Disusun oleh :
MAGISTER MANAJEMEN
2021
HAKIKAT ETIKA BISNIS
Pengertian etika, berasal dari bahasa Yunani adalah “ethos” yang berarti watak
kesusilaan atau adat kebiasaaan (custom), meskipun etika berkaitan dengan moralitas, namun
tidak sama persis dengan moralitas. Etika adalah semacam penelaahan—baik aktivitas
subjek.
Moralitas
kelompok mengenai apa itu benar dan salah, atau baik dan jahat. Pedoman moral mencakup
norma-norma yang kita miliki mengenai jenis-jenis tindakan yang kita yakini benar atau salah
secara moral dan nilai-nilai yang kita terapkan pada objek-objek yang kita yakini secara
Etika dalam definisi yang lain adalah ilmu yang mendalami standar moral
diaplikasikan dalam kehidupan kita dan apakah standar ini masuk akal atau tidak masuk akal
—standar yaitu, apakah didukung dengan penalaran yang bagus atau yang jelek.
orang atau masyarakat untuk menentukan apakah standar tersebut masuk akal atau tidak
untuk diterapkan dalam situasi dan permasalahan konkret. Tujuan akhir standar moral adalah
mengembangkan bangunan standar moral yang kita rasa masuk akal untuk dianut, dengan
demikian etika mencoba mencapai kesimpulan tentang moral yang benar dan salah dan moral
1
Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke
dalam sistem dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan
mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam
organisasi.
Perkembangan Moral
Tahap Satu: Orientasi Hukuman dan Ketaatan. Pada tahap ini, konsekuensi fisik sebuah
tindakan sepenuhnya ditentukan oleh kebaikan atau keburukan tindakan itu. Alasan
anak untuk melakukan hal yang baik adalah untuk menghindari hukuman atau
Tahap Dua: Orientasi Instrumen dan Relativitas. Pada tahap ini, tindakan yang benar adalah
yang dapat berfungsi sebagai instrumen untuk memuaskan kebutuhan anak itu
Tahap Tiga: Orientasi Kesesuaian Interpersonal. Perilaku yang baik pada tahap konvensional
awal ini memenuhi ekspektasi mereka dari dari mana dia merasakan loyalitas,
2
Tahap Empat: Orientasi Hukum dan Keteraturan. Benar dan salah pada tahap konvensional
yang lebih dewasa kini ditentukan oleh loyalitas terhadap negara atau masyarakat
Tahap Lima: Orientasi Kontrak Sosial. Pada tahap postkonvensional ini, seseorang menjadi
bertentangan dan menekankan cara yang adil untuk mencapai konsensus dengan
Tahap Enam: Orientasi Prinsip Etis Universal. Pada tahap terakhir ini, tindakan yang benar
Prinsip-prinsip moral yang dihasilkan oleh analisis dan refleksi yang menandai
tahap-tahap akhir perkembangan moral “lebih baik” namun bukan sekedar karena prinsip-
prinsip tersebut muncul pada tahap akhir. Seperangkat prinsip moral adalah “lebih baik”
daripada yang lain hanya ketika secara hati-hati telah diuji dan didukung oleh alasan yang
lebih baik dan lebih kuat—sebuah proses diperkuat melalui diskusi dan perdebatan dengan
orang lain.
Penalaran Moral
Penalaran moral mengacu pada proses penalaran di mana perilaku, institusi, atau
kebijakan dinilai sesuai atau melanggar standar moral. Penalaran moral selalu meliatkan dua
komponen mendasar:
a. Pemahaman tentang yang dituntut dilarang, dinilai atau disalahkan oleh standar moral
3
b. Bukti atau informasi yang menunjukkan bahwa orang, kebijakan, institusi, atau
Ada beragam kriteria yang digunakan para ahli etika untuk mengevaluasi kelayakan
penalaran moral:
Kedua, bukti faktual yang dikutip untuk mendukung penilaian harus akurat, relevan, dan
lengkap;
Ketiga, standar moral yang melibatkan penalaran moral seseorang harus konsisten.
sendirinya menekankan bahwa anggota masyarakat berfungsi dengan cara-cara yang paling
berfokus mengejar keuntungan perusahaan mereka dan mengabaikan petimbangan etis yang
Ketiga, ada keberatan bahwa untuk menjadi etis cukuplah bagi orang-orang bisnis
Pertama, etika mengatur semua aktivitas manusia yang disengaja, dan karena bisnis
merupakan aktivitas manusia yang disengaja, etika hendaknya juga berperan dalam bisnis.
4
Kedua, aktivitas bisnis, seperti aktivitas manusia lainnya, tidak dapat eksis kecuali
orang yang terlibat dalam bisnis dan komunitas sekitarnya taat terhadap standar minimal
etika.
pencarian keuntungan. Semua studi menunjukkan bahwa secara keseluruhan etika tidak
Penilaian tentang tanggung jawab moral seseorang atau kerugian yang ditimbulkan
merupakan penilaian tentang sejauhmana seseorang pantas disalahkan atau dihukum, atau
harus membayar ganti rugi kepada pihak yang dirugikan. Kapankah seseorang secara moral
a. Dilakukan atau dilaksanakan seseorang dengan sengaja dan secara bebas; atau
b. Gagal dilakukan atau dicegah dan yang secara moral keliru karena orang itu dengan
Seseorang juga dinilai bertanggung jawab karena gagal bertindak atau agagl
mencegah bahaya jika kelalaian seorang disengaja dan jika seseorang dapat dan seharusnya
Ada kesepakatan umum bahwa ada dua kondisi yang sepenuhnya menghilangkan
1. Ketidaktahuan; dan
2. Ketidakmampuan.
5
Sebagai tambahan atas dua kondisi yang memaklumkan itu, ada juga beberapa faktor yang
meringankan tanggung jawab moral seseorang yang tergantung pada kejelasan kesalahan.
a. Lingkungan yang mengakibatkan orang tidak pasti, namun juga tidak ayakin tentang
seseorang dalam sebuah tindakan (hal ini mempengaruhi tingkatan sampai di mana
atas dapat memperkecil tanggung jawab seseorang tergantung pada tingkat keseriusan
kesalahan, semakin besar keseriusannya, semakin kecil ketiga faktor pertama tadi
dapat memperingan.
berbeda yang bekerja sama sehingga tindakan atau kelalaian mereka bersama-sama
korporasi, fakta legal dan linguistik tersebut tidak mengubah realitas moral di balik semua
tindakan itu, yaitu: Individu harus melaksanakan tindakan tertentu yang menghasilkan
tindakan korporasi. Karena individu secara moral bertanggung jawab atas konsekuensi
tindakan bebas mereka yang telah diketahui dan sengaja, individu mana pun yang bergabung
secara suka rela dan bebas dalam tindakan bersama dengan rang lain, yang bermaksud
menghasilkan tindakan korporasi, secara moral akan bertanggung jawab atas tindakan itu.
6
Semakin serius kesalahan tindakan korporasi, semakin sedikit tangggung jawab karyawan