Disampaikan Oleh :
Drg. Dominikus Minggu, M.Kes
Kupang, 29 September 2018
(Kepala Dinas Kesehatan Prov. NTT)
Kabid Kesmas Dinkes Prov. NTT
Kadinkes NTT
➢ Letak Geografis :
8 0-120 LS dan 1180-1250 BT
➢ Jumlah Pulau : (Bakorsurtanal)
1.192 buah (besar & kecil)
TRISAKTI:
Mandiri di Bidang Ekonomi; Berdaulat di Bidang Politik;
SEKTOR UNGGULAN, PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN
3 DIMENSI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN MANUSIA,
KELUARGA
DTPK
SEHAT
Kabid Kesmas Dinkes Prov. NTT
ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN
RPJMN I RPJMN II RPJMN III RPJMN IV
2005 -2009 2010-2014 2015 -2019 2020 -2025
Bangkes Akses Akses Kes masyarakat
diarahkan untuk masyarakat thp masyarakat thp yankes yang
meningkatkan yankes yang terhadap yankes berkualitas telah
akses dan mutu berkualitas telah yang berkualitas menjangkau dan
yankes lebih berkembang telah mulai merata di
dan meningkat mantap seluruh wilayah
Indonesia
KURATIF-
REHABILITATIF VISI:
MASYARAKAT
SEHAT
YANG MANDIRI
PROMOTIF - PREVENTIF DAN
BERKEADILAN
Sumber: Naskah Akademik Final Ranperda SKD 2016 Provinsi NTT Kabid Kesmas Dinkes Prov. NTT
Asas SKD NTT
Kabid Kesmas Dinkes Prov. NTT Sumber: Naskah Akademik Final Ranperda SKD 2016 Provinsi NTT
ORG. SEHAT SEHAT
PREVENTIF
SASARAN
PREVENTIF
SEHAT
ORG. SAKIT
KURATIF
REHABILITATIF
Kadinkes NTT
VISI GUBERNUR 1 DAN GUBERNUR 2 NTT
“NTT BANGKIT MENUJU SEJAHTERA”
PEMBANGUNAN KESEHATAN
Manajemen,
Penelitian dan
Informasi, dan Pembiayaan
Pengembangan
Regulasi Kesehatan
Kesehatan
Kesehatan
1. Menurunkan Kasus kematian ibu
2. Menurunkan Kasus kematian bayi
3. Menurunkan Kasus kematian balita
4. Meningkatkan Cakupan Kunjungan ibu hamil Lengkap
5. Meningkatkan Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap
6. Meningkatkan Cakupan pelayanan nifas
7. Meningkatkan Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
dengan kompetensi Kebidanan
8. Meningkatkan Cakupan Persalinan di Fasilitas Kesehatan
9. Meningkatkan Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
10. Meningkatkan Cakupan neonatus dengan komplikasi yang
ditangani
11. Meningkatkan Cakupan Peserta KB Aktif
SASARAN 1 : 12. Menurunkan Persentase Balita Stunting
13. Menurunkan Persentase Balita Wasting
Upaya Kesehatan 14. Menurunkan Persentase Balita Underweight
(UKM) 15. Meningkatkan Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat
Perawatan
16. Meningkatkan Cakupan bayi mendapat ASI eksklusif
17. Meningkatkan Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah 90
tablet pada ibu hamil
18. Menurunkan Persentase bayi dengan berat badan lahir rendah
(BBLR)
19. Meningkatkan Persentase rumah tangga mengonsumsi garam
beriodium
20. Meningkatkan Persentase remaja puteri mendapat TTD
21. Meningkatkan Jumlah rumah sehat
22. Meningkatkan Jumlah Desa/Kelurahan yang melaksanakan
STBM
23. Meningkatkan Cakupan akses sanitasi masyarakat
1. Meningkatkan Persentase
Puskesmas terakreditasi
2. Meningkatkan Persentase Rumah
Sakit terakreditasi
3. Meningkatkan Persentase
Kecamatan yang memiliki minimal 1
SASARAN 1 :
puskesmas terakreditasi
Upaya Kesehatan 4. Meningkatkan Persentase
(UKP) Kabupaten/Kota yang memiliki
minimal 1 RSUD terakreditasi
5. Meningkatkan Jumlah Puskesmas
Terapung
6. Meningkatkan Rasio puskesmas,
poliklinik, pustu per satuan
penduduk
7. Meningkatkan Rasio Rumah Sakit
per satuan penduduk
1. Menurunkan Non Polio AFP rate per 100.000 penduduk
2. Meningkatkan Cakupan balita pneumonia yang ditangani
3. Meningkatkan Cakupan penemuan dan penanganan penderita
penyakit TBC BTA
4. Menurunkan Tingkat prevalensi Tuberkulosis (per 100.000
penduduk)
5. Menurunkan Tingkat kematian karena Tuberkulosis (per
100.000 penduduk)
6. Meningkatkan Cakupan penemuan dan penanganan penderita
penyakit DBD
7. Meningkatkan Penderita diare yang ditangani
8. Menurunkan Angka kejadian Malaria
9. Menurunkan Tingkat kematian akibat malaria
SASARAN 1 : 10. Menurunkan Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari total populasi
11. Meningkatkan Jumlah kabupaten/kota endemis kusta dengan
Upaya Kesehatan angka prevalensi < 1/10.000 penduduk
(P2P) 12. Meningkatkan Jumlah kabupaten/kota endemis frambusia
dengan angka prevalensi < 1/100.000 penduduk usia 1 - 15
tahun
13. Meningkatkan Jumlah kabupaten/kota endemis filariasia
dengan angka mikrofilaria < 1%
14. Meningkatkan Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang
dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
15. Meningkatkan Cakupan Desa UCI
16. Meningkatkan Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Minimal
17. Meningkatkan Cakupan hipertensi penduduk berusia di atas 18
tahun
18. Meningkatkan persentase puskesmas yang menyelenggarakan
upaya kesehatan jiwa
1. Meningkatkan Rasio Dokter Umum
2. Meningkatkan Rasio Dokter Spesialis
3. Meningkatkan Rasio Dokter Gigi
4. Meningkatkan Rasio Perawat
5. Meningkatkan Rasio Bidan
6. Meningkatkan Rasio Tenaga Gizi
SASARAN 2 : 7. Meningkatkan Rasio Sanitarian
SUMBER DAYA 8. Meningkatkan Rasio Tenaga Kefarmasian
9. Meningkatkan Rasio Tenaga Kesehatan
MANUSIA
Masyarakat
KESEHATAN 10. Meningkatkan Rasio Keterapian Fisik
11. Meningkatkan Rasio Keteknisan Medis
1. Meningkatkan Persentase ketersediaan obat dan vaksin di
Puskesmas
SASARAN 3 : 2. Meningkatkan Persentase instalasi farmasi kabupaten/kota
SEDIAAN FARMASI, yang melaksanakan manajemen pengelolaan obat sesuai
standar
ALAT KESEHATAN, 3. Meningkatkan Persentase instalasi farmasi provinsi, kab/kota
DAN MAKANAN yang menerapkan aplikasi e-logistik dan BMHP
4. Meningkatkan Persentase penggunaan obat rasional di
puskesmas
5. Meningkatkan Persentase produk pangan yang bermutu dan
memiliki ijin edar
6. Meningkatkan Persentase penyaluran narkotik, psikotropik
dan obat keras yang digunakan dalam pengobatan
1. Meningkatkan Cakupan Posyandu
Aktif
2. Meningkatkan Cakupan
SASARAN 4 : Desa/kelurahan siaga Aktif
PEMBERDAYAAN 3. Meningkatkan Persentase rumah
MASYARAKAT
tangga ber PHBS
1. Meningkatkan Cakupan Jaminan
SASARAN 5 :
PEMBIAYAAN
Kesehatan Masyarakat
KESEHATAN 2. Meningkatkan Persentase anggaran
untuk fungsi kesehatan
SASARAN 6 :
PENELITIAN DAN 1. Tersedianya penelitian/kajian di bidang
PENGEMBANGAN KESEHATAN
kesehatan
N = 542
NTT = 72,2 NTT = 65,9
✓ Dokter 1 1 1 1 2 11
Spesialis 10 15 11 11 12 45
✓ Dokter Umum 3 4 3 3 3 13
✓ Dokter Gigi 100 100 82 82 88 180
✓ Perawat 8 8 9 10 9 18
✓ Perawat Gigi 56 56 72 72 74 120
✓ Bidan 5 5 9 9 10 14
✓ Ahli Gizi 11 11 14 14 16 18
✓ Sanitarian 2 2 2 2 3 12
✓ Apoteker 7 7 11 11 13 15
✓ SKM 5 5 12 10 13 24
✓ Asisten 1 1 2 - 2 5
Apoteker 8 8 7 2 10 16
✓ Keterapian Fisik
✓ Keteknisan
Medis
13 ( TIGA BELAS )
KEBUTUHAN KETERSEDIAAN KEKURANGAN
JENIS TENAGA KESEHATAN
✓DOKTER SPESIALIS 502 158 344
✓DOKTER UMUM 2,015 344 1.671
✓DOKTER GIGI 604 125 479
✓PERAWAT 7.958 4.191 3.767
✓PERAWAT GIGI 1.511 432 1.079
✓BIDAN 5,037 3,300 1.737
✓AHLI GIZI/ NUTRITION 1.511 481 1.030
✓AKL / SANITARIAN 1.511 788 723
✓APOTEKER 1.511 144 1.367
✓KESMAS/ SKM 1.511 637 874
✓ASISTEN APOTEKER 1,511 634 877
✓KETERAPIAN FISIK 1.511 81 1.430
✓KETEKNISAN MEDIS 1.511 481 1.030
JUMLAH 28.204 11.792 16.412
SUMBER :BPSDMK_DINKES NTT 2017.
PMK 56/2014 DAN PMK 75.2014 PENDUDUK NTT 2017 5.636.897JW
JUMLAH FASILITAS KESEHATAN
DI PROVINSI NTT 2018
RSUD
RSUD BEN RSUD LARANTUKA
BAJAWA RSUD TC. RSUD
MBOY HILERS RSUD KALABAHI
RSUD ENDE MAUMERE LEWOLEBA
RSUD
ATAMBUA
Baru 12 dari 22
RSUD
Kab/Kota NAIBONAT
memiliki RSUD
Terakreditasi RSUD PROF.
JOHANNES RSUD SOE
RSUD UMBU
RARA MEHA RSUD S.K.
LERIK
MAPPING AKREDITASI RS SWASTA
KONDISI JUNI 2018
RS GABRIEL
KEWAPANTE
RS BUKIT
RS RAFAEL RS
ANTONIUS RS ELISABETH
CANCAR JOPU LELA
RS HALILULIK
RS NAOB
RSK
LENDEMORIPA
RSUD
MAMAMI
RS SILOAM
RS TNI AL
RS CAROLUS
BORROMEUS RS KARTINI
RS KARITAS
RSUD
RS LEONA WIRASAKTI
RSK
LINDIMARA
RS
BHAYANGKARA
RS DEDARI
RS YANG BELUM AKREDITASI
No KOTA/KABUPATEN STATUS
1 RS TNI AU EL TARI BELUM
2 RSUD Kefamenanu BELUM
3 RS Sito Husada BELUM
4 Rumkitban 09.08.02 BELUM
5 RS Bergerak Sumba Tengah BELUM
6 RS kusta St Damian BELUM
7 Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo BELUM
8 RSUD Waikabubak BELUM
9 RS Bergerak Alor BELUM
10 RS Imanuel BELUM
11 RSUD Sabu BELUM
12 RSUD Rote Ndao BELUM
13 RSPP Betun BELUM
14 RSUD Aeramo BELUM
15 RSUD Komodo BELUM
16 RS Jiwa BELUM
17 RS Leona Kefamenanu BELUM
18 RS Muder Ignasia BELUM
PENANGANAN GIZI BURUK BERBASIS MASYARAKAT
DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
38
Apa itu kekurangan gizi akut & kronis?
Tinggi normal
AKUT KRONIS
KRONIS
APA ITU “STUNTING”
“STUNTING” adalah :
• Masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang
kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan
yang tidak sesuai kebutuhan gizi.
• Kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan
gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
• Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada
masa awal setelah anak lahir, tetapi stunting baru nampak
setelah anak berusia 2 tahun.
STUNTING TERLAMBAT 105 cm 125 cm 100
DIKENALI cm
(BARU DAPAT DILIHAT
SETELAH 2 TAHUN)
Usia 2
Usia 4
tahun
tahun
2 bulan
4 bulan
Stunting:
• Dilihat berdasarkan Panjang Badan
per Umur (PB/U) atau Tinggi Badan
per Umur (TB/U). 41 2
• Nilai Z-score <-2,0
Status Gizi Balita di NTT 2007, 2013
dan 2015 menurut standard WHO
Standard 2007 2013 2015 Estimasi Jumlah
WHO Balita penderita
berdasarkan
Riskesdas 2013
Undernutrition 20 - < 29 (buruk) 33.60% 33.07% 25.60% 204,014
> 30% (sangat
buruk)
Stunting 30 - < 39 (buruk ) 46.70% 51.73% 41.02% 319,131
> 40% (sangat
buruk)
Wasting 10 - < 15 (buruk ) 20.00% 15.44% 13.60% 95,252
> 15% (sangat (42,652 gizi buruk)
buruk)
43
PERSENTASE BALITA STUNTING
PER PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2017
Tertinggi di Indonesia
+ = 29,6%
2016
38,0
39,8
38,2
36,5
38,6
49,7
40,6
38,0
2017
43,0
40,8
43,0
40,2
44,4
39,3
45,4
47,3
46,4
35,9
46,7
46,7
Perbandingan Prevalensi Balita Stunted (TB/U)
46,9
38,7
49,2
40,8
57,3
53,5
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi NTT, Tahun 2016 - 2017
38,7
40,3
KONSEKUENSI STUNTING
SYARAT MASUK
PERGURUAN TINGGI
Menurunnya Produktivitas
Kemampuan Belajar Kemampuan Bersaing,
Rendah (Kehilangan 5-11 IQ Pendapatan (3-4 GDP loss)
Points→ resiko tidak naik
kelas 16%)
Anak yang Stunting & Wasting Beresiko Meninggal Lebih
Tinggi
▪ Meningkatkan resiko
meninggal dari penyakit infeksi
seperti diare, pneumonia dan
campak.
▪ Episode Wasting yang terus
menerus meningkatkan resiko
Stunting.
▪ Untuk mengatasi masalah ini,
adalah VITAL untuk memiliki
strategi yang mengatasi
hubungan antara wasting dan
stunting.
Olofin, McDonald et al. 2013
48
Apa penyebab Utama Stunting di NTT?
Di Kab Kupang hanya 36% 14% anak-anak menderita diare dalam
anak-anak usia 6-23 bulan 2 minggu terakhir ; 27,8% bayi tidak
mengkonsumsi “asupan mendapat imunisasi dasar lengkap,
minimum” ; 57% dari anak Annual parasite incidences (API) 3,77
usia 0-6 bulan di NTT tidak per 1.000 penduduk , serta Penanganan
mendapatkan ASI ekslusif Diare: 70,9%
50
KERANGKA INTERVENSI STUNTING DI NTT
Kerangka Intervensi Stunting yang dilakukan oleh
Pemerintah Daerah Provinsi NTT yaitu :
• Intervensi Gizi Spesifik ; merupakan intervensi
yang ditujukan kepada anak dalam 1.000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK) dan berkontribusi pada
30% penurunan stunting.
52
Kegiatan Penunjang:
• Pemenuhan SDM Gizi
PROYEK PRIORITAS Kegiatan:
• Kompetensi Gizi: • Pencegahan dan
Asuhan Gizi di Penanggulangan Anemia
Puskesmas Gizi Remaja Putri dan WUS
• Surveilans Gizi • Pendidikan Gizi Seimbang dan
• Pemantauan Status
Remaja Kesehatan reproduksi Remaja
Gizi Putri dan Putri
WUS • Gizi dan kespro calon
pengantin
Kegiatan:
• Inisiasi Menyusu Dini
(IMD), ASI Eksklusif dan
PMBA Penurunan
• Pemantauan
pertumbuhan
• Imunisasi dasar lengkap
Stunting Kegiatan:
• Pencegahan dan
• PMT Balita Gizi Ibu Penanggulangan Anemia
• Manajemen terpadu
balita sakit (MTBS) untuk Gizi Bayi Hamil dan dan KEK pada ibu hamil
• ANC ibu hamil
penyakit yang sering di
derita dan penyebab dan Balita Menyusui • Kesehatan lingkungan
keluarga
kematian anak (Diare,
• Pendidikan gizi ibu hamil
Pneumonia, Campak,
dan menyusui di keluarga
Malaria
• Tatalaksana anak gizi
buruk
RKP 2018 PENURUNAN STUNTING 53
INTERVENSI GIZI SPESIFIK yang telah dilaksanakan
I. sasaran Remaja Putri:
Pemberian Tablet Tambah Darah
II. Sasaran Anak Usia Sekolah:
1.Penjaringan
2.Upaya Kesehatan Sekolah
3.Imunisasi Anak Sekolah
III. Sasaran Ibu Hamil:
1.Memberikan makanan tambahan pada ibu hamil untuk mengatasi kekurangan energi
dan protein kronis.
2.Memberikan Tablet Tambah Darah
3.Melindungi ibu hamil dari Malaria.
4. Penanggulangan kecacingan pada ibu hamil
IV. Sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia baru lahir hingga usia 6 Bulan:
1.Mendorong inisiasi menyusui dini (pemberian ASI jolong/colostrum).
2.Mendorong pemberian ASI Eksklusif 6 bulan.
3.Manajemen terpadu bayi muda yang sakit (MTBS)
V. Sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 6 bulan-2 tahun:
1. Mendorong penerusan pemberian ASI hingga usia 23 bulan didampingi oleh pemberian MP-
ASI.
2. Menyediakan obat cacing..
3. Memberikan imunisasi lengkap.
4. Melakukan pencegahan dan pengobatan diare.
5. Manajemen terpadu bayi yang sakit (MTBS)
VI. Pembinaan Pola Makan Keluarga Berbasis menu Gizi Seimbang 54
Contoh Lembar Menu Keluarga
Contoh Menu Lokal
Contoh Menu Lokal
RENCANA AKSI INTERVENSI GIZI SENSITIF K/L
14
Kerjasama Lintas Kementerian/Lembaga Terkait
59
PENGUATAN SURVEILANS GIZI
KABUPATEN
LOKUS PENINGKATAN KAPASITAS OLEH:
STUNTING UNIVERSITAS, POLTEKKES DAN
LITBANG KESEHATAN & GIZI
PUSKESMAS
LOKUS
STUNTING
TPG DAN KADER :
SURVEILANS • E-PPGBM
• PEMANTAUAN
GIZI PERTUMBUHAN
DESA LOKUS
• PELATIHAN PMBA
STUNTING • ASUHAN GIZI
(JML POSYANDU) PUSKESMAS
• HEALTH PROMOTION
KELUARGA
INTERVENSI
Strategi Pengumpulan Data Status Gizi Balita (e-PPGBM)
“by Name by Adress”
di Tingkat Posyandu
dalam upaya intervensi masalah gizi
Halaman LOGIN Sigizi Terpadu
Early Warning System ePPGBM
Laporan Daftar Balita Sangat Pendek di wilayah Puskesmas
SALAH SATU DUKUNGAN UNICEF DALAM
PENANGANAN KASUS GIZI BURUK DI
KABUPATEN KUPANG
65
INTERVENSI GIZI SPESIFIK
TAHUN
Ket: Jumlah Kumulatif per tahun
Sumber Data : Dinkes Provinsi NTT diolah dari Laporan Dinkes Kab/Kota
50
0
100
150
250
300
350
400
200
Provinsi NTT
Nagekeo 7
Ngada 10
Sumba Tengah 23
Manggarai Barat 46
TTU 49
Sumba Barat 66
Rote Ndao 75
Ende 85
Flotim 87
Manggarai Timur 94
Malaka 123
Manggarai 127
di NTT Tahun 2017
Sikka 135
Lembata 137
Sumba Timur 174
Kupang 244
Sumba Barat Daya 272
Kota Kupang 279
Sabu Raijua 286
TTS 340
Perkembangan Jumlah Kasus Gizi Buruk Menurut Kabupaten/Kota
Alor 347
Mengapa rawat jalan diperlukan?
• www.nusantarasehat.kemkes.go.id
• Twitter@Nusantara_sehat
• Facebook Nusantara Sehat
• MATERI TEST... Daftar On Line, Screening
Administrasi, Wawancara, Psikotest,
Kesehatan, Diklat...
DATA PENERBITAN STR
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
TAHUN
NO NAMA PROFESI
2016 2017 2018
PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA
1 (PPNI) 1727 2275 5575
2 IKATAN BIDAN INDONESIA (IBI) 1129 1590 2830
3 PERSATUAN PERAWAT GIGI INDONESIA (PPGI) 45 258 275
4 IKATAN FISIOTERAPI INDONESIA (IFI) 5 76 23
5 REFRAKSIONIS OPTISIEN INDONESIA (ROPIN) 4 3 3
6 IKATAN TERAPIS WICARA INDONESIA (IKATWI) - 1 -
mtki.kemkes.go.id
JUMLAH KELULUSAN PADA INSTITUSI PENDIDIKAN KESEHATAN DI PROVINSI N T T
NO INSTITUSI PENDIDIKAN ORANG LULUSAN
1. POLTEKKES KEMENKES KUPANG ( 7 PRODI ) AKREDITASI ( B ) 10.987 2002-2018
2. UNIPA MAUMERE PRODI KEPERAWATAN ( C ) 627 2005-2018
3. AKPER PEMERINTAH KABUPATEN BELU (UNIMOR) KEFAMENANU TTU 1.381 2005-2018
PRODI KEPERAWATAN FAKULTAS PERTANIAN ( B )
4. AKPER SANTA ELIZABETH LELA _MAUMERE ( C ) 276 2011-2018
5. AKPER PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA BARAT (C) 213 2013-2018
6. AKPER MARANATHA KUPANG ( C ) 888 2005-2018
7. STIKES MARANATHA KUPANG PRODI KEBIDANAN ( C ) 1.262 2010-2018
8. STIKES MARANATHA KUPANG PRODI NERS ( C ) 255 2016-2018
9. STIKES CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG PRODI KEBIDANA (C) 426 2011-2018
10. STIKES CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG PRODI KEPERAWATAN (C) 706 2011-2018
11. STIKES CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG PRODI NERS ( C ) 153 2014-2018
12. STIKES CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG PRODI KEFARMASIAN ( C ) 0 2018
13. STIKES SANTA ELIZABETH KEFAMENANU TTU ( C) 52 2017-2018
14. STIKES SANTA PAULUS RUTENG MANGGARAI PRODI KEBIDANAN ( C ) 59 2017-2018
Sumber : BPSDMK_DINKES PROVINSI NTT JUMLAH 17.245- 2002-2018
400=16.845 (SEPTEMBER)
PROGRAM NUSANTARA SEHAT (NST DAN NSI)
NO PENUGASAN KHUSUS TEAM BASED PENUGASAN KHUSUS INDIVIDU
NUSANTARA SEHAT_ PMK 23/2015 PMK 16/2017
1. DOKTER UMUM DOKTER UMUM
2. DOKTER GIGI DOKTER GIGI
3. PERAWAT PERAWAT
4. BIDAN BIDAN
5. TENAGA KEFARMASIAN TENAGA KEFARMASIAN
6. TENAGA KESEHATAN LINGKUNGAN TENAGA KESEHATAN LINGKUNGAN
7. TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT
8. TENAGA GIZI TENAGA GIZI
9. TENAGA TEKNOLOGI LABORATORIUM TENAGA TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
MEDIK
Usia 35 tahun, bagi Dr/Drg. Nakes lainnya 30
tahun, status belum menikah dan bersedia tdk Usia maksimal 40 tahun, status sudah
menikah selama 6 bulan sejak masa penugasan, menikah atau belum menikah
SUMBER : sehat jasmani rohani, bebas narkoba, berkelakuan yll sda....
baik, STR, bersedia ditempatkan sesuai dg PERMENKES NO. 75 TAHUN 2014 TENTANG
kebutuhan Kemkes, berkomitmen penuh terhadap PUSKESMAS
semua Program Kesehatan.
PENEMPATAN PROGRAM NUSANTARA SEHAT PENUGASAN KHUSUS
DI PROVINSI NTT TAHUN 2018
2. TTU 4 24
3. MALAKA 1 6
4. MANGGARAI 1 6
5 MANGGARAI TIMUR 1 6
6. ALOR 4 23
7. BELU 5 37
8. ROTE NDAO 1 6
9. ENDE 2 10
10. SUMBA BARAT DAYA 2 11
11. MANGGARAI BARAT 2 11
Terima Kasih
Kabid Kesmas Dinkes Prov. NTT