Tak Seperti ilmu medis seperti kedokteran dan Keperawatan, Ilmu Kesehatan Masyarakat,
menitikberatkan pada langkah pencegahan dan promotif dalam menghadapi masalah
kesehatan di masyarakat banyak. Terdapat beberapa fungsi ilmu kesehatan masyarakat, yaitu
mengkaji dan memantau masalah kesehatan di masyarakat atau kelompok berisiko dalam
upaya mengidentifikasi masalah dan menetapkan prioritas masalah, memformulasikan
kebijakan kesehatan, dan menjamin agar masyarakat memiliki akses yang tepat terhadap
pelayanan yang cost effective. Filosofi Miracle penting dimiliki oleh ahli kesehatan
masyarakat mengingat tantangan kesehatan masalah kesehatan di masyarakat masih banyak
yang belum dapat diatasi.
Angka Kematian Ibu, Gizi buruk, pelayanan kesehatan untuk masyarakat, kecelekaan dan
penyakit akibat kerja, dan lain-lain.
2.2. Peran SKM sebagai Inovator dalam Pencegahan dan Pengendalian COVID-19.
Presiden Joko Widodo mengungkap tingkat kematian atau case fatality akibat
Virus Corona (COVID-19) di Indonesia lebih tinggi ketimbang rata-rata dunia. Tingkat
kematian Indonesia saat ini adalah 4,7 persen.
"Angka kematian di Indonesia ini lebih tinggi 0,8 persen dari angka kematian global. Ini yang
saya kira menjadi PR kita bersama," ujar Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas,
Senin (3/8/2020).
Berbagai cara telah dilaksanakan oleh pemerintah untuk menurunkan laju penyebaran
virus Covid-19 ini antara lain :
1. Anjuran untuk melaksanakan protokol Kesehatan pencegahan penularan Covid yaitu 6M,
itu meliputi memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
menjaga jarak (Social Distancing), menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas,
dan menghindari makan bersama.
Salah satu bentuk kebijakan Pemerintah untuk mencegah dan menurunkan laju
penyebaran COVID-19 yaitu; Keputusan KEMENKES RI Nomor
HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol Kesehatan bagi masyarakat di tempat dan
fasilitas Umum dalam rangka Pencegahan dan Pengendalian COVID-19. Didalam
Kebijakan tersebut tercantum; Peran masyarakat untuk dapat memutus mata rantai
penularan COVID-19 (risiko tertular dan menularkan) harus dilakukan dengan
menerapkan protokol kesehatan. Protokol kesehatan secara umum harus memuat:
b. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dengan air
mengalir atau menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol/handsanitizer.
Selalu menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak
bersih (yang mungkin terkontaminasi droplet yang mengandung virus).
c. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena
droplet dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari kerumunan,
keramaian, dan berdesakan. Jika tidak memungkinkan melakukan jaga jarak maka
dapat dilakukan berbagai rekayasa administrasi dan teknis lainnya. Rekayasa
administrasi dapat berupa pembatasan jumlah orang, pengaturan jadwal, dan
sebagainya. Sedangkan rekayasa teknis antara lain dapat berupa pembuatan partisi,
pengaturan jalur masuk dan keluar, dan lain sebagainya.
d. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30
menit sehari dan istirahat yang cukup (minimal 7 jam), serta menghindari faktor
risiko penyakit. Orang yang memiliki komorbiditas/penyakit penyerta/kondisi
rentan seperti diabetes, hipertensi, gangguan paru, gangguan jantung, gangguan
ginjal, kondisi immunocompromised/penyakit autoimun, kehamilan, lanjut usia,
anak-anak, dan lain lain, harus lebih berhati-hati dalam beraktifitas di tempat dan
fasilitas umum
Berkaitan dengan kebijakan diatas, sebagai Inovator -I-, berarti mampu menciptakan
inovasi terkait metode dan paradigma Kesehatan dalam upaya pencegahan penularan
Covid-19. menjadi role model (contoh) penerapan kebijakan dalam dunia nyata, dengan
begitu masyarakat sekitar dapat melihat dan mencontoh perilaku tersebut. contoh lainnya
dalam penerapan anjuran cuci tangan, seorang Inovator dapat melakukan hal-hal
sederhana, tapi memberikan imbas baik, seperti menyediakan pojok cuci tangan di rumah
masing-masing, dan menggunakan akses cuci tangan ditempat umum, misalnya saat
hendak berbelanja di supermarket, kita bisa mencuci tangan di tempat cuci tangan yang
telah disediakan, sehingga orang mengikuti Inovator memberikan/ menerapkan hal baru
yang sesuai dengan Protokol Kesehatan dan kepentingan warga tetap terlaksana kebiasaan
tersebut dan secara tidak lansung akan menjadi kebiasaan. Contoh lainya dalam penerapan
Protokol Kesehatan dalam sebuah acara warga disaat pandemic ini, pada saat acara
kemasyarakatan, dengan menyediakan pojok cuci tangan, membuat waktu/ jadwal pada
tamu undangan, dan menyediakan meja-kursi yang diatur sedemikian rupa berjarak ± 2
meter, dan untuk hidangan dibungkus dan dibawa pulang. dengan begitu keninginan
masyarakat dapat terpenuhi, tetapi tetap melaksanakan kebijakan pemerintah. Dengan
begini masyarakat menjadi lebih nyaman dan turut serta dalam upaya pencegahan
penularan COVID-19;
Contoh diatas adalah tindakan kecil yang bisa dilakukan seorang SKM sebagai
Inovator dalam Profil MIRACLE yang memberikan contoh implementasi kebijakan secara
sederhana yang dapat dilakukan masyarakat dalam kondisi New Normal ini. Seorang
Inovator dituntut bisa mensinkronkan kebutuhan masyarakat dengan tetap melaksanakan/
menaati peraturan pemerintah, sehingga masyarakat secara sukarela dan sadar menerapkan
protokol Kesehatan disetiap kegiatan dan kebiasaan sehari-hari.
Peranan SKM sebagai Inovator harus bisa memanfaatkan sumber daya yang ada
disekitarnya, penggunaan teknologi informasi tentunya akan sangat membantu dalam
mensosialisasikan, mengedukasi, dan membimbing masyarakat luas. Peningkatan
penggunaan sosial media pada masa pandemic sebagai sarana yang sesuai untuk
memberikan edukasi maupun informasi mengenai pengendalian dan upaya penurunan laju
penyebaran COVID-19. Informasi dibuat menarik dan mudah dipahami sehingga
memberikan pemahaman dan kesadaran kepada masyarakat tentang kebijakan dan
program pemerintah dalam upaya pengendalian COVID-19. Inovator harus tetap
memperhatikan asumsi-asumsi masyarakat, sehingga mampu membuat terobosan dan
inovasi baru dalam upaya meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat yang menjadi
tujuan dari seorang SKM.
BAB III
PENUTUP