I. Definisi
Demam berdarah dengue (dengue haemorrhagic fever /DHF) adalah penyakit infeksi
yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti dan Aedes albopictus dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan
nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diathesis
hemoragik. Penyakit ini banyak ditemukan didaerah tropis seperti Asia enggara, !ndia,
"ra#il, Amerika termasuk di seluruh pelosok !ndonesia, ke$uali di tempat%tempat ketinggian
lebih dari &''' meter di atas permukaan air laut.&,
Demam berdarah dengue di !ndonesia pertama kali di$urigai terangkit di *urabaya
pada tahun &+-, tetapi kepastian virologiknya baru diperoleh pada tahun &+'.
Demam
berdarah dengue pada orang deasa dilaporkan pertama kali oleh *andana
(&+') yang kemudian se$ara drastis meningkat dan menyebar hampir ke seluruh daerah
di !ndonesia. Faktor yang mempengaruhi peningkatan dan penyebaran kasus Demam
"erdarah Dengue sangat kompleks, yaitu0
&. Pertumbuhan penduduk yang tinggi
. 1rbanisasi yang tidak teren$ana dan tidak terkendali
2. idak ada kontrol vektor nyamuk yang efektif di daerah
endemis 3. Peningkatan sarana transportasi.
Di !ndonesia, karena suhu udara dan kelembaban tidak sama di setiap tempat, maka
pola teradinya penyakit agak berbeda untuk setipa tempat. Di 4aa pada umumnya
infeksi virus dengue teradi mulai aal 4anuari, meningkat terus sehingga kasus terbanyak
terdapat
pada sekitar bulan April 5 6ei setiap tahun.
II. Etiologi
Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang
termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae. Flavivirus merupakan virus dengan
diameter 2' nm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 3 7 &'.
erdapat 3 serotipe virus tipe yaitu D89%&, D89%, D89%2, dan D89%3 yang semuanya
dapat menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue keempat
serotype ditemukan di !ndonesia dengan D89%2 merupakan serotype terbanyak. 2
III. Cara Penularan
1
erdapat tiga faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi virus dengue,
yaitu manusia, virus dan vektor perantara.:irus dengue ditularkan kepada
manusia melalui nyamuk Aedes aegypti, aedes albopi$tus, aedes polynesiensis
dan beberapa spesies yang lain dapat uga menularkan virus ini, namun merupakan
vektor yang kurang
berperan. Aedes tersebut mengandung virus dengue pada saat menggigit
manusia yang sedang mengalami viremia. ;emudian virus yang berada dikelenar liur
berkembang biak dalam aktu - 5 &' hari (e7trinsi$ in$ubationperiod) sebelum dapat
di tularkan kembali
pada manusia pada saat gigitan berikutnya. *ekali virus dapat masuk dan
berkembang
biak di dalam tubuh nyamuk tersebut akan dapat menularkan virus selama
hidupnya (infektif). Ditubuh manusia, virus memerlukan aktu masa tunas 3 5
hari (intrinsi$ in$ubation period) sebelum menimbulkan penyakit. Penularan
dari manusia kepada nyamuk dapat teradi bila nyamuk menggigit manusia yang
sedang mengalami viremia, yaitu hari sebelum panas sampai < hari setelah demam
2
timbul.
IV. Patogenesis
:irus dengue masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk dan infeksi pertama kali
mungkin memberi geala seperti DD. =eaksi tubuh merupakan reaksi yang biasa terlihat
pada infeksi oleh virus. =eaksi yang amat berbeda akan tampak bila seseorang mendapat
infeksi berulang dengan tipe virus dengue yang berlainan. =e%infeksi ini
akan menyebabkan suatu reaksi anamnestik antibodi, sehingga menimbulkan
konsentrasi
kompleks antigen antibodi (kompleks virus antibodi) yang tinggi. 2,3
erdapatnya komplek virus%antibodi dalam sirkulasi darah mengakibatkan hal sebagai
berikut 0&,<
&. ;ompleks virus%antibodi akan mengaktivasi sistem komplemen, berakibat
dilepaskannya anafilatoksin >2a dan ><a.><a menyebabkan meningginya
permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangnya plasma
melalui endotel dinding tersebut, suatu keadaan yang amat berperan dalam
teradinya renatan. Pada D** kadar >2 dan >< menurun masing%masing
sebanyak 22? dan -+?. 9yata pada DHF pada masa renatan
terdapat penurunan kadar komplemen dan dibebaskannya anafilatoksin
dalam umlah -besar, alupun
plasma mengandung inaktivator ampuh terhadap anafilatoksin, >2a Dan
$<a agaknya perannya dalam proses teradinya renatan telah
mendahului proses inaktivasi tersebut. Anafilaktoksin >2a dan ><a
tidak berdaya untuk
membebaskan histamin dan ini terbukti dengan ditemukannya kadar histamin
yang meningkat dalam air seni 3 am pada pasien DHF.
2. eradinya aktivasi faktor Hageman (faktor @!!) dengan akibat akhir teradinya
pembekuan intravaskular yang meluas. Dalam proses aktivasi ini, plasminogen
akan menadi plasmin yang berperan dalam pembentukan anafilatoksin yang
penghan$uran fibrin menadi fibrin degradation produ$t. Disamping itu aktivasi
akan merangsang sistem kinin yang berperan dalam proses
meningginya
permeabilitas dinding pembuluh darah.
V. Manifestasi Klinik
!nfeksi virus dengue mempunyai spe$trum klinis yang luas mulai
dari
ansimtomatik (silent dengue infection), demam dengue (DD), demam berdarah
dengue ( D"D), dan demam berdarah dengue disertai syok (
dengue syok sindrom,D**). ,2
!. DD
Demam akut selama % hari, disertai dua atau lebih manifestasi berikut0
9yeri kepala, nyeri retroorbita, mialgia, manifestasi perdarahan, dan leukopenia.
Dapat disertai trombositopenia.
Hari ke%2%< BBC fase pemulihan (saat suhu turun), klinis membaik.
!!. D"D
Demam tinggi mendadak selama % hari disertai nyeri kepala, nyeri
retroorbita,
mialgia dan nyeri perut.
1i torniuet positif.
=uam kulit 0 petekiae, ekimosis, purpura.
Perdarahan mukosa/saluran $erna/saluran kemih 0 epistaksis, perdarahan
gusi,
hematemesis, melena, hematuri.
Hepatomegali.
Perembesan plasma0 efusi pleura, efusi perikard, atau perembesan ke
rongga
peritoneal.
rombositopenia.
Hemokonsentrasi.
Hari ke 2%< BBC fase kritis (saat suhu turun), peralanan penyakit
dapat
berkembang menadi syok
!!!. D**
6anifestasi klinis seperti D"D, disertai kegagalan sirkulasi (syok).
Eeala syok 0
Anak gelisah, hingga teradi penurunan kesadaran, sianosis.
9afas $epat, nadi teraba lembut hingga tidak teraba.
ekanan darah turun, tekanan nadi &' mmHg.
Akral dingin, $apillary refill turun.
Diuresis turun, hingga anuria
IV. Diagnosis
;riteria ;linis "erdasarkan ;riteria GH &+</&+-/&+- 0
&. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang elas seperti anoreksia, lemah,
nyeri pada
punggung, tulang, persendian , dan kepala, berlangsung terus menerus selama % hari.
. erdapat manifestasi perdarahan, termasuk ui tourniuet positif, petekie,
ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena.
2.Hepatomegali
3.*yok, nadi ke$il dan $epat dengan tekanan nadi I ' mmHg, atau hipotensi disertai gelisah
dan akral dingin.
;riteria laboratoris 0
&. rombositopenia (I &''.'''/Jl)
. Hemokonsentrasi (kadar Ht K '? dari orang normal)
Diangnosis D"D bila terdapat minimal dua geala klinis ditambah geala laboratoris.
V. PENATALAKANAAN
Pengobatan D"D bersifat suportif simptomatik dengan tuuan memperbaiki sirkulasi
dan men$egah timbulnya renatan dan timbulnya ;oagulasi !ntravaskuler Diseminata (;!D).
LAP'(AN KAU
IDENTITA :
9A6A 0 An. !A
;8"A9E*AA9 0 ! ndonesia
AEA6A 0 !s lam
KELUHAN UTAMA : Panas naik turun seak < hari sebelum masuk rumah
sakit,
perdarahan hidung & hari *6=*
Panas dialami penderita seak < hari sebelum masuk rumah sakit. Panas teraba tiba% tiba
tinggi. Penderita lalu minum obat penurun panas, dengan obat penurun panas demam turun
tapi tidak sampai normal, kemudian naik lagi. Panas tidak disertai dengan
keang dan menggigil. Perdarahan dari hidung & hari sebelum masuk rumah
sakit. "atuk bringus disangkal
6ual muntah disangkal
*untikan kali
6orbili 0 %
:ari$ella 0 N
Pertussis 0 %
Diarrhea 0 N
>a$ing 0 %
"atuk/Pilek 0 N
IMUNIAI
DA*A= 1MA9EA9
! !! !!! ! !! !!!
">E N N N
PM! N N N
DP N
>A6PA; N N N
H8PA!!* N N N
PEME(IKAAN )IIK
1mur 0 & tahun
sedang Ei#i 0 ba ik
*ianosis 0 ( %)
Anemia 0 (% )
!kterus 0 (%)
;eang 0 (%)
:ital sign 0
;ulit 0
edema 0 (% )
Mensa 0 ernih
Eerakan 0 normal
6ukosa mulut0
basah Eusi 0
perdarahan (%)
ditengah
;elenar 0 pembesaran ;E" (%)
hora7 0
"ising 0 (%)
R
TE(API
% oralit ad lib
% bs :* / am
(EUME
6=* 2'/&/'&<
;eluhan0 Panas naik turun seak < hari sebelum masuk rumah sakit, perdarahan dari
hidung & hari *6=*
% ralit ad lib
Hasil laboratorium0
Hematokrit 0
32,- Hb 0 &<
,&
Meukosit 0 &''/mm2
rombosit 0
G!DAM (%)
)'LL'+ UP
* 0 Demam (%), Akral dingin (%), 9yeri uluh hati (N) P>:0 2-,-?
rombosit0+'.'''/m2
* 0 Demam (%), Akral dingin (%), 9yeri uluh hati (N) P>:0 2-,-?
rombosit0+'.'''/m2
* 0 Demam (%), Akral dingin (%), 9yeri uluh hati (%) P>:0 23?
rombosit 0 &'&.'''/mm2
% Ranitidin stop
% Traneksamat inj stop
PEM,AHAAN
Diagnosis pada kasus ini adalah demam berdarah dengue grade !!!,
ditegakan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunuang. Pada pasien ini dari
hasil anamnesis didapatkan panas dialami penderita seak < hari sebelum masuk
rumah sakit. Panas teraba tiba% tiba tinggi, Panas tidak disertai dengan keang dan menggigil.
Panas tidak turun sampai normal dengan pemberian obat penurun panas. Perdarahan
dari hidung dialami seak & hari sebelum masuk rumah sakit,riayat trauma atau
menggaruk hidung disangkal pasien, Perdarahan teradi bersamaan dengan demam,
dari pemeriksaan fisik
ditemukan nadi teraba $epat yaitu &-7/menit, tekanan darah -'/' mmHg, dari
hasil laboratorium didapatkan hematoktrit 3<? trombosit -.'''mm2,dari hasil
anamnesis dan
pemeriksaan fisik serta pemeriksaan lab dari pasien ini sesuai dengan kriteria
diagnosis deman berdarah dengue berdasarkan kriteria GH ''+ : yaitu0
&. Panas mendadak terus menerus % hari tanpa sebab yang
elas a. Hari &% 0 naik
b. Hari 2%3 0 turun
$. Hari <% 0 naik
. 6anifestasi perdarahan
0 a. ui torniket (N)
b. pete$hie, ekhimosis ataupun purpura
$. perdarahan mukosa traktus gastrointestinal, epistaksis, perdarahan gusi
2. Hepatomegali.
;riteria Maboratorium0
&. rombositopenia (umlah trombosit &''.'''/ml).
. Hemokonsentrasi, dilihat dari peningkatan hematokrit C'?
menurut standar umur dan enis kelamin.
&
Pembagian Deraat D"D menurut GH ahun &+< 0
Derajat I : Demam diikuti geala tidak spesifik. *atu%satunya manifestasi perdarahan adalah
tes torniuet yang positif atau mudah memar.
Derajat II : Eeala yang ada pada tingkat ! ditambah dengan perdarahan spontan. Perdarahan
bisa teradi di kulit atau di tempat lain.
Derajat III: ;egagalan sirkulasi ditandai oleh denyut nadi yang $epat dan lemah, tekanan
nadi menurun ('mmHg) atau hipotensi, suhu tubuh rendah, kulit lembab dan penderita
gelisah.
Derajat IV : *yok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah
tidak dapat diperiksa.
Dua geala klinis pertama ditambah geala laboratoris dianggap $ukup
untuk menegakkan diagnogsis kera D"D.
Etiologi
Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang
termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae. Flavivirus merupakan virus dengan
diameter 2' nm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 3 7 &'.
erdapat 3 serotipe virus tipe yaitu D89%&, D89%, D89%2, dan D89%3 yang semuanya
dapat menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue keempat
serotype ditemukan di !ndonesia dengan D89%2 merupakan serotype terbanyak. 2,3
Cara Penularan
erdapat tiga faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi virus dengue, yaitu
manusia, virus dan vektor perantara.:irus dengue ditularkan kepada manusia melalui
nyamuk Aedes aegypti, aedes albopi$tus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies yang
lain dapat
uga menularkan virus ini, namun merupakan vektor yang kurang berperan. Aedes
tersebut mengandung virus dengue pada saat menggigit manusia yang sedang mengalami
viremia.
;emudian virus yang berada dikelenar liur berkembang biak dalam aktu - 5 &' hari
(e7trinsi$ in$ubationperiod) sebelum dapat di tularkan kembali pada manusia
pada saat gigitan berikutnya. *ekali virus dapat masuk dan berkembang biak di dalam
tubuh nyamuk tersebut akan dapat menularkan virus selama hidupnya (infektif). <, Ditubuh
manusia, virus memerlukan aktu masa tunas 3 5 hari (intrinsi$ in$ubation period)
sebelum menimbulkan
penyakit. Penularan dari manusia kepada nyamuk dapat teradi bila nyamuk
menggigit manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu hari sebelum panas sampai <
hari setelah demam timbul.
Patogenesis
:irus dengue masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk dan infeksi pertama kali
mungkin memberi geala seperti DD. =eaksi tubuh merupakan reaksi yang biasa
terlihat
pada infeksi oleh virus. =eaksi yang amat berbeda akan tampak bila seseorang
mendapat infeksi berulang dengan tipe virus dengue yang berlainan. =e%infeksi ini akan
menyebabkan suatu reaksi anamnestik antibodi, sehingga menimbulkan konsentrasi
kompleks antigen antibodi (kompleks virus antibodi) yang tinggi.
erdapatnya komplek virus%antibodi dalam sirkulasi darah mengakibatkan hal sebagai
berikut 0
3. ;ompleks virus%antibodi akan mengaktivasi sistem komplemen,
berakibat dilepaskannya anafilatoksin >2a dan ><a.><a menyebabkan
meningginya
permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangnya plasma
melalui endotel dinding tersebut, suatu keadaan yang amat berperan dalam
teradinya renatan. Pada D** kadar >2 dan >< menurun masing%masing
sebanyak 22? dan -+?. 9yata pada DHF pada masa renatan
terdapat penurunan kadar komplemen dan dibebaskannya anafilatoksin
dalam umlah -besar, alupun
plasma mengandung inaktivator ampuh terhadap anafilatoksin, >2a Dan
$<a agaknya perannya dalam proses teradinya renatan telah
mendahului proses inaktivasi tersebut. Anafilaktoksin >2a dan ><a
tidak berdaya untuk
membebaskan histamin dan ini terbukti dengan ditemukannya kadar histamin
yang meningkat dalam air seni 3 am pada pasien DHF.
. eradinya aktivasi faktor Hageman (faktor @!!) dengan akibat akhir teradinya
pembekuan intravaskular yang meluas. Dalam proses aktivasi ini, plasminogen
akan menadi plasmin yang berperan dalam pembentukan anafilatoksin yang
penghan$uran fibrin menadi fibrin degradation produ$t. Disamping itu aktivasi
akan merangsang sistem kinin yang berperan dalam proses
meningginya
permeabilitas dinding pembuluh darah.
-
Eambar 2. Hipotesis infeksi sekunder
Pe!eriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium meliputi kadar hemoglobin, kadar hematokrit,
umlah trombosit, dan hapusan darah tepi untuk melihat adanya limfositosis relatif disertai
gambaran limfosit plasma biru (seak hari ke 2). rombositopenia umumnya diumpai pada
hari ke 2%- seak timbulnya demam. Hemokonsentrasi dapat mulai diumpai mulai hari ke
2 demam.< Pada D"D yang disertai manifestasi perdarahan atau ke$urigaan
teradinya gangguan
koagulasi, dapat dilakukan pemeriksaan hemostasis (P, AP, Fibrinogen, D%Dimer, atau
FDP). Pemeriksaan lain yang dapat dikerakan adalah albumin, *E/*EP,
ureum/ kreatinin. 1ntuk membuktikan etiologi D"D, dapat dilakukan ui
diagnosti$ melalui
pemeriksaan isolasi virus, pemeriksaan serologi atau biologi molekular. Di antara tiga
enis ui etiologi, yang dianggap sebagai baku emas adalah metode isolasi virus. 9amun,
metode ini membutuhkan tenaga laboratorium yang ahli, aktu yang lama (lebih dari &5
minggu), serta biaya yang relatif mahal. leh karena keterbatasan ini, seringkali yang
dipilih adalah metode diagnosis molekuler dengan deteksi materi genetik virus melalui
pemeriksaan reverse transcriptionpolymerase chain reaction (=%P>=). +
Pemeriksaan =%P>= memberikan hasil yang lebih sensitif dan lebih
$epat bila dibandingkan dengan isolasi virus, tapi pemeriksaan ini uga relatif
mahal serta mudah mengalami kontaminasi yang dapat menyebabkan timbulnya hasil
positif semu. Pemeriksaan yang saat ini banyak digunakan adalah pemeriksaan serologi,
yaitu dengan mendeteksi !g6 dan !gE%anti dengue. !munoserologi berupa !g6 terdeteksi
mulai hari ke 2%<, meningkat sampai minggu ke 2 dan menghilang setelah '%+'
hari. Pada infeksi primer, !gE mulai terdeteksi pada hari ke &3, sedangkan pada infeksi
sekunder dapat terdeteksi mulai hari ke .
*alah satu metode pemeriksaan terbaru yang sedang berkembang adalah pemeriksaan antigen
spesifik virus Dengue, yaitu antigen nonstructural protein 1 (9*&). Antigen
9*& diekspresikan di permukaan sel yang terinfeksi virus Dengue. 6asih
terdapat perbedaan dalam berbagai literatur mengenai berapa lama antigen 9*& dapat
terdeteksi dalam darah.
*ebuah kepustakaan men$atat dengan metode 8M!*A, antigen 9*& dapat terdeteksi dalam
kadar tinggi seak hari pertama sampai hari ke & demam pada infeksi primer Dengue atau
sampai hari ke < pada infeksi sekunder Dengue. Pemeriksaan antigen 9*& dengan metode
8M!*A uga dikatakan memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi (--,? dan &''?).
+
leh karena berbagai keunggulan tersebut, GH menyebutkan pemeriksaan deteksi antigen
9*& sebagai ui dini terbaik untuk pelayanan primer. Pemeriksaan radiologis (foto toraks PA
tegak dan lateral dekubitus kanan) dapat dilakukan untuk melihat ada tidaknya efusi pleura,
terutama pada hemitoraks kanan dan pada keadaan perembesan plasma hebat, efusi dapat
ditemukan pada kedua hemitoraks. Asites dan efusi pleura dapat pula dideteksi dengan 1*E.
Penatalaksanaan
Pada dasarnya terapi D"D adalah bersifat suportif dan simtomatis.
Penatalaksanaan dituukan untuk mengganti kehilangan $airan akibat kebo$oran
plasma dan memberikan
terapi substitusi komponen darah bilamana diperlukan. Dalam pemberian terapi$airan, hal
terpenting yang perlu dilakukan adalah pemantauan baik se$ara klinis maupun laboratoris.
Proses kebo$oran plasma dan teradinya trombositopenia pada umumnya teradi antara
hari ke 3 hingga seak demam berlangsung. Pada hari ke% proses kebo$oran plasma
akan
berkurang dan $airan akan kembali dari ruang interstitial ke intravaskular. erapi $airan pada
kondisi tersebut se$ara bertahap dikurangi. *elain pemantauan untuk menilai
Apakah
pemberian $airan sudah $ukup atau kurang, pemantauan terhadap kemungkinan
teradinya kelebihan $airan serta teradinya efusi pleura ataupun asites yang
&'
masif perlu selalu diaspadai.
erapi nonfarmakologis yang diberikan meliputi tirah baring (pada trombositopenia yang
berat) dan pemberian makanan dengan kandung%an gi#i yang $ukup, lunak dan
tidak mengandung #at atau bumbu yang mengiritasi saluaran $erna. *ebagai terapi
simptomatis, dapat diberikan antipiretik berupa parasetamol, serta obat
simptomatis untuk mengatasi keluhan dispepsia. Pemberian aspirin ataupun obat
anti inflamasi nonsteroid sebaiknya dihindari karena berisiko teradinya
perdarahan pada saluran $erna bagaian atas (lambung/duodenum).&'
Protokol pemberian $airan sebagai komponen utama penatalaksanaan D"D
deasa mengikuti < protokol,menga$u pada protokol GH. Protokol ini terbagi dalam <
kategori, sebagai berikut0-
&. Penanganan tersangka D"D tanpa syok (gambar 3).
. Pemberian $airan pada tersangka D"D deasa di ruang raat
(gambar <).
2. Penatalaksanaan D"D dengan peningkatan hematokrit
C'? (gambar ).
3. Penatalaksanaan perdarahan spontan pada D"D deasa
<. atalaksana sindroma syok dengue pada deasa. (gambar )
-
Eambar . Penatalaksanaan D"D dengan peningkatan hematokrit C'?
-
Eambar . atalaksana sindroma syok dengue pada deasa
Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan dalam terapi $airan khususnya pada
penatalaksanaan demam berdarah dengue0 pertama adalah enis $airan dan kedua
adalah
umlah serta ke$epatan $airan yang akan diberikan. ;arena tuuan terapi $airan adalah
untuk mengganti kehilangan $airan di ruang intravaskular, pada dasarnya baik kristaloid
(ringer laktat, ringer asetat, $airan salin) maupun koloid dapat diberikan. && GH
menganurkan terapi kristaloid sebagai $airan standar pada terapi D"D karena
dibandingkan dengan koloid, kristaloid lebih mudah didapat dan lebih murah. 4enis $airan
yang ideal yang sebenarnya dibutuhkan dalam penatalaksanaan antara lain memiliki sifat
bertahan lama di intravaskular,
aman dan relatif mudah diekskresi, tidak mengganggu sistem koagulasi tubuh, dan memiliki
efek alergi yang minimal.&%2 *e$ara umum, penggunaan kristaloid dalam tatalaksana D"D
aman dan efektif."eberapa efek samping yang dilaporkan terkait dengan
penggunaan kristaloid adalah edema, asidosis laktat, instabilitas hemodinamik dan
hemokonsentrasi.
;ristaloid memiliki aktu bertahan yang singkat di dalam pembuluh darah.
Pemberian larutan =M se$ara bolus (' ml/kg "") akan menyebabkan efek penambahan
volume vas$ular hanya dalam aktu yang singkat sebelum didistribusikan ke seluruh
kompartemen interstisial (ekstravaskular) dengan perbandingan &02, sehingga dari ' ml
bolus tersebut dalam aktu satu am hanya < ml yang tetap berada dalam ruang
intravaskular dan &< ml masuk ke dalam ruang interstisial. kebo$oran plasma yang teradi
serta seberapa auh proses tersebut masih akan berlangsung. Pada kondisi D"D
deraat & dan , $airan diberikan untuk kebutuhan rumatan (maintenance) dan untuk
mengganti $airan akibat kebo$oran plasma. *e$ara praktis, kebutuhan rumatan pada pasien
deasa dengan berat badan <' kg, adalah sebanyak kurang lebih ''' ml/3 amL
sedangkan pada kebo$oran plasma yang teradi seba%nyak ,<%<? dari
berat badan sebanyak &<''%2''' ml/3 am. 4adi se$ara rata%rata kebutuhan $airan pada D"D
dengan hemodinamik yang stabil adalah antara 2'''%<''' ml/3 am. 9amun
demikian,
pemantauan kadar hematokrit perlu dilakukan untuk menilai apakah hemokonsentrasi masih
berlangsung dan apakah umlah $airan aal yang diberikan sudah $ukup atau
&
masih perlu ditambah.
Pemantauan lain yang perlu dilakukan adalah kondisi klinis pasien,
stabilitas hemodinamik serta diuresis. Pada D"D dengan kondisi hemodinamik
hemodinamik tidak stabil (deraat 2 dan 3) $airan diberikan se$ara bolus atau tetesan $epat
antara %&' mg/kg
berat badan, dan setelah hemodinamik stabil se$ara bertahap ke$epatan $airan
dikurangi hingga kondisi benar%benar stabil (lihat protokol pada gambar dan ). Pada
kondisi di mana terapi $airan telah diberikan se$ara adekuat, namun kondisi
hemodinamik belum stabil,
pemeriksaan kadar hemoglobin dan hematokrit perlu dilakukan untuk menilai
kemungkinan teradinya perdarahan internal.&
Ko!%likasi
8nsefalopati dengue dapat teradi pada D"D dengan maupun tanpa
syok. 8nsefalopati dengue dapat teradi pada D"D dengan maupun tanpa syok,$enderung
teradi edema otak dan alkalosis, maka bila syok teratasi $airan diganti dengan $airan yang
tidak mengandung H>2%, dan umlah $airan harus segera dikurangi. Marutan
laktar ringer
dekstrosa segera ditukar dengan larutan 9a$l (',+?) 0 glukosa (<?) B 20&. untuk mengurangi
edema otak diberikan kortikosteroid, tetapi bila terdapat perdarahan saluran $erna
sebaliknya kortikosteroid tidak diberikan. "ila terdapat disfungsi hati, maka diberikan
vitamin ; intravena 2%&' mg selama 2 hari, kadar gula darah diusahakan C' mg/dl,
men$egah teradinya peningkatan tekanan intrakranial dengan mengurangi umlah $airan
(bila perlu diberikan diuretik), koreksi asidosis dan elektrolit. Peraatan alan nafas dengan
pemberiaan oksigen yang adekuat. 1ntuk mengurangi produksi amoniak dapat diberikan
neomisin dan laktulosa. Pada D"D ensefalopati mudah teradi infeksi bakteri
sekunder, makaa untuk men$egah dapat diberikan antibiotik profilaksis (kombinasi
ampisilin &''mg/kgbb/hari N kloramfenikol < mg/kgbb/hari). 1sahakan tidak
memberikan obat%obat yang tidak diperlukan (misalnya antasid, anti muntah) untuk
mengurangi beban detoksifikasi obat dalam hati.&2
3. ;elainan Einal
;elainan ginal akibat syok yang berkepanangan dapat teradi gagal ginal
akut.Dalam keadaan syok harus yakin benar baha penggantian volume intravas$ular telah
benar%benar terpenuhi dengan baik. Apabila diuresis belum men$ukupi
ml/kgbb/am, sedangkan $airan yang diberikan sudah sesuai kebutuhan, maka
selanutnya furosemid & mg/kgbb dapat diberikan. Pemantauan tetap dilakukan untuk
umlah diuresis, kadar ureum, dan kreatinin. etapi apabila diuresis tetap belum
men$ukupi, pada umumnya syok uga belum dapat dikoreksi dengan baik, maka
pemasangan >:P ($entral venous pressure) perlu dilakukan untuk pedoman
pemberian $airan selanutnya.
<. 8dema paru
8dema paru adalah komplikasi yang mungkin teradi sebagai akibat pemberian
$airan yang berlebihan. Pemberian $airan pada hari sakit ketiga sampai kelima sesuai
panduan yang diberikan, biasanya tidak akan menyebabkan edema paru oleh karena
perembesan plasma masih teradi. etapi pada saat teradi reabsorbsi plasma dari
ruang ekstravaskular, apabila $airan diberikan berlebih (kesalahan teradi bila hanya
melihat penurunan hemoglobin dan hematokrit tanpa memperhatikan hari sakit),
pasien akan mengalami distress pernafasan, disertai sembab pada kelopak mata,
dan ditunang dengan gambaran edem paru pada foto roentgen dada.