Anda di halaman 1dari 6

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WANASARI KABUPATEN BEKASI

PROVINSI JAWA BARAT


NOMOR : 440. / PKM.WNS / I / 2017

TENTANG

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI PUSKESMAS WANASARI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA PUSKESMAS WANASARI KABUPATEN BEKASI PROVINSI JAWA BARAT

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meminimal risiko diupayakan agar kegiatan


puskesmas tidak berdampak negative terhadap lingkungan bagi
pengguna puskesmas maupun karyawan di Puskesmas Wanasari;

b. bahwa sehubungan dengan pernyataan butir a di atas, maka


dipandang perlu untuk mengelola lingkungan kerja agar tidak
berdampak negative terhadap pengguna dan karyawan puskesmas,
dan perlu dilakukan kajian tehadap lingkungan untuk menilai sejauh
mana dampak negative dapat terjadi sehingga dapat dilakukan upaya
perbaikan dan pencegahan di Puskesmas Wanasari;

c. bahwa sehubungan dengan pernyataan pada butir a dan b


tersebut diatas, perlu menetapkan Keputusan Kepala Puskesmas
Wanasari tentang Penerapan Manajemen Risiko di Puskesmas
Wanasari.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik;

2. Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil


Negara;

3. Keputusan MENKES RI No: 432/MENKES/SK/IV/2007 Tentang


Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja Di Rumah
Sakit (K3);

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara


Nomor : 13 TAHUN 2009 Tentang Pedoman Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik Dengan Partisipasi Masyarakat;

5. Peraturan Menteri Kesehatan No.1691/MENKES/PER/VIII/2011


Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun


2015 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WANASARI TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI PUSKESMAS WANASARI
KESATU : Perlu ada kajian dampak negative terhadap lingkungan baik bagi
pengguna dan karyawan puskesmas;

KEDUA : Ada ketentuan tertulis tentang pengelolaan risiko terhadap kegiatan


puskesmas

KETIGA : Ada evaluasi dan tindak lanjut terhadap dampak negative terhadap
dampak lingkungan , untuk mencegah terjadi dampak tersebut

Ditetapkan di : Bekasi
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan
pada Tanggal : Januari 2017

KEPALA PUSKESMAS WANASARI


KABUPATEN BEKASI PROVINSI JAWA BARAT

ERNI HERDIANI
LAMPIRAN I : Keputusan Kepala
Puskesmas Wanasari
Kabupaten Bekasi Provinsi
Jawa Barat

Nomor :
Tanggal : Januari 2017

MANAJEMEN RISIKO DI PUSKESMAS WANASARI

A. Pendahuluan
Manajemen risiko Puskesmas merupakan suatu upaya sitematis yang
dilakukan di Puskesmas dalam rangka mengurangi risiko akibat pelaksanaan
pelayanan kesehatan yang dapat menimbulkan Kejadian Tak Diinginkan (KTD). Risiko
dapat berupa rasa tidak nyaman, bahaya, kesalahan, musibah atau potensi terjadi hal
hal yang merugikan pasien , terkait dengan atau sebagai dampak pelayanan
kesehatan yang diberikan kepadanya
Penerapan manajemen risiko diterapkan dalam kegiatan program dan pelayanan
kesehatan di Puskesmas Wanasari.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meminimalisir terjadinya risiko dalam melaksanakan pelayanan kesehatan
maupun
2. Tujuan Khusus
- Memberikan pelayanan yang terbaik
- Mengurangi terjadinya KTD
- Mengurangi terjadinya klaim dan mengendalikan biaya klaim yang harus
menjadi tanggungan institusi (Puksesmas maupun petugas)
- Mencegah kerugian pada puskesmas dan dokter (petugas)

C. Sasaran
1. Petugas dan Pasien/Masyarakat
2. Organisasi Puskesmas secara keseluruhan

D. Tahapan Manajemen Risiko Klinis


Agar dapat meminimalisir KTD , maka Puskesmas Wanasari menetapkan langkah-
langkah manajemen risiko sebagai berikut :

1. Identifikasi risiko
Menghimpun informasi dari keluhan pasien, klaim, incident repot dan audit medis

2. Pembahasan
Tim peningkatan mutu dan keselamatan pasien, koordinator pemegang program
melakukan pertemuan secara berkala atau insidental untuk membahas dan
menganalisa dari hasil identifikasi risiko agar dapat ditemukan solusi dan
melakukan perbaikan

3. Kesimpulan
Dengan menggunakan beberapa metode seperti Root Cause Analysis (RCA)
Tipe medical error, Sumber medical error, Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA) ditentukan beberapa perbaikan prosedur, membuat peraturan dan
kebijakan yang dapat meminimalisir KTD

4. Tindak Lanjut
Dari hasil perbaikan dan upaya yang dilakukan, ditindak lanjuti dengan evaluasi
hasil perbaikan tersebut serta menjaga upaya tersebut agar KTD dapat terus
diminimalisir

E. Insiden Report
1. Pelaporan setiap masalah atau kejadian yang menyimpang dari yang
direncanakan atau secara normal seharusnya tidak terjadi dan berdampak
terhadap keselamatan pasien (patient care dan Patient safety)
2. Pelaporan atas masalah atau kejadian yang menghadapkan pasien terhadap
keadaan berisiko
3. Pelaporan atas masalah atau kejadian yang bertedensi/berpotensi
menghadapkan puskesmas terhadap tuntutan hukum
4. Masalah atau kejadian tidak harus selalu sudah menyebabkan cedera, tetapi
termasuk juga kejadian yang potensial menyebabkan cedera
5. Pelaporan atas masalah atau kejadian yang dapat dijadikan pelajaran atau
mengeliminasi atau menurunkan risiko
6. Pelaporan atas masalah atau kejadian yang mempunyai dampak terhadap
anggaran risiko ketersediaan keuangan, peralatan maupun suppliers

F. Sumber Error
1. Human Error ,manusia bisa disebabkan dari dua sisi, dari sisi petugas maupun
dari sisi pasien, dari sisi petugas :
- Kelelahan
- Kurang terlatih
- Komunikasi buruk
- Pengendalian diri yang kurang
- Penilaian yang tidak tepat
- Keragu-raguan
- Kesalahan yang logis
- Percaya diri berlebihan
- Kurangnya integritas

Dari sisi pasien :


- Pada pasien yang low educated dapat menyebabkan kendala dalam
komunikasi sehingga sulit dalam menggali informasi sehingga menyebabkan
munculnya data klinis yang tidak adekuat,diagnosa yang tidak tepat,dan
hubungan yang tidak baik antara petugas dan pasien
- Pada pasien yang high educated dapat menyebabkan terjadi pemberian
informasi yang terlalu berlebihan, pemeriksaan yang terlalu banyak sehingga
menyebabkan biaya yang tinggi dan harapan yang terlalu besar.

2. Organitational Error (Kesalahan dalam pengorganisasian)


- Kepemimpinan
- Rancang bangun kerja
- Perencanaan kebijakan
- Administrasi atau pembiayaan
- Insentif
- Manajemen suplai
- Supervisi/umpan balik
- Ketidak jelasan tugas
- Salah menempatkan petugas

3. Technical Error (Kesalahan Tekhnis)


- Peralatan yang buruk
- Keterbatasan peralatan
- Tidak memiliki decision support
- Kompleksitas
- Terlalu banyak informasi
- Tidak menggunakan ceklist

G. Type Kekeliruan

1. Kekeliruan Penilaian
- Salah dalam menilai , mendiagnosa
- Terlambat dalam menilai atau mendiagnosa
- Gagal melakukan prosedur penilaian atau diagnosis
- Menggunakan prosedur yang usang
- Gagal melakukan pemantauan dan follow up hasil pemeriksaan penunjang

2. Kekeliruan terapi/tindakan
- Error melakukan tindakan medic
- Error melakukan terapi
- Error menetapkan dosis obat
- Error menetapkan jenis obat
- Terlambat memberikan terapi padahal indikasi berdasarkan diagnostic sudah
jelas
- Melakukan tindakan medik yang tidak adekuat dan tidak ada indikasi
- Teknik yang keliru

3. Kekeliruan pencegahan
- Gagal melakukan terapi pencegahan sesuai yang diperlukan
- Tidak adekuat melakukan pemantauan hasil terapi

4. Lainnya
- Gagal berkomunikasi : 1. gagal komunikasi dengan pasien
2. gagal komunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya
- Equipment failure
- Kegagalan system lainnya

H. Penutup

Demikian program ini disusun untuk memberikan gambaran mengenai penerapan


manajemen risiko klinis di Puskesmas Wanasari.

KEPALA PUSKESMAS WANASARI


KABUPATEN BEKASI PROVINSI JAWA BARAT
ERNI HERDIANI

Anda mungkin juga menyukai