Anda di halaman 1dari 14

“EPIDEMIOLOGI PENYAKIT

MENULAR"

OLEH :
KELOMPOK 7
• Askariasis adalah suatu
infeksi yang disebabkan
oleh Ascaris lumbricoides
atau yang secara umum
dikenal sebagai cacing
gelang . Cacing gelang ini
tergolong Nematoda
intestinal berukuran terbesar
pada manusia.
PENYEBAB ASCARIASIS

Ascariasis disebabkan karena


mengkonsumsi makanan atau minuman
yang terkontaminasi roundworm eggs.
Ascariasis adalah infeksi cacing pada
usus yang ditemukan pada orang yang
higienisnya buruk, sanitasi yang jelek,
dan penggunaan feses sebagai pupuk.
Masa inkubasi dari ascariasis
membutuhkan 4 hingga 8 minggu
untuk menjadi lengkap. Cacing
betina dewasa yang subur hidup
diusus. Umur yang normal dari
cacing dewasa adalah 12 bulan;
paling lama bisa lebih dari 24
bulan, cacing betina dapat
memproduksi lebih dari 200.000
telur sehari. Dalam kondisi yang
memungkinkan telur dapat tetap
bertahan hidup di tanah selama
bertahun – tahun.
GEJALA KLINIS

Gejala yang timbul pada penderita


Gejala klinis yang timbul dari Ascariasis Ascariasis berdasarkan migrasi larva dan
tergantung dari beratnya infeksi, keadaan perkembangbiakan cacing dewasa, yaitu :
umum penderita, daya tahan, dan kerentanan 1. Gejala akibat migrasi larva A.
penderita terhadap infeksi cacing ini . Gejala lumbricoides
klinis yang timbul bervariasi, bisa dimulai dari Selama fase migrasi, larva A.
gejala yang ringan seperti batuk sampai dengan lumbricoides di paru penderita akan
yang berat seperti sesak nafas dan perdarahan membuat perdarahan kecil di dinding
alveolus dan timbul gangguan batuk dan
demam. Pada foto thorak penderita
Ascariasis akan tampak infiltrat yaitu
tanda terjadi pneumonia dan eosinophilia
di daerah perifer yang disebut sebagai
sindrom Loeffler. Gambaran tersebut akan
menghilang dalam waktu 3 minggu
2. Gejala akibat cacing dewasa
Selama fase didalam saluran pencernaan,
gejala utamanya berasal dari dalam usus
atau migrasi ke dalam lumen usus yang lain
atau perforasi ke dalam peritoneum. Cacing
dewasa yang tinggal dilipatan mukosa usus
halus dapat menyebabkan iritasi dengan
gejala mual, muntah, dan sakit perut.
CARA PENULARAN

Cara penularan Ascariasis terjadi melalui beberapa jalan yakni


telur infektif A.lumbricoides yang masuk ke dalam mulut
bersamaan dengan makanan dan minuman yang
terkontaminasi, melalui tangan yang kotor tercemar terutama
pada anak, atau telur infektif yang terhirup udara bersamaan
dengan debu. Pada keadaan telur infektif yang terhirup oleh
pernapasan, telur tersebut akan menetas di mukosa alat
pernapasan bagian atas dan larva akan segera menembus
pembuluh darah dan beredar bersama aliran darah (Soedarto,
2009). Cara penularan Ascariasis juga dapat terjadi melalui
sayuran dan buah karena tinja yang dijadikan pupuk untuk
tanaman sayur-mayur maupun buah-buahan (Sutanto dkk.,
2008; Duc dkk, 2013).
PENCEGAHAN

1.Tidak makan makanan mentah (sayuran,daging babi,


daging sapi dan daging ikan), buah dan melon dikonsumsi
setelah dicuci bersih dengan air.
2.Minum air yang sudah dimasak mendidih baru aman.
3.Menjaga kebersihan diri, sering gunting kuku,
membiasakan cuci tangan menjelang makan atau sesudah
buang air besar.
4.Bila muncul serupa gejala infeksi parasit usus, segera
periksa dan berobat ke rumah sakit .
5. Penyuluhan kesehatan tentang sanitasi yang baik, hygiene
keluarga dan hygiene pribadi seperti:
-Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk tanaman.
-Sebelum melakukan persiapan makanan dan hendak makan,
tangan dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan sabun.
-Sayuran segar (mentah) yang akan dimakan sebagai lalapan,
harus dicuci bersih dan disiram lagi dengan air hangat karena
telur cacing Ascaris dapat hidup dalam tanah selama
bertahun-tahun.
-Buang air besar di jamban, tidak di kali atau di kebun
PENGOBATAN

Pengobatan dapat dilakukan secara perorangan atau


masal pada masyarakat. Untuk perorangan dapat
diberikan piperasin dosis tunggal untuk dewasa 3-
4gram, anak 25mg/kgBB; pirantel pamoat dosis
tunggal 10mg/kgBB; mebenzadol 2×100mg/hr selama
3hr atau 500mg dosis tunggal; albenzadol dosis
tunggal 400mg.
Pengobatan masal diperlukan beberapa syarat
seperti:
obat mudah diterima masyarakat
aturan pemakaian sederhana
mempunyai efek samping minim
bersifat polivalen, sehingga dapat berkhasiat
terhadap beberapa jenis cacing
harganya murah
DISTRIBUSI FREKUENSI PENYAKIT
ASCARIASIS

1.Frekuensi dan penyebaran di Indonesia dan dunia


Indonesia merupakan prevalensi askariasis tinggi, terutama pada anak. Frekuensinya
antara 60-90%. Menurut Elmi et al (2004) dalam Oktavianto (2009), pada penelitian
epidemiologi yang telah dilakukan hampir di seluruh Indonesia, terutama pada anak-
anak sekolah dan umumnya didapatkan angka prevalensi tinggi yang bervariasi.
Prevalensi askariasis di propinsi DKI Jakarta adalah 4-91%, Jabar 20-90%, Yogyakarta
12-85%, Jatim 16-74%, Bali 40-95%, NTT 10-75%, Sumut 46-75%, Sumbar 2-71%,
Sumsel 51-78%, Sulut 30-72%. Negara China dan Asia Tenggara tingkat prevalensinya
41-92% dimana di Afrika berkisar 95%. Prevalensi di Bangladesh dan India berturut-
turut adalah 82% dan 85%. Prevalensi askariasis sangat dipengaruhi oleh proporsi
populasi disuatu daerah, status sanitasi, level edukasi, penggunaan feses manusia
sebagai pupuk, jenis diet yang dikonsumsi, dan higienitas personal. 30% dewasa dan
60-70% anak-anak menderita askariasis di tempat endemik.
2. EPIDEMIOLOGI
ASPEK ORANG ASPEK TEMPAT
Pada umumnya lebih banyak ditemukan pada Cacing ini merupakan parasit yang
anak-anak berusia 5 – 10 tahun sebagai host kosmopolit yaitu tersebar diseluruh
(penjamu) yang juga menunjukkan beban dunia, lebih banyak di temukan di
cacing yang lebih tinggi.Hal ini disebabkan daerah beriklim panas dan lembab.
oleh karena kesadaran anak-anak akan Di pedesan kasus ini lebih tinggi
kebersihan dan kesehatan masih rendah prevalensinya, hal ini terjadi karena
ataupun mereka tidak berpikir sampai ke buruknya sistem sanitasi lingkungan
tahap itu. Sehinga anak-anak lebih mudah di pedesaan, tidak adanya jamban
diinfeksi oleh larva cacing Ascaris misalnya sehingga tinja manusia tidak
melalui makanan, ataupun infeksi melalui kulit terisolasi sehingga larva cacing
akibat kontak langsung dengan tanah yang mudah menyebar.
mengandung telur Ascaris lumbricoides
Aspek waktu
Perkembangan telur dan larva cacing sangat cocok pada iklim tropik dengan
suhu optimal adalah 230C sampai 300C. Jenis tanah liat merupakan tanah yang
sangat cocok untuk perkembangan telur cacing, sementara dengan bantuan
angin maka telur cacing yang infektif bersama dengan debu dapat menyebar
ke lingkungan. Jadi, penyebaran telur cacing ascariasis ini banyak terdapat
pada saat cuaca panas dan berangin karena memudahkan perkembangbiakan
serta penyebarannya.

Anda mungkin juga menyukai