil, dan memodifikasi tindakan
berdasarkan pengalaman tersebut ketika dihadapkan dengan
tantangan serupa di masa depan.

BAB 2 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 14


PERAGA 2.1 Sebuah Proses Pengambilan Keputusan yang Etis

• Menentukan fakta-fakta
• Mengidentifikasi isu-isu etis yang terlibat
• Mengidentifikasi para pemegang kepentingan dan mempertimbangkan
situasi dari sudut pandang mereka
• Mempertimbangkan alternatif-alternatif yang tersedia—juga disebut dengan
“imajinasi moral”
• Mempertimbangkan bagaimana sebuah keputusan dapat memengaruhi
para pemegang kepentingan, membandingkan dan mempertimbangkan
alternatif-alternatif, berdasarkan:
- Konsekuensi-konsekuensi
- Kewajiban-kewajiban, hak-hak, prinsip-prinsip
- Dampak bagi integritas dan karakter pribadi
• Membuat sebuah keputusan
• Memantau hasil

BAB 2 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 15


Poin Menerapkan Model
Keputusan Pengambilan Keputusan

Richard Grasso adalah mantan chairman New York Stock Exchange.


Di tahun terakhirnya, ia menerima kompensasi $140 juta dan
tunjangan pensiun $48 juta. Grasso mengundurkan diri di tengah
kritikan masyarakat berkaitan paket pembayaran ini dan sepakat
melepaskan $48 juta tunjangan pensiunnya.
Haruskah Grasso mengembalikan uang $139,5 juta yang ia terima?
Kiranya Anda ingin tahu apa yang telah ia lakukan untuk mendapatkan gaji ini.
Apa saja tanggung jawabnya? Mungkin Anda juga ingin tahu siapa yang
memutuskan bahwa ia harus menerima uang sebanyak itu dan keputusan ini
dibuat dalam kondisi seperti apa.
Keprihatinan menyangkut konflik kepentingan, kecurangan, penipuan,
kesalahan alokasi dana, dan pencurian, serta pertanyaan etis pribadi seperti
keserakahan dan arogansi, akan muncul di benak kita.
Investor individual mungkin tidak memiliki banyak pilihan untuk merespons
kejadian ini. Tetapi, sebagai warga negara, kita memiliki pilihan-pilihan lain.

BAB 2 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 16


Ketika Pengambilan Keputusan Etis Tidak Berjalan
Baik: Mengapa Orang “Baik” Bertindak “Buruk”?
Terkadang, orang-orang yang berniat baik gagal
mengambil keputusan yang bersifat etis.

Beberapa batu sandungan terhadap tindakan yang bertanggung


jawab:
•Ketidaktahuan.
•Pertimbangan alternatif-alternatif yang terbatas.
•Penyederhanaan aturan keputusan dengan alasan kenyamanan.
•Pemilihan alternatif yang memenuhi kriteria keputusan minimal
—“satisficing” (memuaskan).
•Lebih mudah untuk melakukan hal yang salah.

BAB 2 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 17


Uji Realitas Etika Berbuat Curang

BAB 2 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 18


Poin Nilai dari
Keputusan Nilai-nilai

Di sekitar kita terdapat penurunan nilai-nilai…bukan hanya besarnya


keserakahan yang meliputi kehidupan bisnis kita melainkan bukti bahwa kita
tidak berniat berkorban demi etika dan nilai-nilai yang kita akui. Sebuah etika
tidak menjadi etika dan sebuah nilai tidak menjadi nilai tanpa adanya
pengorbanan. Sesuatu yang diserahkan, sesuatu yang tidak kita ambil. Sesuatu
yang tidak kita diperoleh.
Jerome Kohlberg, Jr., dalam pidato kepada para investor saat masa pensiun
dari perusahaan ekuitas swastanya, Kohlberg, Kravis, Roberts & Co.
Apa nilai-nilai yang paling penting bagi Anda? Apa yang bersedia Anda
korbankan untuk mempertahankan nilai-nilai yang Anda anut? Apa yang
penting? Apa saja prioritas Anda?
Nilai-nilai apa yang membuat Anda keluar dari suatu pekerjaan? Apa yang
membuat Anda bersedia mengorbankan diri? Apa sikap Anda, secara pribadi
dan profesional?
Apakah tidak penting untuk memikirkan jawaban dari setiap pertanyaan tersebut
sebelum Anda benar-benar berhadapan dengan sebuah keputusan?

BAB 2 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 19


Pengambilan Keputusan yang
Etis dalam Peran Manajerial
Keadaan sosial dapat mempermudah ataupun mempersulit kita
untuk bertindak sesuai dengan penilaian kita.
Dalam situasi bisnis, para individu harus mempertimbangkan
implikasi etis dari pengambilan keputusan pribadi dan
profesional (personal and professional decision making).

BAB 2 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 20


Pengambilan Keputusan yang
Etis dalam Peran Manajerial
Penilaian Anda mengenai kasus iPod mungkin akan
sangat berbeda jika teman Andalah yang telah
menghilangkannya, atau Anda adalah pengajar di kelas
itu atau anggota dewan yudisial kampus.
Penilaian kita terhadap Richard Grasso mungkin berubah ketika
mengetahui bahwa tanggung jawab profesionalnya antara lain
mengawasi badan yang mengelola perusahaan-perusahaan yang
membayar gajinya.

BAB 2 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 21


Meninjau Kembali Apa yang Akan
Kasus Pembuka Anda Lakukan?

Untuk menerapkan model pengambilan keputusan kita dalam kasus iPod,


pertama-tama kita akan mencoba menentukan fakta-fakta. Mengetahui iPod itu
berfungsi dengan baik dan mengetahui harganya menjadi bukti bahwa benda itu
ditinggalkan dengan tidak sengaja. Biaya membeli iPod tersebut menjadikannya
isu etis mengenai hak, kebahagiaan, integritas pribadi, dan kejujuran.
Proses berpikir Anda dapat menyimpulkan bahwa kasus ini berdampak lebih
luas. Orang-orang akan membicarakan iPod yang dicuri atau iPod yang
dikembalikan, yang akan meningkatkan atau mencoreng budaya kampus atas
kepercayaan dan kejujuran.
Membayangkan diri sebagai orang yang kehilangan iPod itu, atau sebagai
mahasiswa yang diadili dalam pemeriksaan yudisial kampus, akan memberikan
perspektif yang lebih luas daripada hanya memikirkan diri sendiri. Dengan
mempertimbangkan sulitnya bekerja sambil kuliah guna membeli iPod baru pun
dapat memberikan perspektif penting lainnya. Terakhir, pertimbangan mengenai
integritas pribadi akan mendorong Anda untuk memikirkan tipe orang yang
menyimpan barang orang lain, kemudian menanyakan diri sendiri apakah Anda
adalah orang seperti itu atau ingin menjadi seperti itu.

BAB 2 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 22


Bacaan 2-1

Meninggalkan Mitos “Hanya Sekolah”


Tara Radin
Kecurangan adalah perolehan kesempatan yang tak wajar. Plagiasi adalah
satu bentuk kecurangan: Seseorang mengatasnamakan hasil kerja orang lain
sebagai miliknya, dengan menggunakan perkataan atau ide orang lain tanpa
menyebutkan sumbernya.
Banyak mahasiswa berusaha memberikan alasan atas perilaku tidak terhormat
dengan mengatakan, “Itu hanyalah sekolah.” Kenyataannya, perilaku di kelas
mencerminkan”dunia nyata.” Mahasiswa yang duduk di belakang Anda
menjadi rekan kerja di sebelah Anda, atau perwakilan pemasaran ketika Anda
menegosiasikan suatu pembelian untuk kantor Anda.
Pertanyaan yang harus Anda ajukan adalah, “Apakah saya ingin hidup dalam
sebuah komunitas yang dibangun berdasarkan kepercayaan?” Anda sendirian
tidak dapat membangun sebuah komunitas seperti itu, tetapi apakah Anda
ingin tinggal di dalamnya? Jika ya, Anda harus mewujudkannya dengan
menjadi orang yang dapat dipercaya dan terhormat.
BAB 2 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 23
Langkah pertama: Meninggalkan mitos “hanya sekolah.” Cara Anda bersikap
dalam satu ruang lingkup hidup akan memengaruhi sikap Anda di ruang
lingkup lainnya. Ketika Anda tidak dapat mengendalikan tindakan orang
lain, Anda dapat mengendalikan tindakan Anda sendiri. Jika Anda berbuat
curang, sadarilah itu sebagai sebuah pilihan yang memiliki konsekuensi.
Langkah kedua: Memutuskan sejauh mana toleransi dan penerimaan Anda
atas tindakan orang lain. Bahkan, jika Anda memutuskan untuk tidak
melaporkan tersangka pelanggaran kehormatan (sebagai seorang
mahasiswa) atau pelanggaran hukum (sebagai orang dewasa),
permasalahannya adalah bagaimana Anda merespons persoalan yang
terjadi.
Ketika seseorang bertindak tidak terhormat, Anda dapat memilih untuk tidak
berinteraksi lagi dengan orang itu. Mungkin ada yang berkata bahwa Anda
akan berakhir dalam sebuah komunitas yang sangat kecil. Namun, andaikan
beberapa orang mengambil pilihan yang sama, lama-kelamaan komunitas
itu akan membesar.

BAB 2 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 24


Bacaan 2-2

Perumpamaan Seorang Sadhu


Bowen H. McCoy
Dalam perjalanan ke puncak Himalaya, beberapa rombongan pendaki asing
serta para portir dan pemandu Sherpa menemukan seorang sadhu (orang suci
India) dalam keadaan kritis karena kedinginan.
Tekanan perjalanan membuat kebanyakan orang dalam rombongan itu
menolong sang sadhu sebatas tidak terlalu membahayakan diri mereka sendiri,
sebagian bahkan sama sekali menolak untuk membantunya.
Sang sadhu diberi beberapa lembar pakaian serta makanan dan minuman.
Kondisinya membaik, tapi perlu segera menemukan tempat berlindung.
Sayangnya, tempat itu berada jauh dari tempat mereka berada saat itu.
Satu-satunya orang yang paling berusaha membantu sang sadhu, akhirnya
tidak mampu berbuat lebih banyak karena tidak mendapat dukungan
kelompok.
Tidak ada yang tahu apakah sang sadhu selamat. Terakhir kali, ia terlihat
cukup kuat dan berjalan sendiri ke arah tempat berlindungnya.
BAB 2 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 25
Dalam situasi perusahaan yang kompleks, individu membutuhkan dan berhak
atas dukungan dari kelompok. Jika tidak, individu tidak akan mengetahui
bagaimana harus bertindak.
Dengan tersedianya dukungan, individu akan memiliki andil dalam
keberhasilan kelompoknya, serta dapat banyak membantu dalam proses
membangun dan memelihara budaya perusahaan.
Tantangan yang dihadapi manajemen adalah untuk peka terhadap kebutuhan
individu, membentuk mereka, serta mengarahkan dan memfokuskan mereka
terhadap keuntungan kelompok secara keseluruhan.

BAB 2 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 26


Bacaan 2-3

Ketika Orang-orang Baik melakukan Hal-hal Buruk di Tempat


Kerja
Perilaku di Luar Kepala, Gangguan, dan Hambatan Pengecualian Moral dari
Perilaku Etis dalam Pekerjaan
Dennis J. Moberg
Tidak semua kelakuan buruk perusahaan dilakukan oleh orang jahat. Dalam
situasi tertentu, orang-orang baik, karena kurang hati-hati, melakukan hal yang
buruk. Kita harus mengidentifikasi faktor situasional yang menghalangi orang
untuk melakukan yang terbaik dan mengeliminasinya kapan pun kita bisa.
Faktor situasional pertama adalah skrip, yaitu prosedur dalam menangani
suatu situasi berdasarkan pengalaman. Skrip disimpan dalam ingatan secara
refleks dan di luar kepala. Alih-alih aktif berpikir, dalam sebuah situasi yang
sangat dikenal kita justru menyimpan energi mental untuk tujuan lain dan
bersikap seakan-akan sedang terbang dengan kendali pilot otomatis.

BAB 2 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 27


Faktor situasional kedua adalah gangguan. Ketidakpedulian mengenai
gangguan dalam pekerjaan kebanyakan terjadi ketika para pegawai, dengan
cara yang terbatas dalam mendapatkan perspektif, didorong untuk fokus
dan tergerak.
Cara terbaik untuk melawan kecenderungan ini adalah dengan memberikan
model pengendalian diri yang dilakukan oleh para manajer senior. Suatu
budaya organisasi yang memfasilitasi keseimbangan antara pekerjaan
dengan keluarga, atau mendorong keterlibatan pegawai dalam komunitas,
dapat memindahkan pengalaman yang seharusnya tidak dilihat semata-mata
sebagai gangguan di pusat kesadaran.
Faktor situasional ketiga adalah kecenderungan manusia untuk secara moral
mengecualikan orang-orang tertentu. Hal ini terjadi ketika orang atau
kelompok dipersepsikan berada di luar batasan dari ruang lingkup di mana
nilai-nilai dan pertimbangan moral tentang keadilan berlaku.
Contoh yang paling jelas terjadi selama masa perang ketika warga negara
suatu negara memandang para musuhnya sebagai orang jahat.

BAB 2 ETIKA BISNIS - Hartman & Desjardins 28

Anda mungkin juga menyukai