Anda di halaman 1dari 21

Makalah

Etika pada stakeholder

Mata Kuliah : Etika Bisnis

Dosen Pengampu : Dr. Dina Sarah Syahreza


Disusun Oleh : Kelompok 8

Cristin Melani Br Ambarita 7213210034


Tanya Ananda Syafira 7213510046
M. Reza Syahputra 7213510048

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


SEMESTER GENAP 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah


memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “Etika pada stakeholder”. Adapun
tujuan makalah ini kami buat memenuhi tugas pada mata kuliah
Etika Bisnis. Makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Dina Sarah


Syahreza selaku dosen mata kuliah Etika Bisnis yang telah
memberikan tugas ini kepada kami sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan tentang topik dalam mata kuliah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
terutama anggota kelompok yang telah turun tangan dan membagi
sebagian pengetahuan dan waktunya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.


Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Demikian makalah yang telah kami buat ini, semoga dapat


bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Februari 2022

Kelompok 8
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1


1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masaah ..........................................................................................2
1.3 Tujuan dan Manfaat ......................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................3


2.1 Pengertian Etika ............................................................................................3
2.2 Teori Etika ....................................................................................................3
2.2 Pengertian Stakeholder .................................................................................4
2.4 Etika Perusahaan terhadap Konsumen (Pelanggan) .....................................5
2.5 Etika Perusahaan Terhadap Pegawai (Karyawan) ........................................6
2.6 Etika Perusahaan terhadap Masyarakat Umum ............................................6
2.7 Etika Perusahaan terhadap Lingkungan........................................................7

BAB III STUDI KASUS .........................................................................................8

BAB IV PEMBAHASAN .....................................................................................14


4.1 Kode Etik Terhadap Stakeholder................................................................14
4.2 Etika dan Stakeholder..................................................................................16

BAB V PENUTUP ................................................................................................18


5.1 Kesimpulan .....................................................................................................18
5.2 Saran ................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................19


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Baik dari segi moral dan hakikat manusia maupun dari segi hakikat
kegiatan bisbis itu sendiri, semua kita kiranya sepakat bahwa tidak benar jika
manajer hanya punya tanggung jawab dan kewajiban moral kepada para
pemegang saham. Sebagai manusia dan sebagai manajer sekaligus mereka
mempunyai tanggung jawab dan kewajiban moral sekian banyak orang dan
pihak lain yang berkaitan dengan kegiatan dan operasi bisnis perusahaan yang
dipimpinnya. Mereka mempunyai tanggung jawab dan kewajiban moral
untuk memperhatikan hak dan kepentingan karyawan, konsumen, pemasok,
penyalur, masyarakat setempat, dan seterusnya. Singkatnya, tanggung jawab
dan kewajiban moral mereka tidak hanya tertuju kepada stakeholders tetapi
juga kepada stakeholders pada umumnya.
Para manajer bekerja dalam sebuah dunia yang secara moral penuh
dengan tanggung jawab yang beragam, bahkan sering saling bertentangan.
Mereka bukan sekedar alat yang punya dan dibatasi hanya pada satu tanggung
jawab dan kewajiban yang lebih luas dari sekedar kepada para pemilik modal.
Dan yang menarik, tanggung jawab dan kewajiban moral ini tidak hanya
menyangkut dan berintikan keuntungan finansial sebesar-besarnya. Kalaupun
benar bahwa tanggung jawab dan kewajiban moral para manajer hanya tertuju
pada stakeholders, tanggung jawab dan kewajiban moral mereka tidak hanya
sebatas uang. Karena, manusia dan masyarakat para pemegang saham punya
sekian banyak kepentingan lain lebih dari sekedar uang belaka. Merekapun
memiliki kepentingan, misalnya agar tercipta sebuah sistem moral yang yang
baik, tertib dan aman. Dan karena itu, para manajer punya tanggung jawab
dan kewajiban moral untuk menjaga agar hak dan kepentingan semua pihak
yang berkaitan dengan kegiatan binis perusahaannya tidak dirugikan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Jelaskan pengertikan etika dan stakeholders?
1.2.2 Bagaimana Etika yang dilakukan pada stakeholders?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1.3.1 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian etika dan stakeholders
b. Untuk mengetahui bagaimana etika yang diterapkan pada stakeholders
1.3.2 Manfaat
a. Mendapat pengetahuan mengenai etika pada stakeholders
b. Meningkatkan disiplin dan tanggung jawab mahasiswa dalam
melaksanakan tugas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Etika


Etika berasal di kata Yunani etbos, yang dalam bentuk jamaknya (ta
etba) berarti adat istiadat atau “adat istiadat” atau “kebiasaan”. Dalam
pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada
diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Ini
berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik,aturan
hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan titawarkan dari satu
orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lain.
kebiasaan ini lalu terungkap dalam perilaku berpola yang terus berulang
sebagai sebuah kebiasaan.
Etika dapat dirumuskan sebagai sebuah refleksi kritis dan rasional
mengenai nilai dan norma yang menyangkut bagaimana manusia harus hidup
baik sebagai manusia dan mengenai masalah – masalah kehidupan manusia
dengan mendasarkan diri pada nilai dan norma-norma moral yang umum
diterima.
Dalam bahasa Kant, etika berusaha menggugah kesadaran manusia
untuk bertindak secara otonom dan bukan secara heteronom. Etika bermaksud
membantu manusia untuk bertindak secara bebas tetapi dapat
dipertanggungjawabkan. Kebebasan dan tanggung jawab adalah unsur pokok
dari otonomi moral yang merupakan salah satu prinsip utama moralitas,
termasuk etika bisnis sebagaimana yang telah dibahas.

2.2 Teori Etika


2.2.1 Etika Deontologi
Istilan dentologi berasal dari kata Yunani deon, yang berarti
kewajiban. Karena iitu, etika Deontologi menekankan kewajiban
manusia untuk bertindak secara baik. Menurut Etika Deontologi, suatu
tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibat atau
tujuan baik tindakan itu, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri
sebagai baik pada dirinya sendiri.
2.2.2 Etika Teleologi
Berbeda dengan etika deontology, etika teleologi justru
mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau
dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarka akibat yang ditimbulkan
oleh tindakan itu. Suatu tindakan dinilai baik, kalau bertujuan mencapai
sesuatu yang baik, atau kalau akibat yang ditimblkannya baik daan
berguna.

2.3 Pengertian Stakeholder


Stakeholder merupakan semua pihak yang berkepentingan dalam
aktivitas bisnis yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau organisasi.
Stakeholder juga dapat diartikan sebagai suatu lingkungan masyarakat berupa
individu atau institusi yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan,
keputusan, kebijakan praktek-praktek atau tujuan perusahaan itu secara
institusional. Adapun kepentingan yang dimaksud mencakup 3 tingkatan,
kepedulian sederhana lantaran mendapat pengaruh dari perusahaan itu (an
interest) hak legal atau moral untuk suatu perlakuan tertentu atau suatu
perlindungan tertentu (a legal of moral right) dan klaim legal terhadap
kepemilikan perusahaan (ownership).
Menurut Trevino dan Nelson (1995) empat unsur utama yang
berkepentingan dalam setiap keputusan bisnis adalah konsumen, pegawai,
pemegang saham dan lingkungan (masyarakat sebagai keseluruhan).
2.3.1 Perusahaan sebagai Pelaku Bisnis
Pelaku bisnis adalah pemimpin dibidang bisnis tertentu yang harus
bertanggung jawab terhadap pelanggan, karyawan, pemegang saham
atau pemilik, mitra kerja dan masyarakat pada umumnya. Dengan
penyelenggaraan tanggung jawab etika tersebut dalam kegiatan bisnis,
maka akan dapat mendukung keberhasilan bisnis. Beberapa praktik
etika yang berkaitan dengan tanggung jawab perusahaan dan
diperkirakan berpengaruh positif dalam menjaga pertumbuhan dan
keberhasilan bisnis adalah:
a. Menawarkan kebahgiaan kepada segenap stakeholder
b. Memberi imbalan kepada karyawan di luar gaji pokok
c. Mengapresiasi perusahaan
d. Mewujudkan budaya yang bernilai luhur
e. Peningkatan kualitas material dan spiritual
f. Menawarkan nilai kenyamanan, kegairahan dan kesejahteraan
g. Mendedikasikan diri bagi kepentingan kesejahteraan bersama
h. Tidak cenderung memaksakan keuntunga jangka pendek
i. Keyakinan bahwa keberadaan bisnis dapat memberikan manfaat
j. Menawarkan harapan masa depan kepada karyawan
k. Membina hubungan impersonal antara pemilik dengan perusahaan
l. Kepedulian pebisnis dalam mengemban nilai luhur
Langkah dalam membangun etika bisnis
a. Memenuhi legalitas, mendengar suara hati
b. Memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan
c. Memperlakukan orang lain sebagimana mereka ingin diperlakukan
d. Memikirkan kepentingan masa depan
e. Memberikan yang terbaik bagi orang lain
f. Mengembalikan keimanan kepada Tuhan YME

