Anda di halaman 1dari 84

KONDISI KESEHATAN PROVINSI NTT SERTA RENCANA

PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI NTT


TAHUN 2018-2023

Disampaikan Oleh :
Drg. Dominikus Minggu, M.Kes
Kupang, 29 September 2018
(Kepala Dinas Kesehatan Prov. NTT)
Kabid Kesmas Dinkes Prov. NTT
Kadinkes NTT
➢ Letak Geografis :
8 0-120 LS dan 1180-1250 BT
➢ Jumlah Pulau : (Bakorsurtanal)
1.192 buah (besar & kecil)

➢ Pulau yang bernama


473 buah

➢ Pulau yang berpenghuni :


43 buah
❖Kabupaten : 21 dan 1 kota
➢ Iklim : Puskesmas : 398 unit
8 bulan (kemarau/kering) dan Kecamatan : 306 buah
4 bulan (hujan/basah)
 Desa / Kel. : 3.270 buah
➢ Luas Wilayah : Pustu : 1043
± 49.852,14 km2 Daratan dan Poskesdes : 235
± 200.000 km2 Lautan Posyandu : 9420
➢Jumlah Penduduk: Polindes : 1303
5.203.514 Jiwa (BPS NTT 2016)
Kabid Kesmas Dinkes Prov. NTT
17 SASARAN SDGs
AGENDA 2030/ #GlobalGoals

Kabid Kesmas Dinkes Prov. NTT


VISI DAN MISI PRESIDEN

TRISAKTI:
Mandiri di Bidang Ekonomi; Berdaulat di Bidang Politik;
SEKTOR UNGGULAN, PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN
3 DIMENSI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN MANUSIA,

Berkepribadian dlm Budaya

9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA)

NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA


Agenda ke 5: Meningkatkan Kualitas Hidup
Manusia Indonesia

PROGRAM INDONESIA KERJA


PROGRAM INDONESIA PROGRAM PROGRAM INDONESIA
PINTAR INDONESIA SEHAT SEJAHTERA

RENCANA STRATEGIS KEMENKES 2015-2019

PENERAPAN PENGUATAN JAMINAN KESEHATAN


PARADIGMA SEHAT PELAYANAN KES NASIONAL (JKN)

KELUARGA
DTPK
SEHAT
Kabid Kesmas Dinkes Prov. NTT
ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN
RPJMN I RPJMN II RPJMN III RPJMN IV
2005 -2009 2010-2014 2015 -2019 2020 -2025
Bangkes Akses Akses Kes masyarakat
diarahkan untuk masyarakat thp masyarakat thp yankes yang
meningkatkan yankes yang terhadap yankes berkualitas telah
akses dan mutu berkualitas telah yang berkualitas menjangkau dan
yankes lebih berkembang telah mulai merata di
dan meningkat mantap seluruh wilayah
Indonesia

KURATIF-
REHABILITATIF VISI:
MASYARAKAT
SEHAT
YANG MANDIRI
PROMOTIF - PREVENTIF DAN
BERKEADILAN

Arah pengembangan upaya kesehatan, dari kuratif bergerak ke


arah promotif, preventif sesuai kondisi dan kebutuhan 6
TIGA PILAR
PROGRAM INDONESIA SEHAT

PILAR-2 PILAR-1 PILAR-3


PENGUATAN YANKES PENERAPAN JAMINAN KES NAS (JKN)
--------------------------------------- PARADIGMA SEHAT ------------------------------------
ARAH KEBIJAKAN: ------------------------------------ KERANGKA PENDANAAN:
(1) PENGUATAN PHC, (2) PENDE- PENINGKATAN PENDANAAN PRO-
KATAN CONTINUUM OF CARE, (3) (1) PENGARUSUTAMAAN KES MOTIF & PREVENTIF, PENINGAKATAN
INTERVENSI BERBASIS HEALTH RISK DLM PEMBANGUNAN EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN KES.

(2) MENJADIKAN PROMOTIF PROGRAM:


PROGRAM: & PREVENTIF SBG PILAR UTAMA (1) PENYEDIAAN BENEFIT,
(1) PENINGKATAN AKSES TERUTAMA UPAYA KES (2) PENYELENGGARAAN SISTEM
PADA FKTP, ASURANSI SOSIAL (AZAS GOTONG
(2) OPTIMALISASI SISTEM RUJUKAN, (3) PEMBERDAYAAN
(3) PENINGKATAN MUTU ROYONG), (3) KENDALI MUTU &
MASYARAKAT KENDALI BIAYA → KIS .……….

Kabid Kesmas Dinkes Prov. NTT


Kabid Kesmas Dinkes Prov. NTT
Undang-Undang 23/2014
(Kewenangan Provinsi)

Kabid Kesmas Dinkes Prov. NTT


Kabid Kesmas Dinkes Prov. NTT
Kabid Kesmas Dinkes Prov. NTT
SKD Provinsi NTT
“...Pembangunan kesehatan diselenggarakan mengacu pada dasar 1)
perikemanusiaan; 2) pemberdayaan dan kemandirian; 3) adil dan merata dan
4) pengutamaan dan manfaat. Perikemanusiaan merupakan prinsip bagi
tenaga kesehatan, yaitu berbudi luhur, memegang teguh etika profesi, dan
selau menerapkan prinsip perikemanusiaan dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan serta memiliki kepedulian sosial terhadap
lingkungan sekitar, sedang pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata
serta pengutamaan dan manfaat menjadi perhatian setiap orang, termasuk
masyarakat bersama pemerintah dan pemerintah daerah berperan,
berkewajiban dan bertanggung jawab memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat dan lingkungan....”

Sumber: Naskah Akademik Final Ranperda SKD 2016 Provinsi NTT Kabid Kesmas Dinkes Prov. NTT
Asas SKD NTT

Asas-asas dari Sistem Kesehatan Daerah Provinsi ini adalah:


1. Perikemanusiaan
2. Keseimbangan
3. Manfaat
4. Perlindungan
5. Keadilan
6. Penghormatan hak asasi manusia
7. Sinergis dan kemitraan yang dinamis
8. Komitmen dan tata pemerintahan yang baik (good governance)
9. Legalitas
10.Antisipatif dan proaktif
11.Gender dan nondiskriminatif dan
12.Kearifan lokal

Kabid Kesmas Dinkes Prov. NTT Sumber: Naskah Akademik Final Ranperda SKD 2016 Provinsi NTT
ORG. SEHAT SEHAT

PREVENTIF

SASARAN

PREVENTIF
SEHAT
ORG. SAKIT
KURATIF

REHABILITATIF

Kadinkes NTT
VISI GUBERNUR 1 DAN GUBERNUR 2 NTT
“NTT BANGKIT MENUJU SEJAHTERA”

PEMBANGUNAN KESEHATAN

MELALUI 7 SUB SISTEM KESEHATAN

Upaya Kesehatan : Sumber Daya Sediaan Farmasi,


Pemberdayaan
Manusia Alat Kesehatan,
UKM, UKP, P2P Masyarakat
Kesehatan dan Makanan

Manajemen,
Penelitian dan
Informasi, dan Pembiayaan
Pengembangan
Regulasi Kesehatan
Kesehatan
Kesehatan
1. Menurunkan Kasus kematian ibu
2. Menurunkan Kasus kematian bayi
3. Menurunkan Kasus kematian balita
4. Meningkatkan Cakupan Kunjungan ibu hamil Lengkap
5. Meningkatkan Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap
6. Meningkatkan Cakupan pelayanan nifas
7. Meningkatkan Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
dengan kompetensi Kebidanan
8. Meningkatkan Cakupan Persalinan di Fasilitas Kesehatan
9. Meningkatkan Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
10. Meningkatkan Cakupan neonatus dengan komplikasi yang
ditangani
11. Meningkatkan Cakupan Peserta KB Aktif
SASARAN 1 : 12. Menurunkan Persentase Balita Stunting
13. Menurunkan Persentase Balita Wasting
Upaya Kesehatan 14. Menurunkan Persentase Balita Underweight
(UKM) 15. Meningkatkan Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat
Perawatan
16. Meningkatkan Cakupan bayi mendapat ASI eksklusif
17. Meningkatkan Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah 90
tablet pada ibu hamil
18. Menurunkan Persentase bayi dengan berat badan lahir rendah
(BBLR)
19. Meningkatkan Persentase rumah tangga mengonsumsi garam
beriodium
20. Meningkatkan Persentase remaja puteri mendapat TTD
21. Meningkatkan Jumlah rumah sehat
22. Meningkatkan Jumlah Desa/Kelurahan yang melaksanakan
STBM
23. Meningkatkan Cakupan akses sanitasi masyarakat
1. Meningkatkan Persentase
Puskesmas terakreditasi
2. Meningkatkan Persentase Rumah
Sakit terakreditasi
3. Meningkatkan Persentase
Kecamatan yang memiliki minimal 1
SASARAN 1 :
puskesmas terakreditasi
Upaya Kesehatan 4. Meningkatkan Persentase
(UKP) Kabupaten/Kota yang memiliki
minimal 1 RSUD terakreditasi
5. Meningkatkan Jumlah Puskesmas
Terapung
6. Meningkatkan Rasio puskesmas,
poliklinik, pustu per satuan
penduduk
7. Meningkatkan Rasio Rumah Sakit
per satuan penduduk
1. Menurunkan Non Polio AFP rate per 100.000 penduduk
2. Meningkatkan Cakupan balita pneumonia yang ditangani
3. Meningkatkan Cakupan penemuan dan penanganan penderita
penyakit TBC BTA
4. Menurunkan Tingkat prevalensi Tuberkulosis (per 100.000
penduduk)
5. Menurunkan Tingkat kematian karena Tuberkulosis (per
100.000 penduduk)
6. Meningkatkan Cakupan penemuan dan penanganan penderita
penyakit DBD
7. Meningkatkan Penderita diare yang ditangani
8. Menurunkan Angka kejadian Malaria
9. Menurunkan Tingkat kematian akibat malaria
SASARAN 1 : 10. Menurunkan Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari total populasi
11. Meningkatkan Jumlah kabupaten/kota endemis kusta dengan
Upaya Kesehatan angka prevalensi < 1/10.000 penduduk
(P2P) 12. Meningkatkan Jumlah kabupaten/kota endemis frambusia
dengan angka prevalensi < 1/100.000 penduduk usia 1 - 15
tahun
13. Meningkatkan Jumlah kabupaten/kota endemis filariasia
dengan angka mikrofilaria < 1%
14. Meningkatkan Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang
dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
15. Meningkatkan Cakupan Desa UCI
16. Meningkatkan Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Minimal
17. Meningkatkan Cakupan hipertensi penduduk berusia di atas 18
tahun
18. Meningkatkan persentase puskesmas yang menyelenggarakan
upaya kesehatan jiwa
1. Meningkatkan Rasio Dokter Umum
2. Meningkatkan Rasio Dokter Spesialis
3. Meningkatkan Rasio Dokter Gigi
4. Meningkatkan Rasio Perawat
5. Meningkatkan Rasio Bidan
6. Meningkatkan Rasio Tenaga Gizi
SASARAN 2 : 7. Meningkatkan Rasio Sanitarian
SUMBER DAYA 8. Meningkatkan Rasio Tenaga Kefarmasian
9. Meningkatkan Rasio Tenaga Kesehatan
MANUSIA
Masyarakat
KESEHATAN 10. Meningkatkan Rasio Keterapian Fisik
11. Meningkatkan Rasio Keteknisan Medis
1. Meningkatkan Persentase ketersediaan obat dan vaksin di
Puskesmas
SASARAN 3 : 2. Meningkatkan Persentase instalasi farmasi kabupaten/kota
SEDIAAN FARMASI, yang melaksanakan manajemen pengelolaan obat sesuai
standar
ALAT KESEHATAN, 3. Meningkatkan Persentase instalasi farmasi provinsi, kab/kota
DAN MAKANAN yang menerapkan aplikasi e-logistik dan BMHP
4. Meningkatkan Persentase penggunaan obat rasional di
puskesmas
5. Meningkatkan Persentase produk pangan yang bermutu dan
memiliki ijin edar
6. Meningkatkan Persentase penyaluran narkotik, psikotropik
dan obat keras yang digunakan dalam pengobatan
1. Meningkatkan Cakupan Posyandu
Aktif
2. Meningkatkan Cakupan
SASARAN 4 : Desa/kelurahan siaga Aktif
PEMBERDAYAAN 3. Meningkatkan Persentase rumah
MASYARAKAT
tangga ber PHBS
1. Meningkatkan Cakupan Jaminan
SASARAN 5 :
PEMBIAYAAN
Kesehatan Masyarakat
KESEHATAN 2. Meningkatkan Persentase anggaran
untuk fungsi kesehatan
SASARAN 6 :
PENELITIAN DAN 1. Tersedianya penelitian/kajian di bidang
PENGEMBANGAN KESEHATAN
kesehatan

