Otomatisasi
Rasionalisasi
Merancang ulang proses bisnis
Pergeseran paradigma
Bentuk yang paling umum dari perubahan organisasional yang dimungkinkan dengan
TI adalah otomatisasi (automation). Penerapan yang pertama dari teknologi informasi yang
melibatkan penugasan para karyawan untuk mengerjakan tugas mereka dengan lebih efisisen
dan efektif.
Suatu bentuk yang lebih mendalam dari perubahan organisasional, salah satu yang
mengikuti dengan cepat dari otomatisasi awal adalah rasionalisasi prosedur (rationalization
of procedures). Rasionalisasi prosedur adalah pelurusan proseur operasional yang standar.
Rasionalisasi atas prosedur seringkali ditemukan dalam program-program untuk membuat
serangkaian peningkatan kualitas yang terus-menerus dalam produk, jasa, dan operasional,
seperti manajemen kualitas total (TQM) dan six sigma. Manajemen kualitas total (total
quality management – TQM) membuat pencapaian kualitas tujuan itu sendiri dan tanggung
jawab dari semua orang dan fungsi-fungsi dalam suatu organisasi. Six sigma (six sigma)
merupakan suatu ukuran tertentu atas mutu, merepresentasikan 3,4 kecacatan per jutaan
peluang.
Tipe perubahan organisasional yang lebih ampuh adalah merancang ulang proses
bisnis (business process redesign) yang mana proses bisnis akan dianalisis, disederhanakan
dan dirancang ulang. Merancang ulang proses bisnis akan mengorganisasi kembali alur kerja,
menggabungkan langkah-langkah untuk memangkas tugas yang sia-sia, dan menghilangkan
pengulangan, tugas yang lebih memerlukan banyak kertas.
Bentuk yang radikal dari perubahan bisnis ini disebut dengan pergeseran paradigma
(paradigma shift). Pergeseran paradigma melibatkan pemikiran kembali sifat bisnis dan sifat
dari organisasi. Pergeseran paradigma dan rekayasa teknik seringkali mengalami kegagalan
karena perubahan organisasional secara ekstensif sangat sulit untuk mengaturnya.
Untuk meningkatkan proses bisnis, banyak bisnis saat ini mencoba untuk
memanfaatkan teknologi informasi. Beberapa dari sistem-sistem memerlukan proses
perubahan secara bertahap, tetapi yang lainnya memerlukan lebih banyak merancang kembali
proses bisnis yang luas. Untuk menangani perubahan-perubahan tersebut, maka organisasi
beralih pada manajemen proses bisnis. Manajemen proses bisnis (business process
management – BPM) menyediakan berbagai macam alat bantu dan metodologi untuk
menganalisis proses yang telah ada, merancang proses yang baru, dan mengoptimalkan
proses-proses tersebut.
Lebih dari 100 perusahaan perangkat lunak yang menyediakan alat bantu bagi aspek
BPM yang bervariasi, meliputi IBM, Oracle, dan TIBCO. Alat bantu tersebut membantu
bisnis dalam mengidentifikasi dan mendokumentasikan proses yang memerlukan
peningkatan, menciptakan model untuk meningkatkan proses, menangkap dan menegakkan
aturan bisnis untuk menjalankan proses, dan mengintegrasikan sistem-sistem ynag telah ada
untuk mendukung proses yang baru atau yang dirancang ulang.
Alat bantu perangkat lunak BPM juga menyediakan analitis untuk memverifikasi
bahwa kinerja dari proses telah ditingkatkan dan untuk mengukur dampak dari perubahan
proses terhadap indikator-indikator kunci dari kinerja bisnis. Beberapa alat bantu BPM
mendokumentasikan dan memonitor proses bisnis untuk membantu perusahaan dalam
mengidentifikasi ketidakefisienan, dengan menggunakan perangkat lunak untuk
menghubungkan dengan tiap-tiap sistem yang digunakan untuk proses tertentu oleh
perusahaan untuk mengidentifikasi titik-titik yang bermasalah.
Kategori alat bantu lainnya yang mengotomisasi beberapa bagian dari suatu proses
bisnis dan menegakkan aturan bisnis sehingga para karyawan akan melaksanakan proses
tersebut dengan lebih konsisten dan efisien. Kategori alat bantu yang ketiga membantu bisnis
dalam mengintegrasikan sistem yang telah mereka miliki untuk mendukung peningkatan
proses. Mereka secara otomatis mengelola proses di seluruh bisnis, mengekstrak data dari
berbagai macam sumber dan database, dan menghasilkan transaksi dalam banyak sistem
yang terkait.
Sistem informasi yang baru merupakan suatu hasil dari proses pemecahan
permasalahan organisasional. Suatu sistem informasi yang baru dibangun sebagai suatu
pemecahan bagi beberapa tipe permasalahan atau serangkaian permasalahan yang organisasi
pandang sedang mereka hadapi. Permasalahan dapat merupakan salah satu yang mana para
manajer dan para karyawan menyadari bahwa organisasi tidak berjalan sebaik yang
diharapkan, atau bahwa organisasi harus memanfaatkan keuntungan dari peluang yang baru
untuk dapat mengerjakan dengan lebih berhasil.
ANALISIS SISTEM
Analisis sistem (system analysis) adalah analisis suatu permasalahan yang mana suatu
perusahaan berusaha untuk memecahkannya dengan sistem informasi. Analisis sistem terdiri
atas menentukan permasalahan, mengidentifikasi penyebab-penyebabnya, menentukan solusi,
dan mengidentifikasi kebutuhan informasi yang harus dipenuhi oleh suatu solusi sistem.
Analisis sistem memerinci permasalahan dari sistem yang telah ada. Dengan memerikasa
dokumen-dokumen, kertas kerja, dan prosedur mengamati operasional sistem, dan
mewawancarai para pengguna sistem yang utama, maka analis dapat mengidentifikasi area
permasalahan dan tujuan solusi yang akan dicapai. Sering kali, solusi tersebut memerlukan
pembangunan suatu sistem informasi yang baru atau meningkatkan sistem yang telah ada.
Analisis sistem juga meliputi studi kelayakan (fensibility study) untuk menentukan
apakah suatu solusi layak ataukah tidak, atau dapat dicapai, dari sudut pandang finansial,
teknikal, dan organisasional. Studi kelayakan menentukan apakah sistem yang diusulkan
dapat menjadi investasi yang tepat atau tidak, apakah teknologi yang diperlukan bagi sistem
tersebut tersedia atau tidak dan dapat ditangani oeh para spesialis sistem informasi
perusahaan atau tidak, dan apakah organisasi dapat menangani perubahan yang diperkenalkan
oleh sistem atau tidak.
Tugas paling menantang dari analis sistem adalah menentukan kebutuhan informasi
secara spesifik yang harus dipenuhi oleh pemecahan sistem yang dipilih. Pada tingkat yang
paling dasar. Kebutuhan informasi (information requirements) dari suatu sistem yang baru
melibatkan mengidentifikasi siapa yang memerlukan informasi, di mana, kapan, dan
bagaimana. Analisis kebutuhan secara hati-hati menentukan sasaran dari sistem yang baru
atau sistem yang dimodifikasi dan mengembangkan gambaran fungsi secara terperinci yang
mana sistem yang baru harus mengerjakannya. Analisis kebutuhan yang gagal merupakan
sumber penyebab dari kegagalan sistem dan biaya pengembangan yang besar. Sistem yang
dirancang disekitar penetapan kebutuhan yang salah harus dibuang karena kinerja yang buruk
atau memerlukan modifikasi yang besar.
DESAIN SISTEM
Analisis sistem menggambarkan apakah yang harus dilakukan oleh suatu sistem
untuk memenuhi kebutuhan informasi, dan desain sistem (system design) memperlihatkan
bagaimana sistem akan memenuhi sasaran ini. Desain dari suatu sistem adalah keseluruhan
rencana atau model bagi sistem tersebut.
1. Pemrograman
Dalam tahap pemrograman, spesifikasi sistem yang telah dirancang diterjemahkan ke
dalam software kode program.
2. Pengujian
Pengujian (testing) yang mendalam dan teliti harus dilaksanakan untuk memastikan
apakah sistem memberikan hasil yang tepat atau tidak. Pengujian akan menghabiskan
banyak waktu: menguji data harus dipersiapkan dengan hati-hati, meninjau ulang
hasil, dan perbaikan akan dilakukan dalam sistem.
Pengujian sistem informasi dibagi ke dalam 3 tipe aktivitas.
a. Pengujian unit (unit testing) atau pengujian program, terdiri atas menguji tiap-tiap
program secara terpisah dalam sistem. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk
menjamin bahwa program-program telah bebas dari kesalahan, tetapi tujuan ini
secara realistis adalah mustahil. Pengujian harus dipandang bukan sebagai sarana
untuk menempatkan semua cara untuk membuat suatu program gagal. Ketika
mereka menunjuk dengan tepat, maka permasalahan dapat diperbaiki.
b. Pengujian sistem (system testing) akan menguji fungsi dari sistem informasi
sebagai suatu keseluruhan. Area- area yang diperiksa adalah kinerja waktu,
kapasitas untuk menyimpan file dan menangani beban puncak, kapabilitas untuk
memulihkan dan mengawali kembali, dan prosedur-prosedur manual.
c. Pengujian penerimaan (acceptance testing) menyediakan sertifikasi final yang
mana sistem siap untuk digunakan dalam suatu pengaturan produksi. Pengujian
sistem dievaluasi oleh para pengguna dan dikaji ulang oleh manajemen. Ketika
semua pihak dipuaskan bahwa sistem yang baru memenuhi standar-standar
mereka, maka sistem akan diterima secara formal untuk instalasi.
3. Konversi
Konversi (conversion) merupakan suatu proses perubahan dari sistem yang lama
menuju sistem yang baru. empat strategi utama konversi yang dapat dilakukan:
1. Strategi Pararel baik sistem yang lama maupun penggantiannya yang potensial
dijalankan bersama-sama pada suatu waktu hingga setiap orang meyakini salah
satu fungsi yang baru dengan benar.