2.4 Etika Perusahaan terhadap Konsumen (Pelanggan)


Konsumen atau pelanggan merupakan pembeli produk suatu
perusahaan yang dapat menjadi penentu keberhasilan perusahaan. Perusahaan
harus memeiliki tanggung jawab kepada konsumen, antara lain:
a. Memberikan produk/jasa dengan kualitas terbaik sesuai kebutuhan
b. Memberikan perlakuan yang adil dalam setiap transaksi
c. Memelihara kesehatan produk dan kesehatan lingkungan konsumen
d. Tanggap dan hormat terhadap martabat konsumen
e. Menghormati integritas kultur yang berlaku pada konsumen
Untuk menjamin kesejahteraan pegawai, pelaku usaha hendaknya
menggunakan dasar persaingan usaha bebas yang menjamin hak konsumen
manapun untuk membuat pilihan yang terinformasi dan tidak terbentuk
dari suatu konsumen alternatif.
Hal-hal yang harus diperhatikan perusahaan terhadap produk atau jasa
adalah:
a. Keamanan produk / mutu produk yang dapat diterima konsumen
b. Pemasangan iklan yang bertanggung jawab
c. Desain produk dan jasa harus memenuhi ketentuan dan peraturan
d. Bahan baku harus sesuai dengan peraturan pemerintah
e. Produksi produk harus dibuat tanpa cacat
f. Pengawasan mutu produk harus diperiksa secara teratur
g. Kemasan, label dan peringatan harus dikemas secara aman

2.5 Etika Perusahaan Terhadap Pegawai (Karyawan)


Karyawan merupakan Sumber Daya Manusia yang menjadi salah satu faktor
produksi penting didalam perusahaan. Tanggung jawab perusahaan terhadap
karyawan antara lain:
a. Lapangan kerja dan kompensasi yang dapat meningkatkan kualitas hidup
karyawan
b. Kondisi dan tempat kerja
c. Kelancaran komunikasi
d. Transparansi prestasi
e. Merespon secara aktif terhadap setiap saran dan kritik
f. Memberikan perlindungan yang baik terhadap kesehatan, keselamatan, dan
kecelakaan karyawan
g. Memberi dorongan konstruktif bagi pengembangan dan keahlian
h. Tanggap terhadap peningkatan pengangguran disetiap keputusan yang
dilakukan perusahaan

2.6 Etika Perusahaan terhadap Masyarakat Umum


Tanggung jawab perusahaan terhadap Masyarakat Umum antara lain:
a. Melakukan tanggung jawab sosial perusahaan
b. Sebagai partner kerja dalam hubungannya dengan pemasok dan
permintaan
c. Mengakomodasi kepentingan masyarakat dalam jangka panjang

2.7 Etika Perusahaan terhadap Lingkungan


Tujuan etika lingkungan adalah untuk melindungi lingkungan, udara,
air, bumi, dari kegiatan bisnis dan individu. Kewajiban etis yang implisit bagi
kita semua adalah berpikir jangka panjang mengenai kesehatan planet dan
lingkungannya untuk diri kita sendiri dan generasi yang akan datang.
BAB III
STUDI KASUS

3.1 Study Kasus Dalam Etika Bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial
Mengamati etika bisnis dan tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh
perusahaan UNILEVER yang merupakan perusahaan besar didunia.

Review Kinerja Sosial


Salah satu kewajiban menyoroti yang muncul dalam bisnis
perusahaan adalah untuk mengadopsi perilaku etis dan moral dalam
manajemen operasi mereka (Novak, 1996) yang menghasilkan fakta bahwa
organisasi terikat untuk memproyeksikan tanggung jawab mereka terhadap
masyarakat. Hal ini menunjukkan gambaran yang jelas kristal yang
menyerang dalam pikiran adalah bahwa organisasi tidak dapat mengekstrak
dan mengembangkan reputasi yang kuat dalam lingkungan bisnis tanpa
mempertimbangkan pelanggan dan masyarakat di mana ia melakukan
serangkaian operasinya. Oleh karena itu, kinerja sosial mengarahkan nasib
organisasi, sampai batas tertentu. Unilever, sebagai perusahaan produk
konsumen terkemuka telah menganalisis pentingnya memenuhi kebutuhan
masyarakat dan pemangku kepentingan dan telah mengambil implikasi
sehingga menghasilkan output yang bermanfaat bagi para stakeholder.
Tulisan ini ditujukan untuk memberikan analisis terhadap pemeriksaan
kinerja sosial Unilever.

Unilever Tanggung Jawab Sosial


Unilever adalah salah satu perusahaan terbesar di dunia
multinasional memperluas wilayah usahanya ke hampir 170 negara.
Perusahaan ini telah mempekerjakan 163.000 orang pada akhir tahun 2009
merekrut 90% tenaga kerja mereka dari pasar domestik di mana ia beroperasi
bisnisnya. Ini telah mengambil tanggung jawab memenuhi kebutuhan lebih
dari 2 miliar orang di seluruh masyarakat, setiap hari (Unilever, website).
Menjadi multinasional besar, cakrawala dari mewajibkan tanggung
jawab sosial perusahaan jauh lebih banyak daripada perusahaan kecil biasa,
karena merupakan salah satu tantangan terbesar dari setiap multinasional
untuk mempertahankan legitimasi sosial mereka (Drucker, 2001). Saat ini,
perusahaan tidak diharapkan untuk fokus sebagian pada dampak sosial tetapi
mereka harus beroperasi sebagai anggota premium masyarakat dengan
mempertimbangkan lingkup perilaku etis dan moral dalam cara terbaik
mungkin mereka (Frank, 1999). Oleh karena itu, Unilever meninggalkan
kebutuhan bisnis yang terlewat untuk memperbesar pentingnya terhadap
tanggung jawab sosial perusahaan. Visi Unilever jelas mendefinisikan jalan
bahwa organisasi ini telah memberikan perhatian untuk mempertahankan
standar tinggi etika perusahaan terhadap konsumen dan pemegang saham.
Karena tidak ada organisasi yang dapat menopang tanpa memberikan
pentingnya nilai-nilai sosial

Unilever Telah Kinerja


Organisasi yang menawan hati para stakeholder sebagai mitra dan
membuat isu mereka sebagai tujuan strategis untuk memecahkan, dapat
memiliki sukses luar biasa (Freeman, 1984). Oleh karena itu, tidak tantangan
baru bagi Unilever untuk mengurangi dampaknya terhadap masyarakat dan
stakeholder. Selama 100 tahun terakhir, pendirinya telah memberikan merek
konsumen atas dunia yang paling dan memenuhi kebutuhanstakeholder juga.
Upgrade baru terhadap perbaikan yang lebih baik dari masyarakat dan
stakeholders dalam norma-norma Unilever. Mereka tidak peduli dengan
usaha usaha mereka melakukan atau berfokus pada ide membuat dan menjual.
Manajemen dan para eksekutif Unilever telah melakukan tanggung jawab
mereka dari kepemimpinan perusahaan sedemikian rupa sehingga menjadi
konsumen terbesar di dunia produk perusahaan akhirnya bertindak dengan
cara terbaik atas nama para pemangku kepentingan. Perusahaan ini selalu
membawanya pelanggan dan masyarakat dalam keprihatinan strategis dari
setiap operasi bisnis.
Unilever telah terentang operasi bisnis untuk lebih dari 170 negara
memenuhi kebutuhan 2 miliar pelanggan setiap hari. Dengan lini produk yang
besar, pelanggan menuntut keterjangkauan yang sama, kualitas, periklanan dll
upaya di semua produk-produknya. Pada tahun 2004, Unilever lini produk
dianggap sebagai yang paling terjangkau dan fleksibel di sebagian besar
negara berkembang (Maplecroft, 2004).
Unilever memiliki hampir 19.000 mitra bisnis strategis di seluruh
dunia menurut laporan dari tim Maplecroft (2004). Unilever telah membuat
kode bisnis yang tepat untuk mitra strategis yang membuat mereka memenuhi
syarat untuk menjadi bagian dari produksi 19%. Kode ini berkaitan dengan
prinsip-prinsip umum yang berkaitan dengan integritas bisnis, tanggung
jawab yang berkaitan dengan karyawan, konsumen akhir yang melayani dan
kelestarian lingkungan operasinya.
Masalah-masalah berkenaan dengan masyarakat selalu menerima
umpan balik positif dari Unilever. Di era masa lalu Unilever telah melayani
lebih dari lebih dari 13.000 masyarakat (Maplecroft, 2004). Unilever telah
menganalisis gravitasi manfaat yang dapat mencapai dengan melayani
masyarakat dengan cara terbaik mungkin. Lebih dari 200 juta orang yang
dilayani langsung oleh masyarakat yang dijalankan oleh Unilever.

Pendekatan Baru dari Unilever


Organisasi yang sangat berinvestasi dalam kegiatan CSR sebagai
operasi strategis bisnis yang menghasilkan keuntungan kompetitif yang lebih
besar atas pesaing mereka (Porter dan Cramer, 2002). Oleh karena itu, pada
tahun 2009, Unilever diubah pendekatannya dalam mencapai visi utama
dengan memberikan merupakan hal penting untuk mengurangi dampak dari
operasinya di lingkungan, itu bekerja dengan (Unilever, website). Ini adalah
tantangan besar untuk mempertahankan dengan komitmen organisasi telah
merencanakan sejauh ini karena pengurangan ini dimulai dari produksi
barang ke konsumsi. Pembuangan produk harus dalam dirancang sedemikian
rupa bahwa dampak keseluruhan terhadap lingkungan berkurang. Hal ini
dapat mempengaruhi omset serta keuntungan rasio marjin memberikan
semacam ancaman pada laba pemegang saham. Tapi perusahaan mengambil
tantangan ini dan membuat keseimbangan seperti yang memenuhi kebutuhan
pelanggan juga dan stabilitas kepentingan stakeholder juga dipertahankan.
Untuk mencapai tantangan ini Unilever mengambil rumahnya sendiri
produksi dan membuat start pertama dan menjadi sukses dalam meningkatkan
ramah lingkungan lingkungan dari pabrik, itu dimiliki. Selama 15 tahun
terakhir, mereka memungkinkan untuk operasi mereka untuk bekerja dalam
suasana yang memiliki dampak signifikan rendah terhadap lingkungan.
Pelepasan gas CO2 dari energi berkurang menjadi 41%, konsumsi air telah
turun sebesar 73% dan total limbah menjadi 23% per ton produksi
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya produksi. Tapi mereka tidak
tinggal dengan prestasi banyak, mereka akan terus menerus bekerja dan
perencanaan untuk mencapai semboyan mereka untuk mengurangi dampak
lebih dan lebih
Operasi dikendalikan secara signifikan yang dampaknya berkurang
jauh. Tantangan terbesar yang datang ke depan adalah jaringan rantai nilai
sebagai jumlah emisi dari pabrik-pabrik tetap untuk sebagian kecil. Sumber
bahan baku dan konsumsi konsumen dari produk adalah dampak terbesar
yang dihasilkan dari produk-produk Unilever. Dalam hal ini, mereka
membuat rencana dan program dengan pelanggan, organisasi non pemerintah
dan seluruh organisasi mitra untuk menyelesaikannya pada setiap tahap dari
seluruh jaringan mulai dari pemasok di satu ujung dan digunakan pelanggan
produk di ujung lain .
Menjadi perusahaan makanan dua pertiga dari kesepakatan bahan
baku dengan produk pertanian. Mereka membuat ambisi mereka untuk
membeli produk-produk pertanian dari sumber yang berkelanjutan, yang
mengakibatkan sertifikat Palm Hijau dengan menutup 15% volume produk
minyak dari sumber yang berkelanjutan. Demikian pula, mereka membuat
ambisi mereka untuk mengambil pemasok untuk produk mereka yang akan
mencakup volume 100% bahan baku yang berkelanjutan, pada tahun 2015
(Unilever, website).
Sejauh pelanggan yang bersangkutan, mereka perlu merenungkan
tentang dampak yang dihasilkan oleh mereka juga. Unilever telah mengakui
bahwa produk yang mereka tawarkan kepada pelanggan mereka memiliki
dampak terbesar terhadap lingkungan. Contoh penggunaan deterjen adalah
cukup untuk memberikan bukti air dan penggunaan energi untuk sebagian
besar. Dalam situasi ini organisasi ini tidak dapat mencapai tujuan akhir yang
ditetapkan. Oleh karena itu, telah mengambil langkah untuk mendidik
pelanggan mengenai penggunaan yang efisien dari produk disertai dengan
fashion sumber daya yang efisien.

Masa Depan Komitmen


Unilever menjadi besar dan salah satu perusahaan makanan terbesar
terlibat dengan sejumlah besar komitmen bahwa itu berharap untuk mencapai.
Pendekatan baru dan visi Unilever tidak cukup untuk mendefinisikan tujuan
masa depan sehubungan dengan masalah masyarakat dan lingkungan untuk
mencapai keberlanjutan. Unilever telah mempertahankan kecepatan reguler
dalam menetapkan tujuan yang lebih tinggi terhadap masyarakat dan
lingkungan.
Untuk mencapai tujuan masa depan sehubungan dengan masyarakat
dan stakeholders Unilever telah merancang sejumlah program melalui mana
ia mencapai visi dan tujuan. Ada sejumlah program yang Unilever
menunjukkan kemajuan dan di antara mereka beberapa termasuk mencapai
dari 100 juta orang menjalani Uji Usia jantung pada tahun 2020,
membimbing pelanggan untuk menggunakan jumlah minimal garam dalam
penggunaan sehari-hari produk dengan mengurangi ke 5 g per hari pada 2015,
dan melakukan tinjauan reguler pada portofolio produk perusahaan yang
harus memenuhi persyaratan kebersihan dan gizi produk makanan (Unilever,
website). Demikian pula, ada komitmen lain juga yang menunjukkan
tanggung jawab sosial didefinisikan seperti mengurangi CO2 dari proses
manufaktur sebesar 25% lebih pada tahun 2015, pembelian dari semua
minyak kelapa sawit dari sumber yang berkelanjutan dan terus menerus
pengurangan produksi sampah per ton yang diperoleh dari proses
manufaktur .
Memang komitmen masa depan yang menantang tetapi mereka
memiliki dampak besar pada masyarakat serta stakeholder. Unilever telah
membuat kemajuan dalam mencapai komitmen masa depannya sampai
tanggal ini. Sangat jelas bahwa ia akan mencapai target sebelum waktu yang
telah ditetapkan pada program tertentu komitmen.

Stakeholder ‘Engagement
Unilever memiliki keunggulan kompetitif dalam menjaga hubungan
baik dengan individu dan bisnis yang memiliki saham itu bisnisnya.
Perusahaan ini memiliki portofolio yang terdiversifikasi mulai lebih pasangan
19.000 bisnis strategis dalam bentuk, mereka distributor pemasok dan
pelanggan bisnis. Operasi bisnis Unilever memiliki dampak lebih besar pada
lembaga pemerintah dan non pemerintah, masyarakat lokal, pelanggan,
konsumen dll Oleh karena itu, Unilever memiliki untuk menganalisis inti dari
keterlibatannya di semua negara operasinya. Secara teoritis, tidak mungkin
untuk menunjukkan dan memberikan pengarahan keprihatinan stakeholder itu
berurusan dengan, namun, asosiasi bisnis utamanya adalah orang penting
yang meliputi instansi pemerintah dan non pemerintah. Tanggung Jawab
Sosial Eropa adalah sebuah organisasi nirlaba yang mengarahkan dan
Unilever singkat untuk terlibat dalam tanggung jawab sosial perusahaan
(Unilever, website). Demikian pula, terdapat asosiasi-asosiasi bisnis dan
pemegang saham yang juga merupakan kebijakan dalam mencapai
pertumbuhan berkelanjutan memiliki dampak yang besar pada masyarakat.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Kode Etik Terhadap Stakeholder


1. Pelanggan
a. Memberikan produk/jasa dengan kualitas terbaik sesuai kebutuhan
b. Memberikan perlakuan yang adil dalam setiap transaksi
c. Memelihara kesehatan produk dan kesehatan lingkungan konsumen
d. Tanggap dan hormat terhadap martabat konsumen
e. Menghormati integritas kultur yang berlaku pada konsumen
2. Pekerja
i. Memberikan pekerjaan dan imbalan yang dapat memperbaiki kondisi
kehidupan mereka
j. Memberikan kondisi yang menghormati kesehatan dan martabat pekerja
k. Bersikap jujur dalam berkomunikasi dengan pekerja dan terbuka dalam
memberikan informasi
l. Bersedia mendengarkan dan sejauh mungkin bertindak atas saran,
gagasan, permintaan dan keluhan pekerja
m. Mengajak bermusyawarah apabila terjadi konflik
n. Menghindari praktik diskriminasi dan menjamin perlakuan dan
kesempatan yang sama pada pekerja sekalipun berbeda gender, usia,
suku dan agama
o. Mengembangkan diversifikasi pekerjaan dalam bisnis agar pekerja
dapat suungguh – sungguh bermanfaat
p. Melindungi pekerja dari kemungkinan terkena penyakit dan kecelakaan
ditempat kerja
q. Mendorong dan membantu pekerja dalam mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan yang relevan dan dapat dialihkan.
r. Tanggap terhadap masalah pengangguran dalam pembuatan keputusan
bisnis dan bekerjasama dengan pemerintah, serikat pekerja dan pihak-
pihak lain untuk menangani masalah ini.
3. Pemegang Saham
a. Menetapkan manajemen yang profesional dan tekun
b. Memperlihatkan informasi yang relevan terhadap investor
c. Menghemat, melindungi, dan menumbuhkan aset – aset investor
d. Menghormati permintaan, saran dan keluhan solusi dari investor
4. Pemasok
a. Mengusahakan terwujudnya prisip keadilan dan keujujuran
b. Menjamin aktivitas bisnis terbebas dari pemaksaan
c. Membantu terciptanya stabilitas hubungan janka panjang dengan
pemasok
d. Berbagi informasi dengan pemasok
e. Membayar pemasok tepat pada waktunya
f. Mencari, mendukung dan mengutamakan pemasok
5. Pesaing
a. Mengembangkan pasar terbuka untuk perdagangan dan inverstasi
b. Mengembangkan perilaku yang bersaing dan menguntungkan secara
sosial
c. Menghindarkan dari pemberian gaji atau hadiah yang dapat
dipertanyakan
d. Menghormati hak cipta dan hak paten
e. Menolak untuk mencuri gagasan baik inovasi maupun penciptaan
produk
6. Masyarakat
a. Menghormati hak asasi manusia dan lembaga – lembaga demokrasi
b. Mengakui kewajiban kepada pemerintah dan masyarakat
c. Bekerjasama dengan kekuatan-kekuatan yang ada di masyarakat
d. Mengembangkan pembangunan berklanjutan
e. Mendukung perdamaian keamanan, keanekaragaman, dna keutuhan
sosial
f. Menghormati keutuhan budaya lokal