SASARAN 7 : 1. Tersedianya perencanaan kesehatan


MANAJEMEN, INFORMASI,
terintegrasi sampai tingkat desa
DAN REGULASI KESEHATAN
2. Tersedianya data kesehatan yang berkualitas
sampai tingkat rumah tangga
3. Meningkatkan pemanfaatan DAK bidang
kesehatan
KESESUAIAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN
NO PROGRAM
N SUB SISTEM KESEHATAN 1 Program Kefarmasian Dan Alat
O Kesehatan
1 Upaya Kesehatan : 2 Program Upaya Kesehatan Dasar,
UKM, UKP, P2P Rujukan Dan Kesehatan Lainnya
2 Sumber Daya Manusia 3 Program Peningkatan Kesehatan
Kesehatan Ibu Dan Anak
4 Program Peningkatan Status Gizi
3 Sediaan Farmasi, Alat Masyarakat
Kesehatan, dan
5 Program Peningkatan Kualitas
Makanan Kesehatan Lingkungan
4 Pemberdayaan 6 Program Promosi Kesehatan Dan
Masyarakat Pemberdayaan Masyarakat
5 Manajemen, Informasi, 7 Program Pencegahan Dan
dan Regulasi Kesehatan Pengendalian Penyakit
6 Pembiayaan Kesehatan 8 Program Pengembangan Dan
Pemberdayaan SDM Kesehatan
7 Penelitian dan
Pengembangan 9 Program Manajemen Informasi Dan
Regulasi Kesehatan
Kesehatan
10 Program Upaya Kesehatan
Perorangan
KEGIATAN PRIORITAS
PEMBANGUNAN KESEHATAN
1. UPAYA KESEHATAN

UPAYA KESEHATAN UPAYA KESEHATAN PENCEGAHAN DAN


PENGENDALIAN
MASYARAKAT PERORANGAN PENYAKIT

Fokus pada 1.000 HPK melalui : 1. Percepatan akreditasi 1. Eliminasi malaria


1. Peningkatan cakupan pelayanan untuk semua puskesmas 2. Pencegahan dan pengendalian
kesehatan kepada ibu hamil dan bayi dan rumah sakit TBC dan HIV/AIDS
dalam rangka menurunkan kasus 3. Pengendalian Penyakit Tropis
2. Pelayanan kesehatan di Terabaikan/ Neglected Tropical
kematian ibu, bayi dan balita
2. Peningkatan status gizi masyarakat
daerah kepulauan dengan Diseases
terutama dalam penanganan balita Puskesmas Terapung 4. Pengendalian Faktor Risiko
stunting serta gizi buruk 3. Layanan flying Health Care Penyakit Tidak Menular
3. Penyehatan lingkungan dari tingkat 4. Peningkatan pelayanan 5. Pelayanan kesehatan jiwa
keluarga sampai masyarakat kesehatan melalui 6. Peningkatan Cakupan
terutama di tempat wisata penerapan telemedicine Imunisasi Dasar Lengkap
4. Kampanye Gerakan Masyarakat 7. Surveilans terpadu untuk
5. Peningkatan sarana penemuan dan penanganan
Hidup Sehat
5. Peningkatan pengetahuan
kesehatan di daerah wisata penyakit menular terutama di
masyarakat akan hidup sehat melalui 6. Universal Coverage daerah wisata
promosi kesehatan secara masiv Jaminan Kesehatan 8. Penguatan sistem
6. Revitalisasi peran pemberdayaan Masyarakat kewaspadaan dini dan
masyarakat dalam pembangunan penanganan KLB/Wabah
kesehatan
2. SUMBER DAYA 3. SEDIAAN FARMASI, ALAT 4. PEMBERDAYAAN
MANUSIA KESEHATAN KESEHATAN, DAN MAKANAN MASYARAKAT

1. Pemenuhan tenaga kesehatan 1. Pengadaan obat dan 1. Penggerakan masyarakat


di fasilitas kesehatan sesuai perbekalan buffer stock dalam penanggulangan
standar, terutama pada Provinsi masalah kesehatan
fasilitas kesehatan di daerah 2. Penyediaan dana distribusi 2. Meningkatkan keaktifan Upaya
wisata obat dan perbekalan Kesehatan Berbasis
2. Pelatihan tenaga kesehatan kesehatan ke Kabupaten/Kota Masyarakat (UKBM) terutama
3. Percepatan sertifikasi tenaga 3. Peningkatan Pengawasan desa siaga dan posyandu
kesehatan terhadap produk pangan yang 3. Peningkatan pengetahuan dan
4. Bantuan pendidikan untuk beredar peran kader desa siaga,
tenaga kesehatan 4. Pengawasan penyalahgunan posyandu dan PKK
5. Pembinaan legalitas perijinan narkotika dan obat-obatan
Institusi Pendidikan Kesehatan terlarang dalam pengobatan
5. Kalibrasi dan perbaikan alat 7. MANAJEMEN,
kesehatan melalui PAM center INFORMASI, DAN REGULASI
KESEHATAN
5. PEMBIAYAAN KESEHATAN
6. PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN KESEHATAN 1. Penguatan sistem dan
1. Sinkronisasi penggunaan integrasi perencanaan
anggaran kesehatan dari kesehatan di setiap level
berbagai sumber (desa, kecamatan,
1. Pelaksanaan penelitian dan
2. Optimalisasi pemanfaatan kabupaten/kota, provinsi dan
kajian di bidang kesehatan
dana desa untuk kesehatan pusat)
2. Penyediaan analisis District
3. Peningkatan penyerapan DAK 2. Penyediaan data kesehatan
Health Account (DHA) dan
bidang kesehatan yang valid sampai di tingkat
Provincial Health Account
(PHA) rumah tangga
3. Monitoring dan evaluasi
pelaksanaan pembangunan
KEMATIAN IBU
KEMATIAN BAYI

