Anda di halaman 1dari 24

SUB SISTEM UPAYA KESEHATAN

Sistem Kesehatan Nasional

Oleh Kelompok 1 :
Kelas A : Kelas B :
(1610713001) Aliffa Widia F (1610713030) Nadia Rizki Shafira
(1610713016) Muthiya Harlingga (1610713070) Riantatua Resima
(1610713019) Tri Hastuti (1610713097) Indah Resiana
(1430713048) Marshella Arianty (1610713102) Firra Naufalia

Kelas C : Kelas D :
(1610713042) Yessi Oktaviani (1610713092) M. Bilal Ibnu Maeda
(1610713044) Jihan Syafitri (1610713112) Ghina Rahmah N
(1610713080) Kukuh Abi Ardita (1610713126) Cedrik Harda M
(1610713150) Ricca Sahara (1610713144) Sisi Syamsiah

Dosen :
Agustina, S.KM, M. Kes

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT S.1

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA


TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah banyak memberikan
banyak nikmat kepada kami, sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi salah satu tugas kami
dalam mata kuliah Sistem Kesehatan Nasional.

Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu
kami mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak demi perbaikan makalah ini. Atas bantuan, arahan, dan motivasi yang senantiasa diberikan
selama ini; dengan segala kerendahan hati kami sangat berterima kasih.

Kami sebagai penyusun pastinya tidak pernah lepas dari kesalahan. Begitu pula dalam
penyusunan makalah ini, yang mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon maaf
atas segala kekurangannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya.

6 September 2017

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
1.3 Tujuan ...............................................................................................................2
BAB II: PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
2.1 Dasar Sub Sistem Upaya Kesehatan ................................................................. 3
2.2 Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) .............................................................. 7
2.3 Upaya Kesehatan Perorangan (UKP).............................................................. 11
2.4 Penyelenggara Upaya Kesehatan .................................................................... 13
BAB III: PENUTUP ............................................................................................................ 17
Kesimpulan .......................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 18
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem adalah kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang memiliki unsur


keterkaitan antara satu dengan lainnya. Kesehatan merupakan hak asasi manusia sekaligus
investasi dalam pembangunan bangsa. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan dilakukan secara
menyeluruh dan berkesinambungan, dengan tujuan guna meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya. Sistem Kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan (supply side)
dan orang-orang yang menggunakan pelayanan tersebut (demand side) di setiap wilayah, serta
negara dan organisasi yang melahirkan sumber daya tersebut, dalam bentuk manusia maupun
dalam bentuk material. Dalam definisi yang lebih luas lagi, sistem kesehatan mencakup sektor-
sektor lain seperti pertanian dan lainnya.
Sistem kesehatan di Indonesia telah mulai dikembangkan sejak tahun 1982 yaitu ketika
Departemen Kesehatan RI menyusun dokumen system kesehatan di Indonesia yang disebut Sistem
Kesehatan Nasional (SKN). Penyusunan dokumen tersebut didasarkan pada tujuan nasional
bangsa Indonesia sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka
dibentuklah program pembangunan nasional secara menyeluruh dan berkesinambungan.
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan
upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sistem upaya kesehatan?


2. Apa saja tujuan sistem upaya kesehatan?
3. Apa saja prinsip sistem upaya kesehatan?
4. Apa saja unsur utama sistem upaya kesehatan?
5. Apa yang dimaksud dengan upaya kesehatan masyarakat (UKM)?
6. Apa yang dimaksud dengan upaya kesehatan perorangan (UKP)?
7. Siapa saja penyelenggara upaya kesehatan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem upaya kesehatan


2. Untuk mengetahui apa saja tujuan sistem upaya kesehatan
3. Untuk mengetahui apa saja prinsip sistem upaya kesehatan
4. Untuk mengetahui apa saja unsur utama sistem upaya kesehatan
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan upaya kesehatan masyarakat (UKM)
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan upaya kesehatan perorangan (UKP)
7. Untuk mengetahui siapa saja penyelenggara upaya kesehatan
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Dasar Sub Sistem Upaya Kesehatan


2.1.1 Pengertian Sistem Upaya Kesehatan
Subsistem merupakan bagian kecil dari suatu sistem/ bagian pokok dari terbentuknya suatu
sistem/ cabang suatu sistem.

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan
secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan
penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat (UU RI No. 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan).

SKN 2004 SKN 2009 SKN 2012

Subsistem Upaya Kesehatan Subsistem Upaya Kesehatan Subsistem upaya kesehatan


adalah tatanan yang adalah bentuk dan cara adalah pengelolaan upaya
menghimpun berbagai upaya penyelenggaraan upaya kesehatan yang terpadu,
kesehatan masyarakat (UKM) kesehatan yang paripurna, berkesinambungan, paripurna,
dan upaya kesehatan terpadu, dan berkualitas, dan berkualitas, meliputi upaya
perorangan (UKP) secara meliputi upaya peningkatan, peningkatan, pencegahan,
terpadu dan saling mendukung pencegahan, pengobatan, dan pengobatan, dan pemulihan,
guna menjamin tercapainya pemulihan, yang yang diselenggarakan guna
derajat kesehatan masyarakat diselenggarakan guna menjamin tercapainya derajat
yang setinggi-tingginya. menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
setinggi-tingginya.

Dari tabel diatas dapat disimpulkan pengertian Subsistem Upaya Kesehatan adalah sebuah
bentuk dan cara dalam megelola berbagai upaya kesehatan yang terpadu, berkesinambungan,
paripurna, dan berkualitas, baik dalam bentuk UKM maupun UKP guna tercapainya derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Menyadari bahwa layanan kesehatan yang terkotak-kotak bukanlah pelayanan kesehatan
yang baik, maka berbagai pihak berupaya untuk mencari jalan keluar yang terbaik. Salah satu dari
jalan keluar tersebut ialah memperkenalkan kembali bentuk pelayanan kesehatan menyeluruh dan
terpadu. Pertama, pelayanan kesehatan yang berhasil memadukan berbagai UKM, yakni
pelayanan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit serta
pemulihan kesehatan. Kedua, pelayanan kesehatan yang menerapkan pendekatan yang
menyeluruh (holistic approach). Jadi, tidak hanya memerhatikan keluhan penderita saja,
melainkan juga berbagai latar belakang sosial ekonomi, sosial, budaya, sosial psikologi, dan lain
sebagainya. Dengan kata lain, suatu pelayanan kesehatan dapat disebut sebagai pelayanan
kesehatan yang menyeluruh dan terpadu apabila pendekatan yang digunakan memerhatikan
berbagai aspek kehidupan dari para pemakai jasa pelayanan kesehatan itu sendiri (Darmawan dan
Amal, 2016).

Jadi, Subsistem upaya kesehatan adalah tatanan yg menghimpun berbagai pengelolaan


upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP) yang terpadu,
berkesinambungan, paripurna, berkualitas serta adanya pendekatan menyeluruh yang digunakan
dalam memerhatikan berbagai aspek kehidupan dari para pemakai jasa pelayanan kesehatan itu
sendiri dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.

2.1.2 Tujuan Sistem Upaya Kesehatan

Tujuan dari penyelenggaraan subsistem upaya kesehatan adalah terselenggaranya upaya


kesehatan yang adil, merata, terjangkau, dan bermutu untuk menjamin terselenggaranya
pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggitingginya. (Perpres RI No. 72 tahun 2012)

2.1.3 Prinsip Sistem Upaya Kesehatan


Menurut Perpres RI No. 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional, Prinsip-prinsip
sub sistem upaya kesehatan terdiri dari :
a. Terpadu, Berkesinambungan, dan Paripurna
Upaya kesehatan bagi masyarakat diselenggarakan secara terpadu, berkesinambungan, dan
paripurna meliputi upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan hingga pemulihan, serta rujukan
antar tingkatan upaya. Dalam pelaksanaannya terdapat Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) sebagai bentuk aplikasi upaya kesehatan.

b. Bermutu, Aman, dan Sesuai Kebutuhan


Pelayanan kesehatan bagi masyarakat harus berkualitas, terjamin keamanannya bagi
penerima dan pemberi upaya, dapat diterima masyarakat, efektif dan sesuai, serta mampu
menghadapi tantangan global dan regional.
Dengan mutu tenaga kesehatan yang memumpuni proses upaya kesehatan akan lebih
effektif, minimnya resiko kecelakaan kerja, dan terciptanya kepuasaan masyarakat akan tenaga
kesehatan. Contohnya, tenaga kesehatan di bidang promotif harus tahu cara berkomunikasi dengan
masyarakat, cara promosi kesehatan yang benar sehingga masyarakat mudah paham dan
mengetahui topik yang ingin dia promosikan.

c. Adil dan Merata


Pemerintah wajib menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang berkeadilan dan merata
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang kesehatan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) dan di luar negeri dalam kondisi tertentu.
Dimana aspek ini perlu memperhatikan jumlah penduduk dan luas geografi wilayah, karena pada
daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi akan diperlukan banyak fasilitas kesehatan seperti
puskesmas atau rumah sakit.

d. Nondiskriminasi
Setiap penduduk harus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan medis, bukan
status sosial ekonomi dan tidak membedabedakan suku/ras, budaya dan agama, dengan tetap
memperhatikan kesetaraan dan pengarusutamaan gender serta perlindungan anak. Walaupun
dengan prinsip nondiskriminasi namun perlu diperhatikan juga masyarakat dengan kebutuhan
khusus atau urgensi tertentu. Seperti pemfokusan pada Ibu dan anak dalam upaya kesehatan.
e. Terjangkau
Ketersediaan dan pembiayaan pelayanan kesehatan yang bermutu harus terjangkau oleh
seluruh masyarakat. Dalam hal ini keterjangkauan bukan hanya dari segi biaya, namun juga dari
segi lokasi dimana dapat dikarenakan letak geografi, ketersediaan fasilitas, dan tenaga kesehatan.
Aksebilitas ke pelayanan kesehatan sangat penting diperhatikan karena menyangkut tingkat
kesehatan masyarakat dan tingkat keselamatan pasien.

f. Teknologi Tepat Guna


Upaya kesehatan menggunakan teknologi tepat guna yang berbasis bukti. Teknologi tepat
guna berasas pada kesesuaian kebutuhan dan tidak bertentangan dengan etika dan norma agama.
Kesesuaian kebutuhan aplikasi teknologi tepat guna perlu diperhatikan, sebagai contoh penyediaan
teknologi pengobatan penyakit malaria pada daerah dengan tingkat kasus yang tinggi perlu adanya
peningkatan teknologi pengobatan dibanding daerah lainnya.
Teknologi tepat guna juga harus memperhatikan etika dan norma agama, seperti contohnya
pembuatan vaksin dengan menggunakan sel embrio ayam sebagai media tempat virus dilemahkan.
Hal ini diperlukan agar tercipta vaksin yang terjamin kehalal-annya sehingga masyarakat tidak
perlu lagi cemas dalam memberikan vaksin pada anak.

g. Bekerja dalam Tim secara Cepat dan Tepat


Upaya kesehatan dilakukan secara kerjasama tim, melibatkan semua pihak yang kompeten,
dilakukan secara cepat dengan ketepatan/presisi yang tinggi. Upaya Kesehatan yang dilaksanakan
secara kompeten dengan tim yang terdiri dari berbagai bidang terkait guna upaya kesehatan yang
maksimal dan efektif.
Contoh pada penanganan suatu penyakit pada suatu wilayah, dimana untuk mengurangi
kasus penyakit yang terjadi bukan hanya dilakukan dengan metode kuratif, perlu adanya upaya
promotif, preventif, dan rehabilitasi guna menangani masalah tersebut. Tenaga kesehatan yang
dibutuhkan pun perlu dari berbagai bidang terkait.

Jadi, prinsip subsitem upaya kesehatan meliputi UKM dan UKP yang diselenggarakan
secara terpadu, berkesinambungan, paripurna serta rujukan antar tingkatan upaya; Pelayanan
kesehatan bagi masyarakat harus bermutu, aman, dan sesuai kebutuhan; Pemerintah wajib
menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang berkeadilan dan merata bagi seluruh wilayah
NKRI dan di luar negeri dalam kondisi tertentu; Setiap penduduk harus mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai kebutuhan medis tanpa membedakan SARA; Ketersediaan dan pembiayaan
pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh seluruh masyarakat; Upaya kesehatan
menggunakan teknologi tepat guna yang tidak bertentangan dengan etika dan norma agama; serta
Upaya kesehatan dilakukan secara kerjasama tim secara cepat dan tepat.

2.1.4 Unsur Utama Sistem Upaya Kesehatan


Unsur-unsur subsistem upaya kesehatan terdiri dari :
a) Upaya kesehatan
Pelayanan kesehatan meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan, dan
pemulihan, baik pelayanan kesehatan konvensional maupun pelayanan kesehatan
tradisional, alternatif dan komplementer melalui pendidikan dan pelatihan dengan selalu
mengutamakan keamanan, kualitas, dan bermanfaat.
b) Fasilitas pelayanan kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan alat dan/atau tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan, baik peningkatan, pencegahan,
pengobatan, maupun pemulihan yang dilakukan oleh pemerintah dan/atau masyarakat,
termasuk swasta.
c) Sumber daya upaya kesehatan
Sumber daya upaya kesehatan terdiri dari sumber daya manusia kesehatan, fasilitas
kesehatan, pembiayaan, sarana dan prasarana, termasuk, sediaan farmasi dan alat
kesehatan, serta manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan yang memadai guna
terselenggaranya upaya kesehatan.
d) Pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan
Pelayanan kesehatan harus diberikan berdasarkan standar pelayanan yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah dengan memperhatikan masukan dari Pemerintah Daerah,
organisasi profesi, dan/atau masyarakat yang dilakukan secara berjenjang melalui
standarisasi, sertifikasi, lisensi, akreditasi, dan penegakan hukum yang dilakukan oleh
pemerintah bersama dengan organisasi profesi dan masyarakat.
(Perpres RI No. 72 tahun 2012)

2.2 Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)


2.2.1 Pengertian Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
UKM adalah usaha yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat dan juga dibantu oleh
pihak swasta yang bertujuan untuk menjadikan masyarakat Indonesia sehat. Menurut Glosorium
Data dan Informasi Kesehatan RI tahun 2006, UKM adalah segala bentuk kegiatan yang dilakukan
oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Jadi UKM
adalah usaha dalam bentuk kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat dan juga dibantu
oleh pihak swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.

UKM mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan


penyakit menular, kesehatan jiwa, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan,
dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pengamanan sediaan farmasi dan alat
kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif (bahan tambahan makanan) dalam makanan dan
minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya, serta
penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan (Depkes RI, 2004).

2.2.2 Tujuan UKM


Tujuan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) yaitu :
1. Terselenggarannya upaya kesehatan yang tercapai (accessible)
2. Terjangkau (affordable) oleh masyarakat
3. Bermutu (quality)
Jadi, tujuan dari UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) itu untuk menjamin
terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya serta adanya dukungan dari SKN (Sistem Kesehatan Nasional) yang tangguh.

2.2.3 Tingkatan atau Strata UKM


Sumber : Achadi, 2009

UKM dibagi menjadi 3 strata yaitu (Depkes RI, 2004) :


a. UKM strata pertama

UKM strata pertama adalah UKM yang dilaksanakan dalam ruang lingkup dasar yang
penyelenggaraannya dilakukan di puskemas dan pos-pos kesehatan. Menurut Depkes RI tahun
2004, UKM strata pertama adalah UKM tingkat dasar, yaitu yang mendayagunakan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar yang ditujukan kepada masyarakat. Jadi UKM strata
pertama adalah UKM tingkat dasar yang penyelenggaraannya dilakukan di puskesmas dan pos-
pos kesehatan.

Ada beberapa jenis pelayanan tingkat dasar yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas,
yakni promosi kesehatan (kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana), perbaikan gizi,
kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular, dan pengobatan dasar.

Peran aktif masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan UKM strata pertama
diwujudkan melalui berbagai upaya yang dimulai dari diri sendiri, keluarga sampai dengan upaya
kesehatan bersama yang bersumber masyarakat (UKBM). Pada saat ini telah behasil
dikembangkan berbagai bentuk UKBM seperti Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa, Pos Upaya
Kesehatan kerja, dan Dokter Kecil dalam Usaha Kesehatan Sekolah.

b. UKM strata kedua


UKM strata kedua adalah UKM yang pelaksanaannya dilakukan di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Menurut Depkes RI tahun 2004, UKM strata kedua adalah UKM tingkat
lanjutan, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik yang
ditujukan kepada masyarakat.

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota memiliki 2 fungsi utama, yaitu fungsi manajerial dan
fungsi teknis kesehatan. Fungsi Manajerial mencakup perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian, serta pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan pembangunan
kesehatan di kabupaten/kota. Fungsi Teknis Kesehatan mencakup penyediaan pelayanan
kesehatan masyarakat tingkat lanjutan, yakni dalam rangka melayani kebutuhan rujukan
Puskesmas.
Untuk dapat melaksanakan fungsi teknis kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dilengkapi dengan berbagai unit pelaksana teknis seperti unit pencegahan dan pemberantasan
penyakit, unit promosi kesehatan, unit kesehatan lingkungan, unit perbaikan gizi, unit pelayanan
keafirmasian serta unit kesehatan ibu anak dan keluarga berencana.
c. UKM strata ketiga

UKM strata ketiga adalah UKM yang pelaksanaannya dilakukan di Dinas Kesehatan
Provinsi dan Departemen Kesehatan. Menurut Depkes RI tahun 2004, UKM strata ketiga adalah
UKM tingkat unggulan, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
subspesialistik yang ditujukan kepada masyarakat.

Dinas Kesehatan Provinsi dan Departemen Kesehatan memiliki 2 fungsi utama yakni
fungsi manajerial dan fungsi teknis kesehatan. Fungsi manajerial mencakup perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian, serta pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di tingkat provinsi/nasional. Fungsi teknis kesehatan mencakup
penyediaan pelayanan kesehatan masyarakat tingkat unggulan, yakni dalam rangka melayani
kebutuhan rujukan dari kebutuhan dari kabupaten/kota.
Dalam melaksanakan fungsi teknis kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Departemen
Kesehatan perlu didukung oleh berbagai pusat unggulan. Contoh pusat unggulan yang dimaksud
adalah Institut Gizi Nasional, Institut Penyakit Infeksi Nasional, Institut Kesehatan Jiwa Nasional,
Institut Promosi Kesehatan Nasional dan berbagai pusat unggulan lainnya.
2.2.4 Bentuk UKM
Terdapat dua bentuk UKM yang menjadi upaya kesehatan di masyarakat, yaitu:
1. UKM Essential

Upaya kesehatan masyarakat essential adalah upaya kesehatan yang sudah ditentukan
programnya untuk seluruh puskesmas yang ada di indonesia dan harus diselenggarakan setiap
puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal di bidang kesehatan. UKM
essential memiliki 5 aspek utama yang saling berkaitan, yaitu:

(1) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana

(2) Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

(3) Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

(4) Upaya Penyehatan Lingkungan

(5) Upaya Promosi Kesehatan.

2. UKM Pengembangan

UKM Pengembangan merupakan kegiatan yang memerlukan upaya yang sifatnya inovatif
dan disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan di masyarakat. Contoh dari UKM Pengembangan yaitu :

- Upaya kesehatan lansia, remaja, jiwa

- Upaya kesehatan sekolah hingga upaya kesehatan olahraga

2.2.5 Unsur Unsur UKM


Unsur-unsur UKM ( Upaya Kesehatan Masyarakat ) guna meningkatkan status kesehatan
masyarakat secara merata yang terdiri dari Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak), Perbaikan Gizi, serta Upaya Pengobatan. Dari kelima unsur tersebut
merupakan suatu komitmen nasional, dan global dalam penyelenggaraan suatu UKM di puskesmas
wajib.
2.3 Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
2.3.1 Pengertian Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
UKP adalah setiap kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh pemerintah,masyarakat serta
swasta bukan hanya menyembuhkan penyakit namun juga untuk memelihara, meningkatkan,
mencegah dan memulihkan kesehatan perorangan / perindividu. Pelayanan UKP berupa upaya
promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap,
pembatasan dan pemulihan kecatatan terhadap perorangan, pengobatan tradisional dan alternatif
serta pelayanan kebugaran fisik dan kosmetika.

2.3.2 Tingkatan atau Strata UKP

Terdapat 3 strata dalam Upaya Kesehatan Perorangan yaitu (Depkes RI, 2004):

a. UKP strata Pertama


UKP strata pertama merupakan strata pada tingkat dasar. Pelayanan kesehatan strata
pertama yaitu mengusahakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar yang menjadi
kontak pertama secara perorangan sebagai proses awal terjadinya pelayanan kesehatan.
Dilaksanakan oleh pemerintah,masyarakat,dan swasta yang diwujudkan melalui berbagai bentuk
pelayanan professional seperti praktik bidan, praktik perawat, praktik dokter, praktik dokter gigi,
poliklinik, balai pengobatan, praktik dokter/klinik 24 iam, praktik bersama, dan rumah bersalin
serta puskesmas yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Dan terdapat pelayanan penunjang seperti apotek,lab klinik dan optik. Pada dasarnya memberikan
pengobatan dan pemulihan tanpa mengabaikan upaya peningkatan dan pencegahannya, termasuk
juga pelayanan kebugaran dan gaya hidup sehat (healthy life style).
Pemerintah wajib menyediakan pelayanan kesehatan perorangan primer (PKPP) di seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sesuai kebutuhan, terutama bagi masyarakat
miskin, daerah terpencil, perbatasan, serta pulau-pulau terluar dan terdepan. Serta pembiayaan
untuk penduduk miskin dibiayai oleh Pemerintah, sedangkan golongan ekonomi lainnya dibiayai
dalam sistem pembiayaan yang diatur oleh Pemerintah.
b. UKP Strata Kedua / Sekunder merupakan UKP tingkat lanjut.
UKP strata kedua / Pelayanan kesehatan perorangan sekunder (PKPS) merupakan lanjutan
dari strata pertama yang mengusahakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik
ditujukan kepada perorangan/ individu yang menerima rujukan dari Pelayanan Kesehatan Primer
juga membantu sarana UKP strata pertama dalam bentuk pelayanan rujukan medik.
Pelayanan rujukan medik adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas kasus
penyakit yang dilakukan secara timbal balik, baik secara vertikal maupunhorizontal. Rujukan
medik terdiri dari tiga aspek, yakni rujukan kasus, rujukan ilmu pengetahuan, serta rujukan bahan-
bahan pemeriksaan laboratorium.
UKP strata ini diselenggarakkan oleh praktik dokter spesialis, balai kesehatan jiwa
masyarakat (BKJM), klinik spesialis, dan balai pengobatan penyakit paru-paru (BP4) serta
didukung pelayanan penunjang seperti apotek,lab,dan optik.
UKP strata kedua/PKPS dilaksanakan di tempat kerja maupun fasilitas pelayanan
kesehatan perorangan sekunder baik rumah sakit setara kelas C serta fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya milik Pemerintah, Pemerintah Daerah, masyarakat, maupun swasta.
UKP strata kedua/PKPS harus memberikan pelayanan kesehatan yang aman, sesuai,
efektif, efisien serta didukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
c. UKP Strata Ketiga/Tersier adalah UKP tingkat Unggulan.
UKP strata ketiga / Pelayanan kesehatan perorangan tersier (PKPT) merupakan strata
unggulan yang membantu strata kedua dalam bentuk pelayanan rujukan medik. UKP strata ini
yaitu mengusahakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan subspesialistik yang ditujukan
kepada perorangan/individu yang dapat menerima rujukan subspesialistik dari pelayanan
kesehatan di bawahnya, dan dapat merujuk kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
merujuk.
UKP strata ketiga/PKPT dilaksanakan di rumah sakit umum, rumah sakit khusus setara
kelas A dan B, baik milik Pemerintah, Pemerintah Daerah maupun swasta yang mampu
memberikan pelayanan kesehatan subspesialistik dan juga termasuk klinik khusus, seperti pusat
radioterapi, pusat unggulan jantung, pusat penanggulangan stroke,dll. Juga diwujudkan melalui
praktik dokter spesialis konsultan, praktik dokter gigi spesialis konsultan, klinik spesialis
konsultan.
Pemerintah telah mengembangkan berbagai pusat pelayanan unggulan nasional yang
berstandar internasional untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan dalam menghadapi
persaingan global dan regional. Sarana pada strata ketiga/PKPT berfungsi untuk membantu sarana
PKPS dalam bentuk rujukan medik.
Dalam Peraturan menteri kesehatan RI tersebut menyatakan bahwa program Indonesia
sehat dilaksanakan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui berbagai upaya
pelayanan kesehatan seperti upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan
(UKP) yang berkesinambungan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung sarana serta
prasarana yang memenuhi.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 juga menegaskan adanya dua fungsi
Puskesmas, salah satunya yaitu Penyelenggaraan UKP tingkat pertama, yakni kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,
penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit, dan memulihkan kesehatan
perseorangan.

2.4 Penyelenggara Upaya Kesehatan

Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat termasuk swasta bertanggung jawab


atas penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai peran dan fungsinya masing-masing. Di
sektor publik, Sistem Kesehatan Nasional tidak bisa dijalankan hanya oleh Kementerian Kesehatan
atau dinas yang mengurus kesehatan di daerah. Penyelenggaraan Sistem Kesehatan Nasional dapat
berjalan dengan baik apabila melibatkan, antara lain bidang pendidikan, urusan pembangunan
fasilitas umum, urusan pertanian, urusan keuangan, urusan perdagangan, urusan keamanan, urusan
perikanan dan kelautan, dan urusan terkait lainnya. Pelaku penyelenggaraan pembangunan
kesehatan adalah:
a. individu, keluarga, dan masyarakat yang meliputi tokoh masyarakat, lembaga swadaya
masyarakat, media massa, organisasi profesi, akademisi, praktisi, serta masyarakat
luas, termasuk swasta yang berperan dalam advokasi, pengawasan sosial, dan
penyelenggaraan berbagai pelayanan kesehatan sesuai dengan bidang keahlian dan
kemampuan masing-masing.
b. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah berperan sebagai penanggung jawab,
penggerak, pelaksana, dan pembina pembangunan kesehatan dalam lingkup wilayah
kerja dan kewenangan masing-masing. Urusan kesehatan adalah urusan pemerintahan
yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan
daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar. Penyelenggaraan urusan
kesehatan tersebut perlu berpedoman pada kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan. Dalam kaitan ini peran Pemerintah menetapkan kebijakan yang digunakan
sebagai acuan dalam penyelenggaraan urusan kesehatan di daerah.
c. Badan legislatif di pusat dan perangkat pemerintahan daerah yang menjalankan fungsi
legislatif, yang berperan melakukan persetujuan anggaran dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, melalui penyusunan produk-produk hukum
dan mekanisme kemitraan antara eksekutif dan legislatif;
d. Badan yudikatif, termasuk kepolisian, kejaksaan dan kehakiman berperan menegakan
pelaksanaan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang
kesehatan;
e. Sektor swasta yang memiliki atau mengembangkan industri kesehatan, seperti industri
farmasi, alat-alat kesehatan, jamu, makanan sehat, asuransi kesehatan, dan industri
pada umumnya. Industri pada umumnya berperan besar dalam memungut iuran dari
para pekerja dan menambah iuran yang menjadi kewajiban
f. lembaga pendidikan, baik pada tingkat sekolah dasar sampai tingkat perguruan tinggi,
baik milik publik maupun swasta. Sebagian besar masalah kesehatan berhubungan
dengan perilaku dan pemahaman. Pendidikan memegang kunci untuk menyadarkan
masyarakat akan berbagai risiko kesehatan dan peran masyarakat dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
Menurut UU RI No 36 Tahun 2014, penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang bertanggung jawab, yang memiliki etik dan moral yang tinggi,
keahlian, dan kewenangan yang secara terus menerus harus ditingkatkan mutunya melalui
pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, sertifikasi, registrasi, perizinan, serta pembinaan,
pengawasan, dan pemantauan agar penyelenggaraan upaya kesehatan memenuhi rasa keadilan dan
peri kemanusiaan serta sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
Upaya kesehatan diselenggarakan oleh Pemerintah (termasuk TNI dan POLRI), pemerintah daerah
provinsi / kabupaten / kota, dan / atau masyarakat / swasta melalui upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pengobatan, dan pemulihan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas kesehatan (Perpres RI No.72 Tahun 2012).
Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia No.72 Tahun 2012, penyelenggaraan
subsistem upaya kesehatan terdiri dari upaya kesehatan dan pembinaan serta pengawasan. Upaya
kesehatan mencakup kesehatan fisik, mental, termasuk intelegensia dan sosial. Upaya kesehatan
dilaksanakan dalam tingkatan upaya sesuai dengan kebutuhan medik dan kesehatan. Terdapat tiga
tingkatan upaya, yaitu upaya kesehatan primer, upaya kesehatan sekunder, dan upaya kesehatan
tersier. Upaya kesehatan primer adalah upaya kesehatan dimana terjadi kontak pertama secara
perorangan atau masyarakat dengan pelayanan kesehatan melalui mekanisme rujukan timbal balik,
termasuk penanggulangan bencana dan pelayanan gawat darurat. Sementara upaya kesehatan
sekunder dan tersier adalah upaya kesehatan tingkat rujukan maupun rujukan tingkat lanjut. Upaya
kesehatan diselenggarakan secara berkesinambungan, terpadu dan paripurna melalui sistem
rujukan. Rujukan upaya kesehatan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab secara
timbal balik, baik horizontal dan vertical maupun structural dan fungsional terhadap kasus
penyakit atau masalah penyakit atau permasalahan kesehatan. Rujukan dibagi dalam rujukan
medis yang berkaitan dengan pengobatan dan pemulihan berupa pengiriman pasien (kasus),
spesimen, dan pengetahuan tentang penyakit. Sedangkan rujukan kesehatan dikaitkan dengan
upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan berupa sarana, teknologi dan operasional.
Penyelenggaraan upaya kesehatan dilakukan melalui kegiatan pelayanan kesehatan
tradisional, alternatif, dan komplementer; peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit;
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan; pelayanan kesehatan reproduksi; pelayanan
keluarga berencana; upaya kesehatan sekolah; upaya kesehatan olahraga; pelayanan kesehatan
pada bencana; pelayanan darah; pelayanan kesehatan gigi dan mulut; penanggulangan gangguan
penglihatan dan gangguan pendengaran; upaya kesehatan matra; pengamanan dan penggunaan
sediaan farmasi dan alat kesehatan; pengamanan makanan dan minuman; pengamanan zat adiktif;
pelayanan forensik klinik dan pelayanan bedah mayat; upaya kesehatan ibu, bayi, anak, remaja,
lanjut usia dan penyandang cacat; upaya perbaikan gizi; upaya kesehatan jiwa; upaya pencegahan,
pengendalian, dan pemberantasan penyakit menular dan upaya pencegahan, pengendalian dan
penanganan penyakit tidak menular; upaya kesehatan lingkungan; dan upaya kesehatan kerja.
Sementara pembinaan upaya kesehatan ditujukan untuk menjamin mutu pelayanan
kesehatan yang harus didukung dengan standar pelayanan yang selalu dikaji dalam periode tertentu
sesuai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan. Pemerintah pun menetapkan
kebijakan upaya kesehatan termasuk fasilitas pelayanan kesehatan dengan memperhatikan
masukan dari pemerintah daerah, organisasi profesi, dan masyarakat. Pemerintah provinsi
melakukan bimbingan dan pengendalian terhadap pelaksanaan kebijakan upaya kesehatan.
Pemerintah kabupaten/kota melaksanakan kebijakan upaya kesehatan. Pemerintah, pemerintah
provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota sebagai penanggung jawab pelaksanaan pembangunan
kesehatan di wilayahnya, berkewajiban melakukan pembinaan terhadap semua fasilitas pelayanan
kesehatan termasuk swasta, sehingga semua fasilitas pelayanan kesehatan wajib memberikan
laporan kegiatannya. Pembinaan upaya kesehatan dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah
bersama dengan organisasi profesi dan masyarakat termasuk swasta.
Adapun pengawasan ditujukan untuk menjamin konsistensi penyelenggaraan upaya
kesehatan dan dilakukan secara intensif, baik internal maupun eksternal serta dapat melibatkan
masyarakat dan swasta. Hasil pengawasan digunakan untuk perlindungan terhadap masyarakat dan
tenaga kesehatan selaku penyelenggara upaya kesehatan.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Sub sistem upaya kesehatan adalah tatanan yg menghimpun berbagai pengelolaan upaya
kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP) yang terpadu,
berkesinambungan, paripurna, berkualitas serta adanya pendekatan menyeluruh yang
digunakan dalam memerhatikan berbagai aspek kehidupan dari para pemakai jasa
pelayanan kesehatan itu sendiri dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Tujuan dari penyelenggaraan sub sistem upaya kesehatan adalah terselenggaranya upaya
kesehatan yang adil, merata, terjangkau, dan bermutu untuk menjamin terselenggaranya
pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggitingginya. (Perpres RI No. 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional).
Prinsip-prinsip sub sistem upaya kesehatan terdiri dari :Terpadu, Berkesinambungan, dan
Paripurna; Bermutu, Aman, dan Sesuai Kebutuhan; Adil dan Merata; Nondiskriminasi;
Terjangkau; Teknologi Tepat Guna; Bekerja dalam Tim secara Cepat dan Tepat.
Unsur-unsur sub sistem upaya kesehatan terdiri dari : Upaya kesehatan, Fasilitas pelayanan
kesehatan, Sumber daya upaya kesehatan, Pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan.
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah usaha dalam bentuk kegiatan yang dilakukan
oleh pemerintah, masyarakat dan juga dibantu oleh pihak swasta, untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan
di masyarakat.
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) adalah setiap kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh
pemerintah,masyarakat serta swasta bukan hanya menyembuhkan penyakit namun juga
untuk memelihara, meningkatkan, mencegah dan memulihkan kesehatan perorangan /
perindividu.
Penyelenggara Upaya Kesehatan adalah Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat termasuk swasta bertanggung jawab atas penyelenggaraan pembangunan
kesehatan sesuai peran dan fungsinya masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito, Wiku. 2007. Sistem Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Azwar, Azrul. 1988. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: PT. Binarupa Aksara.

Darmawan, Ede Surya dan Amal Chalik Sjaaf. 2016. Administrasi Kesehatan Masyarakat :
Teori dan Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Departemen Kesehatan RI. 2004. Sistem Kesehatan Nasional.
http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream/123456789/799/8/FSKN-BAB4-
SUBSISUPYAKES.pdf (diakses pada tanggal 25 Agustus 2017, pukul 16.38 WIB).
dr. Anhari Achadi. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. https://staff.blog.ui.ac.id/r-
suti/files/2012/04/sik2_skn.pdf (diakses pada tanggal 25 Agustus 2017, pukul 17.14 WIB).
http://pkmmlati2.slemankab.go.id/layanan/upaya-kesehatan-masyarakat/ (diakses pada 28
agustus 2017)
http://pkmmlati2.slemankab.go.id/layanan/upaya-kesehatan-perseorangan/
http://scholar.unand.ac.id/17609/2/9.%20BAB%20I%20final.pdf (diakses pada 30 agustus
2017)
http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/daerah/20170216/2119701/kesehatan-tradisional-
primadona-baru-puskesmas/
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/lain-lain/glosarium-2006.pdf (diakses
pada tanggal 25 Agustus 2017, pukul 16.27 WIB).
https://puskesmasmadurejo.wordpress.com/penyelenggaraan-upaya-kesehatan-perorangan/
diakses pada 28 Agustus 2017
https://staff.blog.ui.ac.id/r-suti/files/2012/04/sik2_skn.pdf

Indonesia, Departemen Kesehatan RI. Pusat Kajian Pembangunan Kesehatan. Sistem


Kesehatan Nasional: Bentuk dan Cara Penyelenggaraan Pembangunan KesehatanJakarta :
Departemen Kesehatan RI, 2009.

Kementerian Kesehatan RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia 2015. doi:351.077 Ind
Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga. 2016
Kementrian Kesehatan RI. Sistem Kesehatan Nasional. 2015
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2016. Malaria 3. Info Datin Malaria.
Puskesmas madurejo. Penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan

Republik Indonesia. 2009. UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Presiden Republik
Indonesia. Jakarta.

Republik Indonesia. 2012. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 72 tahun 2012 tentang
Sistem Kesehatan Nasional. Presiden Republik Indonesia. Jakarta.
Satrianegara, M. Fais. 2014. Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan : Teori dan
Aplikasi dalam Pelayanan Puskesmas dan Rumah Sakit. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai