Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dwi Purwani

NIU : 452283
Tugas Resume Etika Bisnis

BAB I
ETIKA DAN BISNIS

1. Sifat Etika Bisnis


Etika adalah prinsip yang mengatur perilaku individu atau kelompok.
Etika berkaitan dengan studi moralitas. Moralitas adalah standar individu dan
kelompok tentang apa yang benar atau salah dan baik atau buruk. Standar moral
ini mencakup norma dan nilai yang dimiliki tentang jenis tindakan yang diyakini
benar dan salah secara moral. Standar moral biasanya ditujukan untuk hal-hal
yang serius dan penting, lebih disukai daripada nilai-nilai lain, tidak ditetapkan
atau diubah oleh pemegang otoritas, bersifat universal, serta berdasarkan
pertimbangan yang tidak memihak. Standar moral sangat bertentangan dengan
norma atau standar yang dipegang tentang suatu yang tidak bermoral, seperti
standar nonmoral atau yang biasa disebut standar dan norma konvensional.
Etika adalah ilmu yang membahas tentang standar moral yang ada di
masyarakat, bagaimana standar diterapkan dalam kehidupan dan apakah standar
tersebut masuk akal atau tidak. Etika mempelajari moralitas dengan menggunakan
studi normatif, sedangkan ilmu sosial mempelajarinya dengan studi deskriptif.
Etika bisnis adalah studi khusus mengenai standar moral yang benar dan salah
serta berfokus pada institusi bisnis, organisasi, dan aktivitasnya. Etika bisnis
diterapkan pada berbagai jenis isu etika yang berada di organisasi, diantaranya
yaitu: isu sistemik, isu perusahaan, dan isu individu. Bisnis tidak akan bertahan
kecuali orang-orang yang terlibat dalam bisnis mematuhi standar etika minimal.
Etika bisnis merupakan bagian dari tanggung jawab sosial (corporate
social responsibility), meskipun etika bisnis berbeda dengan tanggung jawab
sosial. Tanggung jawab sosial merupakan tanggung jawab atau kewajiban
perusahaan kepada masyarakat. Manajer bertanggungjawab atas uang pemegang
saham baik secara etis maupun hukum. Menurut stakeholder teory, manajer harus
memberikan bagian wajar dari manfaat yang dihasilkan bisnis.
2. Masalah etika dalam bisnis
a. Etika teknologi dan bisnis
Teknologi memiliki dampak yang revolusioner pada bisnis dan masyarakat.
Banyak masalah etika yang telah diciptakan oleh teknologi informasi,
karena teknologi memungkinkan untuk memperoleh informasi rinci dan
berpotensi merugikan orang lain karena dianggap melanggar hak privasi
b. Masalah internasional dalam etika bisnis
Beberapa masalah utama dalam etika bisnis sebagian besar muncul pada
batas-batas nasional suatu negara.
c. Globalisasi dan etika bisnis
Banyak masalah yang mendesak dalam etika bisnis terkait globalisasi,
khususnya bagi perusahaan multinasional yang merasakan dampak proses
globalisasi dan bertanggungjawab atas volume transaksi internasional.
d. Relativisme etika dan bisnis
Relativisme etika adalah teori yang tidak memiliki standar etika yang benar
secara absolut dan diterapkan pada perusahaan dan masyarakat.
3. Penalaran moral
a. Pengembangan moral
Terdapat tiga level pengembangan moral yaitu: tahap pra-konvensional
mencakup hukuman dan orientasi kepatuhan, tahap konvensional mencakup
kecocokan interpersonal dan hukum, dan tahap pasca-konvensional
mencakup kontrak sosial dan orientasi prinsip moral universal.
b. Penalaran moral
Penalaran moral adalah proses penalaran mengenai perilaku manusia,
institusi atau kebijakan yang sesuai dengan standar moral yang mana
mencakup tiga komponen, diantaranya yaitu: pemahaman mengenai standar
moral, informasi tentang orang, institusi atau perilaku yang dievaluasi, serta
penilaian moral atas apa yang dievaluasi.
c. Menganalisis penalaran moral
Beberapa kriteria dalam mengevaluasi seberapa baik penalaran moral
diantaranya, yaitu: penalaran moral harus logis dan konsisten. Selain itu,
informasi pendukung juga harus akurat, relevan, dan lengkap.
d. Perilaku moral dan rintangannya
Berikut merupakan empat langkah menuju perilaku etis:
1. Mengenali situasi etis, baik yang ditanggapi secara etis atau tidak.
2. Membuat penilaian tentang tindakan etis
3. Memutuskan untuk melakukan tindakan etis
4. Bertindak atas keputusan yang telah dibuat
4. Tanggung jawab moral dan kesalahan
Istilah tanggung jawab moral biasanya disebut kewajiban moral atau
tugas moral. Seseorang bertanggungjawab secara moral pada suatu cedera atau
kesalahan, jika orang tersebut adalah penyebabnya atau gagal mencegahnya
terjadi. Selain itu, orang itu tahu apa yang telah dia lakukan dan dia melakukan
atas kehendaknya sendiri.
Terdapat beberapa faktor yang meringankan seseorang untuk
bertanggungjawab secara moral tergantung tingkat keparahan dari kesalahan,
diantaranya, yaitu:
a. Keadaan yang meminimalkan, tetapi tidak sepenuhnya menghilangkan
keterlibatan seseorang dalam suatu tindakan (mempengaruhi sejauh mana
orang tersebut menyebabkan cedera atau kesalahan).
b. Keadaan yang meninggalkan seseorang agar tidak yakin tentang apa yang dia
lakukan (mempengaruhi pengetahuan seseorang).
c. Keadaan yang membuatnya sulit tetapi mungkin bagi seseorang untuk
menghindarinya (mempengaruhi tingkat kesadaran melakukannya)
d. Keseriusan cedera atau kesalahan.
Berdasarkan seberapa seriusnya kesalahan, tanggungjawab moral dapat
dikurangi, pertama dengan kontribusi minimal untuk tindakan yang menyebabkan
cedera. Kedua, ketidakpastian mengenai berbagai hal. Ketiga, kesulitan untuk
menghindari tindakan tertentu, karena orang tersebut menjadi sasaran ancaman
atau paksaan.

Referensi:
Velasquez, M.G. 2014. Business Ethics: Concepts and Cases, Seventh Edition:
Prentice Hall.

Anda mungkin juga menyukai