AKU1NTANSI PERILAKU
Disusun oleh :
Zulraimah (170301085)
PRODI AKUNTANSI
2021
KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Akuntansi Perilaku “Komunikasi Informasi
Akuntansi”
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Alhamdullillahirrabibil’aalamiin.
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Intisari dari proses akuntansi adalah komunikasi informasi dengan implikasi keuangan
atau manajemen. Oleh karena itu, untuk menjadi seorang akuntan yang efektif, seseorang
harus menjadi komunikator yang efektif. Informasi bisnis harus disajikan oleh para akuntan
untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Informasi tersebut harus dinyatakan dengan jelas,
ringkas, dan akurat.
1. Pengertian Komunikasi
Para ahli, menurut Gibson et al. (1995), mengatakan bahwa komunikasi
berasal dari kata latin “communis” yang berarti “sama”. Hal ini berarti adanya suatu
pencarian kesamaan makna atas hal-hal yang dikomunikasikan antara pihak pengirim
dengan pihak penerima. Dalam pengertian yang lebih luas, komunikasi adalah proses
mempertukarkan informasi antara dua atau lebih sistem yang ada dalam suatu
lingkungan umum. Sistem ini dapat berupa individu, organisasi sosial, hewan, atau
mesin. Informasi pada umumnya didefinisikan sebagai materi atau energy berpola,
yang mengurangi ketidakpastian dalam perilaku masa depan dari sistem-sistem yang
saling berinteraksi. Ketika sistem tersebut meliputi orang-orang, maka ada arti terkait
dengan informasi tersebut. Dalam hal akuntansi, individu-individu yang terkait dalam
bisnis pada umumnya mempertukarkan informasi keuangan, yang ketika
diterjemahkan, memungkinkan prediksi yang wajar mengenai operasi masa depan dari
suatu organisasi dan membantu dalam pengambilan keputusan serta pengendalian
harian.
2. Fungsi Komunikasi
Komunikasi sebagaimana dijelaskan oleh Robins, memiliki empat fungsi
utama dalam suatu kelompok atau organisasi, yaitu pengendalian, motivasi,
pengungkapan emosional, dan informasi. Komunikasi bertindak untuk mengendalikan
perilaku anggota dengan beberapa cara. Setiap organisasi mempunyai hierarki
wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan.
Komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada
para karyawan apa yang seharusnya dilakukan. Seberapa baik mereka bekerja, dan
apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja dibawah standar. Bagi banyak
karyawan, kelompok kerja mereka merupakan sumber pertama untuk interaksi sosial.
Komunikasi yang terjadi didalam kelompok tersebut merupakan mekanisme
fundamental dengan mana anggota-anggota menunjukkan kekecewaan dan rasa puas
mereka. Oleh karena itu, komunikasi menunjukkan ungkapan emosional dari perasaan
dan merupakan pemenuhan terhadap kebutuhan sosial.
Fungsi terakhir yang dilakukan oleh komunikasi berhubungan dengan
perannya dalam mempermudah pengambilan keputusan. Komunikasi memberikan
informasi yang diperlukan oleh individu dan kelompok untuk mengambil keputusan
dengan meneruskan data yang dapat digunakan untuk mengenali dan menilai
alternatif-alternatif pilihan.
BAB II
PERMASALAHAN
D. Komunikasi elektronik
Selama sepuluh atau lima belas tahun terakhir ini, hanyalah ada sedikit
sekali terobosan teknologi yang benar-benar memengaruhi komunikasi
organisasional. Pada awal abad ke 20, secara dramatis mengurangi komunikasi
tatap muka secara pribadi. Pengenalan mesin fotokopi pada akhir dasawarsa
1960-an mengisyaratkan kematian kertas karbon dan membuat penyalin
dokumen menjadi lebih cepat dan lebih mudah. Akan tetapi, sejak awal tahun
1980-an, manusia telah dibanjiri dengan teknologi elektronik baru yang
sebagian besar membentuk ulang cara orang berkomunikasi dalam organisasi.
Teknologi tersebut mencakup penyeranta (pager), mesin faks, konferensi
video, rapat elektronik, surat elektronik (e-mail), telepon, telepon genggam,
dan pesan suara.
Komunikasi elektronik tidak lagi membuat anda perlu berada ditempat
kerja atau meja. Pager, telepon seluler, dan komunikator pribadi
memungkinkan untuk dihubungi bila sedang rapat, beristirahat makan siang,
mengunjungi kantor pelanggan di lain kota, dan seterusnya.
Tapal batas organisasional menjadi kurang relevan akibat adanya
komunikasi elektronik yang memungkinkan karyawan untuk mengambil jalan
pintas terhadap tingkatan vertical di dalam organisasi itu, bekerja lembur
dirumah atau disuatu tempat yang bukan merupakan fasilitas yang
dioperasikan oleh organisasi, dan berkomunikasi dengan orang lain dalam
organisasi lain.
Walaupun telepon telah memungkinkan orang untuk meneruskan
pesan secara verbal secara sekejap, akhir-akhir ini saja telepon baru
menyediakan fasilitas pengiriman pesan tertulis. Dalam pertengahan
dasawarsa 1960-an, organisasi hampir seluruhnya bergantung pada memo
untuk menyampaikan pesan internal dikantor dan layanan telegram serta
kantor pos untuk pesan-pesan eksternal. Kemudian, muncul layanan
pengiriman ekspres semalam dan mesin faks. Dewasa ini, ketika hampir
semua organisasi yang memberikan akses internet kepada karyawannya.
Dengan demikian, semua komunikasi tertulis dapat diteruskan dengan
kecepatan telepon.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Model-model Komunikasi
Model Lasswell
Salah satu model paling awal dari komunikasi yang dikembangkan oleh Harold
Lasswell meliputi :
Siapa….
Mengatakan apa….
Dengan Cara Apa….
Kepada Siapa….
Dengan Dampak Apa….
Model tersebut sederhana, tetapi kurang memiliki sejumlah elemen yang diperlukan
uantuk memahami proses komunikasi. Dalam konteks akuntansi, akuntan (siapa)
menyajikan informasi keuangan (mengatakan apa), pada umumnya dalam bentuk
laporang tertulis (dengan cara apa), kepada pihak pengguna internal dan eksternal
(kepada siapa), dengan tujuan untuk menyediakan data yang andal, relevan, dan tepat
waktu untuk mengambil keputusan bisnis yang berdasarkan informasi (dengan
dampak apa).
Model Shannon-Weaver
Claude Shannon dan Warren Weaver (1949) mengembangkan model matematis dari
komunikasi yang model tersebut dikembangkan untuk menjelaskan komunikasi
melalui alat perantara, seperti telepon atau korespodensi tertulis. Model ini merupakan
suatu kemajuan dibandingkan dengan model Lasswell karena model tersebut
membedakan antara sumber informasi, pengirim informasi, penerima informasi, dan
tujuan. Dalam konteks akuntansi, sumber dapat berupa tenaga pembukuan atau
klerek; pengirim informasi, kontroler; penerima informasi, orang yang memperoleh
dokumen tersebut, akuntan; dan tujuan, pengguna akhir, yaitu klien.
Model Westley-MacLean
Bruce Westley dan Malcolm MacLean (1957) mengembangkan satu model untuk riset
komunikasi. Model tersebut memiliki sejumlah implikasi penting. Model tersebut
menjelaskan cara-cara individu dan organisasi memutuskan pesan apa yang akan
dikomunikasikan dan bagaimana pesan tersebut dimodifikasi atau dihapus dalam
proses tersebut.
Rogers dan Kincaid (1981) telah mengkritik model-model terdahulu karena model-
model tersebut mengarah pada tujuh bias dalam komunikasi. Ketujuh bias tersebut
meliputi :
1. Suatu pandangan bahwa komunikasi adalah tindakan satu arah yang linier dan
bukannya proses dua arah yang memiliki siklus dimana informasi dipertukarkan
sejalan dengan berlalunya waktu.
2. Sumber bias yang diakibatkan oleh penekanan pada ketergantungan dan bukannya
pada hubungan dari mereka yang melakukan komunikasi dan saling
ketergantungannya yang mendasar. Dalam model tradisional, penerima biasannya
bergantung pada informasi yang ditransfer dari sumber. Tidak ada kebutuhan untuk
berinteraksi.
3. Kecenderungan untuk berfokus pada objek komunikasi dengan mengorbankan
konteks objek tersebut berada. Dalam hal akuntansi, focus tersebut pada laporan itu
sendiri dan bukan pada interaksi yang menghasilkannya.
4. Kecenderungan untuk berfokus pada pesan itu sendiri dengan mengorbankan aspek
waktu dari pesan itu.
5. Kecenderungan untuk menganggap bahwa fungsi utama dari komunikasi adalah
persuasi dan bukannya pemahaman, konsesus, dan tindakan kolektif yang
menguntungkan. Dalam konteks bisnis, focus tersebut ada pada penerapan kebijakan
dan bukan pada pengambilan keputusan secara partisipasif.
6. Kecenderungan untuk berkosentrasi pada dampak-dampak psikologis dari komunikasi
terhadap individu-individu yang terpisah dan bukan pada dampak sosial dan
hubungan antar individu dalam suatu komunitas.
7. Suatu keyakinan dalam hubungan sebab akibat mekanistis satu arah dan bukannya
hubungan sebab akibat dua arah yang merupakan karakteristik dari sistem informasi
manusia yang pada dasarnya bersifat sibernetik.
Sebagai alternatif dari model-model yang bias tersebut, Rogers dan Kincaid
mengajukan Model Pemusatan Komunikasi. Mereka menekankan pada kesatuan informasi
dan tindakan. Semua informasi merupakan konsekuensi dari tindakan; melalui pemrosesan
informasi, tindakan mungkin menghasilkan informasi tambahan. Model tersebut tidak
mempunyai awal dan akhir. Hanya hubungan yang saling mendefinisikan diantara para
partisipan yang memberikan makna kepada keseluruhan. Ketika informasi dibagi oleh dua
atau lebih partisipan, pemrosesan informasi dapat mengarah pada saling memahami, saling
menyetujui, dan tindakan kolektif, seperti pemecahan masalah bisnis.
Salah satu konsekuensi dari model ini adalah bahwa komunikasi selalu
mengimplikasikan suatu hubungan- suatu proses saling membagi informasi diantara dua atau
lebih orang. Akibatnyam analisis komunikasi harus mempertimbangkan perbedaan dan
persamaan partisipan dan untuk tujuan, perubahan dalam hubungan antara akuntan dan
pengguna informasi- baik satu sama lain maupun perubahan dalam individu lain dengan
mana mereka berinteraksi mengenai topik-topik keuangan.
Sebelum komunikasi terjadi, perlu adanya pengungkapan atas suatu maksud sebagai
pesan yang akan disampaikan. Maksud itu bergerak antara suatu sumber (pengirim) dengan
penerima. Pesan itu dikodekan (diubah kedalam bentuk simbolis) dan diteruskan oleh suatu
medium (saluran) kepada penerima yang menguraikan kode pesan yang dimulai oleh
pengirim. Hasilnya adalah suatu transfer makna dari satu orang ke orang lain.
Sumber mengawali suatu pesan dengan “ pengodean” suatu pikiran. Empat kondisi
yang memengaruhi pengodean pesan : keterampilan, sikap, pengetahuan, dan sistem sosial-
sosial budaya.
Jika penulis buku pelajaran tidak memiliki keterampilan untuk menulis sebagaimana
yang dipersyaratkan, maka pesan mereka tidak akan sampai kepada mahasiswa dalam bentuk
yang diinginkan.
Pesan merupakan suatu produk fisik yang sebenarnya dari “pengodean sumber”. Bila
seseorang berbicara, pembicaraan itu adalah pesan. Bila seseorang menulis, maka tulisan itu
adalah pesan. Bila seseorang melukis, lukisan itu adalah pesan. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pesan seseorang dipengaruhi oleh kode atau kelompok symbol yang
digunakan untuk mentransfer makna, isi dari pesan itu sendiri, serta keputusan yang diambil
dalam memilih dan menata kode da nisi.
