PENDAHULUAN
1
Pada umumnya askariasis mempunyai prognosis yang baik. Tanpa
pengobatan, penyakit ini dapat sembuh sendiri dalam waktu 1,5 tahun. Dengan
pengobatan angka kesembuhan 70-99 %.3
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Morfologi
3
Telur Ascaris ditemukan dalam dua bentuk, yang dibuahi
(fertilized) dan tidak dibuahi (unfertilized). Telur yang dibuahi berbentuk
bulat lonjong, ukuran panjang 45-75 mikron dan lebarnya 35-50 mikron.
Telur ini berdinding tebal terdiri dari tiga lapis; lapisan dalam dari bahan
lipoid (tidak ada pada telur unfertile), lapisan tengah dari bahan glikogen,
lapisan paling luar dari bahan albumin (tidak rata, bergerigi, berwarna
coklat keemasan berasal dari warna pigmen empedu). Telur yang dibuahi
ini mempunyai bagian dalam tidak bersegmen berisi kumpulan granula
lesitin yang kasar. Kadang-kadang telur yang dibuahi, lapisan albuminnya
terkelupas dikenal sebagai decorticated eggs. Telur yang tidak dibuahi
mempunyai ukuran panjang 88 94 mikron dan lebarnya 44 mikron. Telur
unfertile dikeluarkan oleh cacing betina yang belum mengalami fertilisasi
atau pada periode awal pelepasan telur oleh cacing betina fertile.2,3
2.3 Epidemiologi
4
Gambar 1. Telur cacing ascariasis Gambar 2. Cacing ascaris dewasa
2.4 Etiologi
2.5 Patogenesis
5
bermigrasi ke paru-paru, kemudian masuk ke alveoli dan naik ke bronkus
dan menjadi matur. Akibat tertelan, larva matur tadi akan kembali semula
ke usus kecil dan membesar menjadi cacing dewasa. Terdapat 2 hingga 3
bulan selepas seseorang itu tertelan telur dalam bentuk infektif sehingga
terhasilnya telur-telur Ascaris yang baru. Jangka hayat cacing dewasa
adalah sekitar 1 hingga 2 tahun. 7
6
Infeksi intestinal
2.6 Diagnosis
Diagnosis askariasis dilakukan dengan menemukan telur pada tinja
pasien atau ditemukan cacing dewasa pada anus, hidung, atau mulut. Telur
dapat di temukan ditinja pada sedian basah apus tinja ( direct wet smear )
atau sedian basah dari sedimen pada metode konsentrasi. Jumlah eosinofil
di dalam darah bisa jadi meningkat. Tanda-tanda adanya perpindahan
7
parasit bisa terlihat pada foto rontgen dada. Telur dapat di periksa dengan
cara langsung atau dengan cara konsentrasi, larva dalam tinja dapat
ditemukan pada pemeriksaan langsung atau dengan cara sedian tinja basah
atau pada pembiakan. 5
2.7 Terapi
Mebendazol
Dosis 100 mg dua kali per hari selama lebih dari 3 hari. Efek
samping : diare rasa sakit pada abdomen, kadang kadang leucopenia.
Mebendazol tida k di anjurkan pada wanita hamil karena dapat
membahayakan janin.
Piperasin sitrat
Albendazol
Dosis tunggal 400 mg,dengan angka kesembuhan 100% pada
infeksi cacing Ascariasis.
Pengobatan gastrointestinal ascariasis menggunakan albendazole
(400 mg P.O. sekali untuk semua usia), mabendazole (10 mg P.O. untuk 3
hari atau 500 mg P.O. sekali untuk segala usia) atau yrantel pamoate (11
mg/kg P.O. sakali, dosis maksimum 1 g). Piperazinum citrate (pertama :
150 mg/kg P.O. diikuti 6 kali dosis 6 mg/kg pada interval 12 hari)
8
2.8 Pencegahan
Pencegahan askaris dapat terjadi secara oral, maka untuk
pencegahannya hindari tangan dalam keadaan kotor, karena dapat
menimbulkan adanya konstaminasi dari telur-telur askaris. Oleh karena
itu, biasakan mencuci tangan sebelum makan. Selain hal tersebut, hindaru
juga mengkonsumsi sayuran mentah dan jangan membiarkan makanan
terbuka begitu saja, sehingga debu-debu yang berterbangan dapat
mengontaminasi makan tersebut ataupun dihinggapi serangga dimana
membawa telur-telur tersebut. Untuk menekan volume dan lokasi dari
aliran telur-telur melalui jalan ke penduduk, maka pencegahannya dengan
mengadakan penyaluran pembuangan feses yang teratur dan sesuai dengan
syarat pembuangan kotoran yang memenuhi aturan kesehatan dan tidak
boleh mengotori air permukaan untuk mencegah agar tanah tidak
terkontaminasi telur-telur askaris.1,4
Mengingat tingginya prevalensi terjadinya askariasis pada anak,
maka perlu diadakan pendidikan di sekolah-sekolah mengenai cacing
askaris ini. Dianjurkan pula untuk membiasakan mencuci tangan sebelum
makan, mencuci makanan dan memasaknya dengan baik, memakai alas
kaki terutama diluar rumah. Untuk melengkapi hal tersebut perlu ditambah
dengan penyediaan sarana air minum dan jamban keluarga, sehingga
sebagaimana telah terjadi program nasional, rehabilitasi sarana perumahan
juga merupakan salah satu perbaikan keadaan social-ekonomi yang
menjurus kepada perbaikan kebersihan dan sanitasi. 4
Cara- cara perbaikan tersebut adalah :
Buang air pada jamban dan menggunakan air untuk membersihkannya,
Memakan makanan yang sudah di cuci dan dipanaskan serta menggunakan
sendok garpu dalam waktu makan dapat mencegah infeksi oleh telur
cacing, Anak-anak dianjurkan tidak bermain di tanah yang lembab dan
kotor, serta selalu memotong kuku secara teratur, Halaman rumah selalu
dibersihkan
9
2.9 Prognosis
10
BAB 3
PENUTUP
11
DAFTAR PUSTAKA
12