Anda di halaman 1dari 6

DERMATITIS KONTAK ALERGI

(ICD X: L23)
No. Dokumen : /UKP/III/2022
No. Revisi :0
SO
Tanggal terbit:
P
Halaman : 1/3

UPTD PUSKESMAS dr. Gede Andre Darmawan


KARANGASEM I NIP.19840910 2014081001

1. PENGERTIAN Dermatisis kontak alergik (DKA) adalah reaksi peradangan kulit imunologik
karena reaksi hipersensitivitas. Kerusakan kulit terjadi didahului oleh proses
sensitisasi berupa alergen (fase sensitisasi) yang umumnya berlangsung 2-3
minggu. Bila terjadi pajanan ulang dengan alergen yang sama atau serupa,
periode hingga terjadinya gejala klinis umumnya 24-48 jam (fase elisitasi).
Alergen paling sering berupa bahan kimia dengan berat molekul kurang dari
500-1000 Da. DKA terjadi dipengaruhi oleh adanya sensitisasi alergen, derajat
pajanan dan luasnya penetrasi di kulit.
2. TUJUAN Untuk memberikan tata laksana yang tepat pada pasien yang mengalami
Dermatisis kontak alergik
3. KEBIJAKAN SK nomor 16 tahun 2022 tentang Pedoman Penyelenggaraan UKP di UPTD
Puskesmas Karangasem I
4. REFERENSI Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. PROSEDUR/ A. Alat Dan Bahan :
LANGKAH- 1. Tensimeter & stetoskop
LANGKAH 2. Thermometer
3. Jam tangan / stopwatch
4. Timbangan berat badan & pengukur tinggi badan
5. Loop & Senter
6. Alat tulis
7. Rekam Medik
8. Resep
B. Langkah-Langkah :
1. Petugas menerima rekam medis pasien dari pendaftaran
2. Petugas memanggil pasien masuk ke ruang periksa
3. Dokter menanyakan pada pasien (Anamnesis (Subjective)
a. Keluhan
Keluhan kelainan kulit berupa gatal. Kelainan kulit bergantung pada
keparahan dermatitis. Keluhan dapat disertai timbulnya bercak
kemerahan.
Hal yang penting ditanyakan adalah riwayat kontak dengan bahan-
bahan yang berhubungan dengan riwayat pekerjaan, hobi, obat
topikal yang pernah digunakan, obat sistemik, kosmetik, bahan-
bahan yang dapat menimbulkan alergi, serta riwayat alergi di
keluarga
b. Faktor Risiko
Ditemukan pada orang-orang yang terpajan oleh bahan alergen.
Riwayat kontak dengan bahan alergen pada waktu tertentu.
Riwayat dermatitis atopic atau riwayat atopi diri dan keluarga
4. Perawat mengukur tekanan darah, Nadi, Suhu, Respirasi rate,
berat badan, tinggi badan.
5. Dokter melakukan Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang
Sederhana (Objective)
a. Pemeriksaan Fisik
Tanda Patognomonis
Tanda yang dapat diobservasi sama seperti dermatitis pada
umumnya, tergantung pada kondisi akut atau kronis. Lokasi dan pola
kelainan kulit penting diketahui untuk mengidentifikasi
kemungkinan penyebabnya, seperti di ketiak oleh deodorant, di
pergelangan tangan oleh jam tangan, dan seterusnya.
b. Faktor Predisposisi
Pekerjaan atau paparan seseorang terhadap suatu bahan yang bersifat
alergen.
c. Pemeriksaan Penunjang : Tidak diperlukan
6. Dokter melakukan Penegakan Diagnosis (Assessment)
a. Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
b. Diagnosis Banding
Dermatitis kontak iritan.
c. Komplikasi
Infeksi sekunder.
7. Dokter melakukan Rencana Penatalaksanaan Komprehensif
(Plan) berupa :
a. Penatalaksanaan
Keluhan diberikan farmakoterapi berupa:

2
1) Topikal (2x sehari)
- Pelembab krim hidrofilik urea 10%.
- Kortikosteroid : Desonid krim 0.05% (catatan: bila tidak
tersedia dapat digunakan fluosinolon asetonid krim 0.025%).
- Pada kasus dengan manifestasi klinis likenifikasi dan
hiperpigmentasi : golongan betametason valerat krim 0.1%
atau mometason furoat krim 0.1%). Pada kasus infeksi
sekunder, perlu dipertimbangkan pemberian antibiotik
topikal.
2) Oral sistemik
- Antihistamin hidroksisin (2 x 1 tablet) selama maksimal 2
minggu, atau
- Loratadine 1x10 mg/ hari selama maksimal 2 minggu.
Tatalaksana Non farmakoterapi
Pasien perlu mengidentifikasi faktor risiko, seperti menghindari
bahan-bahan yang bersifat alergen, baik yang bersifat kimia,
mekanis, dan fisis, memakai sabun dengan pH netral dan
mengandung pelembab serta memakai alat pelindung diri untuk
menghindari kontak alergen saat bekerja.
b. Konseling dan Edukasi
- Konseling untuk menghindari bahan alergendi rumah saat
mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
- Edukasi menggunakan alat pelindung diri seperti sarung
tangan dan sepatu boot.
- Memodifikasi lingkungan tempat bekerja.
8. Dokter menuliskan hasil anamnesa, vital sign, pemeriksaan fisik,
penegakan diagnosa dan rencana penatalaksanaan pasien di rekam
medis pasien
9. Dokter merujuk pasien apabila sesuai dengan Kriteria Rujukan
yaitu :
a. Apabila dibutuhkan melakukan patch test.
b. Apabila kelainan tidak membaik dalam 4 minggu pengobatan
standar dan sudah menghindari kontak.

3
6. DIAGRAM
ALIR Anamnesa
Pasien
datang
Pemeriksaaan
fisik
Laboratorium Pemeriksaan penunjang

Penegakan diagnosa

7. UNIT
Poli umum, pustu, pusling, poskesdes, Apotek
TERKAIT
8. DOKUMEN
Rekam medis
TERKAIT
9. REKAMAN
HISTORIS Tanggal mulai
No Yang Diubah Isi Perubahan
PERUBAHAN diberlakukan

4
TATALAKSANA HIPERTENSI ESENSIAL
(ICD X: I10)
No. Dokumen : /UKP/III/2022
No. Revisi :0
Daftar
Tanggal terbit: 1 Pebruari 2019
Tilik
Halaman : 5/4

UPTD PUSKESMAS dr. Gede Andre Darmawan


KARANGASEM I NIP.19840910 2014081001

TIDAK
NO LANGKAH YA TIDAK
BERLAKU
1 Apakah dokter melakukan anamnesis?
2 Apakah dokter melakukan pemeriksaan fisik yang
diperlukan?
3 Apakah dokter melakukan pemeriksaan penunjang
yang diperlukan?
4 Apakah dokter menegakkan diagnosis klinis
berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik?
5 Apakah dokter memberikan terapi sesuai dengan
diagnosis yang ditegakkan?
6 Apakah dokter memberikan edukasi kepada pasien:
pola hidup sehat, minum obat dan kontrol teratur?
7 Apakah jika ada indikasi Dokter melakukan rujukan ke
layanan tingkat sekunder: Hipertensi dengan
komplikasi, resistensi hipertensi, krisis hipertensi
(hipertensi emergensi dan urgensi)?
8 Apakah dokter memberikan resep kepada pasien untuk
diserahkan ke apotik?
9 Apakah dokter mendokumentasikan semua hasil

5
anamnesis, pemeriksaan, diagnose, terapi, rujukan yang
telah dilakukan ke dalam rekam medis pasien?
Compliance Rate (CR)

Auditor Karangasem,..............
Auditee

(________________)
Rumus Compliance Rate :...............................% (_______________)
Ket. Skoring:
Ya :1
Tidak :0

Compliance rate (CR) = Σ Ya x 100%


Σ Ya + Tidak
Sumber (Standar Penyusunan Dokumen Akreditasi, 2015 )

Anda mungkin juga menyukai