Saluran adalah medium lewat mana pesan itu berjalan. Medium dipilih oleh sumber
yang harus menentukan mana saluran yang formal dan mana yang informasi. Saluran formal
ditetapkan oleh organisasi. Saluran itulah yang meneruskan pesan mengikuti jaringan
wewenang didalam organisasi. Bentuk pesan lain, seperti pesan pribadi atau sosial, mengikuti
saluran informal dalam itu.
Penguraian adalah proses penerimaan pesan oleh pihak yang menjadi sasaran dari
pesan tersebut. Akan tetapi, sebelum pesan dapat diterima, symbol-simbol yang digunakan
harus diterjemahkan ke dalam suatu bentuk yang dapat dipahami oleh penerima.
Umpan balik jika penerima menguraikan pesan yang dikodekan oleh sumber dan
mengembalikan pesan itu ke dalam sistem, maka akan diperoleh umpan balik. Umpan balik
merupakan pengecekan mengenai seberapa berhasilnya seseorang dalam mentransfer pesan
sebagaimana dimaksudkannya. Umpan balik menentukan apakah pesan itu telah dipahami
atau tidak.
a) Arah Komunikasi
Komunikasi dapat mengalir secara vertical atau lateral. Dimensi
vertical dapat dibagi lebih lanjut menjadi komunikasi ke atas dan kebawah.
Komunikasi ke atas
Komunikasi ke atas merupakan komunikasi yang mengalir
kesuatu tingkatan yang lebih tinggi dalam kelompok atau organisasi.
Komunikasi ini digunakan untuk memberikan umpan balik,
menginformasikan kemajuan tujuan, dan meneruskan masalah-masalah
yang ada kepada atasan. Komunikasi ke atas menyebabkan para
manajer menyadari perasaan para karyawan terhadap pekerjaannya,
rekan sekerjanya, dan organisasi secara umum. Manajer juga
mengandalkan komunikasi ke atas untuk mendapatkan gagasan
mengenai bagaimana segala sesuatu dapat diperbaiki.
Komunikasi ke bawah
Komunikasi ke bawah merupakan komunikasi yang mengalir
dari satu tingkat dalam suatu kelompok atau organisasi ke tingkat yang
lebih rendah. Bila anda membayangkan para manajer yang
berkomunikasi dengan bawahannya, maka itu adalah pola komunikasi
kebawah. Pola itu digunakan oleh pemimpin kelompok dan manajer
untuk menetapkan tujuan, memberikan instruksi pekerjaan,
menginformasikan kebijakan dan prosedur kepada bawahan,
menunjukkan masalah yang memerlukan perhatian, dan melakukan
kontak lisan atau tatap muka.Komunikasi lateral adalah komunikasi
yang terjadi diantara anggota kelompok kerja pada tingkatan yang
sama, diantara kelompok kerja pada tingkatan yang sama, diantara
manajer pada tingkatan yang sama, diantara manajer pada tingkatan
yang sama, atau diantara setiap karyawan yang setara secara
horizontal.
c) Komunikasi Non-verbal
Studi akademis tentang gerakan tubuh disebut dengan kinetika. Studi
ini merujuk pada sikap tubuh, konfigurasi wajah, dan gerakan tubuh lainnya.
Akan tetapi, studi ini merupakan bidang yang relatif baru dan lebih
dipengaruhi oleh dugaan dan popularisasi dan bukannya dukungan penemuan
riset. Dengan demikian, walaupun diakui bahwa gerakan tubuh merupakan
salah satu segmen penting dari studi atas komunikasi dan perilaku, seseorang
tetap harus berhati-hati dalam pengambilan keputusan.
A. Sumber
Ada dua aspek sumber yang dapat memengaruhi proses komunikasi. Dua
aspek tersebut adalah kredibilitas sumber dan kesamaan antara penerima dan
sumber.
Kredibilitas Sumber
Secara umum diakui bahwa semakin kredibel sumber dari suatu
pesan, semakin besar efektivitasnya. Efektivitas biasanya dipahami
sebagai perubahan sikap kea rah yang disarankan oleh sumber. Akan
tetapi, kredibilitas sumber merupakan suatu karakteristik dari sumber
sebagaimana dipandang oleh penerima. Hal ini adalah bagian dari citra
sumber dan dapat bervariasi diantara situasi komunikasi yang berbeda.