PENYEBAB KEMATIAN BAYI


TAHUN 2017 DI PROVINSI NTT
N (HIV) = 650
N = 6.743 N (AIDS) = 554

N = 542
NTT = 72,2 NTT = 65,9

NTT = 50,78 NTT = 80,7


RATIO TENAGA KESEHATAN DI NTT

JENIS NTT (: 100,000) / Penduduk STANDAR


PROPORSI TENAGA KESEHATAN
NASIONAL 2019
TENAGA KESEHATAN (: 100,000)
2013 2014 2015 2016 2017

✓ Dokter 1 1 1 1 2 11
Spesialis 10 15 11 11 12 45
✓ Dokter Umum 3 4 3 3 3 13
✓ Dokter Gigi 100 100 82 82 88 180
✓ Perawat 8 8 9 10 9 18
✓ Perawat Gigi 56 56 72 72 74 120
✓ Bidan 5 5 9 9 10 14
✓ Ahli Gizi 11 11 14 14 16 18
✓ Sanitarian 2 2 2 2 3 12
✓ Apoteker 7 7 11 11 13 15
✓ SKM 5 5 12 10 13 24
✓ Asisten 1 1 2 - 2 5
Apoteker 8 8 7 2 10 16
✓ Keterapian Fisik
✓ Keteknisan
Medis
13 ( TIGA BELAS )
KEBUTUHAN KETERSEDIAAN KEKURANGAN
JENIS TENAGA KESEHATAN
✓DOKTER SPESIALIS 502 158 344
✓DOKTER UMUM 2,015 344 1.671
✓DOKTER GIGI 604 125 479
✓PERAWAT 7.958 4.191 3.767
✓PERAWAT GIGI 1.511 432 1.079
✓BIDAN 5,037 3,300 1.737
✓AHLI GIZI/ NUTRITION 1.511 481 1.030
✓AKL / SANITARIAN 1.511 788 723
✓APOTEKER 1.511 144 1.367
✓KESMAS/ SKM 1.511 637 874
✓ASISTEN APOTEKER 1,511 634 877
✓KETERAPIAN FISIK 1.511 81 1.430
✓KETEKNISAN MEDIS 1.511 481 1.030
JUMLAH 28.204 11.792 16.412
SUMBER :BPSDMK_DINKES NTT 2017.
PMK 56/2014 DAN PMK 75.2014 PENDUDUK NTT 2017 5.636.897JW
JUMLAH FASILITAS KESEHATAN
DI PROVINSI NTT 2018

FASKES TK. PERTAMA


STANDAR
Puskesmas FASKES TK. LANJUTAN
402 1. SETIAP KECAMATAN
(PKM)
MEMILIKI MINIMAL 1
➢ PKM Rumah Sakit
199 49% (RS):
50 PUSKESMAS
Perawatan TERAKREDITASI
➢RS 2. SETIAP KABUPATEN/
➢ PKM Non 23 46%
203 51% Pemerintah KOTA MEMILIKI
Perawatan
➢RS Swasta 18 36% MINIMAL 1 RSUD
TERAKREDITASI
Puskesmas ➢RS
107 5 10%
PONED TNI/POLRI
Pustu 1.103 ➢RS Khusus 4 8% Kondisi Saat Ini
Pusling 2.762 Kelas RS :
➢Pusling ➢ Kelas B
357 3 6% 1. 189 Kecamatan
Roda 4 (Non Pend) belum memiliki
➢Pusling puskesmas
2.398 ➢ Kelas C 20 40%
Roda 2 terakreditasi
➢Pusling Air 7 ➢ Kelas D 27 54% 2. 10 Kabupayen
Pusk. RS belum memiliki
122 30% 32 64% Puskesmas
Terakreditasi Terakreditasi
Pusk. Blm RS Belum terakreditasi
280 70% 18 36%
Akreditasi Terakreditasi
Baru 117 dari 306 Kecamatan memiliki Puskesmas Terakreditasi
MAPPING AKREDITASI RS PEMERINTAH
KONDISI JUNI 2018

RSUD
RSUD BEN RSUD LARANTUKA
BAJAWA RSUD TC. RSUD
MBOY HILERS RSUD KALABAHI
RSUD ENDE MAUMERE LEWOLEBA

RSUD
ATAMBUA

Baru 12 dari 22
RSUD
Kab/Kota NAIBONAT

memiliki RSUD
Terakreditasi RSUD PROF.
JOHANNES RSUD SOE

RSUD UMBU
RARA MEHA RSUD S.K.
LERIK
MAPPING AKREDITASI RS SWASTA
KONDISI JUNI 2018

RS GABRIEL
KEWAPANTE
RS BUKIT
RS RAFAEL RS
ANTONIUS RS ELISABETH
CANCAR JOPU LELA

RS HALILULIK

RS NAOB

RSK
LENDEMORIPA
RSUD
MAMAMI

RS SILOAM

RS TNI AL

RS CAROLUS
BORROMEUS RS KARTINI

RS KARITAS
RSUD
RS LEONA WIRASAKTI
RSK
LINDIMARA
RS
BHAYANGKARA
RS DEDARI
RS YANG BELUM AKREDITASI
No KOTA/KABUPATEN STATUS
1 RS TNI AU EL TARI BELUM
2 RSUD Kefamenanu BELUM
3 RS Sito Husada BELUM
4 Rumkitban 09.08.02 BELUM
5 RS Bergerak Sumba Tengah BELUM
6 RS kusta St Damian BELUM
7 Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo BELUM
8 RSUD Waikabubak BELUM
9 RS Bergerak Alor BELUM
10 RS Imanuel BELUM
11 RSUD Sabu BELUM
12 RSUD Rote Ndao BELUM
13 RSPP Betun BELUM
14 RSUD Aeramo BELUM
15 RSUD Komodo BELUM
16 RS Jiwa BELUM
17 RS Leona Kefamenanu BELUM
18 RS Muder Ignasia BELUM
PENANGANAN GIZI BURUK BERBASIS MASYARAKAT
DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
38
Apa itu kekurangan gizi akut & kronis?
Tinggi normal

Normal Kurus/wasting Pendek/stun Gizi Kurang


Berat badan ting Berat badan
rendah menurut Tinggi badan rendah menurut
panjang/tinggi rendah umur
badan (BB/TB) menurut umur (BB/U)
(TB/U)
AKUT atau
39

AKUT KRONIS
KRONIS
APA ITU “STUNTING”
“STUNTING” adalah :
• Masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang
kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan
yang tidak sesuai kebutuhan gizi.
• Kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan
gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
• Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada
masa awal setelah anak lahir, tetapi stunting baru nampak
setelah anak berusia 2 tahun.
STUNTING TERLAMBAT 105 cm 125 cm 100
DIKENALI cm
(BARU DAPAT DILIHAT
SETELAH 2 TAHUN)

Usia 2
Usia 4
tahun
tahun
2 bulan
4 bulan

7 thn 7 thn 4 thn

Stunting:
• Dilihat berdasarkan Panjang Badan
per Umur (PB/U) atau Tinggi Badan
per Umur (TB/U). 41 2
• Nilai Z-score <-2,0
Status Gizi Balita di NTT 2007, 2013
dan 2015 menurut standard WHO
Standard 2007 2013 2015 Estimasi Jumlah
WHO Balita penderita
berdasarkan
Riskesdas 2013
Undernutrition 20 - < 29 (buruk) 33.60% 33.07% 25.60% 204,014
> 30% (sangat
buruk)
Stunting 30 - < 39 (buruk ) 46.70% 51.73% 41.02% 319,131
> 40% (sangat
buruk)
Wasting 10 - < 15 (buruk ) 20.00% 15.44% 13.60% 95,252
> 15% (sangat (42,652 gizi buruk)
buruk)

Ssumber Riskesdas 2007, Riskesdas 2013 & PSG 2017


SITUASI STATUS GIZI BALITA DI PROVINSI NTT
(HASIL PEMANTAUAN STATUS GIZI 2016-2017)

43
PERSENTASE BALITA STUNTING
PER PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2017
Tertinggi di Indonesia

+ = 29,6%

Sumber: Pemantauan Status Gizi, 2017


PETA BALITA STUNTING PROVINSI NTT TAHUN 2017

Sumber: Pemantauan Status Gizi, 2017


0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
23,2
50,3
25,3
34,1
26,5
29,1
26,8
25,1
30,1
35,0

Sumber : PSG 2016 & 2017


30,2
41,7
33,9
43,5
34,5
30,0
35,0
44,6

2016
38,0
39,8
38,2
36,5
38,6
49,7
40,6
38,0

2017
43,0
40,8
43,0
40,2
44,4
39,3
45,4
47,3
46,4
35,9
46,7
46,7
Perbandingan Prevalensi Balita Stunted (TB/U)

46,9
38,7
49,2
40,8
57,3
53,5
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi NTT, Tahun 2016 - 2017

38,7
40,3
KONSEKUENSI STUNTING

Perbedaan volume dan


struktur otak anak usia 3
tahun normal dan dengan
pertumbuhan terhambat

SYARAT MASUK
PERGURUAN TINGGI

Menurunnya Produktivitas
Kemampuan Belajar Kemampuan Bersaing,
Rendah (Kehilangan 5-11 IQ Pendapatan (3-4 GDP loss)
Points→ resiko tidak naik
kelas 16%)
Anak yang Stunting & Wasting Beresiko Meninggal Lebih
Tinggi
▪ Meningkatkan resiko
meninggal dari penyakit infeksi
seperti diare, pneumonia dan
campak.
▪ Episode Wasting yang terus
menerus meningkatkan resiko
Stunting.
▪ Untuk mengatasi masalah ini,
adalah VITAL untuk memiliki
strategi yang mengatasi
hubungan antara wasting dan
stunting.
Olofin, McDonald et al. 2013

48
Apa penyebab Utama Stunting di NTT?
Di Kab Kupang hanya 36% 14% anak-anak menderita diare dalam
anak-anak usia 6-23 bulan 2 minggu terakhir ; 27,8% bayi tidak
mengkonsumsi “asupan mendapat imunisasi dasar lengkap,
minimum” ; 57% dari anak Annual parasite incidences (API) 3,77
usia 0-6 bulan di NTT tidak per 1.000 penduduk , serta Penanganan
mendapatkan ASI ekslusif Diare: 70,9%

15.25% BAB di tempat terbuka


; 13,46% penduduk NTT yang
75% rumah mempunyai sumber air
tangga di minum <10 meter dari Tempat
kabupaten penampungan tinja; dan 57%
TTS tidak Ketahanan penduduk NTT belum
mampu Pangan di mendapatkan akses air minum
mengusahak tingkat rumah bersih dan layak.
an makanan tangga
bergizi Infrastruktur
Kesehatan dan Pendidikan Program Intervensi
Pemerintah
Tenaga Kesehatan
KEBIJAKAN OPERASIONAL INTERVENSI PERBAIKAN
GIZI BERBASIS MASYARAKAT DI PROVINSI NTT

50
KERANGKA INTERVENSI STUNTING DI NTT
Kerangka Intervensi Stunting yang dilakukan oleh
Pemerintah Daerah Provinsi NTT yaitu :
• Intervensi Gizi Spesifik ; merupakan intervensi
yang ditujukan kepada anak dalam 1.000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK) dan berkontribusi pada
30% penurunan stunting.

• Intervensi Gizi Sensitif ; dilakukan melalui


berbagai kegiatan pembangunan diluar sektor
kesehatan yang memberikan kontribusi sebesar
70% untuk Intervensi Stunting.
51
KONTRIBUSI INTERVENSI PERBAIKAN GIZI

INTERVENSI GIZI SPESIFIK INTERVENSI GIZI SENSITIF


▪ Upaya-upaya untuk mencegah dan mengurangi ▪ Upaya-upaya untuk mencegah dan
gangguan secara langsung mengurangi gangguan secara tidak langsung
▪ Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh ▪ Berbagai kegiatan pembangunan pada
sektor kesehatan umumnya non-kesehatan
▪ Kegiatannya antara lain spt imunisasi, PMT ibu ▪ Kegiatannya antara lain penyediaan air bersih,
hamil dan balita, monitoring pertumbuhan kegiatan penanggulangan kemiskinan, dan
balita di Posyandu kesetaraan gender
▪ Sasaran: khusus kelompok 1.000 HPK (Ibu ▪ Sasaran: masyarakat umum, tidak khusus
Hamil, Ibu Menyusui, dan Anak 0-23 bulan) untuk 1000 HPK

52
Kegiatan Penunjang:
• Pemenuhan SDM Gizi
PROYEK PRIORITAS Kegiatan:
• Kompetensi Gizi: • Pencegahan dan
Asuhan Gizi di Penanggulangan Anemia
Puskesmas Gizi Remaja Putri dan WUS
• Surveilans Gizi • Pendidikan Gizi Seimbang dan
• Pemantauan Status
Remaja Kesehatan reproduksi Remaja
Gizi Putri dan Putri
WUS • Gizi dan kespro calon
pengantin
Kegiatan:
• Inisiasi Menyusu Dini
(IMD), ASI Eksklusif dan
PMBA Penurunan
• Pemantauan
pertumbuhan
• Imunisasi dasar lengkap
Stunting Kegiatan:
• Pencegahan dan
• PMT Balita Gizi Ibu Penanggulangan Anemia
• Manajemen terpadu
balita sakit (MTBS) untuk Gizi Bayi Hamil dan dan KEK pada ibu hamil
• ANC ibu hamil
penyakit yang sering di
derita dan penyebab dan Balita Menyusui • Kesehatan lingkungan
keluarga
kematian anak (Diare,
• Pendidikan gizi ibu hamil
Pneumonia, Campak,
dan menyusui di keluarga
Malaria
• Tatalaksana anak gizi
buruk
RKP 2018 PENURUNAN STUNTING 53
INTERVENSI GIZI SPESIFIK yang telah dilaksanakan
I. sasaran Remaja Putri:
Pemberian Tablet Tambah Darah
II. Sasaran Anak Usia Sekolah:
1.Penjaringan
2.Upaya Kesehatan Sekolah
3.Imunisasi Anak Sekolah
III. Sasaran Ibu Hamil:
1.Memberikan makanan tambahan pada ibu hamil untuk mengatasi kekurangan energi
dan protein kronis.
2.Memberikan Tablet Tambah Darah
3.Melindungi ibu hamil dari Malaria.
4. Penanggulangan kecacingan pada ibu hamil
IV. Sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia baru lahir hingga usia 6 Bulan:
1.Mendorong inisiasi menyusui dini (pemberian ASI jolong/colostrum).
2.Mendorong pemberian ASI Eksklusif 6 bulan.
3.Manajemen terpadu bayi muda yang sakit (MTBS)
V. Sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 6 bulan-2 tahun:
1. Mendorong penerusan pemberian ASI hingga usia 23 bulan didampingi oleh pemberian MP-
ASI.
2. Menyediakan obat cacing..
3. Memberikan imunisasi lengkap.
4. Melakukan pencegahan dan pengobatan diare.
5. Manajemen terpadu bayi yang sakit (MTBS)
VI. Pembinaan Pola Makan Keluarga Berbasis menu Gizi Seimbang 54
Contoh Lembar Menu Keluarga
Contoh Menu Lokal
Contoh Menu Lokal
RENCANA AKSI INTERVENSI GIZI SENSITIF K/L

KEMENKEU (Badan Keuangan dan Aset


KEMENDIKBUD (dinas pendidikan) Daerah)
• PAUD dengan muatan pendidikan gizi dan • Dana Insentif Daerah
kesehatan KEMENTAN (dinas Pertanian)
• Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan • Ketahanan pangan
gizi untuk anak sekolah dan Remaja • Pemanfaatan Pekarangan Rumah Tangga
KEMENPUPR (dinas PU dan Penataan Ruang)
KEMENAG (kanwil Agama)
• Sarana air bersih dan sanitasi • Pendidikan gizi dan kesehatan kepada
calon pengantin melalui KUA
KEMEN. PERINDUSTRIAN (Dinas Perindustrian) • Pendidikan Kesehatan dan
• Pembinaan iodidasi industri garam rakyat gizi untukdi madrasah dan pondok
• Pengawasan fortifikasi garam beryodium pesantren
KEMENSOS (Dinas Sosial) • Mendorong peran serta ulama untuk
• Bantuan Pangan Non-Tunai dengan sumber pendidikan gizi dan kesehatan
protein (telur) BPOM
• PKH, pemanfaatan fasilitator untuk • Keamanan pangan
pendidikan gizi dan pemantauan kepatuhan • Monitoring pangan terfortifikasi di lapangan
layanan kesehatan secara berkala
KEMENDAGRI (Pemda dan Dukcapil) BKKBN
• Nomor Induk Kependudukan • Pendidikan Kesehatan Reproduksi untuk Remaja
termasuk madrasah dan pondok pesantren
• Akta kelahiran
• Bina Keluarga Balita untuk peningkatan
• Fasilitasi program dan kegiatan gizi dalam APBD pengetahuan dan keterampilan orang tua dan
anggota kelurga lain dalam pembinaan tumbuh
KEMENDESPDTT (Dinas Pemberdayaan Masy. Desa) kembang anak sejak dalam kandungan
• Pengangaran Dana Desa untuk kegiatan gizi

14
Kerjasama Lintas Kementerian/Lembaga Terkait

1. Menyediakan dan Memastikan Akses pada Air Bersih melalui program


PAMSIMAS (Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi Berbasis Masyarakat).
2. Meningkatkan praktik hidup bersih dan sehat di masyarakat
3. Meningkatkan jumlah masyarakat yang memiliki akses air minum dan sanitasi
yang berkelanjutan
4. Menyediakan dan Memastikan Akses pada Sanitasi melalui Kebijakan Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang pelaksanaanya dilakukan oleh
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama dengan Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPERA).
5. Memberikan Pendidikan Gizi Masyarakat melalui Pelatihan Konseling
pemberian makan bayi dan anak atau PMBA sampai tingkat kader di 9
kabupaten
6. Pembinaan Pola Makan Keluarga Berbasis Menu Gizi Seimbang terhadap
keluarag di 22 kabupaten/kota
7. Pemantauan Bayi Baru Lahir oleh kader PKK tingkat Desa/kelurahan

59
PENGUATAN SURVEILANS GIZI
KABUPATEN
LOKUS PENINGKATAN KAPASITAS OLEH:
STUNTING UNIVERSITAS, POLTEKKES DAN
LITBANG KESEHATAN & GIZI

PUSKESMAS
LOKUS
STUNTING
TPG DAN KADER :
SURVEILANS • E-PPGBM
• PEMANTAUAN
GIZI PERTUMBUHAN
DESA LOKUS
• PELATIHAN PMBA
STUNTING • ASUHAN GIZI
(JML POSYANDU) PUSKESMAS
• HEALTH PROMOTION
KELUARGA
INTERVENSI
Strategi Pengumpulan Data Status Gizi Balita (e-PPGBM)
“by Name by Adress”
di Tingkat Posyandu
dalam upaya intervensi masalah gizi
Halaman LOGIN Sigizi Terpadu
Early Warning System ePPGBM
Laporan Daftar Balita Sangat Pendek di wilayah Puskesmas
SALAH SATU DUKUNGAN UNICEF DALAM
PENANGANAN KASUS GIZI BURUK DI
KABUPATEN KUPANG

65
INTERVENSI GIZI SPESIFIK

Manajemen penanganan kekurangan gizi akut terintegrasi


melalui
PROGRAM GIZI BERBASIS MASYARAKAT
Kekurangan gizi akut
• Terjadi karena infeksi akut dan/atau kurang
asupan makanan yang baru saja terjadi

• Sangat kurus adalah kegawat-daruratan


medis yang membutuhkan perhatian
segera

• Ada tiga jenis gizi buruk dengan kelainan


klinis yaitu:
– Marasmus (kurang kalori)
Marasmus – Kwashiorkor (kurang protein)
– Marasmus-kwashiorkor (kurang
kalori dan protein)
Kwashiorkor
Dengan melakukan pengukuran
antropometri BB/PB,TB kurang dari
<-3 sd
67
Trend Jumlah Kasus Gizi Buruk yang Dilaporkan dan Dirawat
di Provinsi NTT Tahun 2013 s.d 2017

TAHUN
Ket: Jumlah Kumulatif per tahun
Sumber Data : Dinkes Provinsi NTT diolah dari Laporan Dinkes Kab/Kota
50

0
100
150
250
300
350
400

200

Provinsi NTT
Nagekeo 7
Ngada 10
Sumba Tengah 23
Manggarai Barat 46
TTU 49

Sumber: Laporan dari Kabupaten/Kota


Belu 64
N=3.070

Sumba Barat 66
Rote Ndao 75
Ende 85
Flotim 87
Manggarai Timur 94
Malaka 123
Manggarai 127
di NTT Tahun 2017

Sikka 135
Lembata 137
Sumba Timur 174
Kupang 244
Sumba Barat Daya 272
Kota Kupang 279
Sabu Raijua 286
TTS 340
Perkembangan Jumlah Kasus Gizi Buruk Menurut Kabupaten/Kota

Alor 347
Mengapa rawat jalan diperlukan?

• Biasanya anak sangat kurus dirawat melalui


layanan rawat inap di rumah sakit atau
puskesmas
• Kesulitan untuk rawat inap:
– Keluarga seringkali sulit menemani anak untuk waktu lama di
rumah sakit → cakupan rendah dan drop out tinggi
– Jika semua kasus gizi buruk di rawat inap maka pasien dengan
penyakit lain tidak dapat ditangani optimal.
– Risiko tinggi terinfeksi penyakit yang lain.
• WHO merekomendasikan jika ada anak kurus atau sangat
kurus yang tidak memiliki komplikasi medis dapat dirawat
dengan rawat jalan
Prinsip dasar untuk manajemen efektif penanganan
Anak Sangat Kurus
• Identifikasi anak sangat kurus sedini mungkin, sebelum ada komplikasi
• Memberikan perawatan:
– Sangat kurus tanpa komplikasi medis → rawat jalan dengan ready-to-use
therapeutic food (RUTF)
– Sangat kurus dengan komplikasi medis → rawat inap dengan F75 and
F100
• Perawatan sesuai kebutuhan: memastikan anak betul betul sembuh ( status gizi
normal)
• Integrasi layanan kedalam layanan kesehatan rutin
Penanganan Gizi Berbasis Masyarakat meningkatkan cakupan layanan dan akses
KEBIJAKAN TENAGA
KESEHATAN KEPULAUAN
DAN DAERAH TERPENCIL

Kabid Kesmas Dinkes Prov. NTT


RENBUT SDMKes
Pemenuhan berdasarkan jumlah, jenis, kompetensi
dan pendayagunaan melalui penguatan rencana
kebutuhan:
1. Program Nusantara Sehat
2. Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS)
3. Program Internship Dokter Indonesia (PIDI)
dengan berkoordinasi dengan Badan PPSDMKes
Kemenkes RI
4. Perekrutan tenaga PTT Daerah NTT bersumber
dana APBD Provinsi

Kabid Kesmas Dinkes Prov. NTT


PENDEKATAN
• Bersifat komprehensif melibatkan anggota tim
dengan berbagai jenis tenaga:
– Dokter,
– Dokter gigi,
– Perawat,
– Bidan,
– Tenaga Kesehatan Masyarakat,
– Tenaga Kesehatan Lingkungan,
– Tenaga Ahli Laboratorium Medik,
– Tenaga Gizi,
– Tenaga Kefarmasian.
DIKLAT PEMBEKALAN
• Bertugas selama 2 tahun di Wahana Puskesmas.
• Diklat 30 hari BBPK Ciloto Jawa Barat (NST) atau
BBPK Hang Jebat III Jakarta (NSI) 10 hari.
• Pembekalan Materi Bela Negara, Keahlian Medis
serta Pengetahuan tentang Program-program
kesehatan yang dilaksanakan oleh Kementerian
Kesehatan RI.
• Pemahaman Budaya-budaya lokal diharapkan
Nakes NS dapat berinteraksi dengan petugas
kesehatan setempat dan masyarakat sekitar di
daerah penempatan.
INFORMASI

• www.nusantarasehat.kemkes.go.id
• Twitter@Nusantara_sehat
• Facebook Nusantara Sehat
• MATERI TEST... Daftar On Line, Screening
Administrasi, Wawancara, Psikotest,
Kesehatan, Diklat...
DATA PENERBITAN STR
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
TAHUN
NO NAMA PROFESI
2016 2017 2018
PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA
1 (PPNI) 1727 2275 5575
2 IKATAN BIDAN INDONESIA (IBI) 1129 1590 2830
3 PERSATUAN PERAWAT GIGI INDONESIA (PPGI) 45 258 275
4 IKATAN FISIOTERAPI INDONESIA (IFI) 5 76 23
5 REFRAKSIONIS OPTISIEN INDONESIA (ROPIN) 4 3 3
6 IKATAN TERAPIS WICARA INDONESIA (IKATWI) - 1 -

7 PERHIMPUNAN RADIOGRAFER INDONESIA (PARI) 22 11 51


8 PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA (AKZI) 230 243 304
9 PERHIMPUNAN PROFESIONAL PEREKAM MEDIS 13 95 43
10 HIMPUNAN AHKLI KES. LINGKUNGAN INDONESIA 234 90 91
11 IKATAN ELEKTROMEDIS INDONESIA (IKATEMI) 3 23 10
PERSATUAN AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM
12 MEDIK 112 287 208
IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
13 (IAKMI) 899 215 310
14 IKATAN FISIKIAWAN MEDIS INDONESIA (IKAFMI) - 2
15 PERSATUAN TEKNISI GIGI INDONESIA (PTGI) - 1 -
16 TEKNISI TRANSFUSI DARAH 4 - -
17 PERAWAT ANESTESI - 30 15
18 EPIDEOMOLOGI - - 1
19 PROMOSI KESEHATAN - - 1
TOTAL 4427 5198 9742
Aplikasi Registrasi Online dapat
diakses melalui:

mtki.kemkes.go.id
JUMLAH KELULUSAN PADA INSTITUSI PENDIDIKAN KESEHATAN DI PROVINSI N T T
NO INSTITUSI PENDIDIKAN ORANG LULUSAN
1. POLTEKKES KEMENKES KUPANG ( 7 PRODI ) AKREDITASI ( B ) 10.987 2002-2018
2. UNIPA MAUMERE PRODI KEPERAWATAN ( C ) 627 2005-2018
3. AKPER PEMERINTAH KABUPATEN BELU (UNIMOR) KEFAMENANU TTU 1.381 2005-2018
PRODI KEPERAWATAN FAKULTAS PERTANIAN ( B )
4. AKPER SANTA ELIZABETH LELA _MAUMERE ( C ) 276 2011-2018
5. AKPER PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA BARAT (C) 213 2013-2018
6. AKPER MARANATHA KUPANG ( C ) 888 2005-2018
7. STIKES MARANATHA KUPANG PRODI KEBIDANAN ( C ) 1.262 2010-2018
8. STIKES MARANATHA KUPANG PRODI NERS ( C ) 255 2016-2018
9. STIKES CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG PRODI KEBIDANA (C) 426 2011-2018
10. STIKES CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG PRODI KEPERAWATAN (C) 706 2011-2018
11. STIKES CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG PRODI NERS ( C ) 153 2014-2018
12. STIKES CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG PRODI KEFARMASIAN ( C ) 0 2018
13. STIKES SANTA ELIZABETH KEFAMENANU TTU ( C) 52 2017-2018
14. STIKES SANTA PAULUS RUTENG MANGGARAI PRODI KEBIDANAN ( C ) 59 2017-2018
Sumber : BPSDMK_DINKES PROVINSI NTT JUMLAH 17.245- 2002-2018
400=16.845 (SEPTEMBER)
PROGRAM NUSANTARA SEHAT (NST DAN NSI)
NO PENUGASAN KHUSUS TEAM BASED PENUGASAN KHUSUS INDIVIDU
NUSANTARA SEHAT_ PMK 23/2015 PMK 16/2017
1. DOKTER UMUM DOKTER UMUM
2. DOKTER GIGI DOKTER GIGI
3. PERAWAT PERAWAT
4. BIDAN BIDAN
5. TENAGA KEFARMASIAN TENAGA KEFARMASIAN
6. TENAGA KESEHATAN LINGKUNGAN TENAGA KESEHATAN LINGKUNGAN
7. TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT
8. TENAGA GIZI TENAGA GIZI
9. TENAGA TEKNOLOGI LABORATORIUM TENAGA TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
MEDIK
Usia 35 tahun, bagi Dr/Drg. Nakes lainnya 30
tahun, status belum menikah dan bersedia tdk Usia maksimal 40 tahun, status sudah
menikah selama 6 bulan sejak masa penugasan, menikah atau belum menikah
SUMBER : sehat jasmani rohani, bebas narkoba, berkelakuan yll sda....
baik, STR, bersedia ditempatkan sesuai dg PERMENKES NO. 75 TAHUN 2014 TENTANG
kebutuhan Kemkes, berkomitmen penuh terhadap PUSKESMAS
semua Program Kesehatan.
PENEMPATAN PROGRAM NUSANTARA SEHAT PENUGASAN KHUSUS
DI PROVINSI NTT TAHUN 2018

NO KABUPATEN/ KOTA KOMPETENSI ORANG


WAHANA
1. PERAWAT, KESLING,KESMAS,GIZI, FARMASI,ANALIS 21
MANGGARAI
KESEHATAN, BIDAN, DOKTER GIGI
2. ROTE NDAO DRG, BIDAN, PERAWAT, LABOARAORIUM, GIZI 25
3. FLORES TIMUR KESMAS, KESLING, GIZI, FARMASI 10
4. MANGGARAI BARAT DOKTER UMUM, KESMAS, FARMASI 8
5 LEMBATA DOKTER UMUM, PERAWAT,FARMASI 6
6. SIKKA DOKTER GIGI, KESMAS,GIZI, LABORATORIUM 7
7. BELU DOKTER GIGI 1
8. SUMBA BARAT FARMASI, LABORATORIUM, DOKTER GIGI 4
9. ENDE DOKTER UMUM, DOKTER GIGI,GIZI 9
91+58=
TOTAL 149X24XRP.8,000,000 = RP.28,608,000,000,-
149
PENEMPATAN PROGRAM NUSANTARA SEHAT BASED TEAM’S
DI PROVINSI NTT TAHUN 2017

NO KABUPATEN/ KOTA KELOMPOK ORANG


WAHANA
1. KUPANG 4 23

2. TTU 4 24
3. MALAKA 1 6
4. MANGGARAI 1 6
5 MANGGARAI TIMUR 1 6
6. ALOR 4 23
7. BELU 5 37
8. ROTE NDAO 1 6
9. ENDE 2 10
10. SUMBA BARAT DAYA 2 11
11. MANGGARAI BARAT 2 11

70+152 X 24 X RP. 8,000,000 =


TOTAL 15
RP.42,624,000,000,-
TOTAL ANGGARAN PENDAYAGUNAAN SDM KESEHATAN
DI PROVINSI NTT DANA BPPSDMK_KEMENKES RI
TAHUN 2014 S/D 2018 (SEPTEMBER)
N PROGRAM/ JUMLAH DANA BPPSDMK-
O TAHUN SATUAN PUSRENGUN (Rp).
1. WKDS Tahun 2017 33 X 12 X Rp. 35.000.000 13.860.000.000
2. PIDI 679 X 12 X Rp. 3.500.000 28.518.000.000
Tahun 2014-2018
3. NUSANTARA SEHAT 70/152 X 24 X 42.624.000.000
BASE TEAM Rp. 8.000.000/ 58.608.000.000
Tahun 2017 Rp. 11.000.000
4. NUSANTARA SEHAT 149 X 24 X Rp. 8.000.000/ 26.608.000.000
PENUGASAN Rp. 11.000.000 39.336.000.000
KHUSUS Tahun 2017
1.013 NAKES 111.610.000.000,-
TOTAL
140.322.000.000,-
P

Terima Kasih
Kabid Kesmas Dinkes Prov. NTT

Anda mungkin juga menyukai