Anda di halaman 1dari 3

PENATALAKSANAAN DERMATITIS

KONTAK ALERGIKA
No : 280/SOP/UKP-VII/PU/2018
Dokumen
No Revisi : 00
SOP
Tanggal : 10 Mei 2018
terbit
Halaman : 1/3
PUSKESMAS
Mohammad.Saukani,S.KM,M.MKes
RAWAT INAP
NIP. 19680728 198903 1 006
CEMPAKA
1. Pengertian Dermatisis kontak alergika (DKA) adalah reaksi peradangan kulit
imunologik karena reaksi hipersensitivitas. Kerusakan kulit terjadi
didahului oleh proses sensitisasi berupa alergen (fase sensitisasi)
yang umumnya berlangsung 2-3 minggu.
2. Tujuan Sebagai pedoman penatalaksanaan penyakit Dermatitis Kontak
Alergika di Puskesmas rawat inap cempaka.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Rawat Inap Cempaka Nomor
088/KAPUS/IV/2018 tentang Standar Layanan Klinis Puskesmas
Rawat Inap Cempaka.
4. Referensi Permenkes N0. 5 Tentang Panduan Praktik Klinis Petugas di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
5. Alat dan 1. Tensimeter
bahan 2. Termometer
3. Stetoskop
4. Buku catatan dan alat tulis
6. Prosedur/ 1. Anamnesis ( Subyektif )
langkah- Keluhan kelainan kulit berupa gatal. Kelainan kulit bergantung
langkah pada keparahan dermatitis. Keluhan dapat disertai timbulnya
bercak kemerahan.
Hal yang penting ditanyakan adalah riwayat kontak dengan
bahan-bahan yang berhubungan dengan riwayat pekerjaan,
hobi, obat topikal yang pernah digunakan, obat sistemik,
kosmetik, bahan-bahan yang dapat menimbulkan alergi, serta
riwayat alergi di keluarga
2. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana
( Objektif )
Pemeriksaan Fisik
Tanda Patognomonis
Tanda yang dapat diobservasi sama seperti dermatitis pada
umumnya, tergantung pada kondisi akut atau kronis. Lokasi
dan pola kelainan kulit penting diketahui untuk mengidentifikasi
kemungkinan penyebabnya, seperti di ketiak oleh deodorant, di
pergelangan tangan oleh jam tangan, dan seterusnya.
FaktorPredisposisi
Pekerjaan atau paparan seseorang terhadap suatu bahan yang
bersifat alergen.
PemeriksaanPenunjang
Tidakdiperlukan
3. Penegakan Diagnosis ( assessment )
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa dan
pemeriksaan fisik
Diagnosa banding : dermatitis kontak iritan
4. Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
a. Keluhan diberikan farmakoterapi berupa:
1. Topikal (2x sehari)
• Pelembab krim hidrofilik urea 10%.
• Kortikosteroid
Desonidkrim 0.05% (catatan: bila tidak tersedia dapat
digunakan fluosinolon asetonid krim 0.025%).
• Pada kasus dengan manifestasi klinis likenifikasi dan
hiperpigmentasi, dapat diberikan golongan betametason
valerat krim 0.1% atau mometasonfuroat krim 0.1%).
• Pada kasus infeksi sekunder, perlu dipertimbangkan pemberian
antibiotik topikal.
2.Oral sistemik
• Antihistamin hidroksisin (2x1 tablet) selama maksimal
2minggu,
atau
• Loratadine 1x10 mg/ hari selama maksimal 2 minggu.
b. Pasien perlu mengidentifikasi faktor risiko, menghindari bahan-
bahan yang bersifat alergen, baik yang bersifat kimia, mekanis,

2 /3
dan fisis, memakai sabun dengan pH netral dan mengandung
pelembab serta memakai alat pelindung diri untuk menghindari
kontak alergen saat bekerja.
Konseling dan Edukasi
a. Konseling untuk menghindari bahan allergen dirumah saat
mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
b. Edukasi menggunakan alat pelindung diri seperti sarung
tangan dan sepatu boot.
c. Memodifikasi lingkungan tempat bekerja.
Kriteria rujukan
a. Apabila dibutuhkan melakukan patch test.
b. Apabila kelainan tidak membaik dalam 4 minggu pengobatan
standar dan sudah menghindari kontak.
7. Diagram alir
-
8. Hal-hal Identitas pasien yang diperiksa benar
yang perlu Anamnesa pasien
diperhatikan Penegakan diagnosa
Penatalaksanaan benar dan tepat
9. Unit terkait  Poli umum
 IGD
 Puskesmas Pembantu
10. Dokumen 1. SOP Standar Profesi
terkait 2. Rekam Medis
3. Buku Register pasien
11. Rekaman Tanggal
perubahan No Yang diubah Isi perubahan mulai
diberlakukan

3 /3

Anda mungkin juga menyukai