Jelaskan mengapa dalam gaya kepemimpinan situasional bahwa gaya intruksi
adalah (G.1) gaya yang tidak efektif/tepat untuk diterapkan pada tingkat kematangan bawahan yang Sedang menuju tinggi (M,3) Jawaban: Pada bawahan yang memiliki tingkat kematangan sedang menuju tinggi (M3) gaya kepemimpinan yang dibutuhkan adalah pemimpin yang memberikan dukungan yang tinggi dan arahan yang lebih rendah. Sedangkan gaya instruksi (G1) adalah memberi banyak arahan tetapi rendah dukungan di mana hal tersebut kurang dibutuhkan pada bawahan M3. Jika pemimpin G1 diterapkan pada M3, maka bawahan tersebut akan cenderung mengabaikan instruksi pemimpinnya karena yang dibutuhkan adalah lebih banyak dukungan daripada arahan.
2. Jelaskan mengapa dalam gaya kepemimpinan situasional bahwa gaya
Partisipasi adalah (G.3) gaya yang tidak akan efektif/tepat untuk diterapkan pada tingkat kematangan bawahan yang Rendah menuju sedang (M,2) Jawaban: Pada bawahan yang memiliki tingkat kematangan rendah menuju sedang (M2) gaya kepemimpinan yang dibutuhkan adalah pemimpin yang memberikan banyak dukungan sekaligus arahan. Sedangkan gaya partisipasi (G3) hanya memberikan dukungan yang tinggi, tetapi arahannya rendah. Hal tersebut tidak akan efektif karena bawahan belum mengerti sepenuhnya akan tugas-tugasnya, maka harus lebih banyak diberi arahan oleh pemimpinnya. Gaya kepemimpinan yang cocok adalah gaya konsultasi (G2).
3. Tugas bawahan dengan tingkat Kematangan M.1 akan dilaksanakan dengan
baik/efektif apabila pimpinan menerapkan Gaya Intruksi dengan Kekuasaan Paksaan, mengapa demikian jelaskan? Jawaban: Dengan gaya instruksi, maka bawahan akan lebih produktif dalam melakukan pekerjaannya sekaligus tahu apa yang harus dikerjakannya. Apabila ditambah dengan kekuasaan paksaan maka bawahan akan merasa takut apabila tidak mengerjakan pekerjaannya. Rasa takut tersebut dapat terjadi salah satunya karena pemimpin melakukan suatu ancaman akan mengenakan sanksi apabila bawahan tidak mematuhinya.
4. Tugas bawahan dengan tingkat Kematangan M.2 akan dilaksanakan dengan
baik/efektif apabila pimpinan menerapkan Gaya Kunsultasi dengan Kekuasaan Penghargaan, mengapa demikian jelaskan? Jawaban: Bawahan dengan tingkat kematangan M2 menunjukkan rasa kemauannya untuk bekerja, tetapi tidak tahu dengan apa yang harus ia kerjakan. Maka gaya konsultasi (G2) yang memberi dukungan dan arahan yang tinggi akan sangat membantu bawahan tersebut dalam memahami pekerjaannya. Sedangkan kekuasaan penghargaan akan sangat memotivasi bawahan tersebut untuk tetap semangat dan melakukan arahan pemimpin karena setiap pekerjaan yang ia selesaikan diberi imbalan penghargaan. 5. Tugas bawahan dengan tingkat Kematangan M.3 akan dilaksanakan dengan baik/efektif apabila pimpinan menerapkan Gaya Partisipasi dengan Kekuasaan Referensi, mengapa demikian jelaskan? Jawaban: Bawahan dengan tingkat kematangan M3 berarti bawahan tersebut memiliki kemampuan, tetapi tidak memiliki kemauan. Maka gaya partisipasi (G3) akan lebih baik diterapkan kerena pemimpin akan memberikan banyak dukungan yang diperlukan kepada bawahan tersebut. Sedangkan kekuasaan referensi berarti pemimpin tersebut memiliki karisma atau kepribadian yang menarik. Dengan demikian pemimpin yang memiliki kepribadian menarik akan mampu memengaruhi bawahannya.
6. Tugas bawahan dengan tingkat kematangan M.4 akan dilaksanakan dengan
baik/efektif apabila pimpinan menerapkan Gaya Delegasi dengan Kekuasaan Keahlian, mengapa demikian jelaskan ? Jawaban: Bawahan dengan tingkat kematangan M4 dianggap sudah mampu melaksanakan dan bertanggung jawab atas pekerjaannya sendiri, maka gaya delegasi akan efektif diterapkan karena pemimpin sudah memiliki kepercayaan terhadap bawahannya untuk mengerjakan pekerjaannya sendiri. Sedangkan kekuasaan keahlian muncul karena adanya keahlian ataupun keterampilan yang dimiliki oleh seseorang. Individu-individu yang memiliki keterampilan/keahlian tersebut biasanya dipercayai oleh atasannya untuk membimbing karyawan lainnya dengan benar.
Nama: Azlina Nur Safitri
NIM: 14030121120009 Kepemimpinan Bisnis 15 1. Jelaskan apa yang akan terjadi pada suatu organisasi apabila perintah tidak dilakukan! 2. Apa yang dimaksud perintah sebagai bentuk kepercayaan? 3. Jelaskan mengapa perintah harus diberikan secara hierarki dianggap cara menyampaikan perintah dengan bijak! 4. Jelaskan bagaimana perintah bisa menjadi konsekuensi yang logis! 5. Bagaimana agar perintah yang diberikan tidak menimbulkan salah persepsi?