Biasanya, hal ini dibentuk sebelum sumber dan penerima memasuki
kejadian komunikasi.
Kredibilitas sumber merupakan suatu bangunan yang
multidimensional. Riset-riset empiris mengindikasikan bahwa
kredibilitas sumber terdiri atas tiga faktor. Ketiga faktor tersebut
adalah :
B. Pesan
Barlo mengidentifikasikan lima elemen pesan yang sebaiknya
dipertimbangkan ketika menganalisis komunikasi, yaitu: 1) isi, 2) organisasi
atau struktur, 3) kode, 4) perlakuan, dan 5) elemen-elemen pesan.
Diasumsikan bahwa isi adalah informasi atau materi keuangan yang berkaitan
dengan kebijakan manajemen dan bahwa sistem kode adalah bahasa dari
sumber dan penerima. Elemen-elemen dari pesan adalah kata-kata, kalimat,
paragraph, angka, statistik, tabel, dan grafiknya. Hal-hal tersebut tentu saja
bervariasi dengan saluran yang berbeda.
4. Organisasi Pesan
Cara terbaik untuk mengorganisasikan suatu pesan bergantung pada budaya tempat
informasi tersebut digunakan. Di masyarakat Barat, pola pemikiran bersifat linier atau
berurutan. Pemrosesan linier merupakan karakteristik dari semua pemrosesan bahasa
(membaca dan mendengarkan) dan juga banyak aktivitas pemecahan masalah dan berpikir.
Karena bahasa Inggris menjadi bahasa utama dari bisnis internasional, dapat di asumsikan
bahwa laporan-laporan bisnis akan diorganisasi secara linier dengan pendahuluan, bagian
tengah, dan bagian akhir.
Cara optimal untuk menyusun suatu pesan juga bergantung pada latar belakang
pendengar. Faktor, seperti sikap sebelumnya, pendidikan, komitmen, keterampilan, harapan,
perhatian, dan tingkat ketertarikan mereka terhadap materi tersebut seluruhnya membantu
menentukan cara terbaik untuk mengorganisasi suatu pesan.
Riset terhadap dampak dari urutan juga memiliki implikasi terhadap komunikasi
keuangan. Asumsi teoretis yang mendasari riset ini adalah bahwa efektivitas pesan
bergantung pada penempatan argumentasi atau materi dalam suatu penyajian. Terdapat tiga
strategi urutan pesan yang telah diinvestigasi, yaitu: 1) klimaks, informasi yang paling
penting disajikan terlebih dahulu, 2) antiklimaks, informasi terpenting ditempatkan ditengah.
Terdapat cukup banyak riset mengenai bagaimana menyajikan materi secara efektif.
G. R. Klare (1977) menguraikan bagaimana cara untuk membuat materi ini lebih mudah
dibaca mudah dimengerti. Kemudahan membaca materi merupakan fungsi dari karakteristik
kata-kata dan kalimat, tetapi Klare lebih lanjut menetapkan aturan untuk menghasilkan
dokumen yang mudah dibaca, yaitu:
Kata-kata yang sering muncul dan akrab meningkatkan kemudahan membaca suatu
materi.
Kata-kata lebih pendek membuat membaca menjadi lebih cepat dan mudah.
Kata-kata yang mempunyai nilai asosiatif (secara psikologis) yang berkaitan dengan
kata-kata lain yang muncul di bagian selanjutnhya dari teks sebaiknya digunakan.
Kata-kata yang konkret, dan bukannya kata-kata yang abstrak, membuat dokumen
menjadi lebih mudah dibaca.
Kata-kata kerja aktif, dan bukannya bentuk nominalis, meningkatkan kemudahan
membaca.
Penggunaan kata ganti dan anafora (kata-kata atau ungkapan yang mengacu kembali
pada kata atay bagian teks sebelumnya) harus dibatasi.
Kalimat harus singkat. Jika penulis akan menggunakan kata penghubung, ia sebaiknya
menggunakan kata dan dibandingkan dengan tetapi atau kata karena.
Anak kalimat sebaiknya singkat dan struktur kalimat sederhana.
Kalimat aktif lebih menarik dibandingkan dengan bentuk kalimat pasif.
Anderson (1971) menyarankan bahwa faktor-faktor, seperti rantai ide, struktur, dan
konsep dalam teks tersebut sebaiknya digunakan untuk menentukan seberapa sulit untuk
memahami materi itu. Riset masa depan berdasarkan pada pengukuran empiris dibutuhkan
untuk menentukan faktor-faktor yang memprediksikan pemahaman terhadap materi-materi
teknis seperti laporan keuangan. Parameter-paramater berikut ini sebaiknya diinvestigasikan
secara khusus untuk materi-materi keuangan:
6. Saluran
7. Penerima
8. Analisis Penerima
Pengetahuan mengenai penerima dapat digunakan untuk mendesain pesan yang lebih
efektif dan menyampaikannya melalui saluran yang paling sesuai. Komunikasi yang efektif
dihasilkan ketika informasi didesain secara spesifik untuk penerima. Akuntan sebaiknya
menyelidiki penerima yang dimaksudkan, penerima actual, dan penerima yang potensial
sebelum menghasilkan dokumen. Para akuntan keprilakuan sebaiknya juga menyelidiki pola
pencarian informasi oleh klien mereka dan pengguna lainnya dari laporan bisnis. Riset
tersebut menyimpulkan bahwa orang hanya memberikan sedikit usaha untuk pencarian
informasi dan akan menggunakan sumber yang paling dapat diakses. Informasi dicari karena
secara sosial informasi merupakan suatu keuntungan dan dapat dibahas dalam jaringan
interpersonal pengguna.
1. Analisis Jaringan
Pada dasarnya, penjelasan struktur komunikasi dari suatu organisasi dihasilkan
dengan menggunakan dengan memeriksa arus informasi antar-komponen dari system
tersebut. Komponen-komponen itu dapat berupa individu, kelompok tugas kecil, atau
organisasi formal secara keseluruhan. Struktur jaringan yang optimal bervariasi
dengan fungsi yang dilakukan oleh kelompok-kelompok yang terlibat dengan
manifestasi tugas produktif akan dilaksanakan fungsi mereka paling baik ketika
mereka sangat terintegrasi. Mereka yang berkepentingan dengan inovasi memerlukan
sejumlah besar perluasan batasan dan demikian mereka dapat melakukan fungsinya
dengan paling baik ketika terhubung secara longgar.
Peran dari komunikator berbeda ketika materi dikembangkan untuk konsumsi
pihak internal dibandingkan jika materi tersebut akan disebarkan kepada lingkungan.
Bidang terakhir berkaitan dengan penggunaan teknologi komunikasi baru, seperti
jaringan komputer, kabel interaktif dua arah, system pengiriman lewat satelit, dan teks
video. Sejumlah perusahaan pialang saham saat ini memiliki system pendukung
pengambilan keputusan (decision support system) berbasis komputer untuk membantu
para pialang menyimpan dan mengakses catatan klien, menganalisis portofolionya,
dan memperoleh berita tentang harga dan keuangan terkini.
2. Umpan Balik
Umpan balik merupakan pesan yang dikirim oleh penerima kepada sumber
dalam menanggapi pesan awal. Umpan balik memungkinkan terjadinya pertukaran
ide. Dengan demikian, tujuan komunikasi adalah pemahaman dan bukannya arus
penyebaran informasi satu arah dari sumber kepada penerima. Umpan balik
memastikan komunikasi yang efektif- yaitu, pemahaman ide di antara individu dalam
jaringan sosial atau organisasi formal.
Barnett (1979) menyarankan bahwa pendekatan sibernetik digunakan untuk
komunikasi teknis. Hal itu membangun banyak mekanisme umpan balik kedalam
proses komunikasi dan mengubah peran pengguna dari pembaca pasif menjadi
individu yang terlibat secara aktif dalam penyusunan dokumen yang akan memenuhi
kebutuhan mereka. Umpan balik dari pengguna pada tahap perencanaan akan
membantu menentukan fungsi, isi, dan perlakuan dari laporan tertentu. Ketika
menyebarkan laporan tersebut, penerima sebaiknya dimintai umpan balik. Umpan
balik terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut ini dapat digunakan untuk memodifikasi
draf dokumen untuk meningkatkan efektivitasnya:
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan