Anda di halaman 1dari 2

DERMATITIS KONTAK ALERGI

No.Dokumen : 113.d/SOP/UKP/III/2018
No. Revisi :-
SOP
Tanggal Terbit : 31 Maret 2018
Halaman : 1/2

PUSKESMAS dr. Hays N. Kuengo


DUNGALIYO NIP. 19720911 200604 1 015

Dermatisis kontak alergi (DKA) adalah reaksi peradangan kulit imunologik karena reaksi
hipersensitivitas. Kerusakan kulit terjadi didahului oleh proses sensitisasi berupa alergen (fase
sensitisasi) yang umumnya berlangsung 2-3 minggu. Bila terjadi pajanan ulang dengan allergen
1. Pengertian yang sama atau serupa, periode hingga terjadinya gejala klinis umumnya 24-48 jam (fase
elisitasi). Alergen paling sering berupa bahan kimia dengan berat molekul kurang dari 500-1000
Da. DKA terjadi dipengaruhi oleh adanya sensitisasi alergen derajat pajanan dan luasnya
penetrasi di kulit.
Untuk memberikan tata laksana yang tepat pada pasien yang mengalami Dermatisis kontak
2. Tujuan
alergi.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Dungaliyo Nomor : 113 Tahun 2018 Tentang Asuhan Keperawatan.
 Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
4. Referensi
 Permenkes No 5 tahun 2014.
5.Langkah-langkah 1. Petugas menerima rekam medis pasien dari pendaftaran.
2. Petugas memanggil pasien masuk ke ruang bp umum.
3. Dokter menanyakan pada pasien (Anamnesis (Subjective).
a. Keluhan kelainan kulit berupa gatal. Kelainan kulit bergantung pada keparahan
dermatitis. Keluhan dapat disertai timbulnya bercak kemerahan. Hal yang penting
ditanyakan adalah riwayat kontak dengan bahan-bahan yang berhubungan dengan
riwayat pekerjaan, hobi, obat topikal yang pernah digunakan, obat sistemik, kosmetik,
bahan-bahan yang dapat menimbulkan alergi, serta riwayat alergi di keluarga.
b. Faktor Risiko
 Ditemukan pada orang-orang yang terpajan oleh bahan alergen.
 Riwayat kontak dengan bahan alergen pada waktu tertentu.
 Riwayat dermatitis atopic atau riwayat atopi diri dan keluarga.
4. Perawat mengukur tekanan darah, Nadi, Suhu, Respirasi rate, berat badan, tinggi badan.
5. Dokter melakukan Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)
a. Pemeriksaan Fisik
Tanda Patognomonis : Tanda yang dapat diobservasi sama seperti dermatitis pada
umumnya, tergantung pada kondisi akut atau kronis. Lokasi dan pola kelainan kulit
penting diketahui untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebabnya, seperti di ketiak
oleh deodorant, di pergelangan tangan oleh jam tangan, dan seterusnya.
b. Faktor Predisposisi : Pekerjaan atau paparan seseorang terhadap suatu bahan yang bersifat
alergen.
c. Pemeriksaan Penunjang : Tidak diperlukan.
6. Dokter melakukan Penegakan Diagnosis (Assessment) .
a. Diagnosis Klinis : Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
b. Diagnosis Banding : Dermatitis kontak iritan.
c. Komplikasi : Infeksi sekunder.
7. Dokter melakukan Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan) berupa :
a. Penatalaksanaan
1) Keluhan diberikan farmakoterapi berupa:
a) Topikal (2x sehari)
• Pelembab krim hidrofilik urea 10%.
Kortikosteroid : Desonid krim 0.05% (catatan: bila tidak tersedia dapat
digunakan fluosinolon asetonid krim 0.025%).
• Pada kasus dengan manifestasi klinis likenifikasi dan hiperpigmentasi :
golongan betametason valerat krim 0.1% atau mometason furoat krim 0.1%).
• Pada kasus infeksi sekunder, perlu dipertimbangkan pemberian antibiotitopikal.
b) Oral sistemik
• Antihistamin hidroksisin (2 x 1 tablet) selama maksimal 2 minggu, atau
• Loratadine 1x10 mg/ hari selama maksimal 2 minggu.
2) Pasien perlu mengidentifikasi faktor risiko, seperti menghindari bahan-bahan yang
bersifat alergen, baik yang bersifat kimia, mekanis, dan fisis, memakai sabun dengan
pH netral dan mengandung pelembab serta memakai alat pelindung diri untuk
menghindari kontak alergen saat bekerja.
b. Konseling dan Edukasi
1) Konseling untuk menghindari bahan alergendi rumah saat mengerjakan pekerjaan
rumah tangga.
2) Edukasi menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan sepatu boot.
3) Memodifikasi lingkungan tempat bekerja.
8. Dokter menuliskan hasil anamnesa, vital sign, pemeriksaan fisik, penegakan diagnosa dan
rencana penatalaksanaan pasien di rekam medis pasien.
9. Dokter merujuk pasien apabila sesuai dengan Kriteria Rujukan yaitu :
a. Apabila dibutuhkan melakukan patch test.
b. Apabila kelainan tidak membaik dalam 4 minggu pengobatan standar dan sudah
menghindari kontak.
6.Unit Terkait Unit Layanan Umum, Ruang Tindakan, Kesehatan Lingkungan.

2/2

Anda mungkin juga menyukai