Transasi Terapeutik
Nama
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
12.
14.
Nim
021511133054
021511133055
021511133056
021511133057
021511133058
021511133059
021511133060
021511133061
021511133062
021511133063
021511133064
021511133065
021511133066
021511133067
kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh
keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan,
menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu.
Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
Komunikasi merupakan suatu proses dua arah yang menghasilkan pertukaran informasi
dan pengertian antara masing-masing individu yang terlibat. Komunikasi merupakan dasar dari
seluruh interaksi antar manusia. Komunikasi merupakan kebutuhan hakiki dalam kehidupan
manusia untuk saling tukar menukar informasi. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar
manusia baik yang dilakukan secara perorangan, kelompok maupun organisasi tidak akan
mungkin terjadi. Manusia memerlukan kehidupan sosial, yaitu kehidupan bermasyarakat.
Sebagian besar interaksi manusia berlangsung dalam situasi komunikasi interpersonal
(komunikasi antar pribadi).
Komunikasi antar pribadi sangat penting dilakukan untuk mendukung kelancaran
komunikasi dalam organisasi. Sistem komunikasi serta hubungan antar pribadi yang baik akan
meminimalisir kesenjangan antara berbagai pihak dalam organisasi dan meminimalisir rasa
saling tidak percaya serta kecurigaan di lingkungan kerja. Komunikasi yang baik merupakan
mediator dalam proses kerjasama dan transformasi informasi dalam mendukung kemajuan
organisasi. Komunikasi yang baik senantiasa menimbulkan iklim keterbukaan, demokratis, rasa
tanggung jawab, kebersamaan dan rasa memiliki organisasi.
Mampu melakukan interaksi merupakan anugerah yang tidak ternilai harganya yang
dimiliki setiap manusia, meski dalam kenyataanya banyak kendala yang akan dihadapi tiap-tiap
individu dalam melakukan interaksi melalui komunikasi. Proses komunikasi yang berlangsung
secara tatap muka, sehingga memungkinkan pesertanya dapat menangkap reaksi yang
ditimbulkan. Hal ini yang sering menjadi permasalahan saat dua individu atau lebih yang
memiliki kepribadian dan karakter berbeda saling melakukan interaksi, terkadang ada hal-hal
yang ditimbulkan dan menjadikan situasi menjadi tidak nyaman.
Setiap individu memiliki cara berfikir yang berbeda, terutama dalam menyelesaikan suatu
permasalahan. Ada yang bersikap santai, ada yang bersikap cuek seperti tidak memiliki masalah,
bahkan ada yang mensikapi sesuatu dengan emosi. Hal ini di pengaruhi karena masing-masing
individu memiliki karakteristik yang berbeda, cara berkomunikasi yang berbeda, dan terkadang
semua itu menjadi masalah dalam kehidupan sehari hari. Hal ini sering menjadi penghambat
dalam menciptakan komunikasi yang efektif, sikap emosional yang berlebihan bagi masingmasing individu saat menghadapi situasi tertentu dapat memperburuk proses komunikasi. Suatu
ketika terdapat sedikit masalah yang sebenarnya sepele, dan mestinya bisa diselesaikan dengan
baik. Akan tetapi jika disikapi dengan emosional, maka hal itu akan menjadi bumerang dan akan
memperkuat ego dari individu tersebut yang akan berdampak pada terhambatnya proses
komunikasi yang efektif. Kondisi tersebutlah yang dapat memicu terjadinya Miss
Communication.
Miss Comunication (miskomunikasi) yaitu kesalahpahaman komunikasi antara pemberi
pesan dan penerima pesan. Mis-komunikasi bisa terjadi karena beberapa hal, misalnya faktor
pengetahuan dan bahasa. Selain itu, penyebab terjadinya mis-komunikasi adalah penerima pesan
salah mengartikan apa yang dikatakan oleh pemberi pesan. Sehingga yang sering terjadi adalah si
pemberi pesan memiliki maksud tersendiri dalam menyampaikan pesannya, namun si penerima
pesan juga mempunyai maksud yang lain dalam benaknya. Inilah yang menyebabkan terjadinya
mis-komunikasi antar kedua belah pihak.
Banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya Miss komunikasi, bisa disebabkan dari
faktor luar rangkaian unsur proses komunikasi, ataupun tidak lengkapnya pesan komunikasi itu
disampaikan. Faktor yang sering dialami adalah adanya gangguan pada unsur Channel (Media)
yang menyebabkan tidak adanya feedback (Umpan Balik) pesan yang disampaikan atau malah
feedback yang timbul tidak sesuai dengan tujuan pesan yang disampaikan pada di awal.
Ketika feedback yang diterima berbeda dengan tujuan awal pesan disampaikan, maka akan
terjadi kesalahpahaman atau salah koordinasi antara " si penyampai pesan " dengan " si penerima
pesan ".
Seperti hal nya pada skenario berikut ini, yaitu Seorang pasien perempuan usia 17 tahun
datang ke klinik dokter gigi untuk memperbaiki gigi insisif kedua atas sebelah kanan dan kiri
yang tidak rata. Setelah pemeriksaan, pasien dianjurkan perawatan gigi yang berdesakan di
bagian ortodonsia dengan butuh waktu yang relatif cukup lama. Namun pasien ingin giginya
yang berdesakan dirawat lebih cepat. Pasien diberi alternatif perawatan dengan mahkota porselen
dan dokter gigi sudah memberi penjelasan untung ruginya. Setelah pemasangan ternyata orang
tua nya mengeluh karena gigi anaknya direparasi tanpa sepengetahuannya dan menyalahkan
dokter gigi.
Dari skenario diatas, tampak bahwa seorang anak mengalami miskomunikasi dengan orang
tuanya sehingga menimbulkan sebuah konflik. Pada makalah ini, akan dijelaskan lebih lanjut
mengenai faktor faktor apa saja dan solusi apa saja pada masalah yang dialami pada kasus
skenario tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.
1.4 Manfaat
Supaya yang disampaikan komunikator dapat dimengerti oleh komunikan. Agar dapat
dimengerti oleh komunikan maka komunikator perlu menjelaskan pesan utama dengan
sejelas-jelasnya dan sedetail mungkin.
Agar dapat memahami orang lain. Dengan melakukan komunikasi, setiap individu dapat
memahami individu yang lain dengan kemampuan mendengar apa yang dibicarakan
orang lain.
Agar pendapat kita diterima orang lain. Komunikasi dan pendekatan persuasif merupakan
cara agar gagasan kita diterima oleh orang lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Interpersonal
Menurut salah satu ahli, komunikasi dapat diartikan yaitu:
Karfried Knapp
Komunikasi merupakan interaksi antar pribadi yang menggunakan sistem simbol
linguistik, seperti sistem simbol verbal (kata-kata) dan non verbal. Sistem ini dapat
disosialisasikan secara langsung / tatap muka atau melalui media lain (tulisan, oral, dan
visual).
Komunikasi secara etimologis atau menurut kata asalnya berasal dari bahasa latin
yaitu yang berarti communication, yang berarti sama makna mengenai suatu hal. Jadi
berlangsungnya proses komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan mengenai hal-hal
yang dikomunikasikan ataupun kepentingan tertentu. Komunikasi dapat berlangsung
apabila ada pesan yang akan disampaikan dan terdapat pula umpan balik dari penerima
pesan yang dapat diterima langsung oleh penyampai pesan. Selain itu komunikasi
merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi
tahu, merubah sikap, pendapat atau perilaku baik langsung secara lisan maupun tak
langsung melalui media. Dalam komunikasi ini memerlukan adanya hubungan timbal
balik antara penyampain pesan dan penerimanya yaitu komunikator dan komunikan.
Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk
merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat
dan sikap. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian
informasi dan pengertian seseorang terhadap orang lain.
R. Wayne Pace (1979) mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi atau
communication interpersonal merupakan proses komunikasi yang berlangsung antara dua
orang atau lebih secara tatap muka dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara
langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung.
Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang pesannya dikemas dalam
bentuk verbal atau nonverbal, seperti komunikasi pada umumnya komunikasi
interpersonal selalu mencakup dua unsur pokok yaitu isi pesan dan bagaimana isi pesan
dikatakan atau dilakukan secara verbal atau nonverbal. Dua unsur tersebut sebaiknya
diperhatikan dan dilakukan berdasarkan pertimbangan situasi, kondisi, dan keadaan
penerima pesan. Komunikasi interpersonal merupakan kegiatan aktif bukan pasif.
Komunikasi interpersonal bukan hanya komunikasi dari pengirim pada penerima pesan,
begitupula sebaliknya, melainkan komunikasi timbal balik antara pengirim dan penerima
pesan. Komunikasi interpersonal bukan sekedar serangkaian rangsangan-tanggapan,
kesehatan
yang
2)
3)
4)
5)
6)
b.
b)
c)
d)
e)
f)
g)
2)
h)
i)
Prinsip-prisip riset.
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan berkomunikasi
efektif
a)
negosiasi,
menyelesaikan
konflik,
menulis,
b)
c)
d)
e)
c.
d.
yang
direncanakan
dan
dilakukan
untuk
membantu
mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang
diperlukan.
2.
3.
2.
2.
membentuk
hubungan
perawat
klien
sehingga
klien
hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima dan
efek. Unsur-unsur ini juga bisa disebut komponen atau elemen komunikasi.
Terdapat beberapa macam pandangan tentang banyaknya unsur atau
elemen yang mendukung terjadinya komunikasi. Ada yang menilai bahwa proses
tejadinya komunikasi. Cukup di dukung oleh tiga unsur, sementara ada juga yang
menambahkan umpan balik dan lingkungan selain lima unsur yang telah
disebutkan.
Arestoteles, ahli filsafat Yunani Kuno dalam bukunya Rhetorica
menyebut bahwa suatu proses komunikasi memerlukan tiga unsur yang
mendukungnya, yakni siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan, dan siapa yang
mendengarkan. Pandangan Arestoteles ini oleh besar pakar komunikasi dinilai lebih
tepat untuk mendukung suatu proses komunikasi public dalam bentuk pidato atau
retorika. Hal ini bisa dimengerti, karena pada zaman Arestoteles retorika menjadi
bentuk komunikasi yang sangat popoler bagi masyarakat Yunan (Cangara, 2007, hal
22-23). Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa
berlangsung dengan baik. Beberapa unsur-unsur terjadinya komunikasi antara lain:
1. Komunikan
Menurut KBBI, komunikan adalah penerima pesan dalam komunikasi.
Komunikan juga disebut dengan penerima. Penerima adalah pihak yang
menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri
satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau Negara.
Penerima bisa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak,
sasaran, komunikan, atau dalam bahasa inggris disebut audience atau
receiver. Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan
penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada penerima jika
tidak ada sumber.
Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena
dialah yang menjadi sasaran dalam komunikasi. Jika suatu pesan tidak
diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang
sering kali menuntut perubahan, apakah pada sumber , pesan, atau saluran.
khalayak
maka
seseorang
komunikator
mempunyai
hal
berikut
bagi
komunikan.
Kepercayaan
komunikan
kepada
(thrustworthiness)
dan
kecakapan
atau
kemampuan
(competence or expertness). Berdasarkan hal itu komunikator yang berethos menunjukkan bahwa dirinya mempunyai itikad baik, dapat
dipercaya dan mempunyai kecakapan dan keahlian (Effendy, 2007:306).
3. Pesan
Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komuniaktor.
Pesan ini mempunyai inti pesan yang sebenarnya menjadi pengarah
didalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan.
Pesan dapat secara panjang lebar mengupas berbagai segi, namun inti
pesan dari komunikasi akan selalu mengarah kepada tujuan akhir
komunikasi itu.
a. Penyampaian Pesan
Melalui lisan, face to face, langsung menggunakan media, saluran
dan sebagainya.
b. Bentuk Pesan
- Informatif
Bersifat memberikan keterangan-keterangan atau faktafakta, kemudian komunikan mengambil keputusan. Dalam
situasi tertentu pesan informatif
Persuasif
Berisikan bujukan, yaitu membangkitkan pengertian dan
kesadaran manusia bahwa apa yang kita sampaikan akan
memberikan perubahan sikap, tetapi berubahnya adalah
atas kehendak sendiri (bukan dipaksakan). Perubahan
tersebut diterima atas kesadaran sendiri.
Koersif
Penyampain pesan yang bersifat memaksa dan dengan
menggunakan sanksi-sanksi apabila tidak dilaksanakan
c. Jenis Pesan
Pesan Verbal
Pesan Linguistik adalah pesan yang dikemas dalam bahasa, atau
bahasalah sebagai alat utamannya. Dalam Komunikasi
symbol,
mengkombinasikan
dengan
simbol-simbol
aturan
untuk
tersebut,
yang
transmisi
informasi. Penamaan
atau
2007,
hal
343).
Secara
lebih
spesifik,
Pesan Kinesik
Pesan nonverbal yang menggunakan gerakan tubuh yang
berarti, terdiri dari tiga komponen utama: pesan fasial,
pesan gestural, dan pesan postural.
Pesan Proksemik
Disampaikan
melalui
pengaturan
jarak
dan
ruang.
Pesan Artifaktual
Diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian, dan
kosmetik. Walaupun bentuk tubuh relatif menetap, orang
sering berperilaku dalam hubungan dengan orang lain
sesuai dengan persepsinya tentang tubuhnya (body image).
Erat kaitannya dengan tubuh ialah upaya kita membentuk
citra tubuh dengan pakaian, dan kosmetik.
Pesan Paralinguistik
adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan dengan
cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang
sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila
diucapkan secara berbeda. Pesan ini oleh Dedy Mulyana
yaitu
menegaskan
pesan
verbal
atau
alami
dalam
menggarisbawahinya.
Hambatan-hambatan
terhadap
pesan
acapkali
kita
komunikasi, lain yang dituju tapi lain yang diperoleh. Dengan perkataan
lain apa yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Hal ini
disebabkan adanya hambatan-hambatan terutama adalah :
a. Hambatan Bahasa (Language Factor)
Pesan akan disalahartikan sehingga tidak mencapai apa yang
diinginkan, apabila bahasa yang digunakan tidak dipahami oleh
komunikan. Termasuk dalam pengertian ini penggunaan istilahistilah yang mungkin dapat diartikan berbeda atau tidak mengerti
sama sekali. Demikian juga jika kita menggunakan istilah-istilah
yang ilmiah tapi belum merata atau baku, seperti: dampak,
kendala, canggih, rekayasa, dan sebagainya, namun dalam
komunikasi hal-hal seperti ini sering dilontarkan dengan tujuan
lain atau sekedar penonjolan diri dan pengalihan perhatian.
b. Hambatan Teknis (Noise Factor)
Pesan dapat tidak utuh diterima komunikan karena gangguan
teknis. Misalnya suara tidak sampai karena pengeras suara rusak,
bunyi-bunyian, halilintar, lingkungan yang gaduh dan lain-lain.
Gangguan teknis ini lebih sering dijumpai pada komunikasi yang
menggunakan medium misalnya dalam rapat umum, dan
sebagainya.
4. Pengambilan Keputusan
5. Penempatan Diri
Penempatan diri adalah kondisi dimana seseorang lebih peka terhadap
lingkungan sekitar karena komunikasi yang efektif dan menitik beratkan
pada empati. Komunikasi harus dapat merealisasikan harapan komunikan.
Di dalam komunikasi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu
kelancaran jalannya proses komunikasi. Sehingga informasi dan gagasan
yang disampaikan tidak dapat diterima dan dimengerti dengan jelas oleh
penerima
pesan
atau
receiver.
yang
digunakan
komunikator.
Sebab
kesalahan
1. Komunikan
Komunikan adalah elemen terpenting dalam komunikasi, karena
komunikan merupakan sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak
diterima dengan baik oleh penerima, maka akan menimbulkan berbagai
macam masalah berupa kesenjangan yang seringkali menuntut perubahan
baik pada sumber, pesan, maupun media. Selain sebagai pendengar, dalam
suatu komunikasi peran komunikan adalah sebagai memberi respon
terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator.
2. Komunikator
Komunikator
merupakan
seseorang
yang
berinisiatif
menjadi
altenatif-alternatif tandingan.
Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini
tersebut dalam diri kita. Jika kita telah mempunyai kemampuan ini maka
kita telah dapat mengembangkan kemampuan evaluasi diri yang baik dan
akhirnya kita dapat melakukan kontrol diri yang baik artinya kita akan
senantiasa berhati-hati dalam melakukan perbuatan atau memahami
lingkungan sekitar kita.
BAB III
PEMBAHASAN
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada
komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan
komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif
(sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya) dan banyak melalui perkembangan. Dilihat
dari jenis interaksi dalam komunikasi, komunikasi dapat dibedakan atas tiga kategori yaitu
komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok kecil dan komunikasi publik.
3.1 Proses terjadinya komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan
paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung
diketahui balikannya. (Muhammad, 2005,p.158-159). Proses komunikasi dapat terjadi
apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif
komunikasi. Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Penginterpretasian.
Hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator.
Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul
hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan
ke dalam pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan
disebut interpreting.
2. Penyandian.
Tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil
diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut
encoding, akal budi manusia berfungsi sebagai encorder, alat penyandi: merubah pesan
abstrak menjadi konkret.
3. Pengiriman.
Proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim
lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim
pesan.
4. Perjalanan.
Tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan
diterima oleh komunikan.
5. Penerimaan.
Tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan
jasmaniah komunikan.
6. Penyandian balik.
Tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui
peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya
(decoding).
7. Penginterpretasian.
Tahap ini terjadi pada komunikan, sejak lambang komunikasi berhasil diurai kan dalam
bentuk pesan.
Proses komunikasi dapat dilihat pada skema di bawah ini:
Proses komunikasi dapat dilihat dari perspektif psikologis dan perspektif mekanis.
Perspektif psikologis merupakan tahapan komunikator pada proses encoding, kemudian
hasil encoding ditransmisikan kepada komunikan sehingga terjadi komunikasi interpersonal.
Sedangkan, perspektif mekanis merupakan tahapan disaat komunikator mentransfer pesan
dengan bahasa verbal/non verbal. Sehingga dapat disimpulkan adanya proses komunikasi
yaitu
1. Komunikasi bersifat dinamis.
2. Tahapan proses komunikasi bermanfaat untuk analisis.
3. Proses komunikasi dapat terhenti setiap saat.
4. Pesan komunikasi tidak harus diterima.
5. Tindak komunikasi merupakan indikasi komunikasi.
3.2 Peran komunikasi interpersonal terhadap komunikasi kesehatan
Menurut teori komunikasi, komunikasi yang terjadi selama transaksi terapeutik adalah
komunikasi interpersonal. Dalam konteks interpersonal, komunikasi kesehatan termasuk
dalam komunikasi manusia yang secara langsung mempengaruhi antar profesional dan
profesional dengan klien. Komunikalevasi kesehatan dipandang sebagai bagian dari bidangbidang
ilmu
yang
relevan,
fokusnya
lebih
spesifik
dalam
hal
pelayanan
dapat diterima dengan baik oleh penderita, jika ia memberikan perhatian penuh terhadap
informasi, pengertian atas pesan serta penerimaan pesan secara psikologis.
Pola pendekatan perorangan akan terjadi tatap muka secara langsung antara tenaga
medis (dokter gigi) dengan individu (penderita) tanpa menggunakan media komunikasi
merupakan ciri atau karakteristik penting dalam layanan medik gigi. Pandangan ini
tercermin dalam definisi transaksi terapeutik yang dinyatakan sebagai suatu perjanjian
layanan medik untuk upaya penyembuhan penderita, yang sesuai dengan pernyataan Naude
cit. Santosa bahwa layanan medik kesehatan gigi dan mulut akan terjadi komunikasi
interpersonal. Dari kajian di atas peran komunikasi interpersonal antara dokter gigi dengan
penderitanya sangat penting, agar proses layanan medik gigi dan mulut akan lebih optimal,
dan pemahaman tentang peran komunikasi interpersonal diharapkan mampu mendorong
peningkatan kemampuan dan penguasaan berkomunikasi dengan penderita dan akhirnya
timbul hubungan interpersonal yang optimal antara dokter gigi dengan penderitanya.
3.3 Proses terjadinya miskomunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa latin, communication yaitu sama makna, maksudnya
komunikasi terjadi jika antara orang-orang yang terlibat ada kesamaan makna mengenai
sesuatu yang disampaikan. Dari kamus besar bahasa Indonesia, komunikasi merupakan
suatu proses penyampaian pesan dan informasi, baik verbal maupun nonverbal dari
seseorang kepada orang lain, sehingga terjadi saling pengertian mengenai suatu pesan atau
informasi yang diiringi dengan perubahan sikap dan tingkah laku komunikan.
Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau
sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Di dalam komunikasi tidak selalu
berjalan dengan baik, terkadang ada beberapa hambatan yang membuat komunikasi tidak
dapat berjalan, atau ada suatu hambatan yang sering kali kita sebut dengan miskomunikasi.
Miskomunikasi dapat diartikan sebagai proses komunikasi yang tidak dapat berjalan sesuai
dengan apa yang diharapkan atau terjadi suatu hambatan atau kesalahan persepsi ketika
proses komunikasi terjadi. Miskomunikasi akan menyebabkan tidak tercapainya tujuan atau
misi yang hendak dicapai dan menjadi sumber dari masalah yang akhirnya berbuah menjadi
konflik.
Mis-komunikasi ini bisa terjadi karena beberapa hal, salah satunya faktor pengetahuan
dan bahasa. Bahasa merupakan faktor penting dalam berkomunikasi, tanpa bahasa, kita tidak
dapat berkomunikasi. Ada dua jenis bahasa dalam berkomunikasi, yaitu bahasa verbal
(lisan) dan bahasa nonverbal (tulisan, symbol, isyarat). Artinya, orang-orang yang memiliki
latar belakang pengetahuan, pengalaman, dan bahasa yang sama, akan lebih mudah
mencapai kesamaan persepsi. Penyebab lainnya yaitu beda budaya, beda agama, beda fisik
dan lain sebagainya.
Selain hal-hal tersebut, faktor penyebab terjadinya mis-komunikasi adalah penerima
pesan salah mengartikan apa yang dikatakan oleh pemberi pesan sehingga yang sering
terjadi adalah seorang pemberi pesan memiliki maksud tersendiri dalam menyampaikan
pesannya, namun sang penerima pesan juga mempunyai maksud yang lain dalam benaknya.
Adanya gangguan pada unsur Channel (Media) merupakan faktor yang sering terjadi pada
saat ini yang menyebabkan tidak adanya Feedback (Umpan Balik) pesan yang disampaikan,
atau bahkan Feedback yang timbul tidak sesuai dengan tujuan pesan yang disampaikan di
awal. Ketika Feedback yang diterima berbeda dengan tujuan awal pesan disampaikan, maka
akan terjadi kesalahpahaman atau salah koordinasi antara si penyampai pesan dengan si
penerima pesan. Inilah yang menyebabkan terjadinya mis-komunikasi antar kedua belah
pihak.
3.4 Cara mengatasi miskomunikasi
Jika seseorang menyadari bahwa ada hal-hal yang dapat menyebabkan miskomunikasi,
maka akan lebih mudah baginya untuk menghindari hal tersebut. Berikut adalah beberapa
hal yang dapat dilakukan untuk menghindari kejadian miskomunikasi :
a. Belajar untuk berkomunikasi
Berkomunikasi dengan baik sangatlah penting. Ini berarti bahwa ketika anda mengajukan
beberapa informasi dan mengharapkan hasil dari itu, maka anda harus menjelaskan pesan
yang anda kirim. Sebuah pesan yang samar-samar, tidak jelas dan terdapat banyak
tafsiran, adalah salah satu penyebab terjadinya miskomunikasi yang paling ampuh. Untuk
menghindari itu, pertama merumuskan pesan sedemikian rupa sehingga tidak akan ada
ruang untuk keraguan dan tidak akan ada ruang untuk menafsirkan dengan cara lain.
b. Memberi penjelasan ringkas
Jelas dan to the point. Jangan bertele-tele dan membahas topik yang tidak penting. Pesan
harus sangat jelas dan ringkas sehingga masing-masing dapat saling memahami dan
mengingat itu dengan baik karena pesan yang sangat panjang dengan banyak hal
membingungkan hanya akan meningkatkan peluang miskomunikasi. Hendaknya
komunikator (pengirim pesan) menggunakan susunan bahasa / kata yang jelas,
transparan, dan dapat dimengerti arti dan maksudnya, pemilihan bahasa dan kata sangat
penting disini. Pertimbangkan pula nada bicara kita jika sedang berkomunikasi dengan
seseorang
c. Media terbaik
Sesuatu dengan cara yang akan mencapai semua pesan, dipahami oleh semua dan
hasilnya pasti. Cari tahu apa media terbaik yang sesuai, apakah itu pertemuan, konferensi,
sebuah pertemuan empat mata, ataupun surat umum. Setelah anda mendapatkan media
yang sempurna yang akan memenuhi semua kebutuhan anda, banyak miskomunikasi
dapat teratasi. Sehingga perlu memastikan media yang digunakan untuk menyampaikan
pesan agar sesuai dan berfungsi dengan baik.
d. Dapatkan feedback
Setelah anda telah mengirimkan pesan dalam cara yang paling efektif, pastikan bahwa
anda mendapatkan respon, tanyakan apakah mereka telah memahami sifat pesan dengan
baik dan apa yang diharapkan dari mereka. Berusahalah menghargai lawan bicara dan
memiliki empati dengan salah satu caranya, kita perlu banyak mendengarkan dan
memahami terlebih dahulu maksud dari lawan bicara kita.
Skenario
Seorang pasien perempuan usia 17 tahun datang ke klinik dokter gigi untuk memperbaiki gigi
insisisf keduaatas sebelah kanan dan kiri tidak rata. Setelah pemeriksaan, pasien dianjurkan
perawatan gigi yang berdesakan di bagian ortodonsia dengan butuh waktu yang relatif cukup
lama. Namun pasien ingin giginya yang berdesakan dirawat lebih cepat. Pasien diberi alternatif
perawatan dengan mahkota porselen dan dokter gigi sudah memberi penjelasan tentang untung
ruginya. Setelah pemasangan, ternyata orang tuanya mengeluh karena gigi anaknya dipreparasi
tanpa sepengetahuannya dan menyalahkan dokter gigi.
Salah satu hal yang menjadi faktor terjadinya miscommunication antara pasien dan orang tuanya
adalah karena pasien tidak mau terbuka, cenderung keras kepala, dan egois. Sebelum datang ke
klinik gigi, seharusnya pasien memberitahu keinginannya untuk memperbaiki giginya tersebut
kepada kedua orangtuanya terlebih dahulu, karena bagaimanapun orang tuanya lah yang nantinya
akan membayar biaya perawatannya. Di umur yang masih 17 tahun, artinya pasien berada dalam
masa remaja, masa dimana emosinya masih labil, sehingga pasien akan mudah terpengaruh oleh
lingkungan sekitar dan adanya globalisasi. Oleh karena itu, orang tua harus sering mengajak
anaknya untuk berkomunikasi, saling bertukar cerita dan pengalaman hidup sehingga anak akan
lebih mudah terbuka kepada orang tua apabila ingin sesuatu atau melakukan sesuatu. Dalam hal
ini, orang tua pasien juga menjadi salah satu faktor hambatan eksternal komunikasi karena orang
tua pasien tidak terlalu memberikan ruang untuk pasien bercerita tentang masalah atau
keinginannya, tercermin dari sikap pasien yang datang ke klinik gigi dan meminta perawatan
tanpa sepengetahuan orang tuanya.
Begitu pula dengan dokter gigi, seharusnya ia tidak hanya menjalankan kewajibannya
sebagai dokter gigi yang harus menolong dan merawat pasiennya, namun dalam kasus ini dokter
gigi juga harus berhati-hati dalam mengambil tindakan. Dokter gigi seharusnya tidak hanya
menjelaskan tentang untung rugi perawatan mahkota porselen, melainkan juga memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang dianggap penting untuk bahan pertimbangan pengambilan
keputusan seperti alasan pasien ingin dirawat lebih cepat, bagaimana pendapat orang tuanya,
pasien sudah mendapat ijin orang tuanya atau belum, dan apa orang tuanya mengetahui
keinginan pasien tersebut. Jika hal tersebut dilakukan, maka kemungkinan terjadinya
miscommunication dapat dihindari.
BAB IV
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi
http://www.pengertian.org/2015/07/pengertian-komunikasi-secara-umum.html
http://nurhanifah-hani.blogspot.co.id/2010/12/mis-communication.html
Notoatmodjo,(2005) Promosi Kesehatan Teori dan Komunikasi. Jakarta PT Trenika Cipta
Liliweri, Aro (2009). Dasar Komunikasi Kesehatan Yogyakarta. Pustaka Belajar
http://juwandi18.blogspot.co.id/2013/12/komunikasi-terapeutik.html
Mulyana, Deddy. 2013.Ilmu Komunikas: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Wiryanto. 2000. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: PT.Grasindo. Hal 63. ISBN 979-669-959-1,
9789796699599.
Hafied, Cangara. Pengantar Ilmu komunikai, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/komunikasi_bisnis/bab4unsur_unsur_komunikasi.pdf
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi:suatu pengantar.(Bandung:Remaja Rosdakarya:2007)
hal.343, 238
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu komunikas., (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007) h. 2223.
Larry A. Samovar dan Richard E.Porter. Communication Between Cultures. ( California:
Wadsworth: 1991) hal. 179 (dalam Mulyana, deddy .Ilmu Komunikasi:suatu pengantar.
(Bandung:Remaja Rosdakarya:2007) hal.343)
Jalaludin Rakhamat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya.
Vardiyansah, 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Wiryanto, DR., 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Grasindo.
Alo, Lilliweri.2008.Dasar Dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: PustakaPelajar.
Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.), Vol. 38. No. 3 JuliSeptember 2005: 124129
Anzizhan & Syafaruddin. Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan. Jakarta: Grasindo
Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo
Borba, Michele (2008). Membangun Kecerdasan Moral. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Goleman, Daniel (2007), Social Intelligence: Ilmu Baru tentang Hubungan Antar Manusia. PT
Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Tri Dayakisni & Hudaniah (2003). Psikologi Sosial. UMM Press. Malang
Eileen Rachman. Eileen & Savitri. Sylvina (2009). Asah empati. http://www.experd.com/newsarticles/articles/55.
Mangunsong.
Frieda
(2010).
Menanam
Empati
Menumbuhkan
Kecerdasan,
http://www.carisuster.com/artikel/7-inspired-kids/51-menanam-empati-tumbuhkan-kecerdasan
http://www.anugerahdino.com/2014/08/faktor-faktor-komunikasi.html