disusun untuk memenuhi Tugas Besar 2 mata kuliah Advance Corporate Finance
yang diampu oleh Dr. Sudjono M.Acc
Oleh:
Dwi Anasthasia Pasaribu
NIM : 55121120081
Salah satu tujuan investasi adalah untuk memaksimalkan nilai dari perusahaan.
Perusahaan dikatakan dapat menciptakan nilai apabila perushaaan tersebut mampu
memberikan kontribusi laba seperti yang diharapkan pemilik modal untuk mengetau
seberapa efektif peneriapan perusahaan penerapan strategi perusahaan dalam
meujudkan nilai investasi. (Saidi,2010)
Penilaian kinerja keuangan dengan menggunakan rasio keuangan hanya
berorientasi pada keuntunganm, namun analisis itu tidak berdasarkan pada nilai
(value). Untuk mengatasi kelemahan tersebut, maka dapat digunakan pengukuran
kinerja keuangan Economic Value Added (EVA). EVA adalah suatu estimasi laba
ekonomis yang sesungguhnya dari perusahaan dalam tahun berjalan. EVA
menunjukkan sisa laba setelah semua biaya modal, termasuk modal eukitas,
dikurangkan, sedangkan laba akuntansi ditentukan tampa memperhitungkan modal
ekuitas. EVA mengukur profitabilitas operasi yang sesungguhnya. EVA dihitung
dengan mengurangkan laba operasi setelah pajak dengan biaya tahunan dari semua
modal yang digunakan perusahaan. (Brigham dan Houston, 2001).
Penelitian ini akan difokuskan kepada pembahasan kinerja keuangan PT. Ace
Hardware Tbk. Berdiri pada tahun 1995 dengan pembukaan gerai pertama di Karawaci,
Tangerang. Perseroan terus berkembang sebagai perusahaan ritel dan kini telah
menjadi perusahaan terkemuka di sektor ritel perlengkapan gaya hidup Indonesia. Saat
ini telah memiliki lebih dari 197 gerai Ace Hardware dengan luas total mencapai
474,380 m2 dan tersebar di 45 kota dan 26 provinsi di Indonesia.
Menggunakan kode bursa ACES, Perseroan menjadi emiten di Bursa Efek
Indonesia sejak 6 November 2007 dengan penawaran saham sebersa 30% ke publik
dan kini saham free float Perseroan telah mencapau 40%. Selain itu, likuiditas
perdagangan dan perluasan kepemilikan saham juga ditingkatkan melalui pemecahan
saham dengan rasio 1:10 sejak November 2022.
Adapun pemilihan PT Ace Hardware Tbk sebagai peusahaan yang dibahas
dalam penelitian ini karena peneliti tertarik meilihat kecenderungan harga saham PT
Ace Hardware Tbk yang mengalami penurunan -60% YoY 2022 dan -53.72% selama
5 tahun terakhir.
1.3. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Melihat apakah analisis EVA dapat dilakukan terhadap PT Ace Hardware Tbk
2. Apakah PT Ace Hardware Tbk merupakan perusahaan layak untuk menjadi
tujuan investasi
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Teori
Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan
deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang terdapat pada
laporan keuangan tahunan dari PT Ace Hardware Tbk serta dilakukan perhutungan
dengan persamaa dalam metode EVA. Metode analisis data dalam penelitian ini
memiliki beberapa Langkah sebelum didapati nilai EVA, yaitu:
𝐸𝐵𝐼𝑇 = 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 + 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 + 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝐸𝐵𝐼𝑇 = 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 + 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 + 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝐸𝐵𝐼𝑇 (2021) = 𝑅𝑝 111,968,261,561 + Rp 140,116,786,116 + Rp 718,802,339,551
𝐸𝐵𝐼𝑇 = 𝑅𝑝 970,887,387,228
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐷=
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 + 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
1,677,057,743,660
𝐷(2021) =
7,189,816,371,434
𝐷(2021) = 0.2333
Lalu dilakukan penghitungan Cost of Debt ( Kd ) di tahun 2021 :
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎
𝐾𝑑 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
111,968,261,561
𝐾𝑑 (2021) =
954,520,296,117
𝑟𝑑 (2021) = 0.1173
718,802,339,551
𝐾𝑒(2021) =
5,512,758,627,774
𝑟𝑒(2021) = 0.1304
Setelah didapat keseluruhan parameter, maka digunakan formula WACC sbb:
𝑊𝐴𝐶𝐶 = (𝐷 × 𝐾𝑑) × (1 − 𝑡𝑎𝑥) × (𝐸 × 𝐾𝑒)
𝑊𝐴𝐶𝐶 (2021) = (0.2333 × 0.1173) × (1 − 0.1631) × (0.7667 × 0.1304)
𝑊𝐴𝐶𝐶 (2021) = 0.0023
Tabel 4. Komponen penyusun WACC Ace Hardware Tbk
2018 2019 2020 2021
jumlah 1,085,709,809,612 1,177,675,527,585 2,024,821,339,896 1,677,057,743,660
liabilitas (total
hutang)
jumlah ekuitas 4,235,471,045,929 4,742,494,275,864 5,222,242,554,398 5,512,758,627,774
3.2 Analisis
Secara garis besar, nilai EVA pada Perseroan ini selalu menunjukan nilai
positif, dimana sejalan dengan teori, apabila EVA > 0, berarti nilai EVA positif yang
menunjukkan telah terjadi proses nilai tambah pada perusahaan.
Nilai EVA tahun 2018 dan 2019, terjadi peningkatan 6.7% atau setara dengan
Rp. 66,8 Miliar. Hal ini disebabkan oleh sepanjang tahun 2019, kinerja keuangan
Perusahaan mencapai penjualan bersih sebesar Rp. 8,142.7 miliar dibandingkan
dengan tahun 2018 yang hanya Rp. 7,2349.8, atau naik sebesar 12.5%. Laba kotor pun
meningkat sebesar 12.9% menjadi Rp 3,887.1 miliar dari Rp. 3,443.2 di tahun 20218.
Hutang usaha turun 10.3% dari Rp 197.9 miliar menjado Rp 177.6 miliar. Serta Ekuitas
meningkat dari Rp 4,235.5 miliar menjadi Rp. 4,642.5 karena kenaikan laba bersih
tahun berjalan.
Nilai EVA tahun 2019 ke 2020, terjadi penurunan 23.50% atau setara dengan
Rp 250,6 Miliar. Pada tahun 2020 tercatat bahwa perekonomian Indonesia mengalami
kontraksi hingga 2.07% akibat pandemi Covid-19. Dampak yang langsung berimbas
kepada penjualan yang menurun sebesar 9.0% dari tahun 2019 atau setara dengan Rp.
8,142.7 Miliar. Beban usaha juga mengalami peningkatan sebesar 5.2% dari Rp 2,668.5
menjadi Rp 2,806.1 miliar. Meskipun telah melakukan berbagai keputusan efisiensi,
namun kinerja penjualan tidak juga seperti yang diharapkan. Laba kotor pun
mengalami penurunan dari Rp. 3,887.1 miliar menjadi Rp 3,695 miliar yang
diakibatkan oleh penurunan penjualan.
Nilai EVA tahun 2020 ke 2021, terjadi penurunan 2.23% atau setara dengan Rp
18.1 Miliar. Pada tahun 2021 tercatat bahwa dampak Covid-19 masih mempengaruhi
penjualan Perseroan.. Penjualan yang menurun sebesar 11.7% dari tahun 2020 atau
setara dengan Rp. 6.5 Miliar yang sebelumnya Rp. 7.4 Miliar. Perseroan pun terpaksa
mengambil Langkah dengan menutup sejumlah gerai di bulan Juli dan Agustus 2021.
Beban usaha juga mengalami penurunan sebesar dari Rp 2,8 menjadi Rp 2,4 miliar
melalui Tindakan efisiensi dan dampak positif dari UU Cipta Kerja, yang
menyebabkan rendahnya biaya Imbalan Pasca Kerja di tahun 2021. Laba kotor pun
mengalami penurunan dari Rp. 3.2 Triliun menjadi Rp 3.7 Triliun, atau setara dengan
12.2%, yang diakibatkan oleh penurunan penjualan
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Performa PT. Aces Hardware dari 2019 sampai 21 akibat pandemic covid-19. Hal ini
berpengaru secara langsung kepada hasil penjualan dengan nilai tertingg yang pernah
dicapai sebesar Rp. 8,142.7 miliar dan terendah di 2021 sebesar Rp. 6.5 Miliar. hal ini
berdampak secara langsung kepada nilai WACC yang semakin mengecil dari 0.0031 di
tahun 2018 dan mencapai hanya 0.0023 di tahun 2021. Nilai ini jugalan yang
mempengaruhi nilai EVA yang menurun. Selain nilai penjualan, laba serta beban usaha
juga merupakan factor yang mempengaruhi nilai EVA pada proses analisis perusahaan.
4.2. Saran
Ada beberapa cara untuk meningkaykan nilai Ecobomic Value Added (EVA)
perusahaan yaitu:
1. Meningkatkan keuntungan tanpa melakukan penambahan biaya modal. Dapat
dengan memotoh biaya- biaya atau efisiensi serta melakukan efisiensi biaya
pemasaran ahar memperolah margin yang lebih besar. Sebagai contoh penutupan
gerai di Juli Agustus 2021 merupakan sebuah langkah untuk mengurangi biaya
modal.
2. Meningkatkan perputaran aktiva, baik dengan menaikan volume penjualan atau
bekerja dengan aktiva yang lebih rendah (lower assets).
3. Melakukan investasi pada proyek- proyek dengan tingkat pengembalian tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Saidi. 2010. Analisis Kinerja dengan Metode Economic Value Added (Studi Kasus PT.
http://www.idx.co.id/idid/beranda/publikasi/ringkasankinerjaperusahaanter
Stern, Joel M., John S. Shiely, dan Irwin Ross. 2001. The EVA Challenge. Canada: