Anda di halaman 1dari 13

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

BAB 13 MEMBANGUN SISTEM INFORMASI


13.1 Sistem Sebagai Perubahan Yang Direncanakan Dalam Perusahaan

PENGEMBANGAN SISTEM DAN PERUBAHAN ORGANISASIONAL

Teknologi informasi dapat mempromosikan variasi dari derajat perubahan


organisasional, yang berkisar dari penambahan bertahap hingga pencapaian lebih jauh. Ada 4
jenis perubahan struktural organisasional yang dimungkinkan dengan teknologi informasi:

 Otomatisasi
 Rasionalisasi
 Merancang ulang proses bisnis
 Pergeseran paradigma

Bentuk yang paling umum dari perubahan organisasional yang dimungkinkan dengan
TI adalah otomatisasi (automation). Penerapan yang pertama dari teknologi informasi yang
melibatkan penugasan para karyawan untuk mengerjakan tugas mereka dengan lebih efisisen
dan efektif.

Suatu bentuk yang lebih mendalam dari perubahan organisasional, salah satu yang
mengikuti dengan cepat dari otomatisasi awal adalah rasionalisasi prosedur (rationalization
of procedures). Rasionalisasi prosedur adalah pelurusan proseur operasional yang standar.
Rasionalisasi atas prosedur seringkali ditemukan dalam program-program untuk membuat
serangkaian peningkatan kualitas yang terus-menerus dalam produk, jasa, dan operasional,
seperti manajemen kualitas total (TQM) dan six sigma. Manajemen kualitas total (total
quality management – TQM) membuat pencapaian kualitas tujuan itu sendiri dan tanggung
jawab dari semua orang dan fungsi-fungsi dalam suatu organisasi. Six sigma (six sigma)
merupakan suatu ukuran tertentu atas mutu, merepresentasikan 3,4 kecacatan per jutaan
peluang.

Tipe perubahan organisasional yang lebih ampuh adalah merancang ulang proses
bisnis (business process redesign) yang mana proses bisnis akan dianalisis, disederhanakan
dan dirancang ulang. Merancang ulang proses bisnis akan mengorganisasi kembali alur kerja,
menggabungkan langkah-langkah untuk memangkas tugas yang sia-sia, dan menghilangkan
pengulangan, tugas yang lebih memerlukan banyak kertas.

Bentuk yang radikal dari perubahan bisnis ini disebut dengan pergeseran paradigma
(paradigma shift). Pergeseran paradigma melibatkan pemikiran kembali sifat bisnis dan sifat
dari organisasi. Pergeseran paradigma dan rekayasa teknik seringkali mengalami kegagalan
karena perubahan organisasional secara ekstensif sangat sulit untuk mengaturnya.

PERANCANGAN ULANG PROSES BISNIS

Untuk meningkatkan proses bisnis, banyak bisnis saat ini mencoba untuk
memanfaatkan teknologi informasi. Beberapa dari sistem-sistem memerlukan proses
perubahan secara bertahap, tetapi yang lainnya memerlukan lebih banyak merancang kembali
proses bisnis yang luas. Untuk menangani perubahan-perubahan tersebut, maka organisasi
beralih pada manajemen proses bisnis. Manajemen proses bisnis (business process
management – BPM) menyediakan berbagai macam alat bantu dan metodologi untuk
menganalisis proses yang telah ada, merancang proses yang baru, dan mengoptimalkan
proses-proses tersebut.

Perusahaan yang menjalankan manajemen proses bisnis harus melalui langkah-


langkah berikut ini:

1. Mengidentifikasi proses untuk perubahan: salah satu dari strategi keputusan


yang paling penting yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan adalah bukan
memutuskan bagaimana menggunakan komputer-komputer untuk meningkatkan
proses bisnis, tetapi memahami proses bisnis apakah yang memerlukan
peningkatan.
2. Menganalisis proses-proses yang telah ada: proses bisnis yang telah ada akan
dibuat model dan didokumentasikan, mencatat input, output dan sumberdaya dan
urusan aktivitas. Tim yang merancang proses akan mengidentifikasi langkah-
langkah yang redundan, tugas-tugas yang memerlukan banyak kertas, kemacetan
dan ketidakefisienan lainnya.
3. Merancang proses yang baru: ketika proses yang ada dipetakan dan diukur
dalam hal waktu dan biaya, maka tim yang merancang proses akan berusaha untuk
meningkatkan proses dengan merancang yang baru. Proses yang baru “menjadi “
lebih efisien didokumentasikan dan dibuat model untuk perbandingan dengan
proses yang lama.
4. Mengimplementasikan proses yang baru: ketika proses yang baru telah
seluruhnya dimodelkan dan dianalisis, maka harus diterjemahkan ke dalam suatu
rangkaian posedur yang baru dan aturan kerja. Sistem informasi yang baru atau
peningkatan dari sistem yang telah ada harus diimplementasikan untuk
mendukung proses perancangan ulang. Sistem yang baru dan sistem pendukung
akan diluncurkan ke dalam organisasi bisnis.
5. Pengukuran yang terus-menerus: ketika suatu proses telah diimplementasikan
dan dioptimalkan, maka perlu diukur secara terus-menerus. Karena proses dapat
memburuk dari waktu ke waktu seiring dengan para karyawan menerapkan
metode yang lama, atau mereka akan kehilangan keefektifan ketika bisnis
mengalami perubahan lainnya.

Alat Bantu Bagi Manajemen Proses Bisnis

Lebih dari 100 perusahaan perangkat lunak yang menyediakan alat bantu bagi aspek
BPM yang bervariasi, meliputi IBM, Oracle, dan TIBCO. Alat bantu tersebut membantu
bisnis dalam mengidentifikasi dan mendokumentasikan proses yang memerlukan
peningkatan, menciptakan model untuk meningkatkan proses, menangkap dan menegakkan
aturan bisnis untuk menjalankan proses, dan mengintegrasikan sistem-sistem ynag telah ada
untuk mendukung proses yang baru atau yang dirancang ulang.

Alat bantu perangkat lunak BPM juga menyediakan analitis untuk memverifikasi
bahwa kinerja dari proses telah ditingkatkan dan untuk mengukur dampak dari perubahan
proses terhadap indikator-indikator kunci dari kinerja bisnis. Beberapa alat bantu BPM
mendokumentasikan dan memonitor proses bisnis untuk membantu perusahaan dalam
mengidentifikasi ketidakefisienan, dengan menggunakan perangkat lunak untuk
menghubungkan dengan tiap-tiap sistem yang digunakan untuk proses tertentu oleh
perusahaan untuk mengidentifikasi titik-titik yang bermasalah.

Kategori alat bantu lainnya yang mengotomisasi beberapa bagian dari suatu proses
bisnis dan menegakkan aturan bisnis sehingga para karyawan akan melaksanakan proses
tersebut dengan lebih konsisten dan efisien. Kategori alat bantu yang ketiga membantu bisnis
dalam mengintegrasikan sistem yang telah mereka miliki untuk mendukung peningkatan
proses. Mereka secara otomatis mengelola proses di seluruh bisnis, mengekstrak data dari
berbagai macam sumber dan database, dan menghasilkan transaksi dalam banyak sistem
yang terkait.

13.2 Ikhtisar dari Pengembangan Sistem

Sistem informasi yang baru merupakan suatu hasil dari proses pemecahan
permasalahan organisasional. Suatu sistem informasi yang baru dibangun sebagai suatu
pemecahan bagi beberapa tipe permasalahan atau serangkaian permasalahan yang organisasi
pandang sedang mereka hadapi. Permasalahan dapat merupakan salah satu yang mana para
manajer dan para karyawan menyadari bahwa organisasi tidak berjalan sebaik yang
diharapkan, atau bahwa organisasi harus memanfaatkan keuntungan dari peluang yang baru
untuk dapat mengerjakan dengan lebih berhasil.

Aktivitas-aktivitas yang masuk ke dalam menghasilkan suatu pemecahan sistem


informasi terhadap permasalahan atau peluang organisasional dinamakan pengembangan
sistem (system development). Pengembangan sistem merupakan jenis permasalahan yang
terstruktur yang dipecahkan dengan aktivitas-aktivitas yang berbeda. Aktivitas tersebut terdiri
data analisis sistem, desain sistem, pemrograman, pengujian, konversi, serta produksi dan
pemeliharaan.

ANALISIS SISTEM

Analisis sistem (system analysis) adalah analisis suatu permasalahan yang mana suatu
perusahaan berusaha untuk memecahkannya dengan sistem informasi. Analisis sistem terdiri
atas menentukan permasalahan, mengidentifikasi penyebab-penyebabnya, menentukan solusi,
dan mengidentifikasi kebutuhan informasi yang harus dipenuhi oleh suatu solusi sistem.
Analisis sistem memerinci permasalahan dari sistem yang telah ada. Dengan memerikasa
dokumen-dokumen, kertas kerja, dan prosedur mengamati operasional sistem, dan
mewawancarai para pengguna sistem yang utama, maka analis dapat mengidentifikasi area
permasalahan dan tujuan solusi yang akan dicapai. Sering kali, solusi tersebut memerlukan
pembangunan suatu sistem informasi yang baru atau meningkatkan sistem yang telah ada.

Analisis sistem juga meliputi studi kelayakan (fensibility study) untuk menentukan
apakah suatu solusi layak ataukah tidak, atau dapat dicapai, dari sudut pandang finansial,
teknikal, dan organisasional. Studi kelayakan menentukan apakah sistem yang diusulkan
dapat menjadi investasi yang tepat atau tidak, apakah teknologi yang diperlukan bagi sistem
tersebut tersedia atau tidak dan dapat ditangani oeh para spesialis sistem informasi
perusahaan atau tidak, dan apakah organisasi dapat menangani perubahan yang diperkenalkan
oleh sistem atau tidak.

Proses analisis sistem akan mengidentifikasi beberapa alternatif solusi. Laporan


proposal sistem yang tertulis menggambarkan biaya dan manfaat, serta keuntungan dan
kerugian dari tiap-tiap alternatif. Bergantung manajemen untuk menentukan yang bauran dari
biaya, manfaat, fitur teknikal, dan dampak organisasional yang merepresentasikan alternatif
yang paling diinginkan.

Menentukan Kebutuhan Informasi

Tugas paling menantang dari analis sistem adalah menentukan kebutuhan informasi
secara spesifik yang harus dipenuhi oleh pemecahan sistem yang dipilih. Pada tingkat yang
paling dasar. Kebutuhan informasi (information requirements) dari suatu sistem yang baru
melibatkan mengidentifikasi siapa yang memerlukan informasi, di mana, kapan, dan
bagaimana. Analisis kebutuhan secara hati-hati menentukan sasaran dari sistem yang baru
atau sistem yang dimodifikasi dan mengembangkan gambaran fungsi secara terperinci yang
mana sistem yang baru harus mengerjakannya. Analisis kebutuhan yang gagal merupakan
sumber penyebab dari kegagalan sistem dan biaya pengembangan yang besar. Sistem yang
dirancang disekitar penetapan kebutuhan yang salah harus dibuang karena kinerja yang buruk
atau memerlukan modifikasi yang besar.

Beberapa permasalahan tidak memerlukan solusi sistem tambahan, tetapi hanya


membutuhkan penyesuaian dalam manajemen, pelatihan tambahan, atau perbaikan dari
prosedur organisasional. Jika permasalahn adalah yang terkait dengan informasi, maka
analisis sistem akan diperlukan untuk mendiagnosis permasalahan dan sampai pada suatu
solusi yang tepat.

DESAIN SISTEM

Analisis sistem menggambarkan apakah yang harus dilakukan oleh suatu sistem
untuk memenuhi kebutuhan informasi, dan desain sistem (system design) memperlihatkan
bagaimana sistem akan memenuhi sasaran ini. Desain dari suatu sistem adalah keseluruhan
rencana atau model bagi sistem tersebut.

Perancang sistem memerincikan spesifikasi sistem yang akan menjalankan fungsi


yang diidentifikasikan dalam analisis sistem. Spesifikasi-spesifikasi tersebut akan menangani
semua komponen manajerial, organisasional, dan teknologikal dari solusi sistem.

Sistem informasi memiliki banyak kemungkinan desain. Masing-masing desain


merepresentasikan campuran yang unik dari seluruh komponen teknikal dan organisasional.
Apa yang membuat salah satu desain menjadi lebih unggul dibandingkan yang lainnya adalah
kemudahan dan efisiensi yang mana memenuhi kebutuhan dari penggunanya di dalam suatu
rangkaian kendala teknikal, organisasional, finansial, dan waktu yang spesifik.

Peranan dari Para Pengguna Akhir


Kebutuhan informasi pengguna mendorong upaya untuk membangun sistem secara
keseluruhan. Para pengguna harus memiliki kendali yang memadai atas proses desain untuk
memastikan bahwa sistem akan mencerminkan prioritas bisnis mereka dan kebutuhan
informasi, bukan bias dari staf teknikal. Dalam mengerjakan desain akan meningkatkan
pemahaman dari para pengguna dan penerimaan sistem.

MENYELESAIKAN PROSES PENGEMBANGAN SISTEM

1. Pemrograman
Dalam tahap pemrograman, spesifikasi sistem yang telah dirancang diterjemahkan ke
dalam software kode program.
2. Pengujian
Pengujian (testing) yang mendalam dan teliti harus dilaksanakan untuk memastikan
apakah sistem memberikan hasil yang tepat atau tidak. Pengujian akan menghabiskan
banyak waktu: menguji data harus dipersiapkan dengan hati-hati, meninjau ulang
hasil, dan perbaikan akan dilakukan dalam sistem.
Pengujian sistem informasi dibagi ke dalam 3 tipe aktivitas.
a. Pengujian unit (unit testing) atau pengujian program, terdiri atas menguji tiap-tiap
program secara terpisah dalam sistem. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk
menjamin bahwa program-program telah bebas dari kesalahan, tetapi tujuan ini
secara realistis adalah mustahil. Pengujian harus dipandang bukan sebagai sarana
untuk menempatkan semua cara untuk membuat suatu program gagal. Ketika
mereka menunjuk dengan tepat, maka permasalahan dapat diperbaiki.
b. Pengujian sistem (system testing) akan menguji fungsi dari sistem informasi
sebagai suatu keseluruhan. Area- area yang diperiksa adalah kinerja waktu,
kapasitas untuk menyimpan file dan menangani beban puncak, kapabilitas untuk
memulihkan dan mengawali kembali, dan prosedur-prosedur manual.
c. Pengujian penerimaan (acceptance testing) menyediakan sertifikasi final yang
mana sistem siap untuk digunakan dalam suatu pengaturan produksi. Pengujian
sistem dievaluasi oleh para pengguna dan dikaji ulang oleh manajemen. Ketika
semua pihak dipuaskan bahwa sistem yang baru memenuhi standar-standar
mereka, maka sistem akan diterima secara formal untuk instalasi.
3. Konversi
Konversi (conversion) merupakan suatu proses perubahan dari sistem yang lama
menuju sistem yang baru. empat strategi utama konversi yang dapat dilakukan:
1. Strategi Pararel baik sistem yang lama maupun penggantiannya yang potensial
dijalankan bersama-sama pada suatu waktu hingga setiap orang meyakini salah
satu fungsi yang baru dengan benar.
2. Strategi Pemangkasan Secara Langsung, menggantikan sistem yang lama secara
keseluruhan dengan sistem yang baru pada hari yang telah ditunjuk.
3. Strategi Penelitian Percobaan, memperkenalkan suatu sistem yang baru kepada
hanya area yang terbatas dari organisasi, seperti misalnya sebuah departemen
tunggal atau unit operasional.
4. Strategi Pendekatan Bertahap, memperkenalkan suatu sistem yang baru secara
bertahap, baik dengan fungsi atau dengan unit organisasional.

4. Produksi dan Pemeliharaan


Dalam tahap ini, sistem akan dikaji ulang oleh para pengguna dan para
spesialis teknikal untuk memutuskan apakah terdapat perbaikan atau modifikasi yang
diperintahkan. Biasanya disiapkan dokumen pemeriksaan pasca implementasi resmi.
Setelah sistem terpasang dengan baik, maka harus dipelihara sementara itu berada
dalam produksi untuk memperbaiki kesalahan, memenuhi persyaratan yang baru, atau
meningkatkan efisiensi pemrosesan. Perubahan dalam perangkat keras, perangkat
lunak, dokumentasi, atau prosedur pada sistem produksi utuk memperbaiki kesalahan,
memenuhi persyaratan yang baru, atau meningkatkan efisiensi pemrosesan, disebut
pemeliharaan (maintenance).

PERMODELAN DAN PERANCANGAN SISTEM: METODOLOGI TERSTRUKTUR


DAN METODOLOGI BERORIENTASI OBJEK

Metodologi Terstruktur

Metodologi terstruktur telah digunakan untuk mendokumentasiakan, menganalisis,


dan merancang sistem informasi sejak tahun 1970-an. Terstruktur menunjukkan bahwa teknik
yang digunakan adalah tahap demi tahap. Metodologi yang terstruktur arahnya dari atas ke
bawah, maju dari yang tertinggi, level yang paling abstrak menuju level rincian yang
terendah- dari yang umum menjadi yang spesifik.

Perangkat utama untuk merepresentasikan proses dari komponen data dan alur data di
antara mereka adalah diagram alur data (data flow diagram-DFD) . Diagram ini menawarkan
suatu model grafik logis atas alur informasi, membagi-bagi sistem ke dalam modul-modul
yang menunjukkan level rincian yang dapat dikendalikan.

Pengembangan Berorientasi Objek

Pengembangan berorientasi objek menggunakan objek sebagai unit dasar dari analisis
sistem dan desain. Suatu objek yang menggabungkan data dan proses tertentu yang
beroperasi dengan data tersebut. Data dikemas dalam suatu objek yang dapat diakses dan
dimodifikasi hanya dengan mengoperasionalkan, atau metode yang terkait dengan objek
tersebut.

Permodelan berorientasi objek berdasarkan pada konsep kelas dan turunan. Objek
yang dimiliki oleh kelas tertentu, atau kategori umum dari objek-objek yang serupa, memiliki
ciri-ciri dari kelas tersebut. kelas-kelas kemudian dapat mewarisi semua struktur dan perilaku
dari kelas yang lebih umum dan kemudian menambahkan variabel dan perilaku yang unik
kepada setiap objek.

Pengembangan berorientasi objek lebih berulang dan bertahap daripada


pengembangan terstruktur tradisional. Selama analisis, para pembangun sistem akan
mendokumentasikan persyaratan fungsional dari sistem, menentukan sifat-sifat yang paling
penting dan apa yang harus dilakukan oleh sistem yang diusulkan. Interaksi antara sistem dan
penggunanya dianalisis untuk mengidentifikasi objek-objek, yang mana meliputi data dan
proses. Karena objek-objek dapat dipakai ulang, pengembangan berorientasi objek berpotensi
menghemat waktu dan biaya pembuatan perangkat lunak karena perusahaan dapat memakai
ulang objek perangkat lunak yang telah dibuat sebagai bahan untuk aplikasi lainnya.

Rekayasa Ulang Perangkat Lunak Berbantuan Komputer

Rekayasa ulang perangkat lunak berbantuan komputer (computer aided software


engineering-CASE) menyediakan peralatan perangkat lunak untuk mengotomatisasi
metodologi yang baru dijelaskan untuk mengurangi jumlah kerja repetitif yang harus
dilakukan oleh pemrogram. Perangkat CASE juga memfasilitasi pembuatan dokumentasi
yang jelas dan koordinasi upaya tim pemrogram.

Perangkat CASE menyediakan fasilitas grafik otomatis untuk membuat grafik dan
diagram, layar dan pembuatan laporan, kamus data, fasilitas pelaporan yang ekstensif,
perangkat analisis dan pemeriksaan, pembuatan kode, dan pembuatan dokumentasi. Upaya
yang dilakukan perangkat CASE untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas:

1. Menerapkan metodologi pengembangan dan disiplin perancangan yang standar.


2. Meningkatkan komunikasi di antara para pengguna dengan para spesialis teknik.
3. Mengorganisasi dan menghubungkan komponen desain dan menyediakan akses
yang cepat kepada mereka dengan menggunakan tempat penyimpanan desain.
4. Mengotomatisasikan bagian analisis dan desain yang membosankan dan rentan
terhadap kesalahan.
5. Mengotomatisasi pembuatan kode dan pengujian dan mengendalikan proses
implementasi.

13.3 PENDEKATAN ALTERNATIF PEMBANGUNAN SISTEM

SIKLUS HIDUP SISTEM TRADISIONAL

Metodologi siklus hidup adalah pendekatan bertahap untuk membangun sistem,


membagi pengembangan sistem menjadi tahapan-tahapan yang formal. Sistem spesialis
pengembangan memiliki pendapat berbeda tentang bagaimana membagi tahapan
pengembangan sistem, tetapi mereka secara umum bersesuaian dengan tahapan-tahapan
pengembangan sistem yang baru dijelaskan.

Metodologi siklus hidup sistem membagi tenaga kerja secara sangat formal, antara
pengguna akhir dan spesialis sistem informasi. Spesialis teknis, seperti analis sistem dan
pemrogram, bertanggung jawab atas pekerjaan analisis sistem, perancangan, dan
implementasi, pengguna akhir terbatas hanya memberikan kebutuhan informasinya dan
menilai hasil pekerjaan staf teknis. Siklus hidup juga menekankan spesifikasi formal dan
pencatatan, banyak dokumen yang dibuat selama suatu proyek sistem berjalan.

PEMBUATAN PROTOTIPE
Pembuatan prototipe/ sering disebut Prototyping terdiri dari membangun sistem
eksperimental dengan cepat dan murah bagi pengguna akhir untuk mengevaluasi. Dengan
berinteraksi dengan prototipe, pengguna bisa mendapatkan ide yang lebih baik dari
kebutuhan informasi mereka. Prototipe didukung oleh pengguna dapat digunakan sebagai
template untuk membuat sistem final. Prototipe adalah versi kerja sistem informasi atau
bagian dari sistem, tetapi ditujukan untuk menjadi model awal, atau versi percobaan.

Tahap tahap pembuatan prototipe:


1. Mengidentifikasi persyaratan dasar pengguna. Perancang sistem (biasanya seorang
spesialis sistem informasi) bekerja dengan pengguna hanya cukup lama untuk menangkap
kebutuhan dasar pengguna informasi.
2. Mengembangkan prototipe awal. Desainer sistem menciptakan prototipe bekerja dengan
cepat, dengan menggunakan alat untuk menghasilkan perangkat lunak dengan cepat.
3. Gunakan prototipe. Pengguna disarankan untuk bekerja dengan sistem untuk menentukan
seberapa baik prototipe memenuhi kebutuhan nya dan membuat saran untuk meningkatkan
prototipe.
4. Merevisi dan meningkatkan prototipe. Sistem pembangun mencatat semua perubahan
permintaan pengguna dan memurnikan prototipe yang sesuai. Setelah prototipe telah
direvisi, siklus kembali ke Langkah 3. Langkah 3 dan 4 terus direvisi ulang sampai
pengguna benar benar merasa puas.

( Gambar:
Proses
pembuatan
prototipe)

Keuntungan dan Kerugian Prototyping


Protototipe sangat berguna bila ada beberapa ketidakpastian mengenai persyaratan
atau solusi perancangan dan sering digunakan untuk merancang antarmuka pengguna akhir
sistem informasi (bagian dari sistem dimana pengguna akhir berinteraksi, seperti display
online dan layar entri data, laporan, atau Halaman web). Karena prototipe mendorong
keterlibatan pengguna akhir yang intens selama siklus pengembangan sistem, kemungkinan
akan menghasilkan sistem yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna.
Namun, prototipe yang cepat dapat mengabaikan langkah penting dalam
pengembangan sistem. Jika prototipe selesai bekerja dengan cukup baik, manajemen
mungkin tidak melihat kebutuhan untuk pemrograman ulang, perancangan ulang, atau
dokumentasi dan pengujian penuh untuk membangun sistem produksi yang dipoles. Beberapa
sistem yang dibangun dengan tergesa-gesa ini mungkin tidak mudah mengakomodasi
sejumlah besar data atau sejumlah besar pengguna di lingkungan produksi.

Pengembangan End-User (Pengguna Akhir)


Beberapa jenis sistem informasi dapat dikembangkan oleh pengguna akhir dengan
sedikit atau tanpa bantuan resmi dari spesialis teknis. Fenomena ini disebut pengembangan
pengguna akhir. Serangkaian perangkat lunak dikategorikan sebagai bahasa generasi keempat
membuat ini menjadi mungkin terjadi. Bahasa generasi keempat adalah perangkat lunak yang
memungkinkan pengguna akhir untuk membuat laporan atau mengembangkan aplikasi
perangkat lunak dengan bantuan teknis minimal atau tidak ada. Beberapa alat bahasa generasi
keempat juga meningkatkan produktivitas programmer professional.

Secara keseluruhan, sistem yang dikembangkan pengguna akhir dapat diselesaikan


lebih cepat daripada yang dikembangkan melalui siklus hidup sistem konvensional. Hal ini
mengizinkan pengguna untuk menentukan kebutuhan bisnis mereka sendiri meningkatkan
pengumpulan kebutuhan dan sering mengarah ke tingkat keterlibatan pengguna dan kepuasan
yang lebih tinggi dengan sistem. Namun, alat generasi keempat masih tidak bisa
menggantikan alat konvensional untuk beberapa aplikasi bisnis karena mereka tidak dapat
dengan mudah menangani pemrosesan sejumlah besar transaksi atau aplikasi dengan logika
prosedural dan persyaratan memperbarui yang ekstensif.
Komputasi pengguna akhir juga menimbulkan risiko organisasi karena terjadi di luar
mekanisme tradisional untuk pengelolaan dan pengendalian sistem informasi. Bila sistem
dibuat dengan cepat, tanpa metodologi pengembangan formal, pengujian dan dokumentasi
mungkin tidak memadai, Kontrol atas data bisa hilang dalam sistem di luar departemen
sistem informasi tradisional. Untuk membantu organisasi memaksimalkan manfaat
pengembangan aplikasi pengguna akhir, manajemen harus mengendalikan pengembangan
aplikasi pengguna akhir dengan memerlukan pembenaran biaya proyek sistem informasi
pengguna akhir dan dengan menetapkan standar perangkat keras, perangkat lunak, dan
kualitas untuk aplikasi yang dikembangkan pengguna.

Paket Aplikasi Software dan outsourcing


Perusahaan dapat menyewa perangkat lunak dari penyedia layanan perangkat lunak,
mereka dapat membeli paket perangkat lunak dari vendor komersial, atau mereka dapat
memiliki aplikasi kustom yang dikembangkan oleh sebuah perusahaan outsourcing.
Perusahaan dapat menghemat waktu dan uang dengan menggunakan program perangkat
lunak pra penulisan, pra desain, dan pra pengujian dari paket perangkat lunak tersebut.
Vendor paket menyediakan banyak perawatan dan dukungan berkelanjutan untuk sistem ini,
termasuk penyempurnaan agar sistem tetap sesuai dengan perkembangan teknis dan bisnis
yang sedang berlangsung.

Outsourcing
Jika perusahaan tidak mau menggunakan sumber daya internal untuk membangun
atau mengoperasikan sistem informasi, perusahaan dapat mengalihkan pekerjaan ke
organisasi eksternal yang khusus menyediakan layanan ini.
Dalam kasus outsourcing lepas pantai, keputusan tersebut cenderung lebih didorong
biaya. Namun demikian, ada kemungkinan sangat kuat bahwa di beberapa titik dalam karir
Anda, Anda akan bekerja sama dengan agen outsourcing lepas pantai atau tim global.
Perusahaan Anda kemungkinan besar akan mendapatkan keuntungan dari outsourcing jika
memerlukan waktu untuk mengevaluasi semua risiko dan memastikan outsourcing sesuai
untuk kebutuhan khusus. Setiap perusahaan yang meng-outsource aplikasinya harus benar-
benar memahami proyek, termasuk persyaratan, metode penerapannya, manfaat yang
diantisipasi, komponen biaya, dan metrik untuk mengukur kinerja.
Outsourcing di luar negeri menimbulkan biaya tambahan untuk mengatasi perbedaan
budaya yang menguras produktivitas dan menangani masalah sumber daya manusia, seperti
menghentikan atau memindahkan karyawan rumah tangga. Semua biaya tersembunyi ini
melemahkan beberapa manfaat yang diantisipasi dari outsourcing. Perusahaan harus sangat
berhati-hati saat menggunakan agen outsourcing untuk mengembangkan atau
mengoperasikan aplikasi yang memberikan beberapa jenis keunggulan kompetitif.

13.4 Pengembangan Aplikasi untuk Perusahaan Digital


Di lingkungan perusahaan digital, organisasi perlu menambahkan, mengubah, dan
menunda kemampuan teknologinya dengan sangat cepat untuk merespons peluang baru.
Perusahaan mulai menggunakan proses pengembangan yang lebih pendek dan informal yang
memberikan solusi cepat. Selain menggunakan paket perangkat lunak dan penyedia layanan
eksternal, bisnis lebih mengandalkan teknik siklus cepat seperti pengembangan aplikasi yang
cepat, desain aplikasi gabungan, pengembangan tangkas, dan komponen perangkat lunak
standar yang dapat digunakan ulang yang dapat digabungkan menjadi satu rangkaian layanan
lengkap untuk E-commerce dan E-business.

Rapid Application Development (RAD)


Istilah rapid application development (RAD) digunakan untuk menggambarkan proses
pembuatan sistem kerja dalam waktu yang sangat singkat. RAD dapat mencakup penggunaan
pemrograman visual dan alat lainnya untuk membangun antarmuka pengguna grafis,
pengarsipan berulang elemen sistem kunci, otomastisasi pembuatan kode program, dan kerja
sama tim yang erat antara pengguna akhir dan spesialis sistem informasi.
Terkadang sebuah teknik yang disebut joint application design (JAD) digunakan
untuk mempercepat pembangkitan kebutuhan informasi dan untuk mengembangkan desain
sistem awal. Dirancang dengan benar dan difasilitasi, sesi JAD dapat mempercepat fase
desain secara signifikan dan melibatkan pengguna pada tingkat yang tinggi. Setiap proyek
mini dikerjakan oleh tim seolah-olah merupakan proyek yang lengkap, termasuk
perencanaan, analisis kebutuhan, desain, pengkodean, pengujian, dan dokumentasi.
Perbaikan atau penambahan fungsi baru terjadi dalam literasi berikutnya karena
pengembang memperjelas persyaratan. Ini membantu meminimalkan risiko keseluruhan, dan
memungkinkan proyek untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lebih cepat. Metode
tangkas menekankan komunikasi tatap muka atas dokumen tertulis, mendorong orang untuk
berkolaborasi dan membuat keputusan dengan cepat dan efektif.

PENGEMBANGAN BERBASIS KOMPONEN DAN LAYANAN WEB


Untuk lebih mempercepat pembuatan perangkat lunak, kelompok objek telah dirakit
untuk menyediakan komponen perangkat lunak untuk fungsi umum seperti antarmuka
pengguna grafis atau kemampuan pemesanan online yang dapat digabungkan untuk membuat
aplikasi bisnis skala besar. Pendekatan pengembangan perangkat lunak ini disebut
pengembangan berbasis komponen, dan ini memungkinkan sebuah sistem dibangun dengan
merakit dan mengintegrasikan komponen perangkat lunak yang ada. Semakin banyak,
komponen perangkat lunak ini berasal dari layanan cloud. Bisnis menggunakan
pengembangan berbasis komponen untuk membuat aplikasi e-commerce mereka dengan
menggabungkan komponen yang tersedia secara komersial untuk keranjang belanja,
autentikasi pengguna, mesin telusur, dan katalog dengan perangkat lunak untuk kebutuhan
bisnis unik mereka sendiri.

Layanan Web dan Sistem Komputasi Berbasis Layanan Umum


Selain mendukung integrasi sistem internal dan eksternal, layanan Web dapat
digunakan sebagai alat untuk membangun aplikasi sistem informasi baru atau meningkatkan
sistem yang ada. Karena layanan perangkat lunak ini menggunakan seperangkat standar
universal, mereka berjanji untuk menjadi lebih murah dan layanannya lebih mudah untuk
disusun bersama daripada komponen komponen yang sifatnya kepemilikan.
Layanan web dapat melakukan fungsi tertentu sendiri, dan mereka juga dapat melibatkan
layanan Web lainnya untuk menyelesaikan transaksi yang lebih kompleks, seperti memeriksa
kredit, pengadaan, atau memesan produk. Layanan Web dapat memberikan penghematan
biaya yang signifikan dalam membangun sistem sambil membuka peluang baru untuk
kolaborasi dengan perusahaan lain.

Pengembangan Aplikasi Mobile


Mengembangkan aplikasi untuk platform mobile sangat berbeda dengan
pengembangan PC dan layar mereka yang jauh lebih besar. Ukuran perangkat mobile yang
berkurang membuat penggunaan jari dan gerakan multitouch jauh lebih mudah daripada
mengetik dan menggunakan keyboard. Aplikasi seluler perlu dioptimalkan untuk tugas
spesifik yang harus mereka lakukan, aplikasi sebaiknya tidak mencoba menjalankan terlalu
banyak tugas, dan harus dirancang untuk kegunaan.
Pengalaman pengguna untuk interaksi mobile berbeda secara mendasar dengan
penggunaan PC desktop atau laptop. Menyimpan sumber daya – bandwidth, ruang layar,
memori, pemrosesan, entri data, dan isyarat pengguna adalah prioritas utama. Saat situs Web
lengkap dibuat untuk menyusut desktop seukuran layar ponsel cerdas, sulit bagi pengguna
untuk menavigasi situs. Oleh karena itu, perusahaan biasanya mendesain situs Web khusus
untuk mobile interface dan membuat beberapa situs mobile untuk memenuhi kebutuhan
smartphone, tablet, dan browser desktop. setara dengan setidaknya tiga situs dengan konten,
perawatan, dan biaya terpisah.
Saat ini, situs Web tahu perangkat apa yang Anda gunakan karena browser Anda akan
mengirimkan informasi ini ke server saat Anda log on. Berdasarkan informasi ini, server akan
mengirimkan layar yang sesuai. Salah satu solusi untuk masalah memiliki tiga situs Web
yang berbeda adalah dengan menggunakan desain Web responsif. Desain Web yang responsif
memungkinkan situs Web mengubah tata letak secara otomatis sesuai dengan resolusi layar
pengunjung, baik di desktop, tablet, atau smartphone. Pendekatan ini menggunakan campuran
grid dan layout fleksibel, gambar fleksibel, dan kueri media yang mengoptimalkan desain
untuk konteks tampilan yang berbeda. Saat pengguna beralih dari laptopnya ke iPad, iPhone,
atau handheld Android, situs Web secara otomatis mengakomodasi perubahan resolusi dan
ukuran gambar. Ini menghilangkan kebutuhan akan desain dan pengembangan terpisah untuk
setiap perangkat baru. Dengan desain responsif, pengguna di berbagai perangkat dan browser
akan memiliki akses ke satu sumber konten, ditata agar mudah dibaca dan dinavigasi dengan
minimal ukuran, penguraian, dan pengguliran. Ada tiga platform utama untuk aplikasi
mobile-iPhone / iPad, Android, dan Windows Phone. Masing-masing platform untuk aplikasi
mobile memiliki lingkungan pengembangan yang terintegrasi, seperti iOS SDK (perangkat
pengembangan perangkat lunak Apple) untuk iPhone / iPad, yang menyediakan alat untuk
menulis, menguji, dan menerapkan aplikasi di lingkungan platform target.

Anda mungkin juga menyukai