Anda di halaman 1dari 11

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
berkatNya makalah ini bisa terselesaikan dengan baik. Makalah ini kami beri judul
Penulisan Pesan Persuasif. Makalah ini kami buat bertujuan semata-mata untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Komunikasi Bisnis serta memberikan pengetahuan dan
pemahaman bagi saudara-saudara kami di Jurusan Akuntansi angkatan 2012 mengenai
Penulisan Pesan Persuasif.

Dalam makalah ini banyak pihak-pihak yang membantu proses pembuatannya. Untuk
itu, dengan penuh sukacita kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Pak Pieter Rehatta, sebagai dosen mata kuliah Komunikasi Bisnis.


2. Orang tua kami sebagai pemberi doa dan motivasi tiada putus-putusnya.
3. Teman-teman seperjuangan dalam kebersamaannya mendapatkan perkuliahan.

Akhir kata tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan penulisan makalah ini tetap
dibutuhkan kritik dan saran yang membangun dalam usaha perbaikan yang bisa dijelaskan.
Untuk terimalah salam kebanggaan kita Air Keringat belum jatuh samapi di Tanah
tetaplah semagat dan teruslah berjuang demi kebangkitan pendidikan di Indonesia karena
kita adalah Pattimura Muda-Mudi

Ambon, 15 mei 2014

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu organisasi atau perusahaan harus mengadakan hubungan dengan organisasi atau
perusahaan lain agar aktivitas bisnisnya dapat berjalan dengan baik dan lancar. Hubungan
akan terjadi baik bila ada komunikasi yang baik antara dua belah pihak
(organisasi/perusahaan).

Komunikasi adalah suatu aspek kehidupan manusia yang paling mendasar, penting, dan
kompleks. Kehidupan sehari-hari kita sangat dipengaruhi oleh komunikasi kita sendiri
dengan orang lain, bahkan oleh pesan yang berasal dari orang yang kita tidak. Karena ke-
kompleks-an komunikasi, maka Little John mengatakan, komunikasi adalah sesuatu yang
sulit untuk didefinisikan. Sementara itu, menurut ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia,
komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada
pihak lain, agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya.

Komunikasi sangat penting dalam menyampaikan sejumlah pengetahuan dan informasi


antara kedua pihak yang berkomunikasi (komunikator dan komunikan), atau antara badan
perusahaan yang sedang bermitra atau saling nerinteraksi Didalam upaya menjalin dan
membina hubungan tersebut. Dalam berkomunikasi surat masih memegang peranan yang
penting disamping penggunaan sarana komunikasi lainnya seperti telepon, faxcimili, internet
dan lainnya.. Peran surat sangatlah penting, karena surat merupakan bukti otentik yang sah
secara hukum dan dapat digunakan sebagai media komunikasi, seperti ; surat jual beli, atau
surat transaksi, surat perjanjian, faktur dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan jika dengan
lisan atau pembicaraan tidak dapat dikatakan sah secara hukum karena pembicaraan tidak
tertulis sehingga dapat disangsikan.

Didalam sebuah Komunikasi yang terjadi antara organisasi atau perusahaan harus dengan
organisasi atau perusahaan lain terdapat Pesan Persuasif. Pesan persuasif merupakan pesan
yang digunakan oleh instansi, lembaga atau perusahaan dalam memperkenalkan produknya
dan untuk meyakinkan dan mempengaruhi pihak-pihak lain yang terkait organisasi. Baik
secara tertulis maupun lisan dalam bentuk presentasi bisnis menjadi aktivitas yang harus
dilakukan perusahaan secara terencana dan matang.

B. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah yang berjudul penulisan pesan persuasif bertujuan untuk :

1. Mengetahui apa itu Komunikasi Pesan Persuasif


2. Mengetahui Tujuan Komunikasi Persuasif
3. Mengetahui langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menuliskan pesan-pesan
persuasif
4. Mengetahui kategori Utama dalam Pesan Bisnis Persuasif
5. Mengetahui Jenis pesan-pesan persuasive
C. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
2. Tujuan penulisan
3. Sistematika Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

1. Komunikasi Pesan Persuasif


2. Tujuan Komunikasi Persuasif
3. langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menuliskan pesan-pesan persuasif
4. kategori Utama dalam Pesan Bisnis Persuasif
5. Jenis pesan-pesan persuasive

