Anda di halaman 1dari 40

Pengaruh Persepsi Kemudahaan Penggunaan, Computer Attitude,

Computer Self Efficacy, Facilitating Conditions dan Pengetahuan Akuntansi


Terhadap Minat Menggunakan ZahirAccounting
(Studi Pada Usaha Dagang di Kota Pekanbaru)

PROPOSAL

NUR ADJIANI AULIA


170301070

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2021

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Zahir Accounting merupakan sebuah software akuntansi yang dapat


digunakan untuk pembuatan laporan keuangan, dengan memilikifasilitas
yang terintegrasi dan memiliki daya saing yang tinggi, dengan diengkapi
analisa laporan keuangan berupa grafik dan analisa rasio keuangan yang
berfungsi dalam pengambilan keputusan manajemen.Zahir Accounting
didesain untuk memenuhi kebutuhan pelaku usaha dan disesuaikan dari sudut
pandang pengusaha, oleh karena itusetiap pengusaha mampu mengolah dan
mempunyai kendali terhadap usahanya dan tidak mewajibkan pengusahadan
manajemen perusahaan dapat mampu memahami pengetahuan akuntansi
terlebih dahulu. Zahir Accounting juga mempunyai kelebihan - kelebihan dan
juga berbagai perangkat yang sangat mudah digunakan sehingga
memungkinkan para pengusaha dan manajemen dalam pengambilan
keputusan bisnis dengan cepat dan tepat, karena Zahir Accountingbukan
hanya sebagai perangkat yangmenyediakan laporan keuangan semata.
Zahir Accounting memiliki banyak keunggulan yang sangat dibutuhkan
oleh pelaku UKM, seperti hal nya pada perusahaaan dagang. Hal ini bisa
dilihat dari perangkatnya yang mampu digunakan untuk mengelola semua
transaksi bisnis yang ada pada satu tempat saja. Selain itu perangkat Zahir
Accounting juga didesain untuk memudahkan dalam proses mengumpulkan,
mengolah, menyimpan data transaksi pada perusahaan dagang. Dengan
penggunaan perangkatZahir Accounting ini, maka resiko kehilangan data yang
mungkin terjadi akan dapat diminimalisir pada setiap perusahaan, selain itu
juga waktu yang diperlukan untuk memperoleh data yang diinginkan akan
jauh lebih tepat, cepat dan akurat (Lestari, 2018).

Meskipun perangkat ZahirAccounting sudah memfasilitasi pelayanan


dengan mempermudah dan mempercepat proses transaksi, namun hal ini tidak
menjamin seluruh perusahaan ingin menggunakan perangkat tersebut. Hal
tersebut tercermin dari minat pelaku usaha dagang terhadap perangkat Zahir
Accounting di Kota Pekanbaru masih cenderung minim. Dengan berbagai
alasan, pihak ManagerZahir Accounting Akuntakita Kota Pekanbaru
memaparkan kemungkinan faktor – faktor pemicu penyebab rendahnya daya
serap penggunaan perangkat Zahir Accounting untuk skala UKM di Kota
Pekanbaru.

Tabel 1.1 Data Penggunaan Zahir Accounting di Kota Pekanbaru

Kategori Data Jumlah

Perusahaan dagang yang memiliki SIUP Tahun 2020 2.135. SIUP


Perusahaan dagang yang memakai Zahir Accounting 85 Usaha Dagang
Sumbe
r : Data DPMPTSP dan Zahir Accounting Akuntakita Kota Pekanbaru

Dari data yang terlampir pada tabel 1.1 bisa kita lihat,bahwasannya
penyerapan penggunaan perangkat Zahir Accounting di Kota Pekanbaru masih
dibawah dari harapan terbesar pihak Zahir Accounting Akuntakita Pekanbaru.
Dimana pihak Zahir Accounting Pekanbaru sendiri beranggapan, setidaknya
mereka mampu memasarkan produk perangkat Zahir Accounting ini sedikitnya
mencapai 10% penyerapannnya dari jumlah pelaku usaha dagang yang ada di
Kota Pekanbaru. Namun pada kenyataannya, saat ini pihak Zahir Accounting
Pekanbaru sendiri masih berada pada angka 85 User atau sekitar 4 % saja dari
jumlah pemilik SIUP yang ada, dalam penyerapan pengguna perangkat Zahir
Accounting untuk kategori retailer pada Usaha Dagang yang ada di Kota
Pekanbaru.

Hal ini pun menjadi salah satu permasalahan yang cukup mengundang
perhatian bagi pihak Zahir Accounting sendiri, terkait masih cukup jauh nya
angka penyerapan penggunaan Zahir Accounting di Kota Pekanbaru dari yang
mereka harapkan. Menurut penuturan Bpk Agus Trianto selaku Manager Zahir
Accounting Akuntakita Pekanbaru menegaskan, bahwasannya permasalahan
terberat mereka saat ini dalam memasarkan produk masih terletak pada kurangnya
pemahaman para pelaku usaha dagang terhadap pentingnya laporan keuangan.
Dan masih banyaknya para pelaku usaha yang mengambil keputusan bisnis atas
dasar asumsi saja bukan berdasarkan fakta yang terukur melalui laporan
keuangan. Sehingga hal ini masih faktor pemicu utama sulitnya mereka
memasarkan produk Zahir Accounting, dan mereka juga lebih terfokus
memasarkan produk Zahir ini pada pelaku usaha yang melek terhadap teknologi
saja. Karena beliau sendiri berasumsi, akan jauh lebih mudah menawarkan produk
Zahir Accounting ini kepada mereka yang melek teknologi, daripada mereka yang
tidak menyadari bahwa pentingnya perkembangan teknologi dan laporan
keuangan terhadap kebutuhan suatu usaha bisnis.

Perilaku pengguna teknologi informasi terhadap penerimaan teknologi


menyatakan bahwa, perilaku individu dalam minat menggunakan suatu
teknologi informasi didasarkan oleh dua aspek, dimana salah satu aspeknya yaitu
adanya kemudahan penggunaan (perceived ease of use) yang dapat diartikan
sebagai persepsi seorang individu bahwa ia dapat menggunakan suatu
teknologi informasi tanpa memerlukan banyak upaya (effortless) (Thompson,
1991 dalam Lucyanda, 2010). Persepsi kemudahan penggunaan (ease of use)
diartikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu
teknologi akan bebas dari usaha (Jogiyanto. 2007: 114). Teori tersebut
menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat kepercayaan seseorang terhadap
kemudahaan suatu sistem, maka akan meningkatkan minat seseorang untuk
menggunakan sistem tersebut. Dalam penelitiannya Ratnasari (2017), Setyowati
dan Respati (2017) dalam menguji persepsi kemudahan terhadap minat
menggunakan software akuntansi. Hasilnya membuktikan bahwa persepsi
kemudahan berpengaruh terhadap minat menggunakan software akuntansi. Akan
tetapi, penelitiannya tidak didukung oleh hasil penelitian Lestari (2018) bahwa
persepsi kemudahan tidak berpengaruh pada minat menggunakan software zahir.

Dalam pemanfaatan penggunaan teknologi terutama komputer seseorang


selalu dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mempengaruhi penggunaannya,
salah satu faktor tersebut di antaranya meliputi computer attitudes. Menurut
Safitri (2015) computer attitude didefenisikan sebagai sikap dan pandangan
seseorang dalam menyikapi keberadaan teknologi komputer. Sikap
seseorang dalam menyikapi keberadaan komputer pada setiap individu
cenderung berbeda-beda. Sebagian orang menganggap adanya teknologi
komputer akan mampu mengendalikan dan mendominasi kehidupan
(pessimism). hal ini pun akan mengurangi minat seseorang dalam memanfaatkan
teknologi komputer. Dan Sebagian orang lainnya juga menganggap jika
dengan adanya teknologi komputer akan memberikan dampak positif
(optimism). Sehingga hal ini akan menambah minat seseorang dalam penggunaan
teknologi komputer. Hasil penelitian yang tidak konsisten juga terjadi pada
penelitian tentang computer attitude pada keahlian berkomputer. Menurut
Nurjanah dan Hakim (2019), Dewi dan Juliarsa (2017) mengatakan bahwa konsep
computer attitude berpengaruh positif terhadap minat. Namun hal ini tidak sejalan
dengan penelitian (Lia, 2018), (Maharani,2018), Lindawati (2018) mengatakan
bahwa konsep Computer Attitude tidak berpengaruh terhadap minat
.menggunakan software akuntansi.

Konsep Computer Self Efficacy menurut Agarwal dkk. (2000) dipandang


sebagai salah satu variabel yang penting untuk studi perilaku individual dalam
bidang teknologi informasi. Computer Self Efficacy (CSE) didefinisikan oleh
Compeau dan Higgins (1995) dalam Rustiana (2004:29) sebagai penilaian
kapabilitas dan keahlian komputer seseorang untuk melakukan tugas-tugas yang
berhubungan dengan teknologi informasi. Teori tersebut diuji oleh lestari (2018),
Adi dan Yanti (2018) dan Putra dan Nugroho (2016) mengungkapkan bahwa
computer self efficacy berpengaruh positif terhadap minat menggunakan software
akuntansi. Namun hal ini tidak sejalan dengan penelitian Setyowati dan Respati
(2017), bahwa computer self efficacy tidak berpengaruh terhadap minat
penggunaan software akuntansi.

Dalam suatu konteks pemanfaatan teknologi informasi, kondisi-kondisi


yang memfasilitasi atau facilitating conditions dapat dikategorikan sebagai faktor
yang mempengaruhi penggunaan teknologi informasi. Dimana dalam penelitian
Pontjoharyo (2016), Ridho (2018), Defillaleti, Sugiharto, umiyanti (2020)
mengungkapkan bahwa faciliting conditions berpengaruh terhadap minat
menggunakan software akuntansi. Akan tetapi dalam penelitian Lestari (2018)
mengungkapkan bahwa faciliting conditions tidak berpengaruh pada minat
menggunakan zahir accounting.
Ismail dan King (2007) dalam penelitiannya menguji pengaruh terhadap
pengetahuan akuntansi dalam penerapan Sistem Infomasi Akuntansi dan hasilnya
menyatakan bahwa Hasil penelitian Ismail dan King (2007) menunjukkan bahwa
pengetahuan akuntansi pemilik/manajer berpengaruh terhadap penerapan sistem
informasi akuntansi pada perusahaan UMKM. Dengan demikian, bahwa dalam
organisasi dimana pemilik atau pengelola yang mempunyai pengetahuan
Teknologi Informasi dan akuntansi yang memadai, akan ada tingkat minat dalam
menggunakan sebuah software akuntansi karena mereka dapat memahami salah
satu penunjang persyaratan Sistem Informasi Akuntansi pada perusahaan ialah
dengan adanya software pendukung.
Dari uraian latar belakang masalah di atas dan didukung dengan penelitian
terdahulu, maka peneliti ingin melihat sejauh manakah para pelaku Usaha Dagang
yang ada di Kota Pekanbaru dalam minat mereka menggunakan perangkat Zahir
Accounting. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Persepsi Kemudahaan Penggunaan,Computer Attitude,
Computer Self Efficacy, Facilitating Conditions dan Pengetahuan Akuntansi
Terhadap Minat Menggunakan Zahir Accounting (Studi Pada Usaha Dagang
di Kota Pekanbaru)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh terhadap minat
menggunakan zahir accounting ?
2. Apakah computer attitude berpengaruh terhadap minat menggunakan zahir
accounting ?
3. Apakah computer self efficacy berpengaruh terhadap minat menggunakan
zahir accounting ?
4. Apakah facilitating conditions berpengaruh terhadap minat menggunakan
zahir accounting ?
5. Apakah pengetahuan akuntansi berpengaruh terhadap minat menggunakan
zahir accounting ?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis pengaruh persepsi kemudahan penggunaan terhadap


minat menggunakan zahir accounting
2. Untuk menganalisis pengaruh computer attitude terhadap minat
menggunakan zahir accounting.
3. Untukmenganalisis pengaruh computer self efficacy terhadap minat
menggunakan zahir accounting
4. Untukmenganalisis pengaruh facilitating conditions terhadap
minatmenggunakan zahir accounting
5. Untuk menganalisis pengaruh pengetahuan akuntansi terhadap minat
menggunakan zahir accounting

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk berbagai kepentingan, diantaranya


adalah sebagai berikut :

1. Bagi responden (Perusahaan).

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam memahami pengetahuan


akuntansi serta mengetahui permasalahan dalam sikap terhadap minat
penggunaan perangkat lunak sehingga dapat mendorong perusahaan untuk
mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan bagaimana agar lebih berminat
menggunakan software akuntansi khususnya software zahir accounting.

2. Bagi peneliti

Dengan penelitian ini dapat dijadikan suatu perbandingan antara teori-teori


yang selama ini didapat dengan kenyataan di lapangan dan dapat menambah
wawasan, pemahaman serta pengetahuan mengenai sikap dalam menggunakan
teknologi informasi sehingga disiplin ilmu didapat ini diaplikasikan secara
bertanggung jawab pada masyarakat luas.
3. Bagi Perguruan Tinggi
Untuk menambah referensi perpustakaan dan menjadi bahan bacaan bagi
mahasiswa yang ingin mengadakan penelitian terhadap masalah yang
serupa.
4. Bagi pihak Zahir Accounting Akuntakita Pekanbaru
Dengan hasil penelitian ini dapat memberikan petunjuk bagi industri
software akuntansi, yaitu software zahir accounting untuk dapat merumuskan
strategi pemasaran mereka guna menjaga konsistensi dan keunggulan kompetitif
produk zahir accounting di masa yang akan datang

1.5 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam proposal ini adalah sebagai berikut:


BAB I. PENDAHULUAN
Berisi tentang pendahuluan atau gambaran umum dari
penelitian yang di dalamnya tediri dari latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, serta manfaat
penelitian.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang landasan teori yang akan dikaji dengan cara
mencari, membaca, dan memahami laporan-laporan
penelitian dan bahan pustaka yang memuat teori-teori yang
relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Serta
menjadikan landasan teori tersebut sebagai pola pikir dalam
bentuk kerangka pemikiran dan dapat menghasilkan suatu
hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Berisi tentang uraian pendekatan, bahan, dan cara yang
akan digunakan dalam melaksanakan penelitian.
Menentukan populasi dan sampel yang sesuai dengan
penelitian, metode pengumpulan data, dan teknis analisis
data sebagai alat yang digunakan dalam penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


2.1.1 Theory Of Reasoned Action (TRA)

Model TRA merupakan model yang merupakan dasar pengembangan dari


model TAM. TRA adalah teori tindakan yang beralasan dengan suatu premis
bahwa reaksi dan persepsi seseorang terhadap suatu hal yang akan menentukan
sikap dan perilaku orang tersebut. Model TRA merupakan mode yang
dikembangkan dari teori psikologis. Model TRA menghubungan keyakinan
(belief), sikap ( attitude), kehendak atau intensi (intention) dan perilaku. Theory
Of Reasoned Action pertama kali dicetuskan oleh Azjen pada tahun 1980
(Jogiyanto, 2007). Teori tersebut berfokus pada faktor – faktor yang
mempengaruhi minat perilaku da melihat minat sebagai determinan untuk
melakukan ataupun tidak melakukan suatu perilaku tertentu. TRA menjelaskan
bahwa sikap terhadap perilaku dan norma subjektif sebagai faktor yang
berpengaruh pada minat perilaku individu. Model Theory Of Reasoned Action
( TRA) dapat digambarkan sebagai berikut :

Sikap Terhadap
Perilaku(Attitude
Toward Behavior)
Minat Perilaku Perilaku
(Behavior (Behavior)
Norma Subjektif Intention)
(Subjective Norm )

2.1.2 Theory Technology Acceptance Model (TAM)

Technology Acceptance Model (TAM) sebenarnya dari suatu model TRA.


Model TRA. Model TAM adalah model yang seringkali digunakan untuk
menganalisa perilaku penggunaan dalam menggunakan informasi teknologi yang
dianggap sangat berpengaruh dan umum untuk menjelaskan penerimaan
individual terhadap pengguanaan sistem (Hartono, 2007).

TAM juga merupakan model yang paling populer dan paling sering
digunakan oleh para peneliti, karena TAM secara konsisten telah terbukti dapat
menjalaskan faktor yang mempengaruhi penerimaan penggunaan teknologi
(Vanketesh dan Davis, 2000) Legris et al (2003) sebagaimana dikutip oleh
Sekundera (2006) menyatakan model TAM terbukti menjadi model teoritis yang
sangat berguna dalam membantu memahami dan menjelaskan perilaku pemakai
dalam implemetansi sistem informasi.

TAM pertama kali dikenalkan oleh Davis (1989) yang merupakan


pengadopsian dari model The Theory Of Reasoned Action ( TRA), yaitu teori
tindakan beralasan yang dikembangkan oleh Fishbein dan Azjen (1975) dengan
satu premis bahwa reaksi dan persepsi seseorang terhadap suatu hal, akan
menentukan sikap dan perilaku tersebut ( Sekundera, 2006). Model ini
diterapakan dari TRA karena keputusan yang dilakukan individu untuk menerima
suatu teknologi sistem informasi merupakan tindakan sadar yang mendefinisikan
dua persepsi yang memiliki dampak pada penerimaan teknologi yaitu persepsi
pemakai tentang bagaimana kegunaan sistem untuk saya dan semudah apakah
sistem itu digunakan.

2.1.3 Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi memiliki peranan yang penting dalam


proses bisnis karena Sistem Informasi Akuntansi mengidentifikasi, mengukur dan
mencatat proses bisnis tersebut dalam suatu model yang sedemikian rupa
sehingga informasi yang di hasilkan dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan. Sistem informasi akuntansi terdiri dari tiga kata yang Menyusun
nya menjadi satu kesatuan yang memiliki definisi sendiri. Sebelum memaparkan
mengenai definisi Sistem Informasi Akuntansi secara utuh, akan terlebih dahulu
dipaparkan mengenai definisi-definisi dari kata-kata yang Menyusun nya yaitu
sistem, informasi,dan akuntansi.
Menurut Romney dan Steinbert (2001: 11) terdapat enam komponen SIA
yaitu:

a. Orang yang mengguaakan sistem.


b. Prosedur dan instruksi yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses,
dan menyimpan data.
c. Data mengenai organisasi dan aktivitas bisnisnya. Perangkat lunak yang
digunakan untuk mengolah data. Infrastruktur teknologi informasi,
meliputi komputer, perangkat perifera perangkat jaringan komunikasi yang
digunakan dalam SIA.
d. Pengendalian internal dan pengururan keamanan yang menyimpan data
SIA. Oleh karena data akuntansi berasal dari SIA, pengetahuan dan
kemampuan mengenai SIA sangat penting untuk kesuksesan karir seorang
akuntan. Berinteraksi dengan SIA adalah salah satu aktivitas terpenting
yang dilakukan akuntan. Sistem informasi tidak akan lepas dari teknologi
informasi artinya keberhasilan.

Sistem informasi tidak akan lepas dari teknologi informasi artinya


keberhasilan atau kesuksesannya akan selalu didukung oleh adanya teknologi
informasi. Hal tersebut dikarenakan sistem informasi merupakan gabungan antara
hardware dan software komputer, prosedur-prosedur, dokumentasi, formular
formulir dan orang yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan mengolah dan
mendistribusikan data dan informasi. (Pramudita, 2010).

2.1.4 Zahir Accounting

Zahir Accounting adalah software akuntansi yang digunakan untuk


membuat laporan keuangan, mempunyai fasilitas yang terpadu (Hanafi, 2013).
Software Zahir dirancang untuk memudahkan mengumpulkan, mengolah,
menyimpan data transaksi pada perusahaan dagang. Dengan software Zahir
maka kehilangan data akandapat diminimalisasi pada setiap perusahaan,
selain itu waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan data yang diperlukan
akan jauh lebih cepat dan akurat, laporan interaktif yang menarik dan
terintegrasi. Menurut(Hanafi, 2013) “Zahir Accounting merupakan software
akuntansi yang dibuat secara terpadu (integratedsoftware)”. Zahir Accounting
mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan software sejenis.Tampilan
yang menarik baik dalam interface program maupun dalam penyajian laporan
keuangan.

Wardani menyatakan bahwa software Zahir adalah sistem informasi


akuntansi berbasis komputer yang digunakan oleh perusahaan, khususnya
perusahaan dagang di Indonesia. Zahir salah satu program akuntansi lokal
yangsangat populer di kalangan pelaku usaha kecil menengah karena sifatnya
yang easy, simple, dan flexibel (Wardani, 2014)

Menurut (Wardani, 2014) Zahir Accounting adalah software akuntansi


yang sangat inovatif, namun sangat berbeda dengan software akuntansi keuangan
lainnya. Selain mempermudah pembukuan, dimana seluruh jurnal akuntansi
dan laporan keuangan dibuat secara otomatis tanpa perlu mengerti teori akuntansi
yang mendalam, Zahir Accounting juga akan mempermudah dalam
mengambil keputusan bisnis, karena dilengkapi berbagai analisa laporan keuangan
perusahaan, seperti analisa rasio, break even point analysis, berbagai grafik
dan laporan interaktif yang menarik dan terintegrasi.

Zahir Accounting merupakan software akuntansi yang dikembangkan


oleh PT. Zahir Internasional yang didirikan pertamakali pada tahun 1996.
Seiring dengan tingginya permintaan dan kebutuhan pasar akan piranti lunak
aplikasi pengola laporan keuangan secara automatisasi pengembangan untuk
aplikasi tersebut juga semakin maju. Hal ini dibuktikandengan dirilisnya
beberapa edisi oftware terbaru yaitu Zahir Accounting6, Zahir Point ofSales 6,
Zahir Point of Sales Mobile, Zahir Report Server 6, Zahir Sales Order Mobile,
Zahir Enterprise Plus, Zahir Onlie, dan Zahir Simply Versi Android (Pratama &
Nurdiawan, 2019).

Zahir Accounting pun mempermudah pencatatan akuntansi seperti


dikutip dari (Nurochman et al., 2019) menganalisis dan merancang sistem
informasi denganmembuat data pendukung dalam proses input data ke
dalamsistem informasi akuntansi berbasis aplikasi Zahir dalam bentuk
Microsoft Excel guna mempermudah direktur atau pun karyawan
perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan kebijakan
perusahaan yang akan diambil, serta mempermudah pembuatan laporan
keuangan untuk parainvestor dan pemerintah terkait pelaporan pajak secara
akurat dan handal.

Zahir merupakan software yang simpel dan mudah digunakan. Sudah


sangat banyak sekali perusahaan yangmenggunakan software aplikasi namun
tidak menuntut kemungkinan tidak selamanya memberikan dampak positif.
Melalui Software Zahir Accounting ini maka akuntansi perusahaan dagang di
Indonesia akan semakin mudah dalammelakukan pembukuan, mengolah, serta
menyimpan datatransaksi yang selama ini menggunakan caraumum (manual)
(Aisya et al., 2019).

2.1.5 Persepsi Kemudahan Penggunaan

Menurut Lai (2017) menyatakan bahwa perceived ease of use


persepsi kemudahan penggunaan) yang mana menjadi salah satu dari
persepsi yang dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan sistem
yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak pengggunaan
teknologi dalam pekerjaan terhadap penggunaan teknologi. Jogiyanto (2007)
menyatakan persepsi kemudahan penggunaan didefnisikan sebagai sejauh
mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari
usaha. Dari definisinya maka dapat diketahui bahwa persepsi kemudahan
merupakan suatu kepercayaan tentang proses pengambilan keputusan.
Jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi mudah digunakan maka
dia akan menggunakannya (Adi.dkk, 2016)

Menurut Andriyano (2014) pengertian perspektif kemudahan


memberikan indikasi bahwa suatu sistem dirancang bukan untuk menyulitkan
pemakaiannya, akan tetapi penggunaan sistem justru mempermudah
seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dengan kata lain, seseorang
yang memanfaatkan kemudahan menggunakan sistem teknologi yang canggih
dapat menyelesaikan pekerjaan lebih mudah dibandingkan dengan
seseorang yang masih menggunakan sistem secara manual.
Menurut Davis (1989:320), Kemudahan (Perceived Of Use) diartikan
sebagai fase dimana user meyakini bahwa penggunaan teknologi adalah
halyang mudah dan tidak memerlukan usaha keras dari user itu sendiri.
Pendapat ini meliputi kejelasan sasaran penggunaan teknologi dan kemudahan
penggunaan sistem untuk tujuan sesuai dengan keinginan user (Maharama dan
Kholis, 2018). Venkatesh dan Davis membagi indikator persepsi
kemudahan menjadi berikut (Rajuli, Akhirman dan Nurhasanah,2019) :

a. Interaksi individu dengan sistem jelas dan mudah dimengerti (clear


and understandable).

b. Tidak dibutuhkan banyak usaha untuk berinteraksi dengan sistem


tersebut (does not require a lot of mental effort).

c. Sistem yang digunakan mudah (easy of use).

d. Mudah mengoperasikan sistem sesuai dengan apa yang ingin indovidu


kerjakan (easy to get the sistemto do what he / she wants to do).

Dalam penelitian Sun dan Zhang (2011) dalam Wibowo dan Rosmauli
(2015) mengidentifikasikan dimensi dari persepsi kemudahan yaitu :

a. Ease to learn ( mudah untuk dipelajari)

b. Ease to use (mudah digunakan)

c. Clear and understandable (jelas dan mudah dimengerti )

d. Become skillful (menjadi terampil)

Menurut Fatmawati (2015) mendefinisikan poin penting tentang


persepsi kemudahan adalah penggunaan teknologi dirasa mudah dapat
diketahui dari beberapa indicator antara lain, mudah untuk dipelajari, mudah
mencapai tujuan, jelas operasionalnya, mudah dipahami, sistem informasi
yang fleksibel, bebas dari kesulitan, mudah diakses, mudah mengontrol,
kejelasan pada sistem informasi, mahir bagi pengguna, adanya penilaian
bahwa secara umum sisteminformasi perpustakaan tersebut mudah
digunakan.
Dalam TAM, faktor persepsi terhadap kemudahan untuk menggunakan
teknologi dan persepsi terhadap daya guna sebuah teknologi informasi
berhubungan dengan sikap seseorang pada penggunaan teknologi tersebut. Sikap
pada penggunaan sesuatu adalah sikap suka atau tidak suka terhadap penggunaan
suatu produk atau layanan. Sikap suka atau tidak suka terhadap suatu produk atau
layanan ini dapat digunakan untuk memprediksi perilaku dan niat seseorang untuk
menggunakan atau tidak suatu produk atau layanan (Ahmad dan Pambudi, 2014).

2.1.6. Computer Attitude

Computer attitude merupakan sikap reaksi atau penilaian seseorang


terhadap komputer berdasarkan kesenangan atau ketidaksenangannya terhadap
komputer. Dengan kata lain secara umum attitude menunjukkan perasaan
kesenangan atau ketidaksenangan seseorang terhadap obyek stimulus (Rifa
dan Gudono, 1999). Sikap seseorang dalam menghadapi keberadaan komputer
pada setiap individu cenderung berbeda-beda. Sebagian orang menganggap
adanya teknologi komputer akan mengendalikan dan mendominasi kehidupan
(pessimism).Sebagian orang lainnya menganggap jika dengan adanya
komputer akan memberikan dampak positif (optimism)(Safitri, 2015).Sikap
pemakai komputer merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja (keahlian)
individual dalam penggunaan komputer (Webster et al(1990) Kisbiantoro,
2008.

Computer attitude dapat dinilai dari beberapa aspek. Menurut Loyd dan
Gressard (1984) dalam Devi (2015) terdapat tiga aspek yang terkait dengan
computer attitude, yaitu :

1) Optimism

Sikap optimism menurut Doyle (2005) dapat diartikan sebagai kemampuan


mengatasi berbagai kesulitan tugas-tugas yang dihadapi seseorang dengan
adanya komputer. Sikap optimismseseorang terhadap komputer akan mampu
mengatasi kecemasan dalam menghadapi tugas-tugas sulit yang melibatkan
penggunaan komputer. Sementara menurut Towell dan Lauer (2001) bahwa
sikap optimismberkomputer merupakan pandangan positif seseorang terhadap
komputer yang dapat meringankan beban pekerjaannya.

2) Pessimism

Menurut Rosen dan Weil (2010) sikap pesimism berkomputer merupakan


sikap antipati seseorang akibat adanya kerterbatasan penguasaan program-
program komputer khususnya program baru. Munculnya program baru membuat
seseorang merasa dirinya kurang mampu mengendalikan sehingga sikap
pesimismberkomputer dalam dirinya semakin tinggi.

3) Intimidation

Intimidasi berkomputer merupakan pandangan dalam diri manusia


bahwa komputer merupakan alat yang akan mengendalikan serta
mendominasi kehidupan manusia, sehingga membawa kehidupan manusia ke
dalam era yang terintimidasi karena kehadiran komputer(Mahar et al, 1997).
Menurut Landry et al(1996) intimidasi berkomputer merupakan keadaan yang
mengancam kenyamanan seseorang berkaitan dengan penggunaan
komputer.Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa computer
attitudeadalah reaksi atau penilaian seseorang terhadap komputer berdasarkan
kesenangan atau ketidaksenangannya terhadap komputer dan menunjukkan
cara pandang seseorang terhadap komputer sebagai ancaman dalam
hidupnya.

2.1.7 Computer Self Efficacy

Computer self efficacy diartikan sebagai keyakinan atau penilaian


individu terhadap kemampuan yang dimiliki mereka dalam menggunakan dan
melaksanakan tugas-tugas komputasi dengan baik. Computer self efficacy tidak
hanya menyangkut skill seseorang, tetapi meliputi judgements mengenai tindakan
apa yang dapat dilakukannya untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka terkait
dengan aplikasi komputer dan juga menjadi

Faktor yang mempengaruhi penggunaan sebuah sistem (Setyowati et al., 2017).


Dijelaskan oleh Compeau dan Higgins dalam Rustiana (2004) ada tiga dimensi
computer self efficacy
1. Magnitude, mengacu pada level kapabilitas seseorang dalam penggunaan
komputer apakah dapat menyelesaikan tugas komputasi dengan baik, dengan
sedikit bantuan atau tanpa bantuan sama sekali dari orang lain.

2. Strength, mengacu pada level keyakinan dirinya tentang kemampuan seseorang


itu sendiri apakah mampu menyelesaikan tugas komputasinya dengan baik.

3. Generalibility, mengacu pada domain perbedaan konfigurasi software atau


sistem yang berbeda-beda dalam menyelesaikan tugas komputasi.

Berdasarkan Teori Kognitif Sosial yang dikembangkan oleh Bandura


dalam Rustiana (2004), self efficacy dapat didefinisikan sebagai kepercayaan diri
seseorang atas kemampuan untuk menampilkan perilaku tertentu. Definisi tersebut
menunjukkan bahwa karakteristik kunci dari self efficacy yaitu komponen skill
(keahlian) dan ability (kemampuan) dalam hal mengorganisir dan melaksanakan
suatu tindakan self efficacy memainkan peran penting yang mempengaruhi
motivasi dan perilaku seseorang (Rustiana, 2004: 30).

Menurut Indriantoro (2000:1) mendefinisikan keahlian berkomputer


seseorang adalah kemampuan dalam menggunakan aplikasi komputer,
sistempenanganan file dan perangkat keras, penyimpanan data dan penggunaan
tombol keyboard. bahwa Computer Self Eficacy adalah judgments atau persepsi
individu mengenai kapabilitas mengorganisir tugas-tugasnya, atau
kemarnpuannya melakukan suatu tindakan terkait dengan komputer. computer self
efficacy tidak hanya menyangkut skill seseorang, tetapi meliputi judgements
mengenai tindakan apa yang dapat dilakukannya untuk menyelesaikan tugas-tugas
terkait dengan pengaplikasian komputer.

Dalam penelitian ini computer self efficacy merujuk pada penilaian


karyawan bagian akuntansi atau pelaku usaha dalam menggunakan software zahir
sebagai salah satu aplikasi pencatatan transaksi akuntansi dengan bekal
kemampuan akademik dan komputasi yang dimilikinya. Semakin tinggi tingkat
computer self efficacy pengguna sistem diharapkan semakin tinggi pula
penggunaan software zahir dalam mengerjakan tugas-tugasnya.

2.1.8 Faciliting Conditions


Menurut Maharsi (2000), untuk dapat memiliki keahlian dan kemampuan
tentang teknologi informasi, maka anggota organisasi perlu mendapatkan
tambahan pendidikan dan pelatihan serta pemberian keterampilan-keterampilan
yang relevan. Penyusunan laporan keuangan menggunakan aplikasi akuntansi
dibutuhkan kondisi-kondisi yang memfasilitasi (Facilitating Conditions), seperti
tersedianya pedoman atau buku panduan yang lengkap dan pelatihan khusus
mengaplikasikan sistem akuntansi.

Kondisi pendukung (facilitating condition) didefinisikan sebagai sejauh


mana seorang individu percaya bahwa organisasi dan infrastruktur teknis
ada untuk mendukung penggunaan sistem. (Oye et al., 2014).

Facilitating conditions menurut Thompson dkk. (1991) adalah Faktor-


faktor obyektif di lingkungan yang mana pengamat-pengamat setuju membuat
suatu tindakan untuk mudah dilakukan, termasuk penyediaan dukungan computer.
Menurut Thompson dkk. (1991) dalam penelitiannya indikator pengukur
facilititing conditions adalah:

a. Tersedianya panduan untuk memilih sistem.

b. Tersedianya pelatihan khusus.

c. Tersedianya orang untuk membantu apabila ditemukan kesulitan

2.1.9 Pengetahuan Akuntansi

Pengetahuan akuntansi merupakan pengetahuan mengenai cara


mengelompokkan, menganalisis, mencatat hal-hal yang berhubungan dengan
aktivitas keuangan perusahaan. Pengetahuan akuntansi dalam konteks teknologi
informasi adalah Tingkat pengetahuan yang berkaitan dengan teknik akuntansi
dan sejauh mana terbiasa dengan pengolah kata dan menyajikannya dengan
bantuan komputer. (Ismail dan King, 2007). Variabel ini diukur dengan indikator-
indikator pentingnya dan manfaat pengetahuan akuntansi atau teknik akuntansi
dalam menyajikan data melalui komputer.

2.1.10 Perusahaan Dagang


Perusahaan dagang pada umumnya membeli barang jadi yang siap untuk dijual
kembali dan dicatat sebagai persediaan barang dagangan. (Kieso dkk., 2007).
Artinya perusahaan dagang aktivitasnya hanya terfokus pada pembelian dan
penjualan saja, sedangkan barang-barang dicatat sebagai persediaan barang
dagang gunanya untuk dijual pada masa atau periode berikutnya. Sentosa
Sembiring (2015), menyatakan perusahaan dagang adalah perusahaan
perseorangan yang dilakukan oleh seorang pengusaha. Perusahaan dagang dapat
dikelola oleh 1 (satu) orang atau lebih dengan modal milik sendiri.

Menurut Suwardjono (2002: 58) perusahaan dagang adalah perusahaan yang


bergerak dalam bidang pembelian dan penjualan barang tanpa pengolahan lebih
lanjut. Seandainya melakukan pengolahan, hal tersebut terbatas pada pengemasan
kembali, pemberian label, membungkus, memperkecil unit penjualan. Barang
yang diperdagankan dapat berupa hasil bumi atau produk manufaktur. Kegiatan-
kegiatan yang terlibat dalam perusahaan perdagangan:

a. Pembelian, yaitu membeli berbagai macam produk dari berbagai pemasok.

b. Pemasaran, yaitu mempromosikan produk tersebut ke pembeli atau


konsumen potensial.

c. Penganekaragaman (assorting) yaitu, menyediakan berbagai macam


produk untuk memenuhi berbagai kebutuhan selera konsumen atau pembeli
potensial.

d. Pendanaan yaitu, menyediakan fasilitas kredit untuk konsumen potensial


agar dapat mendorong terjadinya transaksi.

e. Penyimpanan yaitu, menyediakan dan melindungi produk untuk melayani


konsumen secara lebih baik dan profesional.

f. Penyortiran yaitu, membeli barang atau produk secara borongan kemudian


memilih dan memecah menjadi unit (volume) yang diinginkan oleh konsumen.

g. Penyeleksian kualitas yaitu, membeli barang secara borongan (bulk)


kemudian menyeleksi kualitas dan membungkus serta memberi label sesuai
kualitas.
h. Pengangkutan yaitu, memindahkan barang secara fisik dari produsen ke
konsumen akhir.

i. Penyediaan informasi pasar yaitu, menyampaikan informasi pasar yang


diperlukan oleh pembuat produk seperti misalnya tentang volume penjualan

harapan, model yang sedang berlaku, harga pasar dan selera konsumen.

Suwardjono (2002: 227) dalam bukunya menyatakan bahwa perusahaan


dagang dapat dikenali melalui akun-akun yang khusus yang tampak dalam
statmen laba-rugi. Akun-akun tersebut yaitu:

1. Penjualan, dalam perusahaan dagang pendapatan secara khusus disebut


dengan penjualan.Potongan tunai penjualan, potongan tunai ditawarkan dalam
bentuk syarat pembayaran atau terma seperti 2/10, n/30, n/10 EOM(end of month)
dan C.O.D (cash on delivery).

2. Kembalian dan keringanan harga jual (return), yaitu kos yang melekat
pada barang yang diserahkan kepada pelanggan karena penjualan. Kos barang
meliputi semua pengeluaran yang terjadi sampai barang siap dijual.

3. Pembelian, akun pembelian (purchases) digunakan untuk memcatat jumlah


rupiah yang dibayarkan atau dikeluarkan untuk pembelian barang sebesar jumlah
harga beli.

4. Potongan pembelian, potongan penjualan dipandang dari sudut pembeli.


Akun ini merupakan kontraakun.

5. Kembalian dan keringan pembelian, tidak berbeda dengan kembalian dan


keringanan penjualan, kecuali jika dipandang dari sudut pembeli. Akun ini
merupakan kontra akun.

6. Kos pengankutan pembelian, kos ini menambah kos barang terjual, oleh
karenanya jumlahnya akan didebit kalau bertambah.

7. Sediaan barang dagang, kos yang belum terjual pada akhir periode akan
ditampung dalam akun ini dan jumlahnya akan tampak dalam neraca sebagai
sediaan barang dagangan (inventory of Merchandise).
2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu juga menjadi salah satu acuan bagi peneliti dalam
melakukan penelitian selanjutnya, sehingga penulis dapat memperkaya teori yang
digunakan dalam mengkaji terkait penelitian yang dilakukan. Berikut ini
merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal yang terkait dengan
penelitian yang akan dilakukan penulis :

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Hasil Penelitian


Peneliti Penelitian
1. Elis Lestari (2018) Pengaruh Hasil penelitian menunjukkan
persepsi bahwapersepsi
kemudahan kebermanfaatan, computer
penggunaan, self efficacy dan pengetahuan
persepsi akuntansi berpengaruh
kebermanfaatan, terhadap minat menggunakan
computer software zahir. Sedangkan
attitude, variabel persepsi kemudahan
computer self penggunaan dan facilitating
efficacy, dan conditions tidak berpengaruh
pengetahuan terhadap minat menggunakan
akuntansi software zahir.
terhadap minat
menggunakan
software zahir
(studi pada
usaha dagang di
kabupaten
wonorejo)
2. I Nyoman Rasmen Pengaruh Hasil penelitian menunjukkan
Adi, dan Putu Eka computer bahwa computer attitude tidak
Purnama Yanti attitude, memiliki pengaruh signifikan
(2018) computer self terhadap minat Menggunakan
efficacy, dan Software Akuntansi pada
trust terhadap karyawan LPD se-Kota
minat Denpasar. Sementara variabel
menggunakan Computer Self Efficacy dan
software Trust memiliki pengaruh
akuntansi pada positif dan signifikan terhadap
karyawan LPD minat Menggunakan Software
Se-Kota Akuntansi pada karyawan
Denpasar LPD se-Kota Denpasar.

3. Pengaruh Computer Aprilian Hasil penelitian menunjukkan


Anxiety Computer Kusuma Putra bahwa computer attitude tidak
Attitude, dan dan Mahendra berpengaruh positif dan
Computer Self Adhi Nugroho signifikan terhadap minat
Efficacy Terhadap (2016) menggunakan software
Minat akuntansi, namun computer
Menggunakan anxiety dan compiter self
Software Akuntansi efficacy berpengaruh positif
dan signifikan terhadap minat
menggunakan software
akuntansi.
4. Analisis faktor – Nuraida Wahyu Hasil penelitiannya
faktor yang Ratnasari menjelaskan bahwa persepsi
mempengaruhi (2017) sikap penggunaan, persepsi
penerimaan dan norma subjektif, persepsi
penggunaan kemudahan penggunaan, dan
software akuntansi persepsi kegunaan
dengan pendekatan berpengaruh positif terhadap
Technology minat menggunakan software
Acceptance Model akuntansi.
(TAM) Studi pada
UMKM di Kota
Surabaya
5. Pengaruh Standar Fazrin Hasil penelitian menunjukkan
Akuntansi Defillaleti, bahwa
Keuangan Entitas Bambang variabel pengetahuan Standar
Mikro Kecil dan Sugiharto, dan Akuntansi Keuangan Entitas
Menengah (SAK- Indah Umiyati Mikro Kecil dan Menengah
EMKM), Computer (2020) (SAK EMKM), Computer
Self Efficacy, Self-efficacy dan Facilitating
Facilitating conditions berpengaruh positif
Conditions terhadap terhadap minat menggunakan
minat aplikasi akuntansi pada usaha
menggunakan mikro, kecil, dan menengah di
apikasi akuntansi Kabupaten Subang
(Studi Kasus pada
Usaha Mikro Kecil
Dan Menengah di
Kabupaten Subang)
Pengaruh persepsi Elisabeth Hasil penelitian menjelaskan
kemudahan Octaviana Tri bahwa persepsi kemudahan
penggunaan, Setyowati dan penggunaan, persepsi manfaat
persepsi manfaat, Agustini Dyah berpengaruh terhadap
computer self Respati (2017) penggunaan sistem informasi
efficacy, dan akuntansi. Namun computer
kepuasan pengguna self efficacy tidak
sistem informasi berpengaruh signifikan
akuntansi terhadap penggunaan sistem
informasi akuntansi
6. Pengaruh Computer Yuanika Hasil penelitian menunjukkan
Knowledge, Anggun Siti bahwa analisis
Computer Attitude, Nurjanah dan menunjukkan bahwa
Motivasi Belajar, Luqman Hakim computer knowledge,
dan Fasilitas (2019) computer attitudedan
Laboratorium fasilitas belajar
Akuntansi terhadap mempengaruhi hasil belajar
hasil belajar Komputer Akuntansi
MYOB siswa kelas MYOBdan motivasi belajar
IX Akuntansi 10 tidak berpengaruhsignifikan
SMK Negeri karena dari hasil analisis
Surabaya ditemukan bahwa
tingkatmotivasi berbanding
terbalik dengan hasil belajar
yang diperoleh
7. Internal Locus Of Ni Komang Hasil penelitian yang
Control Urip Krisna diperoleh sebagai berikut
Memoderasi Dewi dan Gede yaitu computer anxiety
Computer Anxiety Juliarsa (2017) berpengaruh negatif pada
dan Computer keahlian dalam
Attitude Pada menggunakan aplikasi
Keahlian Aplikasi komputer akuntansi, computer
Komputer attitude berpengaruh positif
Akuntansi pada keahlian dalam
menggunakan aplikasi
komputer akuntansi, internal
locus of control berpengaruh
positif pada keahlian dalam
menggunakan aplikasi
komputer, internal locus of
control memperlemah
pengaruh negatif computer
anxiety pada keahlian
dalam menggunakan aplikasi
komputer akuntansi, dan
internal locus of control
memperkuat pengaruh positif
computer attitude pada
keahlian dalam menggunakan
aplikasi komputer akuntansi.
Sumber Hasil Kajian Penulis, 2021

2.3. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis


2.3.1. Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan Terhadap Minat
Menggunakan Zahir Accounting

Persepsi Kemudahan penggunaan merupakan tingkatan dimana seseorang


percaya bahwa teknologi mudah untuk dipahami. Definisi tersebut juga didukung
oleh Wibowo (2006) yang menyatakan bahwa persepsi tentang kemudahan
penggunaan sebuah teknologi didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana
seseorang percaya bahwa teknologi tersebut dapat dengan mudah dipahami dan
digunakan.

Aditya dan Wardhana (2016) dalam penelitiannya menyatakan variabel


Perceived Ease of Use berpengaruh secara signifikan terhadap Behavioral
pengguna instant messaging LINE di Indonesia. Hasil tersebut sejalan dengan
penelitian Ahmad dan Pambudi (2014) dan Chandra dan Rahmawati (2016).
Meskipun penelitian tersebut memiliki perbedaan pada fokus penelitian yang
sedang dilakukan saat ini, akan tetapi terdapat kesamaan pada persepsi
kemudahan penggunaan dalam mempengaruhi minat untuk menggunakan suatu
teknologi informasi. Sehingga hipotesis yang diusulkan adalah:

H1: Persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh terhadap minat


menggunakan zahir accounting

2.3.2 Pengaruh Computer Attitude terhadap minat menggunakan Zahir


Accounting

Computer attitude merupakan sikap reaksi atau penilaian seseorang terhadap


komputer berdasarkan kesenangan atau ketidaksenangannya terhadap komputer.
Dengan kata lain secara umum attitude menunjukkan perasaan kesenangan atau
ketidaksenangan seseorang terhadap obyek stimulus (Rifa dan Gudono, 1999).
Computer atittude dapat dilihat dari dua aspek yaitu sikap optimis dan pesimis.
Sikap optimis dapat memotivasi mahasiswa untuk meningkatkan keahliannya
dalam penggunaan software akuntansi karena mahasiswa merasa terbantu dengan
adanya software akuntansi. Dengan adanya sikap optimis tersebut dapat
menumbuhkan perasaan positif dalam dirinya seperti rajin berlatih cara
menggunakan software akuntansi dengan baik dan benar. Sementara sikap pesimis
dapat menimbulkan dampak negatif dalam diri mahasiswa karena software
akuntansi dipandang sebagai sebuah beban dan ancaman bagi dirinya.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Dewi dan Juliarsa (2017) menunjukkan
bahwa computer attitude berpengaruh positif terhadap keahlian menggunakan
aplikasi komputer akuntansi hal ini berarti bahwa mahasiswa akuntansi merasa
terbantu dengan adanya aplikasi komputer akuntansi sehingga dengan
meningkatnya computer attitude akan memberikan efek meningkatnya keahlian
mahasiswa akuntansi dalam menggunakan aplikasi komputer akuntansi. Hasil
penelitian tersebut sependapat dengan Cahyono (2014) dan Kumara, Adiputra dan
Sulindawati (2014) menyatakan bahwa computer attitude memiliki pengaruh
positif pada keahlian berkomputer. Namun, penelitian yang dilakukan oleh
Diartono dan Nurhayati (2003), dan Devi (2015) menyatakan hasil yang berbeda
dimana computer attitude tidak berpengaruh terhadap keahlian berkomputer.
Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:

H2 : Computer attitude berpengaruh terhadap minat menggunakan Zahir


Accounting

2.3.3 Pengaruh Computer Self Efficacy Terhadap Minat Menggunakan Zahir


Accounting

Computer Self Efficacy (CSE) didefinisikan oleh Compeau dan Higgins (1995)
dalam Rustiana (2004: 29) sebagai penilaian kapabilitas dan keahlian komputer
seseorang untuk melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan teknologi
informasi.Teori tersebut diuji oleh Chandra dan Rahmawati (2016) dan Putra dan
Nugroho (2016) menyatakan bahwa computer self efficacy berpengaruh signifikan
terhadap minat menggunakan software akuntansi. Hal tersebut dapat berarti bahwa
apabila computer self efficacy seseorang itu tinggi maka secara langsungakan
meningkatkan minat menggunakan software akuntansi, yang mana software
akuntansi berhubungan dengan komputer dan teknologi informasi. Dengan begitu
seseorang dengan tingkat computer self efficacy tinggi maka minat menggunakan
software akuntansi akan pada tingkat yang tinggi juga. Sehingga hipotesis yang
diusulkan adalah:

H3 : Computer self efficacy berpengaruh terhadap minat menggunakan


Zahir Accounting

2.3.4. Pengaruh Faciliting Conditions Terhadap Minat Menggunakan


Software Zahir

Dalam konteks pemanfaatan teknologi informasi, kondisi yang mefasilitasi


dapat dimasukkan sebagai faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi
informasi. Menurut Triandis dalam Rahmawati (2008) kondisi yang memfasilitasi
didefinisikan sebagai faktor obyektif diluar lingkungan yang memudahkan
pemakai dalam bertindak/bekerja. Hal tersebut dapat berupa tersedianya pedoman
yang cukup lengkap dalam menjalankan program teknologi informasi serta
tersedianya pelatihan yang dapat membantu individu bila mengalami kesulitan
dalam penggunaan teknologi informasi yang akan mendorong individu untuk
memanfaatkan teknologi informasi secara maksimal.

Kurniawan, Indrawati dan Djatmiko (2016). Menyatakan bahwa kondisi yang


mendukung (Facilitating Conditions) yaitu sejauhmana suatu individu percaya
bahwa infrastruktur organisasi dan teknis harus ada untuk mendukung
penggunaan sistem. Penelitian lainnya mengenai minat penggunaan suatu
teknologi yang dipengaruhi oleh faktor kondisi yang memfasilitasi yaitu
dilakukan oleh Irfan (2016). Rohmadi dan Henderi (2017). Bendi dan Andayani
(2013) dan hasilnya sama-sama membuktikan bahwa facilitating conditions
mempengaruhi minat penggunaan teknologi informasi. Sehingga hipotesis yang
diusulkan adalah:

H4 : Faciliting conditions berpengaruh terhadap minat menggunakan Zahir


Accounting

2.3.5. Pengaruh Pengetahuan Akuntansi Terhadap Minat Menggunakan


Zahir Accounting

Zahir Accounting adalah sebuah sistem yang menyediakan proses pencatatan


data transaksi yang ada pada perusahaan menjadi sebuah informasi. Pada sisi
pengguna, seorang akuntan memiliki peranan yang besar dalam hasil akhir yang
diproses untuk diterjemahkan kedalam bahasa informasi akuntansi. Sehingga
pengetahuan akuntansi yang dimiliki oleh akuntan perusahaan mempunyai
pengaruh hasil informasi yang dihasilkannya. Seorang akuntan yang salah dalam
menerjemahkan data transaksi yang ada dilapangan kedalam bahasa akuntansi,
mampu menghasilkan persepsi hasil informasi yang berbeda pula. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa semakin baik pengetahuan akuntansi seseorang,
maka akan semakin baik pula penggunaan akuntasi berbasis komputernya.

Lestari dan asyik (2015) menyatakan bahwa dalam menyajikan laporan


keuangan, seorang yang memiliki kemampuan akuntansi akan lebih mudah dalam
memahami alur laporan dalam sebuah sistem, seperti halnya mengidentifikasi
adanya kesalahan input. Dengan demikian seorang pengguna yang memiliki
pengetahuan akuntasi akan merasa lebih mudah dalam menjalankan sistem
informasi akuntansi pada proses pekerjaan berlangsung.

Hasil penelitian Ismail dan King (2007) menunjukkan bahwa pengetahuan


akuntansi pemilik/manajer berpengaruh terhadap penerapan sistem informasi
akuntansi pada perusahaan UMKM. Dengan demikian, bahwa dalam organisasi
dimana pemilik / pengelola memiliki pengetahuan TI dan akuntansi yang
memadai, akan ada tingkat kesesuaian AIS yang lebih tinggi.

Menurut Ismail dan King (2007) dalam konteks AIS, pemilik / manajer
dengan pengetahuan TI dan akuntansi berada pada posisi yang lebih baik dari
pada mereka yang tidak memiliki pengetahuan ini, karena mereka dapat
memahami persyaratan AIS perusahaan dan kemudian menggunakan TI mereka
pengetahuan untuk menentukan penyebaran TI yang sesuai dengan kebutuhan
informasi perusahaan.

Menurut Seyal dkk. (2000), Thong (1999) dan Hussin dkk. (2002) dalam
Ismail dan King (2007) menyatakan bahwa dalam konteks UMKM pengetahuan
IT pemilik / manajer dapat menentukan keberhasilan atau kegagalannya proyek
komputerisasi karena mereka memainkan peran dominan dalam keputusan bisnis.
Sehingga hipotesis yang diusulkan adalah:
H5 : Pengetahuan akuntansi berpengaruh terhadap minat menggunakan
Zahir Accounting.

Berdasarkan penjelasan hubungan variabel diatas dapat disimpulkan dalam


kerangka pemikiran:

Variabel Independen Variabel Dependen

Persepsi Kemudahan
Penggunaan

Computer Attitude
s

Computer Self Efficacy Minat Menggunakan


Software Zahir

Facilitating Conditions

Pengetahuan Akuntansi

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu merupakan penelitian kuantitatif, yakni penelitian


yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012). Jenis data dalam penelitian ini adalah
data primer, yaitu data yang dikumpulkan secara langsung dari pihak pertama atau
responden oleh peneliti dan diperoleh melalui Kuesioner (angket) yang dibagikan
kepada karyawan bidang akuntansi yang bekerja di Usaha Dagang yang ada di
Kota Pekanbaru.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian


3.2.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2017) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bagian akuntansi di usaha dagang
yang bersekala UKM yang ada di wilayah Kota Pekanbaru.

3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki populasi
yang digunakan untuk penelitian (Sugiyono, 2017). Penentuan jumlah sampel
yang akan diolah dari jumlah populasi harusdilakukan dengan teknik pengambilan
sampling yang tepat. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 karyawan bagian
akuntansi perusahaan dagang yang bersekala UKM yang ada di wilayah Kota
Pekanbaru.Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah non probability sampling yaitu pengambilan sampel secara tidak acak,
elemen-elemen populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih
menjadi sampel (Hair dkk., 2010). Dalam non probability sampling terdapat
beberapa teknik untuk pengambilan sampel, pada penelitian ini menggunakan
sampel berdasarkan kemudahan (convinience sampling) yaitu teknik pengambilan
sampel dari elemen populasi yang datanya mudah ditemui oleh peneliti.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data menjelaskan secara rinci tentang instrument
yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dan data termasuk alat uji,
petunjuk wawancara, angket, dan lainnya dalam penelitian. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik
pengumpulan data melalui kuesioner yang langsung didistribusikan kepada pihak
pertama atau responden yang kemudian datanya diukur dari tanggapan responden
atas pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan melalui kuesioner. Jenis kuesioner
yang digunakan adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan tipe Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Dalam kuesioner yang digunakan peneliti, setiap pertanyaan
terdiri dari 5 (Lima) kategori jawaban, yaitu :
Sangat Setuju (SS) =5
Setuju (S) =4
Ragu-ragu (R) =3
Tidak Setuju (TS) =2
Sangat Tidak Setuju (STS) =1

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel


3.4.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010).
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel independen dan variabel
dependen. Berikut penjelasan kedua variabel tersebut:

a. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam bahasa Indonesia disebut sebagai variabel
terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen nilainya
akan berubah jika variabel yang mempengaruhi berubah (Sugiyono,
2010). Variabel dependen yang diteliti dalam penelitian ini adalah minat
menggunakan zahir accounting (Y).
a. Variabel Independen
Variabel independen dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai
variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi
variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruh
negative (Sugiyono, 2010). Variabel independen yang diteliti dalam
penelitian ini adalah persepsi kemudahan penggunaan, computer attitude,
computer self efficacy, facilitating conditions dan pengetahuan akuntansi.

3.4.2 Definisi Operasional Variabel


Untuk menyatuan presepsi tentang pengertian variabel-variabel yan diteliti
dalam penelitian ini, maka dikemukakan batasan-batasan definisi operasional pada
setiap variabel tesebut. Definisi operasional adalah variabel penelitian
dimaksudkan untuk memahami arti setiap variabel penelitian sebelum dilakukan
analisis, instrument serta sumber pengukuran berasal dari mana . Adapun definisi
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 1Definisi Operasional Variabel


No Variabel Defenisi Variabel Indikator pengukuran
1. Persepsi Suatu tingkatan keyakinan 1.Sistem jelas dan mudah
kemudahan dimana seseorang percaya dimengerti
penggunaan bahwa penggunaan yang 2. Tidak dibutuhkan
(X1) khusus tersebut dapat banyak usaha
dengan mudah untuk dapat 3. Sistem mudah
dipahami (Davis, 1989). digunakan.
4. Sistem fleksibel.
Venkatesh dan Davis
(2000: 201)
2. Computer Computer attitude 1. seseorang terhadap
Attitude (X2) merupakan sikap reaksi komputer yang dapat
atau penilaian seseorang meringankan beban
terhadap komputer pekerjaannya.
berdasarkan kesenangan 2. Dengan adanya
atau ketidaksenangannya komputer dalam
terhadap komputer. Dalam kehidupan manusia, maka
hal ini terdapat sekelompok lama kelamaankegiatan
orang yang senang manusia akan tergantikan
terhadap perkembangan oleh teknologikomputer,
teknologi komputer dan sehingga timbul
terdapat juga sekelompok kecemasan akan
orang yang merasa tidak terintimidasi.
senang dan merasa
terintimidasi dengan
kehadiran komputer.
3. Computer self Judgement kapabilitas dan 1) Kapabilitas komputer.
efficacy (X3) keahlian komputer 2) Kumputasi yang baik.
seseorang untuk melakukan 3) Mampu menjalankan
tugas tugas yang paketpaket software yang
berhubnngan dengan berbeda. Rustiana (2004:
teknologi informasi. 32)
Compeau dan Higgins
dalam Rustiana (2004)
4. Faciliting Faktor-faktor obyektif di 1.panduan
conditions lingkungan yang mana 2. Pelatihan.
(X4) pengamatpengamat setuju 3. Orang yang membantu.
membuat suatu tindakan 4. Sumber daya.
untuk mudah dilakukan, Thompson dkk. (1991).
termasuk penyediaan
dukungan computer.
Thompson dkk. (1991).

5. Pengetahuan Tingkat pengetahuan yang Pengolah kata dan


akuntansi (X5) berkaitan dengan teknik akuntansi. (Ismail dan
akuntansi dan sejauh mana King, 2007)
terbiasa dengan pengolah
kata, akuntansi dengan
bantuan komputer. (Ismail
dan King, 2007)
6. Minat tingkat seberapa kuat 1. keinginan untuk
menggunakan keinginan atau dorongan menggunakan,
Zahir seseorang untuk melakukan 2. selalu mencoba
Accounting perilaku tertentu. Davis menggunakan,
(Y) dkk. (1989) 3. berlanjut dimasa yang
akan datang (Jogiyanto,
2007:77)

3.5 Teknik Analisis Data


3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif
Sugiyoono (2017) mengungkapkan bahwa statistik deskriptif merupakan
statistik yang berguna untuk menggambarkan objek penelitian melalui data
sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan proses analisis dan
menentukan kesimpulan yang berlaku umum. Seluruh penyajian dan analisis data
yang digunakan pada penelitian ini menggunakan program SPSS (Statistical
Product and Service Solution). Penelitian ini diuji dengan beberapa uji statistik
yang terdiri dari uji statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan
pengujian hipotesis.
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat
dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum,
range, kurtosis dan skewness (Ghozali, 2011: 10).Statistik deskriptif digunakan
untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2012 : 148).
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang dugunkan dalam penelitian ini adalah uji
normalitas, uji heteroksiditas, dan uji multi kolinaritas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya


suatu distribusi data(Ghozali, 2013). Dalam uji normalitas digunakan nilai
signifikansi dengan Uji Kolomogorov Smirnov. Adapun kriteria pengujian
menurut Ghozali (2011) apabila nilai signifikansi > 0,05 menunjukkan
data berdistribusi normal. Sebaliknya, apabila nilai signifikansi < 0,05
menunjukkan data tidak berdistribusi normal.
2. Uji Multikolineraritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model


regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel bebas. Adapun kriteria pengujian menurut Ghozali (2011) apabila
nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 maka data tidak terjadi
multikolinearitas. Sebaliknya, apabila nilai VIF > 10 dan nilai tolerance <
0,10 maka data terjadi multikolinearitas.

3. Uji Heterosskedastisitas

Ghozali (2011) menjelaskan bahwa uji heterokedastisitas


bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengematan
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Adapun kriteria
pengujian menurut Ghozali (2011) apabila nilai signifikansi > 0,05
menunjukkan data tidak terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, apabila
nilai signifikansi < 0,05 menunjukkan data terjadi heteroskedastisitas.
3.5.3 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan denganmenggunakaan alat analisis
regresi berganda yang dimaksud untuk mengetahui hubungan antara dua atau
lebih variabel indpenden terhadap satu variabel dependen. Pengujian hipotesis ini
melaluibeberapa pengujian, yakni:

1. Uji Analisis Regresi Linear Berganda


Analisi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisi regresi
berganda, yakni cara yang digunakan untuk melihat hubungan antara dua
lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen. Analisis data
dilakukan dengan bantuan program apliasi SPSS (Statistic Package For
Social Science) berikut persamaan regresi dalam penelitian kali ini :

Y=a+b1X1+b2X2+X3+b4X4+e
Y = Keputusan Investasi
a = Konstanta
X1 = Cognitive Dissonance Bias
X2 = Representativeness Bias
X3 = Overconfidence Bias
X4 = Herding Bias
e = error

2. Uji statistik F
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dala model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013). Dalam membandingkan
probabilitas denga taraf nyarta kurang dari 0,05. Jika frobabilitas ≥ 0,05
maka model ditolak jika probabilitas < 0,05 maka model diterima.

3. Uji statistik t
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas dan independen secara indivu dalam menerangkan variasi
dependen. Apakah pariabel independen berpengaruh secara nyata atau
tidak (Ghozali, 2013). Dasar pengambilan keputusan yaitu:
a. Jika frobabilitas > 0,05 maka model ditolak
b. Jika probabilitas ≤0,05 maka model diterima.

4. Uji Koefisien Determinasi


Koefisien determinan(R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefesien determinan
adalah antara nol sampai satu. Apabila hanya terdapat satu variabel
independen maka R yang dipakai. Tetapi apabila terdapat dua atau lebih
variabel independen maka yang dipakai adalah adjusted R2 akan dapat
naik turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model
(Ghozali, 2013).

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. (2011). Penelitian kualitatif. Jakarta: Kencana Predana Media.


Chandra dan Rahmawati .2016. Pengaruh kemudahan penggunaan, kepercayaan,
dan computer self efficacy terhadap minat penggunaan e- spt dalam pelaporan
pajak. Jurnal Nominal / Volume V Nomor 1
Aditya dan Wardhana. (2016). Pengaruh perceived usefulness dan perceived ease
of use terhadap behavioral intention dengan pendekatan technology acceptance
model (tam) pada pengguna instant messaging line di indonesia. Jurnal Siasat
Bisnis Vol 20, No 1 Januari 2016, Hal 24-32.

Data base perusahaan dagang Kota Pekanbaru (2020) DPMPTSP Kota


Pekanbaru

Ismail dan King. (2007). Factors influencing the alignment of accounting


information systems in small and medium sized Malaysian manufacturing firms.
Journal of Information Systems and Small Business Ismail & King 2007, vol. 1,
no. 1-2, pp. 1-20

Aditya dan Wardhana. (2016). Pengaruh perceived usefulness dan perceived ease
of use terhadap behavioral intention dengan pendekatan technology acceptance
model (tam) pada pengguna instant messaging line di indonesia. Jurnal Siasat
Bisnis Vol 20, No 1 Januari 2016, Hal 24-32.

Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi analisis multivariate dengan program ibm


spss19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Sunyoto. (2010). Uji khi kuadrat & regresi untuk penelitian. Graha Ilmu.

Kurniawan, Indrawati dan Djatmiko. (2016). Analisis faktor-faktor minat


konsumen menggunakan aplikasi go-jek. e-Proceeding of Management : Vol.3,
No.3 December 2016 | Page 2850
Laksana, Astuti dan Dewantara. (2015). Pengaruh persepsi kemanfaatan, persepsi
kemudahan penggunaan, persepsi resiko dan persepsi kesesuaian terhadap minat
menggunakan mobile banking (studi pada nasabah bank rakyat indonesia (bri)
kantor cabang rembang, jawa tengah). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 26
No. 2

Putra dan Nugroho. (2016). Pengaruh computer anxiety computer attitude dan
computer self efficacy terhadap minat menggunakan software akuntansi. Jurnal
Profita Edisi 6 Tahun 2016.
Rahmawati, 2008. Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan
teknologi informasi. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan Vol. 5 No. 1, April,
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

Romney and Steinbart (2000). Accounting information system. Jakarta :Salemba


Empat.
Rustiana. (2004). Computer self efficacy (cse) mahasiswa akuntansi dalam
penggunaan teknologi informasi: tinjauan perspektif gender. Jurnal Akuntansi
Dan Keuangan.Vol. 6 No. 1: Hal29- 39.
Sugiyono (2009). metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan r&d. Bandung :
Alfabeta.

Wibowo. (2007). Kajian tentang perilaku pengguna sistem informasi dengan


pendekatan technologi accaptance model (tam). Skripsi. Program Studi Sistem
Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur.

Wibowo dkk. (2015). Pengaruh persepsi manfaat, persepsi kemudahan, fitur


layanan, dan kepercayaan terhadap minat menggunakan e-money card (studi pada
pengguna jasa commuterline di jakarta. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia
(JRMSI) | Vol. 6, No. 1, 2015.

Widianto. (2015). Analisa tingkat keberhasilan mahasiswa dalam mempelajari


software zahir pada perguruan tinggi. Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT)
2015.
Winayu .(2013). Pengaruh kepercayaan, perceived ease of use dan perceived
usefulness terhadap minat menggunakan e-commerce forum jual beli kaskus.
Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta

Yuswanto dan Hanafi. (2013). Komputerisasi akuntansi dengan zahir accounting.


Jakarta: Prestasi Pustaka.

Handayani. (2007). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat pemanfaatan


sistem informasi dan penggunaan sistem informasi (studi empiris pada perusahaan
manufaktur di bursa efek jakarta). Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Vol. 9, No. 2,
Nopember 2007: 76-87
Jogiyanto. (2007). Sistem informasi keperilakuan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi
Offse

Rakhmawati dan Isharijadi .(2013). Pengaruh kepercayaan, persepsi kegunaan,


persepsi kemudahan, dan persepsi kenyamanan terhadap minat penggunaan sistem
internet banking pada nasabah bank muamalat cabang pembantu madiun. ) Jurnal
Akuntansi dan Pendidikan, Volume 2, Nomor 2

Anda mungkin juga menyukai