Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

AKU1NTANSI PERILAKU

“Komunikasi Informasi Akuntansi”

Dosen : Wira Ramashar, SE.,M.Ak

Disusun oleh :

Dedy Setiawan (1703010720)

Efni Erianti (170301184)

Nur Adjiani Aulia (170301070)

Zulraimah (170301085)

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat


dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Agung
Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Akuntansi Perilaku “Komunikasi Informasi
Akuntansi”

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Alhamdullillahirrabibil’aalamiin.

Wassaalaamu’alaikum Wr. Wb.

Pekanbaru , 15 Januari 2021


BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Riset menunjukkan bahwa komunikasi yang buruk merupakan sumber konflik


interpersonal yang paling sering disebutkan. Karena individu menghabiskan 70 persen dari
waktu aktifnya untuk berkomunikasi seperti menulis, membaca, berbicara, mendengarkan.
Tampaknya wajar untuk menyimpulkan bahwa salah satu kekuatan yang paling menghambat
keberhasilan kinerja kelompok adalah kurangnya komunikasi yang efektif. Tidak ada
kelompok yang dapat tetap ada tanpa komunikasi. Hanya lewat komunikasi, yang merupakan
transfer makna dari satu orang ke orang lain, informasi dan gagasan dapat diantarkan.

Intisari dari proses akuntansi adalah komunikasi informasi dengan implikasi keuangan
atau manajemen. Oleh karena itu, untuk menjadi seorang akuntan yang efektif, seseorang
harus menjadi komunikator yang efektif. Informasi bisnis harus disajikan oleh para akuntan
untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Informasi tersebut harus dinyatakan dengan jelas,
ringkas, dan akurat.

2. Pengertian Dan Fungsi Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi
Para ahli, menurut Gibson et al. (1995), mengatakan bahwa komunikasi
berasal dari kata latin “communis” yang berarti “sama”. Hal ini berarti adanya suatu
pencarian kesamaan makna atas hal-hal yang dikomunikasikan antara pihak pengirim
dengan pihak penerima. Dalam pengertian yang lebih luas, komunikasi adalah proses
mempertukarkan informasi antara dua atau lebih sistem yang ada dalam suatu
lingkungan umum. Sistem ini dapat berupa individu, organisasi sosial, hewan, atau
mesin. Informasi pada umumnya didefinisikan sebagai materi atau energy berpola,
yang mengurangi ketidakpastian dalam perilaku masa depan dari sistem-sistem yang
saling berinteraksi. Ketika sistem tersebut meliputi orang-orang, maka ada arti terkait
dengan informasi tersebut. Dalam hal akuntansi, individu-individu yang terkait dalam
bisnis pada umumnya mempertukarkan informasi keuangan, yang ketika
diterjemahkan, memungkinkan prediksi yang wajar mengenai operasi masa depan dari
suatu organisasi dan membantu dalam pengambilan keputusan serta pengendalian
harian.
2. Fungsi Komunikasi
Komunikasi sebagaimana dijelaskan oleh Robins, memiliki empat fungsi
utama dalam suatu kelompok atau organisasi, yaitu pengendalian, motivasi,
pengungkapan emosional, dan informasi. Komunikasi bertindak untuk mengendalikan
perilaku anggota dengan beberapa cara. Setiap organisasi mempunyai hierarki
wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan.
Komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada
para karyawan apa yang seharusnya dilakukan. Seberapa baik mereka bekerja, dan
apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja dibawah standar. Bagi banyak
karyawan, kelompok kerja mereka merupakan sumber pertama untuk interaksi sosial.
Komunikasi yang terjadi didalam kelompok tersebut merupakan mekanisme
fundamental dengan mana anggota-anggota menunjukkan kekecewaan dan rasa puas
mereka. Oleh karena itu, komunikasi menunjukkan ungkapan emosional dari perasaan
dan merupakan pemenuhan terhadap kebutuhan sosial.
Fungsi terakhir yang dilakukan oleh komunikasi berhubungan dengan
perannya dalam mempermudah pengambilan keputusan. Komunikasi memberikan
informasi yang diperlukan oleh individu dan kelompok untuk mengambil keputusan
dengan meneruskan data yang dapat digunakan untuk mengenali dan menilai
alternatif-alternatif pilihan.
BAB II

PERMASALAHAN

1. Masalah-Masalah Terbaru Dalam Komunikasi


Pada bagian masalah-masalah terbaru dalam komunikasi ini akan diuraikan
empat masalah komunikasi yang terjadi dewasa ini : Mengapa pria dan wanita sering
mengalami kesulitan dalam berkomunikasi satu sama lain? Bagaimana individu-
individu dapat memperbaiki komunikasi lintas budaya mereka? Terakhir, bagaimana
elektronik mengubah cara orang berkomunikasi satu sama lain dalam organisasi?

A. Penghalang Komunikasi antara Pria dan Wanita


Riset yang pernah dilakukan oleh Deborah Tannen memberikan
beberapa wawasan penting mengenai perbedaan antara pria dan wanita dalam
gaya berbicara mereka. Khususnya, ia mampu menjelaskan mengapa gender
sering kali menjadi penghalang dari komunikasi lisan.
Hakikat dari riset tannen adalah bahwa pria menggunakan pembicaraan
untuk menekankan status, sementara wanita menggunakannya untuk
menciptakan hubungan. Tannen menyatakan bahwa komunikasi merupakan
tindakan penyeimbangan yang bersinambungan yang mengubah konflik antara
keeratan dan ketidaktergantungan. Keeratan menekankan pada kedekatan dan
kebersamaan. Sementara, ketidaktergantungan menekankan pada
keterpisahan dan perbedaan. Tetapi inilah masalahnya : wanita berbicara dan
mendengar dalam bahasa hubungan dan keeratan; sementara pria berbicara
dan mendengar dalam bahasa status dan ketidaktergantungan. Dengan
demikian, bagi banyak pria, pembicaraan terutama merupakan suatu cara
untuk melestarikan ketidaktergantungan dan mempertahankan status dalam
suatu hierarki sosial. Bagi banyak wanita, pembicaraan merupakan
perundingan untuk menghasilkan kedekatan, dimana orang mencoba mencari
dan memberikan informasi serta saling mendukung.
Sering pria mengeluh bahwa wanita terus-menerus membicarakan
masalah pribadinya. Wanita mengkritik pria karena tidak mendengarkan. Apa
yang terjadi adalah bahwa ketika pria mendengar suatu masalah, maka hasrat
mereka akan ketidaktergantungan dan kendali sering kali dipertegas dengan
jalan mengemukan pemecahan. Akan tetapi, banyak wanita merasa bahwa
pembeberan suatu masalah merupakan cara meningkatkan kedekatan. Wanita
mengungkapkan masalah untuk memperoleh dukungan dan hubungan, bukan
untuk memperoleh nasihat dari pria. Pemahaman timbal balik bersifat simetris.
Akan tetapi, pemberian nasihat itu bersifat tidak simetris karena pemberian
nasihat ditempatkan lebih tinggi sebagai orang yang lebih mengetahui, lebih
rasional, dan lebih terkendali. Hal ini menyebabkan terjadinya jarak antara
pria dan wanita dalam upaya mereka untuk berkomunikasi.
B. Komunikasi yang Benar secara Politis
Dalam angkatan kerja yang makin beragam, orang harus menyadari
bagaimana kata-kata dapat melukai hati orang lain. Tetapi, ada sisi buruk dari
ketepatan politis. Ketepatan ini menyusutkan perbendaharaan kata dan
menyulitkan orang-orang dalam berkomunikasi.
Kata merupakan alat utama untuk berkomunikasi. Bila seseorang
menyingkirkan kata-kata dari perbendaharaannya karena kata-kata itu tidak
tepat secara politis. Maka orang tersebut mengurangi pilihannya untuk
mengantarkan pesan dalam ragam yang paling jelas dan akurat. Pada
umumnya, semakin besar perbendaharaan kata yang digunakan oleh pengirim
dan penerima, maka semakin besar kesempatan untuk menyampaikan pesan
secara akurat. Dengan menghilangkan kata-kata tertentu dari perbendaharaan
seseorang, orang itu akan lebih sulit untuk berkomunikasi secara akurat. Bila
seseorang kemudian menggantikan kata-kata ini dengan istilah baru yang
maknanya kurang dipahami, maka orang tersebut telah memperkecil
kemungkinan bahwa pesannya akan diterima sesuai dengan yang ia maksud.
Orang harus peka terhadap pemilihan kata yang mungkin melukai hati orang
lain. Akan tetapi, orang juga harus berhati-hati untuk tidak mensterilkan
bahasa yant justru merintangi kejelasan komunikasi. Tidak ada pemecahan
yang sederhana terhadap dilemma ini. Yang penting, orang tersebut menyadari
bahaya dan perlunya menemukan keseimbangan yang tepat.

C. Komunikasi Lintas Budaya


Komunikasi yang efektif sulit dilakukan pada kondisi terbaik. Faktor-
faktor lintas budaya jelas menciptakan potensi masalah komunikasi yang
meningkat. Seorang penulis telah mengidentifikasi empat masalah spesifik
yang dikaitkan dengan kesulitan bahasa dalam komunikasi lintas budaya :
Pertama, penghalang yang disebabkan oleh semantika. Makna kata
dapat berbeda untuk orang yang berbeda. Hal ini terutama benar untuk orang-
orang yang berasal dari budaya nasional yang berlainan.
Kedua, penghalang yang disebabkan oleh konotasi kata. Kata
menyiratkan hal-hal yang berlainan dalam bahasa yang berlainan.
Ketiga, penghalang yang disebabkan oleh perbedaan nada. Dalam
beberapa budaya bahasa tertentu bersifat formal, sementara dalam bahasa lain
bersifat informal. Dalam beberapa budaya, perubahan nada bergantung pada
konteksnya. Terdapat perbedaan antara nada berbicara dirumah, dalam
pergaulan sosial, dan tempat kerja. Menggunakan gaya informal dan pribadi
dalam suatu situasi dimana gaya yang lebih formal adalah gaya yang lebih
sesuai dapat memalukan dan menggagalkan maksud yang ingin dicapai.
Keempat, penghalang yang disebabkan oleh perbedaan persepsi. Orang
yang berbicara dalam bahasa yang berlainan sebenarnya memandang dunia
secara berbeda. Orang Eskimo mempersepsikan salju secara berbeda karena
mereka mempunyai banyak kata untuk itu. Orang Indonesia mempersepsikan
kata tidak secara berbeda dengan orang Amerika.

D. Komunikasi elektronik
Selama sepuluh atau lima belas tahun terakhir ini, hanyalah ada sedikit
sekali terobosan teknologi yang benar-benar memengaruhi komunikasi
organisasional. Pada awal abad ke 20, secara dramatis mengurangi komunikasi
tatap muka secara pribadi. Pengenalan mesin fotokopi pada akhir dasawarsa
1960-an mengisyaratkan kematian kertas karbon dan membuat penyalin
dokumen menjadi lebih cepat dan lebih mudah. Akan tetapi, sejak awal tahun
1980-an, manusia telah dibanjiri dengan teknologi elektronik baru yang
sebagian besar membentuk ulang cara orang berkomunikasi dalam organisasi.
Teknologi tersebut mencakup penyeranta (pager), mesin faks, konferensi
video, rapat elektronik, surat elektronik (e-mail), telepon, telepon genggam,
dan pesan suara.
Komunikasi elektronik tidak lagi membuat anda perlu berada ditempat
kerja atau meja. Pager, telepon seluler, dan komunikator pribadi
memungkinkan untuk dihubungi bila sedang rapat, beristirahat makan siang,
mengunjungi kantor pelanggan di lain kota, dan seterusnya.
Tapal batas organisasional menjadi kurang relevan akibat adanya
komunikasi elektronik yang memungkinkan karyawan untuk mengambil jalan
pintas terhadap tingkatan vertical di dalam organisasi itu, bekerja lembur
dirumah atau disuatu tempat yang bukan merupakan fasilitas yang
dioperasikan oleh organisasi, dan berkomunikasi dengan orang lain dalam
organisasi lain.
Walaupun telepon telah memungkinkan orang untuk meneruskan
pesan secara verbal secara sekejap, akhir-akhir ini saja telepon baru
menyediakan fasilitas pengiriman pesan tertulis. Dalam pertengahan
dasawarsa 1960-an, organisasi hampir seluruhnya bergantung pada memo
untuk menyampaikan pesan internal dikantor dan layanan telegram serta
kantor pos untuk pesan-pesan eksternal. Kemudian, muncul layanan
pengiriman ekspres semalam dan mesin faks. Dewasa ini, ketika hampir
semua organisasi yang memberikan akses internet kepada karyawannya.
Dengan demikian, semua komunikasi tertulis dapat diteruskan dengan
kecepatan telepon.

BAB III

PEMBAHASAN
1. Model-model Komunikasi

Model Lasswell

Salah satu model paling awal dari komunikasi yang dikembangkan oleh Harold
Lasswell meliputi :

Siapa….
Mengatakan apa….
Dengan Cara Apa….
Kepada Siapa….
Dengan Dampak Apa….

Model tersebut sederhana, tetapi kurang memiliki sejumlah elemen yang diperlukan
uantuk memahami proses komunikasi. Dalam konteks akuntansi, akuntan (siapa)
menyajikan informasi keuangan (mengatakan apa), pada umumnya dalam bentuk
laporang tertulis (dengan cara apa), kepada pihak pengguna internal dan eksternal
(kepada siapa), dengan tujuan untuk menyediakan data yang andal, relevan, dan tepat
waktu untuk mengambil keputusan bisnis yang berdasarkan informasi (dengan
dampak apa).

Model Shannon-Weaver

Claude Shannon dan Warren Weaver (1949) mengembangkan model matematis dari
komunikasi yang model tersebut dikembangkan untuk menjelaskan komunikasi
melalui alat perantara, seperti telepon atau korespodensi tertulis. Model ini merupakan
suatu kemajuan dibandingkan dengan model Lasswell karena model tersebut
membedakan antara sumber informasi, pengirim informasi, penerima informasi, dan
tujuan. Dalam konteks akuntansi, sumber dapat berupa tenaga pembukuan atau
klerek; pengirim informasi, kontroler; penerima informasi, orang yang memperoleh
dokumen tersebut, akuntan; dan tujuan, pengguna akhir, yaitu klien.

Shannon dan Weaver juga menambahkan gangguan kedalam proses komunikasi.


Gangguan (noise) adalah stimulus yang memberikan kontribusi terhadap distorsi dari
proses transfer informasi. Hal ini tersebut dapat mengarah pada hancurnya
komunikasi. Arus statis dalam sambungan telepon adalah kegaduhan. Bayangkan
masalah yang dapat ditimbulkan akibat salah mendengar nama klien akibat arus statis
tersebut. Model Shannon dan Weaver ini tidak memiliki gagasan mengenai umpan
balik-pertukaran informasi dan bukannya transfer informasi satu arah-dan konteks
atau lingkungan di mana proses tersebut terjadi.

Model SMCR Berlo


Model komunikasi sumber, pesan, saluran, dan penerima (source, message, channel,
receiver- SMCR) yang diajukan oleh David Berlo yang mempunyai beberapa
kesalahan yang sama seperti model-model sebelumnya. Model ini menyarankan arus
informasi satu arah dari suatu sumber kepada penerima tanpa umpan balik dan model
ini juga tidak memasukkan konsep gangguan. Akan tetapi, Berlo menspesifikasikan
faktor-faktor yang mempengaruhi kebenaran komunikasi dan pada tahap mana dalam
proses tersebut faktor-faktor tersebut beroperasi. Misalnya saja, ketika
mempertimbangkan pesan, ia menyarankan bahwa elemen-elemen pesan- isi, struktur,
kode,dan perlakuannya- akan memengaruhi pemahamannya oleh penerima. Lebih
lanjut lagi, sementara tidak secara eksplisit memasukkan konteks proses tersebut
terjadi, model tersebut mengindikasikan bahwa sistem sosial dan budaya dari sumber
dan penerima, seta sistem kode dimana pesan tersebut disusun, memengaruhi
kebenaran dari proses komunikasi. Gagasan-gagasan ini terutama penting untuk
perusahaan-perusahaan multinasional yang harus mempertimbangkan budaya dan
sistem sosial dari klien dan pelanggan.

Model Westley-MacLean

Bruce Westley dan Malcolm MacLean (1957) mengembangkan satu model untuk riset
komunikasi. Model tersebut memiliki sejumlah implikasi penting. Model tersebut
menjelaskan cara-cara individu dan organisasi memutuskan pesan apa yang akan
dikomunikasikan dan bagaimana pesan tersebut dimodifikasi atau dihapus dalam
proses tersebut.

Model Pemusatan Komunikasi

Rogers dan Kincaid (1981) telah mengkritik model-model terdahulu karena model-
model tersebut mengarah pada tujuh bias dalam komunikasi. Ketujuh bias tersebut
meliputi :

1. Suatu pandangan bahwa komunikasi adalah tindakan satu arah yang linier dan
bukannya proses dua arah yang memiliki siklus dimana informasi dipertukarkan
sejalan dengan berlalunya waktu.
2. Sumber bias yang diakibatkan oleh penekanan pada ketergantungan dan bukannya
pada hubungan dari mereka yang melakukan komunikasi dan saling
ketergantungannya yang mendasar. Dalam model tradisional, penerima biasannya
bergantung pada informasi yang ditransfer dari sumber. Tidak ada kebutuhan untuk
berinteraksi.
3. Kecenderungan untuk berfokus pada objek komunikasi dengan mengorbankan
konteks objek tersebut berada. Dalam hal akuntansi, focus tersebut pada laporan itu
sendiri dan bukan pada interaksi yang menghasilkannya.
4. Kecenderungan untuk berfokus pada pesan itu sendiri dengan mengorbankan aspek
waktu dari pesan itu.
5. Kecenderungan untuk menganggap bahwa fungsi utama dari komunikasi adalah
persuasi dan bukannya pemahaman, konsesus, dan tindakan kolektif yang
menguntungkan. Dalam konteks bisnis, focus tersebut ada pada penerapan kebijakan
dan bukan pada pengambilan keputusan secara partisipasif.
6. Kecenderungan untuk berkosentrasi pada dampak-dampak psikologis dari komunikasi
terhadap individu-individu yang terpisah dan bukan pada dampak sosial dan
hubungan antar individu dalam suatu komunitas.
7. Suatu keyakinan dalam hubungan sebab akibat mekanistis satu arah dan bukannya
hubungan sebab akibat dua arah yang merupakan karakteristik dari sistem informasi
manusia yang pada dasarnya bersifat sibernetik.

Sebagai alternatif dari model-model yang bias tersebut, Rogers dan Kincaid
mengajukan Model Pemusatan Komunikasi. Mereka menekankan pada kesatuan informasi
dan tindakan. Semua informasi merupakan konsekuensi dari tindakan; melalui pemrosesan
informasi, tindakan mungkin menghasilkan informasi tambahan. Model tersebut tidak
mempunyai awal dan akhir. Hanya hubungan yang saling mendefinisikan diantara para
partisipan yang memberikan makna kepada keseluruhan. Ketika informasi dibagi oleh dua
atau lebih partisipan, pemrosesan informasi dapat mengarah pada saling memahami, saling
menyetujui, dan tindakan kolektif, seperti pemecahan masalah bisnis.

Salah satu konsekuensi dari model ini adalah bahwa komunikasi selalu
mengimplikasikan suatu hubungan- suatu proses saling membagi informasi diantara dua atau
lebih orang. Akibatnyam analisis komunikasi harus mempertimbangkan perbedaan dan
persamaan partisipan dan untuk tujuan, perubahan dalam hubungan antara akuntan dan
pengguna informasi- baik satu sama lain maupun perubahan dalam individu lain dengan
mana mereka berinteraksi mengenai topik-topik keuangan.

Satu Model Komunikasi

Sebelum komunikasi terjadi, perlu adanya pengungkapan atas suatu maksud sebagai
pesan yang akan disampaikan. Maksud itu bergerak antara suatu sumber (pengirim) dengan
penerima. Pesan itu dikodekan (diubah kedalam bentuk simbolis) dan diteruskan oleh suatu
medium (saluran) kepada penerima yang menguraikan kode pesan yang dimulai oleh
pengirim. Hasilnya adalah suatu transfer makna dari satu orang ke orang lain.

Sumber mengawali suatu pesan dengan “ pengodean” suatu pikiran. Empat kondisi
yang memengaruhi pengodean pesan : keterampilan, sikap, pengetahuan, dan sistem sosial-
sosial budaya.

Jika penulis buku pelajaran tidak memiliki keterampilan untuk menulis sebagaimana
yang dipersyaratkan, maka pesan mereka tidak akan sampai kepada mahasiswa dalam bentuk
yang diinginkan.
Pesan merupakan suatu produk fisik yang sebenarnya dari “pengodean sumber”. Bila
seseorang berbicara, pembicaraan itu adalah pesan. Bila seseorang menulis, maka tulisan itu
adalah pesan. Bila seseorang melukis, lukisan itu adalah pesan. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pesan seseorang dipengaruhi oleh kode atau kelompok symbol yang
digunakan untuk mentransfer makna, isi dari pesan itu sendiri, serta keputusan yang diambil
dalam memilih dan menata kode da nisi.

Saluran adalah medium lewat mana pesan itu berjalan. Medium dipilih oleh sumber
yang harus menentukan mana saluran yang formal dan mana yang informasi. Saluran formal
ditetapkan oleh organisasi. Saluran itulah yang meneruskan pesan mengikuti jaringan
wewenang didalam organisasi. Bentuk pesan lain, seperti pesan pribadi atau sosial, mengikuti
saluran informal dalam itu.

Penguraian adalah proses penerimaan pesan oleh pihak yang menjadi sasaran dari
pesan tersebut. Akan tetapi, sebelum pesan dapat diterima, symbol-simbol yang digunakan
harus diterjemahkan ke dalam suatu bentuk yang dapat dipahami oleh penerima.

Umpan balik jika penerima menguraikan pesan yang dikodekan oleh sumber dan
mengembalikan pesan itu ke dalam sistem, maka akan diperoleh umpan balik. Umpan balik
merupakan pengecekan mengenai seberapa berhasilnya seseorang dalam mentransfer pesan
sebagaimana dimaksudkannya. Umpan balik menentukan apakah pesan itu telah dipahami
atau tidak.

2. Hal-hal Mendasar Dalam Komunikasi

a) Arah Komunikasi
Komunikasi dapat mengalir secara vertical atau lateral. Dimensi
vertical dapat dibagi lebih lanjut menjadi komunikasi ke atas dan kebawah.
 Komunikasi ke atas
Komunikasi ke atas merupakan komunikasi yang mengalir
kesuatu tingkatan yang lebih tinggi dalam kelompok atau organisasi.
Komunikasi ini digunakan untuk memberikan umpan balik,
menginformasikan kemajuan tujuan, dan meneruskan masalah-masalah
yang ada kepada atasan. Komunikasi ke atas menyebabkan para
manajer menyadari perasaan para karyawan terhadap pekerjaannya,
rekan sekerjanya, dan organisasi secara umum. Manajer juga
mengandalkan komunikasi ke atas untuk mendapatkan gagasan
mengenai bagaimana segala sesuatu dapat diperbaiki.
 Komunikasi ke bawah
Komunikasi ke bawah merupakan komunikasi yang mengalir
dari satu tingkat dalam suatu kelompok atau organisasi ke tingkat yang
lebih rendah. Bila anda membayangkan para manajer yang
berkomunikasi dengan bawahannya, maka itu adalah pola komunikasi
kebawah. Pola itu digunakan oleh pemimpin kelompok dan manajer
untuk menetapkan tujuan, memberikan instruksi pekerjaan,
menginformasikan kebijakan dan prosedur kepada bawahan,
menunjukkan masalah yang memerlukan perhatian, dan melakukan
kontak lisan atau tatap muka.Komunikasi lateral adalah komunikasi
yang terjadi diantara anggota kelompok kerja pada tingkatan yang
sama, diantara kelompok kerja pada tingkatan yang sama, diantara
manajer pada tingkatan yang sama, diantara manajer pada tingkatan
yang sama, atau diantara setiap karyawan yang setara secara
horizontal.

b) Jaringan Formal dan Informal


Jaringan komunikasi menetapkan saluran-saluran tempat informasi
mengalir. Saluran ini merupakan salah satu dari dua jenis saluran- formal atau
informal. Jaringan formal pada umumnya vertical, mengikuti tingkatan
wewenang, dan terbatas pada komunikasi yang bertalian dengan tugas.
Sebaliknya, jaringan informal, seperti selentingan, biasanya bebas untuk
bergerak ke segala arah, melompati tingkatan wewenang dan kemungkinan
besar memenuhi kebutuhan sosial dari anggota kelompok karena
mempermudah penyelesaian tugas.

c) Komunikasi Non-verbal
Studi akademis tentang gerakan tubuh disebut dengan kinetika. Studi
ini merujuk pada sikap tubuh, konfigurasi wajah, dan gerakan tubuh lainnya.
Akan tetapi, studi ini merupakan bidang yang relatif baru dan lebih
dipengaruhi oleh dugaan dan popularisasi dan bukannya dukungan penemuan
riset. Dengan demikian, walaupun diakui bahwa gerakan tubuh merupakan
salah satu segmen penting dari studi atas komunikasi dan perilaku, seseorang
tetap harus berhati-hati dalam pengambilan keputusan.

d) Penghalang Komunikasi yang Efektif


Terdapat beberapa penghalang utama terhadap komunikasi efektif
yang perlu disadari, yaitu penyaringan, persepsi selektif, defensif, dan bahasa.
Penyaringan mengacu pada pengirim yang memanipulasi informasi
sedemikian rupa, sehingga tampak lebih menguntungkan dimata penerima.
Penentu utama dari penyaringan adalah banyaknya tingkatan dalam suatu
struktur organisasi. Semakin banyak tingkatan vertical dalam hierarki
organisasi, semakin banyak kesempatan untuk penyaringan.
Persepsi selektif muncul karena penerima dalam proses komunikasi
tersebut melihat dan mendengar secara selektif berdasarkan kebutuhan,
motivasi, pengalaman, latar belakang, dan karakteristik pribadinya. Penerima
juga memproyeksikan minat dan harapan mereka ke dalam komunikasi ketika
mereka menguraikan komunikasi tersebut. Pewancara calon karyawan yang
mengharapkan seorang pelamar wanita untuk lebih mementingkan
keluarganya daripada kariernya kemungkinan besar akan melihat hal itu pada
para pelamar wanita, tidak peduli apakah pelamar itu merasa demikian atau
tidak.
Defensif ketika orang yang merasa terancam cenderung bereaksi
dengan cara mengurangi kemampuan mereka untuk mencapai pemahaman
timbal balik. Artinya, mereka menjadi defensif, yaitu terlibat dalam perilaku,
seperti menyerang orang lain secara verbal, memberikan ungkapan-ungkapan
yang sarkastis, bersikap terlalu mengadili, dan menanyakan motif-motif orang
lain. Dengan demikian, bila individu menafsirkan pesan orang lain sebagai
sesuatu yang mengancam, mereka sering kali menanggapinya dengan cara
yang mengganggu komunikasi yang efektif.
Bahasa adalah kata-kata yang memiliki arti berbeda bagi orang yang
berbeda. “Makna kata-kata tidaklah dalam kata-kata itu sendiri; maknanya ada
pada diri penerima.” Usia, pendidikan, dan latar belakang budaya merupakan
tiga dari variable yang jelas memengaruhi bahasa yang digunakan oleh
seseorang dan definisi yang diberikannya kepada kata-kata tersebut. Dalam
suatu organisasi, biasanya karyawan berasal dari latar belakang yang beragam.
Oleh karena itu, mereka mempunyai pola bicara yang berbeda. Disamping itu,
pengelompokan karyawan ke dalam departemen-departemen menciptakan
spesialis-spesialis yang mengembangkan jargon atau bahasa teknis mereka
sendiri. Dalam organisasi besar, anggota-anggotanya sering kali tersebar luas
secara geografis, mereka bahkan beroperasi di negara-negara yang berlainan,
dan individu ditiap tempat akan menggunakan istilah dan ungkapan yang unik
di kawasannya.

3. Variable-variabel yang Berpengaruh pada Komunikasi Akuntansi

A. Sumber
Ada dua aspek sumber yang dapat memengaruhi proses komunikasi. Dua
aspek tersebut adalah kredibilitas sumber dan kesamaan antara penerima dan
sumber.
 Kredibilitas Sumber
Secara umum diakui bahwa semakin kredibel sumber dari suatu
pesan, semakin besar efektivitasnya. Efektivitas biasanya dipahami
sebagai perubahan sikap kea rah yang disarankan oleh sumber. Akan
tetapi, kredibilitas sumber merupakan suatu karakteristik dari sumber
sebagaimana dipandang oleh penerima. Hal ini adalah bagian dari citra
sumber dan dapat bervariasi diantara situasi komunikasi yang berbeda.
Biasanya, hal ini dibentuk sebelum sumber dan penerima memasuki
kejadian komunikasi.
Kredibilitas sumber merupakan suatu bangunan yang
multidimensional. Riset-riset empiris mengindikasikan bahwa
kredibilitas sumber terdiri atas tiga faktor. Ketiga faktor tersebut
adalah :

a) Kewenangan- seberapa andal, terinformasi, memenuhi kualifikasi (melalui


gelar atau profesi), cerdas, atau ahli sumber itu dipandang.
b) Kejujuran- seberapa aman, jujur, ramah, menyenangkan, dan menariknya
sumber itu dipandang.
c) Kedinamisan- seberapa agresif, kuat, berani, dan energiknya sumber itu
dipandang.

 Kesamaan antara Penerima dan Sumber


Komunikasi yang efektif akan lebih mudah terjadi ketika sumber dan
penerima adalah serupa. Tingkat kesamaan atau perbedaan tersebut ditentukan
oleh dua faktor, yaitu : kesamaan demografi (misalnya usia, pendidikan, jenis
kelamin, Negara, dan lain-lain) serta kesamaan kognitif (misalnya kesamaan
dalam sikap, nilai, budaya, keyakinan, dan lain-lain).
Komunikasi yang efektif dihasilkan dari kesamaan antara sumber dan
penerima. Akan tetapi, yang sebaliknya dapat juga benar. Pada awalnya,
sumber dan penerima mungkin memiliki sedikit kesamaan. Dengan
berinteraksi, sumber dan penerima menyatu kerangka kognitif bersama atas
saling memahami. Misalnya saja, penerima laporan keuangan mungkin saja
hanya mengetahui sedikit atau tidak sama sekali mengenai masalah tersebut
sebelum mereka mulai membacanya. Lebih lanjut lagi, sementara ideal untuk
membuat akuntan serupa mungkin dengan pengguna dari suatu dokumen,
kesamaan mungkin saja adalah mustahil. Perbedaan yang signifikan pada
umumnya ada, paling tidak dalam hal pengetahuan akuntan yang ekstensif
mengenai apa yang sedang dikomunikasikan sementara pengguna tidak
memiliknya.

B. Pesan
Barlo mengidentifikasikan lima elemen pesan yang sebaiknya
dipertimbangkan ketika menganalisis komunikasi, yaitu: 1) isi, 2) organisasi
atau struktur, 3) kode, 4) perlakuan, dan 5) elemen-elemen pesan.
Diasumsikan bahwa isi adalah informasi atau materi keuangan yang berkaitan
dengan kebijakan manajemen dan bahwa sistem kode adalah bahasa dari
sumber dan penerima. Elemen-elemen dari pesan adalah kata-kata, kalimat,
paragraph, angka, statistik, tabel, dan grafiknya. Hal-hal tersebut tentu saja
bervariasi dengan saluran yang berbeda.

4. Organisasi Pesan

Cara terbaik untuk mengorganisasikan suatu pesan bergantung pada budaya tempat
informasi tersebut digunakan. Di masyarakat Barat, pola pemikiran bersifat linier atau
berurutan. Pemrosesan linier merupakan karakteristik dari semua pemrosesan bahasa
(membaca dan mendengarkan) dan juga banyak aktivitas pemecahan masalah dan berpikir.
Karena bahasa Inggris menjadi bahasa utama dari bisnis internasional, dapat di asumsikan
bahwa laporan-laporan bisnis akan diorganisasi secara linier dengan pendahuluan, bagian
tengah, dan bagian akhir.

Cara optimal untuk menyusun suatu pesan juga bergantung pada latar belakang
pendengar. Faktor, seperti sikap sebelumnya, pendidikan, komitmen, keterampilan, harapan,
perhatian, dan tingkat ketertarikan mereka terhadap materi tersebut seluruhnya membantu
menentukan cara terbaik untuk mengorganisasi suatu pesan.

Riset terhadap dampak dari urutan juga memiliki implikasi terhadap komunikasi
keuangan. Asumsi teoretis yang mendasari riset ini adalah bahwa efektivitas pesan
bergantung pada penempatan argumentasi atau materi dalam suatu penyajian. Terdapat tiga
strategi urutan pesan yang telah diinvestigasi, yaitu: 1) klimaks, informasi yang paling
penting disajikan terlebih dahulu, 2) antiklimaks, informasi terpenting ditempatkan ditengah.

Para peneliti menyimpulkan bahwa urutan penyajian memengaruhi faktor-faktor,


seperti perhatian, minat, pemahaman, dan ingatan. Urutan yang paling efektif dalam
menghasilkan perubahan sikap adalah: 1) pendahuluan, 2) transisi, 3) kesimpulan. Skema
yang menggunakan urutan deduktif secara logis lebih efektif dalam memastikan retensi
dibandingkan dengan urutan di mana kalimat inti ditempatkan di bagian tengah, tetapi tidak
ada perbedaaan dalam minat pembaca. Pada umumnya riset mengenai pembelajaran dan
proses ingatan mengindikasikan bahwa pemahaman dan retensi bertanggung pada organisasi.
Yaitu materi yang terstruktur dengan baik selalu dipahami dan di ingat dengan lebih baik
dibandingkan dengan materi yang tidak terstruktur.

Riset mengindikasikan bahwa terdapat kesepakatan yang semakin besar mengenai


seluruh topic jika topic-topik yang diinginkan disajikan terlebih dahulu. Penjelasan tersebut
bergantung pada teori pembelajaran stimulus respons. Kandungan awal dari pesan
memberikan penghargaan dan membiasakan seseorang untuk memberikan perhatian pada
materi tersebut. Ketika informasi negatif disajikan terlebih dahulu, informasi tersebut
cenderung menghukum penerima untuk memberikan perhatian sejak awal. Hal ini dapat
menyebabkan penerima untuk berhenti memerhatikan materi selanjutnya. Komunikator
sebaiknya menetukan sikap penerima dan menyajikan materi yang disetujui atau disenangi
oleh penerima sebelum meyajikan informasi yang dianggap ofensif. Informasi bisnis yang
positif sebaiknya mendahului yang negatif. Misalnya saja, letakkan materi yang sulit setelah
materi yang mudah atau letakkan berita keuangan yang positif sebelum yang negatif.
Mungkin adalah ide yang bagus untuk memulai suatu laporan atau presentasi dengan sedikit
humor. Di pihak lain, terdapat sedikit riset empiris yang mengaitkan humor dengan
eefektivitas. Walaupun humor meningkatkan perhatian terhadap situasi komunikasi, dapat
saja humor tersebut menghambat pemahaman.
5. Perlakuan Pesan

Informasi akuntansi sebaiknya berulang. Pengulangan meningkatkan pemahaman atas


materi. Retensi meningkat dengan adanya pengulangan atas fakta dan ide penting. Ringkasan
yang menunjukkan, menyoroti, atau mengorientasikan pembaca terhadap fakta penting juga
meningkatkan pemahaman dan retensi pembaca. Pengulangan lintas saluran juga
meningkatkan retensi. Retensi pembaca semakin meningkat ketika fakta-fakta dalam
penyajian verbal disoroti dengan penarik perhatian, seperti garis bawah, huruf besar, bagan,
dan warna.

Terdapat cukup banyak riset mengenai bagaimana menyajikan materi secara efektif.
G. R. Klare (1977) menguraikan bagaimana cara untuk membuat materi ini lebih mudah
dibaca mudah dimengerti. Kemudahan membaca materi merupakan fungsi dari karakteristik
kata-kata dan kalimat, tetapi Klare lebih lanjut menetapkan aturan untuk menghasilkan
dokumen yang mudah dibaca, yaitu:

 Kata-kata yang sering muncul dan akrab meningkatkan kemudahan membaca suatu
materi.
 Kata-kata lebih pendek membuat membaca menjadi lebih cepat dan mudah.
 Kata-kata yang mempunyai nilai asosiatif (secara psikologis) yang berkaitan dengan
kata-kata lain yang muncul di bagian selanjutnhya dari teks sebaiknya digunakan.
 Kata-kata yang konkret, dan bukannya kata-kata yang abstrak, membuat dokumen
menjadi lebih mudah dibaca.
 Kata-kata kerja aktif, dan bukannya bentuk nominalis, meningkatkan kemudahan
membaca.
 Penggunaan kata ganti dan anafora (kata-kata atau ungkapan yang mengacu kembali
pada kata atay bagian teks sebelumnya) harus dibatasi.
 Kalimat harus singkat. Jika penulis akan menggunakan kata penghubung, ia sebaiknya
menggunakan kata dan dibandingkan dengan tetapi atau kata karena.
 Anak kalimat sebaiknya singkat dan struktur kalimat sederhana.
 Kalimat aktif lebih menarik dibandingkan dengan bentuk kalimat pasif.

Anderson (1971) menyarankan bahwa faktor-faktor, seperti rantai ide, struktur, dan
konsep dalam teks tersebut sebaiknya digunakan untuk menentukan seberapa sulit untuk
memahami materi itu. Riset masa depan berdasarkan pada pengukuran empiris dibutuhkan
untuk menentukan faktor-faktor yang memprediksikan pemahaman terhadap materi-materi
teknis seperti laporan keuangan. Parameter-paramater berikut ini sebaiknya diinvestigasikan
secara khusus untuk materi-materi keuangan:

 Kompleksitas struktur dan materi.


 Keabstrakan.
 Konsep baru.
 Kebutuhan akan pengetahuan yang melatarbelakangi.
 Beban kerja selama membaca.
 Penggunaan waktu.
 Sensitivitas terhadap gangguan dari luar.
 Isi ingatan jangka panjang.

Sejumlah materi mengenai variabel-variabel pesan dan dampaknya terhadap


efektivitas komunikasi telah disajikan. Kesimpulannya sering kali berlawanan karena
komunikasi adalah proses kompleks yang melibatkan interaksi dari semua komponen yang
dijelaskan dalam model-model tersebut. Ketika riset dilakukan mengenai satu komponen
tunggal mana pun, seperti pesan, faktor-faktor lainnya mungkin tidak konklusif, sehingga
usulan apa pun sebaiknya dipandang secara skeptis.

6. Saluran

Jalur komunikasi merupakan alat untuk menyebarkan informasi. Schramm (1973)


mengelompokkan atau membedakan saluran berdasarkan enam dimensi:

a. Pancaindra yand dipengaruhi; komunikasi tatap muka membuatnya mungkin untuk


menggunakan seluruh pancaindra, sementara media yang berbeda menggunakan
subkelompok dari pancaindra ini dalam kombinasi untuk menghasilkan dampak
diferensial terhadap penerima.
b. Peluang untuk umpan balik; peluang pertukaran informasi dua arah maksimal dalam
komunikasi tatap muka. Pada umumnya, umpan balik dibutuhkan untuk memastikan
komunikasi yang efektif dan untuk memahami informasi yang disampaikan. Dengan
demikian, dalam penyajian laporan keuangan harus terkandung di dalamnya metode
umpan balik.
c. Besarnya kendali penerima; terdapat sejumlah besar kendali dalam interaksi
interpersonal. Ketika menggunakan media cetak, penerima dapat membaca dengan
kecepatan mereka sendiri dan membaca kembali bagian-bagian yang penting atau
terperinci. Penerima memiliki sedikit kendali terhadap media siaran, kecuali mereka
merekam program tersebut, semakin besar kendali pengguna, semakin besar
pembelajaran.
d. Jenis pengodean pesan; interaksi tatap muka memungkinkan penggunaan petunjuk-
petunjuk non verbal. Hal ini tidak terlalu berlaku untuk media video, film, dan
terutama media cetak. Akan tetapi, media cetak lebih baik dalam menyampaikan ide-
ide abstrak seperti kebijakan manajemen. Media audiovisual adalah media yang lebih
kuat untuk menyajikan informasi konkret.
e. Kekuatan multiplikatif; system komunikasi massa dapat dengan efesien dan cepat
mencapai banyak penerima yang tersebar. Saluran-saluran interpersonal dapat
mencapai peneriima ini hanya dengan usaha yang besar dan periode waktu yang
relatip lama.
f. Pelestarian pesan; keunggulan dari media massa adalah catatan permanen yang tidak
ada dalam interaksi tatap muka. Secara tradisional, keunggulan ini hanya terbatas
pada media cetak. Tetapi, dengan pita dan pirinngan audio dan video serta system
manajemen informasi yang berbasis komputer, kapasitas ini telah diperluas ke media
elektronik.
Pemahaman materi tertentu dapat diperbaiki dengan penggunaan jaringan selain
media cetak. Lebih lanjut lagi, cara untuk meningkatkan pemahaman adalah melalui
penyajian materi secara serempak menggunakan saluran yang berbeda. Hal ini disebabkan
adanya kebutuhan penerima untuk menggunakan lebih dari satu pancaindra pada waktu yang
bersamaan.

Secara ringkas, akuntansi membangun mekanisme untuk umpan balik ke dalam


proses dan menggunakan saluran yang lebih sesuai untuk menyampaikan pesan dan dampak
yang diinginkan kepada penerima melalui laporan secara teknis. Dengan pesan, saluran yang
optimal bergantung pada situasi komunikasi yang unik di mana laporan disajikan.

7. Penerima

Ketika menganalisis suatu situasi komunikasi, seseorang perlu mempertimbangkan


faktor-faktor mengenai penerima, seperti latar belakang demografis dan budaya, sikap
sebelumnya, pengetahuan, pola perilaku, dan system atau lingkungan sosial dimana mereka
akan menggunakan informasi tersebut. Pada umumnya, semakin serupa penerima dan sumber
mengenai faktor-faktor ini, maka semakin mudah dan semakin efektif komunikasi tersebut.

8. Analisis Penerima

Pengetahuan mengenai penerima dapat digunakan untuk mendesain pesan yang lebih
efektif dan menyampaikannya melalui saluran yang paling sesuai. Komunikasi yang efektif
dihasilkan ketika informasi didesain secara spesifik untuk penerima. Akuntan sebaiknya
menyelidiki penerima yang dimaksudkan, penerima actual, dan penerima yang potensial
sebelum menghasilkan dokumen. Para akuntan keprilakuan sebaiknya juga menyelidiki pola
pencarian informasi oleh klien mereka dan pengguna lainnya dari laporan bisnis. Riset
tersebut menyimpulkan bahwa orang hanya memberikan sedikit usaha untuk pencarian
informasi dan akan menggunakan sumber yang paling dapat diakses. Informasi dicari karena
secara sosial informasi merupakan suatu keuntungan dan dapat dibahas dalam jaringan
interpersonal pengguna.

1. Analisis Jaringan
Pada dasarnya, penjelasan struktur komunikasi dari suatu organisasi dihasilkan
dengan menggunakan dengan memeriksa arus informasi antar-komponen dari system
tersebut. Komponen-komponen itu dapat berupa individu, kelompok tugas kecil, atau
organisasi formal secara keseluruhan. Struktur jaringan yang optimal bervariasi
dengan fungsi yang dilakukan oleh kelompok-kelompok yang terlibat dengan
manifestasi tugas produktif akan dilaksanakan fungsi mereka paling baik ketika
mereka sangat terintegrasi. Mereka yang berkepentingan dengan inovasi memerlukan
sejumlah besar perluasan batasan dan demikian mereka dapat melakukan fungsinya
dengan paling baik ketika terhubung secara longgar.
Peran dari komunikator berbeda ketika materi dikembangkan untuk konsumsi
pihak internal dibandingkan jika materi tersebut akan disebarkan kepada lingkungan.
Bidang terakhir berkaitan dengan penggunaan teknologi komunikasi baru, seperti
jaringan komputer, kabel interaktif dua arah, system pengiriman lewat satelit, dan teks
video. Sejumlah perusahaan pialang saham saat ini memiliki system pendukung
pengambilan keputusan (decision support system) berbasis komputer untuk membantu
para pialang menyimpan dan mengakses catatan klien, menganalisis portofolionya,
dan memperoleh berita tentang harga dan keuangan terkini.
2. Umpan Balik
Umpan balik merupakan pesan yang dikirim oleh penerima kepada sumber
dalam menanggapi pesan awal. Umpan balik memungkinkan terjadinya pertukaran
ide. Dengan demikian, tujuan komunikasi adalah pemahaman dan bukannya arus
penyebaran informasi satu arah dari sumber kepada penerima. Umpan balik
memastikan komunikasi yang efektif- yaitu, pemahaman ide di antara individu dalam
jaringan sosial atau organisasi formal.
Barnett (1979) menyarankan bahwa pendekatan sibernetik digunakan untuk
komunikasi teknis. Hal itu membangun banyak mekanisme umpan balik kedalam
proses komunikasi dan mengubah peran pengguna dari pembaca pasif menjadi
individu yang terlibat secara aktif dalam penyusunan dokumen yang akan memenuhi
kebutuhan mereka. Umpan balik dari pengguna pada tahap perencanaan akan
membantu menentukan fungsi, isi, dan perlakuan dari laporan tertentu. Ketika
menyebarkan laporan tersebut, penerima sebaiknya dimintai umpan balik. Umpan
balik terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut ini dapat digunakan untuk memodifikasi
draf dokumen untuk meningkatkan efektivitasnya:

1. Seberapa efektif laporan tersebut memenuhi kebutuhan pengguna? Apakah laporan


dimengerti?
2. Apakah laporan tersebut memenuhi harapan penggung?
3. Seberapa sering laporan itu digunakan dan untuk tujuan apa laporan itu dibutuhkan?
4. Apakah pemakai melengkapi laporan tersebut dengan mencari sumber-sumber lain?
5. Sumber-sumber lain manakah- dokumen dan orang- yang dicari oleh pengguna untuk
memperoleh informasi yang sama?
6. Informasi tambahan manakah yang sebaiknya juga dikandung oleh laporan tersebut?
7. Umpan balik seperti apa dapat ditawarkan pengguna laporan terhadap bagian tertentu
dari laporan tersebut?
8. Umpan balik seperti apa yang belum diantisipasi yang dapat diberikan oleh pengguna
dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan terbuka?
9. Apakah karakteristik-karakteristik demografi dan sosial dari pengguna actual?
Siapakah yang menggunakan laporan tersebut?
Jika penyimpangan antara tujuan laporan dan penggunaannya signifikan, maka
modifikasi sebaiknya dibuat untuk mengoreksi masalah-masalah ini. Proses ini dapat
dimurnikan dan diulang dengan berjalannya waktu sampai laporan tersebut memenuhi
kebutuhan pengguna. Dengan cara ini, focus komunikasi bergeser dari arus satu arah yang
berkosentrasi pada penghasilan pesan ke pertukaran ide antara akuntan dan pengguna
laporan. Dengan perubahan fokus ini akan terjadi perubahan dalam dokumen tersebut.

BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan

Diantara fungsi-fungsi akuntan, seperti pengumpulan, pengorganisasian, analisis, dan


pengomunikasian data, keberadaan komunikasi merupakan hal yang paling penting untuk
memunculkan tanggung jawab akuntansi. Hal ini berarti bahwa tahapan komunikasi yang
diawali oleh komunikasi hingga umpan balik bagi komunikator menjadi serangkaian tahapan
yang perlu dijadikan focus. Hal ini disebabkan karena pemahaman yang terkait dengan
perilaku yang tepat merupakan hasil dari proses komunikasi. Selain dari tahapan komunikasi,
berbagai jenis variabel komunikasi juga menjadi hal yang penting bagi saluran, penerima,
umpan balik, dan lingkungan. Masing-masing variabel membawa pengaruhnya kedalam
setiap tahapan komunikasi.

Anda mungkin juga menyukai