Anda di halaman 1dari 2

DERMATITIS KONTAK ALERGI

No. : /SOP/UKP/
Dokumen PKM DRM/2020
SOP No. Revisi :0
Tanggal : 25 Februari 2020
Terbit
Halaman : 1/2

UPTD
SAEPUDIN
PUSKESMAS
NIP. 19680528198031006
DTP DARMA

1. Penger Dermatisis kontak alergik (DKA) adalah reaksi peradangan kulit


tian imunologik karena reaksi hipersensitivitas.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah penanganan penyakit
dermatitis kontak alergi.
3. Kebijak Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 440/ /PKM DRM/2020
an tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Di UPTD Puskesmas DTP Darma
Tahun 2020.
4. Refere Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
nsi Hk.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
5. Langka 1. Dokter melakukan anamnesa (Subjective) ,
h- Keluhan :
Langkah Keluhan kelainan kulit berupa gatal. Kelainan kulit bergantung pada
keparahan dermatitis. Keluhan dapat disertai timbulnya bercak
kemerahan.
Hal yang penting ditanyakan adalah riwayat kontak dengan bahan-
bahan yang berhubungan dengan riwayat pekerjaan, hobi, obat
topikal yang pernah digunakan, obat sistemik, kosmetik, bahan-
bahan yang dapat menimbulkan alergi, serta riwayat alergi di
keluarga
2. Dokter melakukan pemeriksaan fisik (Objective),
Tanda Patognomonis :
Tanda yang dapat diobservasi sama seperti dermatitis pada
umumnya tergantung pada kondisi akut atau kronis. Lokasi dan pola
kelainan kulit penting diketahui untuk mengidentifikasi kemungkinan
penyebabnya, seperti di ketiak oleh deodoran, di pergelangan
tangan oleh jam tangan, dan seterusnya.
3. Dokter melakukan penegakan diagnosa (Assessment),
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa, gambaran klinis, dan
pemeriksaan fisik.
4. Dokter melakukan penatalaksanaan komprehensif (Plan),
Keluhan diberikan farmakoterapi berupa :
a. Topikal (2 kali sehari)
1) Kortikosteroid : dapat diberikan golongan Betametason
valerat krim 0,1%.
2) Pada kasus infeksi sekunder, perlu dipertimbangkan
pemberian antibiotik topikal.
b. Oral sistemik
Antihistamin klorfeniramin 4-6 mg sebanyak 3-4 kali/hari, atau
cetirizin atau loratadin 1x10 mg per hari selama maksimal 2
minggu.
5. Dokter melakukan konseling dan edukasi
a. Konseling untuk menghindari bahan alergen di rumah saat
mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
b. Edukasi menggunakan alat pelindung diri seperti sarung
tangan dan sepatu boot.
6. Unit Poli Umum, Poli Lansia, Farmasi.
Terkait
7. Dokum Kartu Rekam Medis, Buku Register Pasien, Resep Obat.
en Terkait

Halaman 2/2

Anda mungkin juga menyukai