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB II

PEMBAHASAN

1. Komunikasi Pesan Persuasif

Dalam ilmu komunikasi, kita mengenal adanya komunikasi persuasif, yaitu komunikasi yang
bersifat mempengaruhi audience atau komunikannya, sehingga bertindak sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh komunikator. Menurut K. Andeerson, komunikasi ersuasive
didefinisikan sebagai perilaku komunikasi yang mempunyai tujuan mengubah keyakinan,
sikap atau perilaku individu atau kelompok lain melalui transmisi beberapa pesan. Sedangkan
menurut R. Bostrom bahwa komunikasi persuasif adalah perilaku komunikasi yang bertujuan
mengubah, memodifikasi atau membentuk respon (sikap atau perilaku) dari penerima.

Komunikasi persuasif ini dapat dipergunakan dalam komunikasi politik. Yang dikehendaki
dalam komunikasi persuasif adalah perubahan perilaku, keyakinan, dan sikap yang lebih
mantap seolah-olah perubahan tersebut bukan atas kehendak komunikator akan tetapi justru
atas kehendak komunikan sendiri. Persuasi yaitu menggunakan informasi tentang situasi
psikologis dan sosiologis serta kebudayaan dari komunikan, untuk mempengaruhinya, dan
mencapai perwujudan dari apa yang diinginkan oleh message.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar komunikasi kita menjadi persuasif atau bisa
mempengaruhi orang lain.

1. Komunikator

Komunikator atau sumber adalah orang-orang yang akan mengkomunikasikan suatu pesan
kepada orang lain. Agar komunikasi yang dilakukan oleh komunikator menjadi persuasif,
maka komunikator harus mempunyai kredibilitas yang tinggi. Yang dimaksud dengan
kredibitas disini adalah komunikator yang mempunyai pengetahuan, terutama tentang apa
yang disampaikannya. Misalnya, ketika seorang komunikator menjelaskan kepada
komunikannya, dia harus menguasai apa yang akan disampaikannya. Apalagi pada saat
audience atau komunikan adalah masyarakat yang memiliki pendidikan yang tinggi.

Komunikasi persuasive dikatakan gagal, ketika mengikuti sosialisasi pada seminar di suatu
perguruan tinggi yang dimana audiencenya adalah mahasiswa dan masyarakat umum yang
mempunyai pendidikan dan pengalaman yang jauh lebih tinggi dari komunikator. Seandainya
pada saat itu para komunikator yang hadir kurang menguasai program yang dibawa, tentunya
masyarakat tidak akan puas, bahkan mungkin tidak akan berpengaruh pada perubahan sikap
yang diharapkan. Ketidak-kredibelan komunikator juga sering disampaikan oleh masyarakat
sendiri, dengan cara membandingkan antara fasilitator yang satu dengan fasilitator lainnya.
Kemudian trustworthiness (dapat dipercaya) juga sangat penting bagi komunikator supaya
komunikasi yang dilakukannya menjadi persuasif. Ketika seorang komunikator yang sudah
tidak dipercaya oleh komunikan, apapun yang disampaikannya tidak akan didengar oleh
komunikannya.

2. Pesan

Pesan adalah hal-hal yang disampaikan oleh pengirim kepada penerima, yang bertujuan agar
komunikan melakukan hal-hal yang disampaikan dalam pesan tersebut. Sama halnya dengan
sumber atau komunikator, pesan juga sangat berpengaruh terhadap persuasif tidaknya
komunikasi yang kita lakukan.

Pesan-pesan yang disampaikan oleh fasilitator harus sederhana dan mudah dimengerti.
Artinya, fasilitator harus menyesuaikan isi pesan yang disampaikan dengan khalayak
sasarannya/masyarakat. Informasi yang diberikan harus disesuaikan dengan kebudayaan dan
kepercayaan kelompok sasaran. Yang paling mudah kita lihat adalah dari segi bahasa. Ketika
masyarakat sasaran kita adalah masyarakat dengan tingkat pendidikan menengah ke bawah,
maka bahasa yang dipakai harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan mereka.

Dalam mengembangkan pesan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Di antaranya,
lugas. Artinya, pesan tidak bertele-tele dan dilakukan pengulangan kata-kata tertentu yang
dianggap perlu. Konsisten, artinya semua pesan harus terkait dengan tema yang akan
disampaikan dan saling mendukung antara satu pesan dengan pesan lainnya. Nada dan daya
tarik, ini berkaitan dengan style komunikator tadi. Ketika komunikator menyampaikan pesan
sedih, tentu disesuaikan dengan nada suaranya dan lain sebagainya. Bertanggungjawab,
dalam hal ini sumber pesan yang dapat dipercaya akan berpengaruh pada diterima atau
tidaknya pesan yang disampaikan.

3. Saluran

Saluran adalah media atau sarana yang digunakan supaya pesan dapat disampaikan oleh
sumber kepada si penerima. Supaya komunikasi bisa persuasif, maka media atau saluran yang
digunakan harus tepat. Saluran atau media harus mempertimbangkan karakteristik kelompok
sasaran, baik budaya, bahasa, kebiasaan, maupun tingkat pendidikan, dan lain-lain.
Mengenali siapa yang ingin kita jangkau dapat membantu kita dalam mengembangkan pesan
yang sesuai. Kalau dihubungkan dengan social mapping, maka pemetaan budaya sangat
berarti disini.

4. Penerima (komunikan)

Penerima adalah orang-orang yang menerima pesan dari komunikator, yang biasa disebut
dengan komunikan. Dalam berkomunikasi, khalayak sasaran/komunikan juga perlu menjadi
perhatian. Bagaimana karakteristik kelompok sasaran, baik budaya, bahasa, kebiasaan,
maupun tingkat pendidikan, dan lain-lain, sangat dibutuhkan dalam memformulasikan pesan
yang akan disampaikan. Ketika kita berkomunikasi dengan masyarakat kelas bawah, maka
bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan masyarakat, jangan
sampai kita menggunakan kata-kata yang tidak dimengerti oleh masyarakat, seperti
transparansi, akuntabilitas, fleksibel, dan sebagainya. Sederhanakanlah bahasa sesuai dengan
pemahaman masyarakat.

B. Tujuan Komunikasi Persuasif

Tujuan komunikasi persuasif secara bertingkat ada dua yaitu:

1. Mengubah atau menguatkan keyakinan (believe) dan sikap (attitude) audiens, dan

2. Mendorong audiens melakukan sesuatu/ memiliki tingkah-laku (behaviour) tertentu yang


diharapkan.
C. langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menuliskan pesan-pesan persuasif

Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menuliskan pesan-pesan persuasif


antara lain :
1. Analisis Audiens
Penyampaian pesan-pesan persuasif yang terbaik adalah dengan cara menhubungkan suatu
pesan dengan minat dan hasrat audiens. Untuk mengakomodasi perbedaan individual, maka
perlu menganalisis audiens dan kemudian menyusun suatu pesan yang dapat menjadi daya
tarik bagi kebutuhan mereka. Cara yang paling mudah dalam menilai kebutuhan audiens
adalah dengan berpedoman pada teori kebutuhan dari Maslow yang menyatakan bahwasanya
manusia memiliki lima kebutuhan yang sifatnya berjenjang..

2. Mempertimbangkan Perbedaan Budaya


Pemahaman terhadap perbedaan budaya yang ada bukan saja akan membantu dalam
memuaskan kebutuhan audiens, tetapi juga akan membantu bagaimana mereka akan
memberikan penghormatan. Memberikan persuasi untuk budaya yang berbeda akan berbeda
cara memberikan persuasinya.
3.Memilih Pendekatan Organisasional
Agar penyampaian pesan persuasif dapat tempat sasaran dan sesuai dengan apa yang
dikehendaki maka perlu diperhatikan cara penyampaiannya kepada audiens, apakah
menggunakan pendekatan langsung atau tidak langsung.
Persuasi yang efektif mencakup empat komponen penting, yaitu :
1. Menetapkan kredibilitas
Bagi seorang komunikator tingkat kredibilitas ditentukan oleh sejaumana tingkat kepercayaan
dan reabilitas dirinya. Kredibilitas adalah kapabilitas untuk dapat dipercaya oleh orang lain.
Cara yang digunakan untuk menumbuhkan kredibilitas seseorang adalah dengan fakta,
berupa dokumen, statistik, jaminan, dan hasil riset yang menjadi bukti objektif yang
mendukung kredibilitas seseorang.
Cara lain yang dapat dilakukan guna menambah kredibilitas seseorang adalah menjadi
seorang pakar atau ahli dalam bidang tertentu, antusias terhadap materi yang disampaikan,
objektif dalam penilaian sesuatu, sikap hormat dapat membantu memfokuskan kebutuhan
audiens, kejujuran dapat menumbuhkan penghargaan audiens, intensitas yang baik akan
membantu minat audiens, dan pengalaman latar belakang baik sikap, kepercayaan
sebelumnya dapat membantu mengidentifikasi audiens.
2.Membuat kerangka argumentasi audiens
Kerangka argumentasi dapat dibuat berdasarkan rencana organisasional AIDA (Attention,
Interest, Desire dan Action).
a. Attention (Perhatian), meyakinkan audiens dibagian permulaan bahwa ada sesuatu yang
akan disampaikan. Memperkenalkan suatu masalah atau ide yang membuat audiens mau
mendengar pesan-pesan yang akan disampaikan.
b.Interest (Minat), menjelaskan relavansi pesan-pesan yang disampaikan dengan audiens.
Mengembangkan pernyataan yang telah disampaikan pada fase pertama secara rinci.
Menghubungkan pesan-pesan yang akan disampaikan dengan manfaat secara spesifik yang
dapat dinikmati oleh audiens.
c.Desire (Hasrat), mengubah keinginan audiens dengan menjelaskan bagaimana perubahan
yang dilakukan dapat memberikan manfaat yang lebih baik bagi audiens, dan berusaha untuk
mengimplementasikan ide atau gagasan.
d.Action (Tindakan), menyarankan tindakan spesifik yang diinginkan terhadap audiens.
Perlu juga dipikirkan bagaimana audiens akan memperoleh manfaat dari tindakan yang
dilakukan, serta menemukan cara agar tindakan tersebut mudah untuk dilakukan.
3.Memilih Daya Pemikat
Umumnya pesanpesan persuasif menggunakan daya pemikat dengan logika (logical appeals)
dan daya pemikat emosional (emotional appeals) untuk melakukan persuasi audiens.
Kedua pendekatan ini akan memiliki keseimbangan apabila tergantung pada tindkan yang
diharapkan, harapan para audiens, tingkat resistensi yang diatasi, kemampuan menjual ide
atau gagasan tersebut.

a.Pemikat Emosional

Dalam melakukan persuasi audiens, dapat memanfaatan emosi yang dilandasi dengan suatu
argumentasi atau dalam bentuk simpati kepada audiens sepanjang pemikat emosional bersifat
kuat. Dapat menggunakan kata-kata yang sangat berpengaruh pada emosi seseorang seperti
kebebasan, keberhasilan, nilai, penghargaan, kenyamanan, dan keamanan.

b.Pemikat Logika
Dalam berbagai hal, penggunaan pendekatan ini dapat dilakukan seperti membuat aduan
(claim) dan memberikan dukungan atas aduan tersebut dengan memberikan alasan dan bukti-
bukti yang ada. Adapun penggunaan pendekatan ini didasari atas berbagai alasan diantaranya:
1. Analogi, adalah menggunakan suatu alasan dari bukti-bukti spesifik menuju bukti-bukti
fisik pula.
2. Induksi, adlah memberikan berbagai alasan dari bukti-bukti spesifik menuju kesimpulan
umum.
3. Deduksi, Pemberian alasan dari yang bersifat umum untuk kesimpulan yang khusus.

c.Pertimbangan Etika
Persuasif dapat digunakan untuk mempengaruhi audiens dengan memberikan informasi dan
menambah pemahaman mereka dalam berbagai hal. Hal yang paling penting dalam
pendekatan ini adalah menunjukkan perhatian yang jujur kepada audiens dengan memenuhi
kebutuhan mereka.

D. kategori Utama dalam Pesan Bisnis Persuasif

2.2.1 Pesan persuasif untuk tindakan

Hal yang paling penting untuk diingat ketika menyiapkan pesan presentasi untuk melakukan
suatu tindakan atau penyesuaian adalah mempertahankan permintaan Anda tetap dalam batas.

Untuk merencanakan pesan-pesan persuasif sebaiknya menggunakan perencanaan


organisasional AIDA. Pada kalimat pembuka mulailah dengan kalimat yang mampu
mengundang perhatian pembaca. Selanjutnya pada bagian pertengahan gunakan kalimat yang
mampu menarik minat dan harapan pembaca sesuai dengan fakta yang ada, manfaat bantuan
dan pengalaman yang mampu mendorong minat audiens. Apabila sudah betul-betul yakin
bahwa pesan tersebut relevan dengan pembaca, maka akhiri tulisan dengan suatu permintaan
atau tindakan spesifik.

2.2.2 Pesan Aduan Persuasif dan Permintaan untuk Penyesuaian.

Pesan persuasif jenis ini disebut juga surat keluhan, sasarannya adalah membujuk seseorang
untuk melakukan penyesuaian bagi kepentingan Anda. Untuk mencapai tujuan tersebut, peru
ditunjukkan perbedaan antara yang sebenarnya diharapakn dengan apa yang sebenarnya
diterima.

Kebanyakan surat aduan dimulai dengan penyampaian pesan-pesan rutin. Namun, Anda juga
dapat menulis surat aduan persuasif dengan menambahkan bukti tambahan dengan
menggunakan teknik yang lebih menarik perhatian pembaca. Buatlah surat aduan dengan
lengkap, spesifik, bernada percaya diri dan positif. Claim seperti ini dapat terjadi dalam
hubungan antara perusahaan dengan pemasok. Kadang-kadang bisa terjadi barang yang
dipesan tidak seseuai dengan spesifikasi yang diminta, baik volume, jenis, kualitas ataupun
karakteristik.

E. Jenis pesan-pesan persuasive

Ada dua jenis pesan-pesan persuasive, yaitu surat penjualan (sales letters) dan surat
permohonan bantuan dana (fundraising letters). Kedua pesan tersebut memiliki perbedaan
yaitu pesan-pesan penjualan biasanya dikirim oleh organisasi yang berorientasi pada laba
untuk melakukan persuasi kepada pembaca agar mengeluarkan sejumlah uang atas produk
mereka sendiri. Dilain pihak, pesan-pesan permohonan bantuan dana biasanya dikirim oleh
organisasi nirlaba untuk melakukan persuasi kepada pembaca agar memberikan bantuan dana
atau lainnya kepada pihak lain. Persamaannya, keduanya bersaing untuk bisnis dan
kepentingan publik. Keduanya juga berusaha melakukan persuasi kepada pembaca untuk
mengeluarkan uang atau waktu untuk menghasilkan suatu nilai tertentu yang ditawarkan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Persuasif merupakan suatu usaha mengubah sikap, kepercayaan atau tindakan audiens untuk
mencapai suatu tujuan. Secara sederhana, persuasive yang efektif adalah kemampuan untuk
menyampaikan suatu pesan dengan cara yang membuat audiens (pembaca atau pendengar)
merasa mempunyai pilihan dan membuatnya mereka setuju.
Didalam suatu organisasi, pesan-pesan persuasive dimaksudkan untuk menjual ide/gagasan
kepada orang lain, memberi saran agar prosedur operasional lebih efisien, mengumpulkan
suatu dukungan untuk kegiatan tertentu, dan untuk meminta bantuan dana bagi pembiayaan
suatu proyek tertentu.

Dalam mempersiapkan pesan persuasif yang harus dilakukan adalah menganalisan tujuan,
menganalisa audiens, analisa kepercayaan dan berusaha menetapkan etika yang tinggi.

Dalam penulisan pesan persuasif diperlukan perhatian khusus terhadap manfaat yang didapat
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam memenuhi permintaan tersebut.

Dalam melengkapi pesan persuasif adlah hal yang menentukan kesuksesan dalam
menyampaikan pesan persuasif. Ketika mengevaluasi pesan, cobalah untuk menilai alasan
secara objektif dan serius. Hubungkan antara tujuan organisasi dengan kebutuhan audiens.

Tiga kategori utama dalam pesan bisnis persuasif antara lain persuasif request untuk
tindakan, pesan aduan persuasif dan permintaan untuk penyesuaian
MAKALAH
Penulisan Pesan Persuasif

Mata Kuliah: Komunikasi Bisnis

Oleh:

1. Tracy Nitalessy NIM: 2012-30-003


2. Rio Risambessy NIM: 2012-30-155
3. Ignasentia van Capelle NIM: 2012-30-018
4. Dita Anggraeny Nakul NIM: 2012-30-117

UNIVERSITAS PATTIMURA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
2014
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

4. Latar Belakang
5. Tujuan penulisan
6. Sistematika Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

6. Komunikasi Pesan Persuasif


7. Tujuan Komunikasi Persuasif
8. langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menuliskan pesan-pesan persuasif
9. kategori Utama dalam Pesan Bisnis Persuasif
10. Jenis pesan-pesan persuasive

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai