Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KARANGASEM I
Jl. Raya Perasi, Karangasem Telp.0363 022456
Website : www.puskesmaskarangasem1.blogspot.com
Email : puskesmaskarangasem1@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS KARANGASEM I


NO: 445/SK/ /PKM/2014

TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KLINIS

Menimbang : 1. Bahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan klinis dan keselamatan


pasien Puskesmas Karangasem I maka dipandang perlu disusun penerapan
Manajemen Resiko Klinis.
2. Bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas maka diperlukan
ketetapan Kepala Puskesmas tentang Penerapan Manajemen Resiko Klinis
di Puskesmas.

Mengingat : 1. Undang-undang no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.


2. Undang-undang no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1457/Menkes/SK/X/2003 Tentang
Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan Di Kabupaten/kota.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan
Kesatu : Keputusan Kepala Puskesmas Karangasem I tentang penerapan Manajemen
Resiko Klinis.

Kedua : Penerapan Manajemen Resiko Klinis dituangkan dalam Panduan Manajemen


Resiko Klinis seperti tertera dalam lampiran surat keputusan ini.

Ketiga : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

Di tetapkan : di Perasi
Pada Tanggal : 1 April 2014

drg. Ni Luh Sri Panca Parwita Sari


NIP.19701009 200501 2 013
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS KARANGASEM I
NOMOR :
TANGGAL : Mei 2014

MANAJEMEN RESIKO KLINIS

Pendahuluan

Manajemen Resiko Klinis merupakan suatu upaya sistematis yang dilakukan baik di
rumah sakit maupun Puskesmas dalam rangka mengurangi resiko akibat pelaksanaan pelayanan
medic. Resiko Klinis dapat berupa bahaya, kesalahan, musibah atau potensi terjadinya hal-hal
yang merugikan pasien, terkait dengan atau sebagai dampak asuhan klsik yang diberikan
kepadanya.

Tujuan

1. Meminimumkan terjadinya ‘medical error’,’ adverse events’, dan ‘harms’ pada pasien
(membuat asuhan pasien lebih aman).
2. Meminimumkan kemungkinan terjadinya klaim dan mengendalikan biaya klaim yang
harus menjadi tanggungan institusi (Mencegah kerugian finansial bagi RS) dan dokter.

SASARAN

1. Puskesmas

2. Puskesmas Pembantu

3. Poskesdes/PKD

4. Posyandu

Tahapan Manajemen Resiko Klinis

1. Identifikasi resiko : keluhan pasien, klaim, incident report, audit medic.


2. Pembahasan : Tim Mutu Keselamatan Pasien, Koordinator Pemegang Program.
3. Kesimpulan : RCA: Tipe Medical Error, Sumber Medical Error, FMEA: perbaikan
prosedur, kebijakan, peraturan dll.
4. Tindak Lanjut.

Incident Report
1. Pelaporan setiap masalah atau kejadian yang menyimpang dari yang direncanakan atau
secara normal seharusnya tidak terjadi dan berdampak pada keselamatan pasien ( Patient
Care and Ptient Safety)
2. Pelaporan atas masalah atau kejadian yang menghadapkan pasien pada keadaan beresiko.
3. Pelaporan atas masalah/kejadian yang bertendensi/berpotensi menghadapkan puskesmas
terhadap tuntutan hokum.
4. Masalah/kejadian tidak harus selalu sudah menyebabkan cedera, tetapi termasuk juga
kejadian yg potensial menyebabkan cedera.
5. Pelaporan atas masalah/kejadian yang dapat dijadikan pelajaran untuk meneliminasi atau
menurunkan resiko.
6. Pelaporan masalah/kejadian yang mempunyai dampak terhadap anggaran dan resiko
ketersediaan keuangan, peralatan maupun supplies.

Sumber Medical Report

1. Manusia:
- Kelelahan
- Kurang terlatih
- Komunikasi yang buruk
- Kekuasaan/pengendalian
- Keterbatasan waktu
- Poor judgment
- Keragu-raguan
- Logic error
- Over confidence
2. Organisasi
- Rancang bangun kerja
- Perencanaan kebijakan
- Adminidtrasi/ pembiayaan
- Insentif/disinsentif/ kepemimpinan
- Manajemen supplai
- Supervisi/umpan balik
- Ketidakjelasan tugas
- Salah menempatkan personil
3. Teknikal
- Poor automation
- Peralatan yang buruk
- Keterbatasan peralatan
- Tidak memiliki decision support
- Kompleksitas
- Kurang integrasi
- Terlalu banyak informasi
- Tidakmenggunakan checklist

TIPE MEDICAL ERROR

A. KEKELIRUAN KONSEP
– Wrong Concept of Disease
– Wrong Concept of Treatment

B. KEKELIRUAN DIAGNOSTIK
– Misdiagnosis
– Late diagnosis
– Gagal melakukan prosedur diagnosis
– Menggunakan prosedur yang usang
– Gagal melakukan pemantauan dan follow-up hasil pemeriksaan penunjang.

C. KEKELIRUAN TERAPI
- Error melakukan tindakan medic
- Error memberikan terapi
- Error menetapkan dosis
- Error menetapkan jenis obat
- Terlambat memberikan terapi padahal indikasi berdasarkan diagnostic sudah jelas
- Melakukan tindakan medic yang tidak adekuat dan tidak ada indikasi
- Teknik yang keliru

D. KEKELIRUAN PENCEGAHAN
- Gagal melakukan terapi pencegahan sesuai yang diperlukan.
- tidak adekuat melakukan pemantauan hasil terapi

E. Lainnya
 Gagal dalam berkomunikasi :
 komukasi dengan pasien
 komunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya.
 Equipment failure
 kegagalan system lainnya

Penutup
Demikian program ini disusun untuk memberikan gambaran mengenai penerapan Manajemen
Resiko Klinis di Puskesmas Klambu

Referensi :

Kepala Puskesmas Karangasem I

drg. Ni Luh Sri Panca Parwita Sari


NIP.19701009 200501 2 013

Anda mungkin juga menyukai