Anda di halaman 1dari 7

Financial Management

Menghitung EVA dan MVA PT Jasa Marga (Persero) Tbk pada Tahun 2019

Tugas Kelompok
Oleh:

Abyan Habibie (20/470863/PEK/26590)

Damai Gita Akhmad (20/470911/PEK/26638)

Muhammad Fadhilullah (20/470979/PEK/26706)

Nadya Dwi Nasti (20/470990/PEK/26717)

Sari Anggrianita (20/471025/PEK/26752)

MAGISTER MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

2021
1.1 Profil Perusahaan

Pada tanggal 01 Maret 1978 Pemerintah mendirikan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Dimana
Jasa Marga bertugas untuk merencanakan, membangun, mengoperasikan dan memelihara jalan tol
serta sarana kelengkapannya agar jalan tol dapat berfungsi sebagai jalan bebas hambatan yang
memberikan manfaat lebih tinggi daripada jalan umum bukan tol. Jalan tol pertama di Indonesia
yang dioperasikan oleh Perseroan tersebut merupakan Jalan Tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi),
dengan pertimbangan agar biaya pengoperasian dan pemeliharaan ruas jalan tersebut dapat
dilakukan secara mandiri tanpa membebani anggaran Pemerintah, Menteri Pekerjaan Umum
ketika itu, Ir. Sutami mengusulkan pendirian sebuah persero untuk mengelola jalan tersebut.
Terbitlah Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1978 tentang Penyertaan Modal Negara Republik
Indonesia untuk pendirian persero.

1.2 Analisis Perhitungan Beta dan Cost of Equity

Dalam mengukur kecenderungan saham untuk bergerak naik dan turun mengikuti pasar
dapat menggunakan “koefisien beta” yang berfungsi untuk menghitung jumlah risiko saham
terhadap pasar serta sejauh mana pengembalian suatu saham tersebut dengan mengikuti naik
turunnya pasar saham. Adapun gambaran dari tabel 1 menunjukkan perhitungan nilai koefisien
beta dengan menggunakan formula excel serta data historical Jasa Marga (JSMR) dan Jakarta
Stock Exchange Composite Index (JKSE) pada tahun 2019, dengan hasil perhitungan nilai beta
sebesar 1,516. Hal ini menunjukkan nilai beta pada perusahaan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk lebih
dari satu (β > 1) yang berarti ketika terjadinya pergerakan, maka perubahan harga saham dan
tingkat keuntungan saham PT. Jasa Marga yang di dapat lebih besar daripada harga pasar saham,
tetapi juga memiliki tingkat resiko investasi di atas rata-rata pasar.
Tabel 1. Estimasi Perhitungan Koefisien Beta PT. Jasa Marga (Persero) Tahun 2019

Date JSMR JKSE r.JSMR r.JKSE SBI R.JSMR R.JKSE


Jan 01, 2019 4.920 6.532,97 0,06199 -0,0137 0,004 0,0580 -0,01772
Feb 01,2019 5.225 6.443,35 0,14354 0,00394 0,004 0,1395 -0,00006
Mar 01, 2019 5.975 6.468,75 0,02092 -0,0021 0,004 0,0169 -0,00607
Apr 01, 2019 6.100 6.455,35 -0,0656 -0,0381 0,004 -0,0696 -0,04214
May 01, 2019 5.700 6.209,12 0,00439 0,02408 0,004 0,0004 0,02008
Jun 01, 2019 5.725 6.358,63 0,04803 0,00501 0,004 0,0440 0,00101
Jul 01, 2019 6.000 6.390,50 -0,0667 -0,0097 0,004 -0,0707 -0,01371
Aug 01, 2019 5.600 6.328,47 0,01786 -0,0252 0,004 0,0139 -0,02918
Sep 01, 2019 5.700 6.169,10 -0,0439 0,0096 0,004 -0,0479 0,00560
Oct 01, 2019 5.450 6.228,32 -0,0936 -0,0348 0,004 -0,0976 -0,03876
Nov 01, 2019 4.940 6.011,83 0,04757 0,04786 0,004 0,0436 0,04386
Dec 01, 2019 5.175 6.299,54 -0,1111 -0,0571 0,004 -0,1151 -0,06107
Jan 01, 2020 4.600 5.940,05
Sumber data : https://finance.yahoo.com SD 0,075 0,028867
BETA 1,516 1,000
Corr 0,585

Setelah menghitung beta, selanjutnya menghitung cost of equity atau required rate of
return pada PT. Jasa Marga, yakni tingkat pengembalian yang diharapkan oleh para investor
terhadap modal yang telah diinvestasikan ke PT. Jasa Marga.

Diketahui :
Risk free return : 0,048
Market risk premium : 0,06
Beta cofficient : 1,516

Return required = Risk free return + (Market risk premium × Beta coefficient)
= 0,048 + (0,06 × 1,5156)
= 13,89 %

Dari hasil perhitungan di atas didapatkan nilai return required yang diinginkan oleh
investor pada PT. Jasa Marga yakni sebesar 13, 89 %, yang artinya dengan nilai beta 1, 516 atau
(β > 1) menunjukan semakin besarnya sensitivas resiko dari pasar saham, maka juga akan
mempengaruhi tinginya nilai cost of equity yang mungkin akan didapatkan oleh para investor.
Tetapi jika investor mendapatkan nilai hasil investasi yang lebih rendah dari 13,89 %, sebaiknya
investor menginvetasikan dana yang dimilikinya ke perusahaan lain yang tidak memberikan return
yang memadai sesuai dengan resiko pasar yang ada.

1.3 Analisis Perhitungan Economic Value Added (EVA)

Economic Value Added (EVA) lebih menekankan pada economic profit. Seperti yang
dikemukan oleh (Lutfiana Dkk, 2013) EVA merupakan alat untuk menilai kinerja keuangan
perusahaan berdasarkan nilai tambah yang memperhatikan adanya biaya modal (cost of capital)
yang ditanggung perusahaan. EVA memberikan sistem pengukuran yang baik untuk menilai
kinerja keuangan perusahaan karena EVA memperhatikan adanya biaya modal. Dengan demikian
EVA merupakan metode analisis keuangan untuk menilai profitabilitas dan kinerja manajemen
dari operasi perusahaan. Adapun dari hasil perhitungan EVA dalam menganalisa kinerja
perusahaan dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Jika EVA > 0, berarti telah diciptakan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan
2. Jika EVA = 0, berarti secara ekonomis perusahaan dalam keadaan impas
3. Jika EVA < 0, berarti tidak ada nilai tambah ekonomis ke dalam perusahaan

Berdasarkan data laporan keuangan PT. Jasa Marga pada tahun 2019, diperoleh perhitungan
EVA sebagai berikut:

Diketahui :
EAT/ Net Income : Rp 2.207.117.000.000,00
Equity : Rp 23.185.737.000.000,00
Risk free return : 0,048
Market risk premium : 0,06
Beta coefficient : 1,5156
Return required : 13,89%
EVA = EAT – (return required × Equity)
= 2.207.117.000.000,00 – (13,89% × 23.185.737.000.000,00)
= Rp -1.014.178.107.017,00

Berdasarkan hasil perhitungan di atas didapatkan nilai EVA dari PT. Jasa Marga pada
tahun 2019 bernilai negatif yakni sebesar Rp -1.014.178.107.017,00, yang berarti perusahaan tidak
berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis untuk memenuhi kewajiban penyandang dana.
Keadaan tersebut pun menunjukkan bahwa kinerja perusahaan tidak sesuai dengan harapan yang
diinginkan oleh para investor. Meskipun laba yang didapatkan bernilai positif, bukan berarti
keuntungan tersebut memiliki nilai tambah ekonomis. Sehingga dengan nilai keuntungan
perusahaan yang beroperasi pada tahun 2019 tidak memberikan return yang sesuai dengan harapan
investor, serta perusahaan PT Jasa Marga yang belum bisa memaksimalkan nilai investasi dari
pemegang sahamnya.

1.4 Analisis Perhitungan Market Value Added (MVA)

Market Value Added (MVA) merupakan nilai sekarang yang diharapkan dari EVA, dimana
nilai tersebut merupakan nilai pasar utang dan modal perusahaan dari total modal yang digunakan
untuk mendukung nilai tambah. Dengan menghitung MVA maka dapat diketahui seberapa besar
ukuran yang digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam memaksimalkan kekayaan pemegang
saham dengan mengalokasikan sumber-sumber yang sesuai serta juga merupakan indikator yang
dapat mengukur seberapa besar kekayaan perusahaan yang telah diciptakan untuk investornya atau
menyatakan seberapa besar kemakmuran yang telah dicapai.

1. Jika MVA > 0, berarti telah diciptakan jumlah tambahan dana oleh perusahaan kepada
stakeholders.
2. Jika MVA = 0, berarti tidak meningkatnya jumlah tambahan dana oleh perusahaan kepada
stakeholders.
3. Jika MVA < 0, berarti telah berkurangnya jumlah dana dari perusahaan kepada
stakeholders.
Berdasarkan data laporan keuangan PT. Jasa Marga pada tahun 2019, diperoleh
perhitungan MVA sebagai berikut:

Diketahui :

Price per share : Rp 5.643,75


Number of shares : 7.257.871.200,00
Market value : Rp 40.961.610.585.000,00
Book value : Rp 23.185.737.000.000,00

EVA = Market Value – Book Value


= (5.643,75 × 7.257.871.200,00)- 23.185.737.000.000,00
= Rp 17.775.873.585.000,00

Berdasarkan hasil perhitungan di atas didapatkan nilai MVA dari PT. Jasa Marga pada
tahun 2019 bernilai positif yakni sebesar Rp 17.775.873.585.000,00, yang berarti perusahaan
berhasil menciptakan dana tambahan (create value added) untuk pemegang saham guna
memaksimalkan kekayaan atau kemakmuran dari pemegang saham PT. Jasa Marga.
Daftar Pustaka :

Anda mungkin juga menyukai