2. Strategi Pemangkasan Secara Langsung, menggantikan sistem yang lama secara
keseluruhan dengan sistem yang baru pada hari yang telah ditunjuk.
3. Strategi Penelitian Percobaan, memperkenalkan suatu sistem yang baru kepada
hanya area yang terbatas dari organisasi, seperti misalnya sebuah departemen
tunggal atau unit operasional.
4. Strategi Pendekatan Bertahap, memperkenalkan suatu sistem yang baru secara
bertahap, baik dengan fungsi atau dengan unit organisasional.
Metodologi Terstruktur
Perangkat utama untuk merepresentasikan proses dari komponen data dan alur data di
antara mereka adalah diagram alur data (data flow diagram-DFD) . Diagram ini menawarkan
suatu model grafik logis atas alur informasi, membagi-bagi sistem ke dalam modul-modul
yang menunjukkan level rincian yang dapat dikendalikan.
Pengembangan berorientasi objek menggunakan objek sebagai unit dasar dari analisis
sistem dan desain. Suatu objek yang menggabungkan data dan proses tertentu yang
beroperasi dengan data tersebut. Data dikemas dalam suatu objek yang dapat diakses dan
dimodifikasi hanya dengan mengoperasionalkan, atau metode yang terkait dengan objek
tersebut.
Permodelan berorientasi objek berdasarkan pada konsep kelas dan turunan. Objek
yang dimiliki oleh kelas tertentu, atau kategori umum dari objek-objek yang serupa, memiliki
ciri-ciri dari kelas tersebut. kelas-kelas kemudian dapat mewarisi semua struktur dan perilaku
dari kelas yang lebih umum dan kemudian menambahkan variabel dan perilaku yang unik
kepada setiap objek.
Perangkat CASE menyediakan fasilitas grafik otomatis untuk membuat grafik dan
diagram, layar dan pembuatan laporan, kamus data, fasilitas pelaporan yang ekstensif,
perangkat analisis dan pemeriksaan, pembuatan kode, dan pembuatan dokumentasi. Upaya
yang dilakukan perangkat CASE untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas:
Metodologi siklus hidup sistem membagi tenaga kerja secara sangat formal, antara
pengguna akhir dan spesialis sistem informasi. Spesialis teknis, seperti analis sistem dan
pemrogram, bertanggung jawab atas pekerjaan analisis sistem, perancangan, dan
implementasi, pengguna akhir terbatas hanya memberikan kebutuhan informasinya dan
menilai hasil pekerjaan staf teknis. Siklus hidup juga menekankan spesifikasi formal dan
pencatatan, banyak dokumen yang dibuat selama suatu proyek sistem berjalan.
PEMBUATAN PROTOTIPE
Pembuatan prototipe/ sering disebut Prototyping terdiri dari membangun sistem
eksperimental dengan cepat dan murah bagi pengguna akhir untuk mengevaluasi. Dengan
berinteraksi dengan prototipe, pengguna bisa mendapatkan ide yang lebih baik dari
kebutuhan informasi mereka. Prototipe didukung oleh pengguna dapat digunakan sebagai
template untuk membuat sistem final. Prototipe adalah versi kerja sistem informasi atau
bagian dari sistem, tetapi ditujukan untuk menjadi model awal, atau versi percobaan.
( Gambar:
Proses
pembuatan
prototipe)
Outsourcing
Jika perusahaan tidak mau menggunakan sumber daya internal untuk membangun
atau mengoperasikan sistem informasi, perusahaan dapat mengalihkan pekerjaan ke
organisasi eksternal yang khusus menyediakan layanan ini.
Dalam kasus outsourcing lepas pantai, keputusan tersebut cenderung lebih didorong
biaya. Namun demikian, ada kemungkinan sangat kuat bahwa di beberapa titik dalam karir
Anda, Anda akan bekerja sama dengan agen outsourcing lepas pantai atau tim global.
Perusahaan Anda kemungkinan besar akan mendapatkan keuntungan dari outsourcing jika
memerlukan waktu untuk mengevaluasi semua risiko dan memastikan outsourcing sesuai
untuk kebutuhan khusus. Setiap perusahaan yang meng-outsource aplikasinya harus benar-
benar memahami proyek, termasuk persyaratan, metode penerapannya, manfaat yang
diantisipasi, komponen biaya, dan metrik untuk mengukur kinerja.
Outsourcing di luar negeri menimbulkan biaya tambahan untuk mengatasi perbedaan
budaya yang menguras produktivitas dan menangani masalah sumber daya manusia, seperti
menghentikan atau memindahkan karyawan rumah tangga. Semua biaya tersembunyi ini
melemahkan beberapa manfaat yang diantisipasi dari outsourcing. Perusahaan harus sangat
berhati-hati saat menggunakan agen outsourcing untuk mengembangkan atau
mengoperasikan aplikasi yang memberikan beberapa jenis keunggulan kompetitif.