4.2 Etika dan Stakeholder


Perusahaan secara formal betul-betul merupakan entitas yang berdiri
terpisah dari institusi – institusi lain bahkan dengan manajer professional atau
pemiliknya sendiri karena perusahaan masih tetap bisa berdiri sekalipun
manajer berganti pemilik berganti. Pandangan terhadap perusahaan seperti
inilah yang disebut stakeholder view of the firm dan secara ringkas terlihat
pada bagian skema dalam gambar yang menunjukkan seluruh pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan.
Karena peran pemilik dan manajer amat menentukan awal dari
keberadaan suatu perusahaan dimana pemilik memberi kemungkinan melalui
penyediaan fasilitas sedangkan manajer mendapatkan mandat dari pemilik
untuk mewuudkannya melaui aktivitas rill, maka kedunya merupakan
persyaratan internal sutau bisnis yang sering digolongkan sebagai pihak yang
berkepentingan internal (internal stakeholder)
Dengan status yang disandangnya, perusahaan membentuk perilaqku
terhadap berbagai stakeholder –nya didalam system atau struktur ekonomi
tempatnya beroprasi. Perilaku itu didasari suatu asumsi motivasional bahwa
perusahaan merefleksikan sifat hakiki manusia ekonomi yang rasional, yaitu
berbuat sedemikian rupa untuk mendapatkan nilai sebesar-besarnya pada
pengeluaran nilai yang paling sedikit.
Singkatnya, maksimalisasi keuntungan sebagai upaya maksimalisasi
nilai perusahaan yang dimiliki pemegang saham (stakeholder’s value).
Dengan motivasi itu pula, perusahaan menyusun strateginya.
Berlainan dengan perilaku terhadap institusi –institusi pasar (primary
stakeholders) yang bisa secara terang-terangan dan langsung dimotivasi untuk
maksimalisasi keuntungan, perilaku perusahaan terhadap institusi-institusi
diluar pasar ( secondary stakeholder ) lebih menekankan upaya untuk
memperoleh citra baik keseluruhan perusahaan beserta produk dan proses
produksinya, walaupun disadari pula bahwa pada akhirnya akan
mempengaruhi suksesnya hubungan dengan institusi-institusi pasar.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Singkatnya, kita dapat mengatakan bahwa Unilever menjadi
organisasi terbesar adalah memenuhi kebutuhannya dari pelanggan dan
masyarakat dengan cara paralel. Kinerja masa lalu dan masa kini implikasi
terhadap tanggung jawab sosial perusahaan adalah menyoroti snapshot jernih
implikasi masa depan yang lebih besar. Stakeholder Unilever dan badan
usaha mereka dalam dilapisi dengan program pembangunan masa depan yang
berkaitan dengan masyarakat.

5.2 Saran
Untuk kedepannya kita sebagai insane bisnis haruslah senantiasa
menjynjyng etika dala setiap kegiatan bisnis di Masyarakat agar bisnis yang
kita jalankan berjalan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai