Anda di halaman 1dari 4

DERMATITIS KONTAK IRITAN

No.Dokumen : P.10201/ /UKP


/15-LU/2023
SOP No. Revisi : 01
Tgl. Terbit : 01/03/2023
Halaman : 1/4
UPTD Ditandatangani oleh
Kepala Puskesmas :
PUSKESMAS Siti Regina Anggraini, SKM.M.K.M
ULAK RENGAS NIP. 19860420 200804 2 002

Dermatisis kontak iritan (DKI) adalah reaksi peradangan kulit


1. Pengertian
non-imunologik. Kerusakan kulit terjadi secara langsung tanpa
didahului oleh proses sensitisasi. DKI dapat dialami oleh semua
orang tanpa memandang usia, jenis kelamin, dan ras. Penyebab
munculnya dermatitis jenis ini adalah bahan yang bersifat iritan,
misalnya bahan pelarut, deterjen, minyak pelumas, asam, alkali,
dan serbuk kayu yang biasanya berhubungan dengan pekerjaan.

2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah untuk


melakukan pengobatan pasien dengan diagnosa dermatitis
kontak iritan (DKI) di tingkat pelayanan dasar

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nomor


P.10201/008/UKP/15-LU/2023 tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis Pengkajian, Rencana asuhan, Pemberian asuhan dan
pendidikan pasien/keluarga.

4. Referensi KMK RI NO HK.01.07/MENKES/1186/2022 Tentang Panduan


Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama.

5. Prosedur A. Alat dan Bahan


APD, Tempat tidur, Stetoskop, Arloji, Thermometer, Tensimeter.
B. Petugas
1. Petugas pelayanan
C. Langkah –Langkah
1. Petugas melakukan anamnesis pada pasien dengan keluhan:
Keluhan kelainan kulit dapat beragam, bergantung pada sifat
iritan. Iritan kuat memberikan gejala akut, sedangkan iritan
lemah memberikan gejala kronis. Gejala yang umum
dikeluhkan adalah perasaan gatal dan timbulnya bercak
kemerahan pada daerah yang terkena kontak bahan iritan.
Kadang-kadang diikuti oleh rasa pedih, panas, dan terbakar.
Faktor Risiko
- Ditemukan pada orang-orang yang terpajan oleh bahan
iritan

- Riwayat kontak dengan bahan iritan pada waktu tertentu

- Pasien bekerja sebagai tukang cuci, juru masak, kuli


bangunan, montir, penata rambut.

- Riwayat dermatitis atopik


Faktor Predisposisi
Pekerjaan atau paparan seseorang terhadap suatu bahan yang
bersifat iritan.
2. Petugas melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
Tanda Patognomonis
Tanda yang dapat diobservasi sama seperti dermatitis pada
umumnya, tergantung pada kondisi akut atau kronis.
Selengkapnya dapat dilihat pada bagian klasifikasi.

Gambar Dermatitis kontak iritan Sumber:


http://imadeharyoga.com/2009/01/sakit-kulit-karena-pekerjaan-bagian-i/

4. Penegakkan diagnosis dilakukan dengan anamnesis dan


pemeriksaan fisik.
Diagnosis Banding
Dermatitis kontak alergik
Komplikasi
Infeksi sekunder.
5. Penatalaksanaan
 Keluhan dapat diatasi dengan pemberian farmakoterapi,
berupa:

a. Topikal (2x sehari)

- Pelembab krim hidrofilik urea 10%.

- Kortikosteroid
- Desonid krim 0.05% (catatan: bila tidak tersedia dapat
digunakan fluosinolon asetonid krim 0.025%).
- Pada kasus DKI kumulatif dengan manifestasi klinis
likenifikasi dan hiperpigmentasi, dapat diberikan
golongan betametason valerat krim 0.1% atau
mometason furoat krim 0.1%).

- Pada kasus infeksi sekunder, perlu dipertimbangkan


pemberian antibiotik topikal.

b. Oral sistemik

- Antihistamin hidroksisin (2 x 1 tablet) selama maksimal


2 minggu, atau

- Loratadine 1x10 mg/ hari selama maksimal 2 minggu.

 Pasien perlu mengidentifikasi faktor risiko, menghindari


bahan-bahan yang bersifat iritan, baik yang bersifat kimia,
mekanis, dan fisis, memakai sabun dengan pH netral dan
mengandung pelembab serta memakai alat pelindung diri
untuk menghindari kontak iritan saat bekerja.
KONSELING DAN EDUKASI
 Konseling untuk menghindari bahan iritan di rumah saat
mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

 Edukasi menggunakan alat pelindung diri seperti sarung


tangan dan sepatu boot.

 Memodifikasi lingkungan tempat bekerja.


KRITERIA RUJUKAN:
Apabila dibutuhkan patch test apabila kelainan tidak membaik
dalam 4 minggu pengobatan standar dan sudah menghindari
kontak.

/
6. Diagram Alir Petugas melakukan anamnesis terhadap pasien

Petugas melakukan pemeriksaan fisik

Petugas melakukan pemeriksaan penunjang

Petugas menegakkan diagnosis

Petugas memastikan ada tidaknya komplikasi

Petugas Melakukan penatalaksanaan

Petugas melakukan konseling dan edukasi

Petugas melakukan rujukan bila diperlukan

7. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan

8.Unit Terkait 1. Ruangan Pemeriksaan umum

9. Dokumen 1. Rekam Medis


Terkait 2. Buku Register
10.Rekaman Historis Perubahan

No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl Mulai Diberlakukan

1. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas


Nomor
P.10201/008/UKP/15-LU/2023
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
Pengkajian, Rencana asuhan,
Pemberian asuhan dan pendidikan
pasien/keluarga.

2. Referensi KMK RI NO HK.01.07/MENKES/


1186/2022 Tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama.
Perubahan pada Alat dan Bahan,
2. Prosedur Petugas yang melaksanakan dan
langkah - langkah.

Anda mungkin juga menyukai