Anda di halaman 1dari 3

DERMATITIS ALERGI

No. Dokumen : SOP/30/UKP/I/2020


SOP No. Revisi : 01
Tanggal Terbit : 3 Januari 2020
Halaman : 1/2

UPTD Puskesmas
Tabanan II
Kabupaten Tabanan
dr. I Wayan Panca
NIP. 19641201199003031011

1. Pengertian Dermatisis kontak alergik (DKA) adalah reaksi peradangan kulit imunologik karena reaksi
hipersensitivitas. Kerusakan kulit terjadi didahului oleh proses sensitisasi berupa alergen (fase
sensitisasi) yang umumnya berlangsung 2-3 minggu. Bila terjadi pajanan ulang dengan allergen
yang sama atau serupa, periode hingga terjadinya gejala klinis umumnya 24-48 jam (fase elisitasi).
Alergen paling sering berupa bahan kimia dengan berat molekul kurang dari 500-1000 Da. DKA
terjadi dipengaruhi oleh adanya sensitisasi alergen derajat pajananm dan luasnya penetrasi di kulit.

2. Tujuan Untuk memberikan tata laksana yang tepat pada pasien yang mengalami Dermatisis kontak alergik

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Tabanan II Nomor: I / SK /Pusk.Tbn.II/I /2020 tentang Jenis Layanan

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.02.02/Menkes/514/2015 Tentang


Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

5. Alat dan Bahan 1. Buku Rekam medis pasien 4. Timbangan


2. Stetoscope 5. Alat tulis
3. Senter

6. Langkah- a. Petugas menerima rekam medis pasien dari pendaftaran


Langkah b. Petugas memanggil pasien masuk ke ruang bp umum
c. Dokter menanyakan pada pasien (Anamnesis (Subjective)
c.1 Keluhan
Keluhan kelainan kulit berupa gatal. Kelainan kulit bergantung pada keparahan dermatitis.
Keluhan dapat disertai timbulnya bercak kemerahan.
Hal yang penting ditanyakan adalah riwayat kontak dengan bahan-bahan yang berhubungan
dengan riwayat pekerjaan, hobi, obat topikal yang pernah digunakan, obat sistemik, kosmetik,
bahan-bahan yang dapat menimbulkan alergi, serta riwayat alergi di keluarga
c.2 Faktor Risiko
a. Ditemukan pada orang-orang yang terpajan oleh bahan alergen.
b. Riwayat kontak dengan bahan alergen pada waktu tertentu.
c. Riwayat dermatitis atopic atau riwayat atopi diri dan keluarga
d. Perawat mengukur tekanan darah, Nadi, Suhu, Respirasi rate, berat badan, tinggi badan.
e. Dokter melakukan Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)
e.1 Pemeriksaan Fisik
Tanda Patognomonis
Tanda yang dapat diobservasi sama seperti dermatitis pada umumnya, tergantung pada kondisi
akut atau kronis. Lokasi dan pola kelainan kulit penting diketahui untuk mengidentifikasi
kemungkinan penyebabnya
seperti di ketiak oleh deodorant, di pergelangan tangan oleh jam tangan, dan seterusnya.
e.2 Faktor Predisposisi
Pekerjaan atau paparan seseorang terhadap suatu bahan yang bersifat alergen.
e.3 Pemeriksaan Penunjang : Tidak diperlukan
f. Dokter melakukan Penegakan Diagnosis (Assessment)
f.1 Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
f.2 Diagnosis Banding
Dermatitis kontak iritan.
f.3 Komplikasi
Infeksi sekunder.
g. Dokter melakukan Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan) berupa :
g.1 Penatalaksanaan
a. Keluhan diberikan farmakoterapi berupa:
1. Topikal (2x sehari)
• Pelembab krim hidrofilik urea 10%.
• Kortikosteroid : Desonid krim 0.05% (catatan: bila tidak tersedia dapat digunakan fluosinolon
asetonid krim 0.025%).
• Pada kasus dengan manifestasi klinis likenifikasi dan hiperpigmentasi : golongan
betametason valerat krim 0.1% atau mometason furoat krim 0.1%).
• Pada kasus infeksi sekunder, perlu dipertimbangkan pemberian antibiotik topikal.
2. Oral sistemik
• Antihistamin hidroksisin (2 x 1 tablet) selama maksimal 2 minggu, atau
• Loratadine 1x10 mg/ hari selama maksimal 2 minggu.
b. Pasien perlu mengidentifikasi faktor risiko, seperti menghindari bahan-bahan yang bersifat
alergen, baik yang bersifat kimia, mekanis, dan fisis, memakai sabun dengan pH netral
dan mengandung pelembab serta memakai alat pelindung diri untuk menghindari kontak
alergen saat bekerja.
g.2 Konseling dan Edukasi
a. Konseling untuk menghindari bahan alergendi rumah saat mengerjakan pekerjaan rumah
tangga.
b. Edukasi menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan sepatu boot.
c. Memodifikasi lingkungan tempat bekerja.
h. Dokter menuliskan hasil anamnesa, vital sign, pemeriksaan fisik, penegakan diagnosa dan
rencana penatalaksanaan pasien di rekam medis pasien
i. Dokter merujuk pasien apabila sesuai dengan Kriteria Rujukan yaitu :
a. Apabila dibutuhkan melakukan patch test.
b. Apabila kelainan tidak membaik dalam 4 minggu pengobatan standar dan sudah
menghindari kontak.

7. Diagram
Alir 1. Anamnese 3. Pemeriksaan
2. Pemeriksaan fisik penunjang

5. Pengobatan dan
6. HE (Health perawatan (sesuai 4. Penegakan
Education) PROTAP) diagnosa

8. Hal-hal Dokter merujuk pasien apabila sesuai dengan Kriteria Rujukan yaitu :
Yang Perlu a. Apabila dibutuhkan melakukan patch test.
Diperhatikan b. Apabila kelainan tidak membaik dalam 4 minggu pengobatan standar dan sudah menghindari
kontak.

9. Unit Terkait Seluruh unit ruang pelayanan yang terkait

10. Dokumen 1. SK Kepala Puskesmas


Terkait 2. Manual Mutu
3. SOP

11. Rekaman Historis

N Halaman Yang Diubah Perubahan Diberlakukan Tanggal


o

Anda mungkin juga menyukai