Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS PICUNG
Jl. Raya Saketi-Malingping, KM.15 Picung Pandeglang 42275
Email : puskesmas.picung@gmail.com

KEPUTUSAN PENANGGUNG JAWAB PUSKESMAS PICUNG


NOMOR : C.050/SK/PKM-PCG/I/2018
TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KLINIS DI PUSKESMAS PICUNG
PENANGGUNG JAWAB PUSKESMAS PICUNG,

Menimbang : a. bahwa Puskesmas termasuk dalam kriteria tempat kerja dengan


berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan,
baik bagi petugas maupun terhadap pasien;
b. bahwa penerapan manajemen risiko klinis dibutuhkan untuk
mengidentifikasi, menganalisa dan merespon resiko secara sistemik
sepanjang pelayanan di puskesmas;
c. berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan
huruf b perlu ditetapkan dengan Keputusan Penanggung Jawab
Puskesmas Picung.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 46 Tahun 2015
tentang Akreditasi Puskesmas;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 43 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Minimal;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 44 Tahun 2016
tentang Pedoman Manajemen Puskesmas;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN PENANGGUNG JAWAB PUSKESMAS PICUNG


TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KLINIS DI
PUSKESMAS PICUNG.
KESATU : Penetapan penerapan manajemen resiko klinis di Puskesmas Picung;
KEDUA : Puskesmas Picung dan tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas
Picung wajib menerapkan manajemen resiko klinis;
KETIGA : Penerapan Manajemen Resiko Klinis di Puskesmas Picung
berpedoman pada kerangka acuan manajemen resiko klinis di
Puskesmas Picung;
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Picung
Pada Tanggal : 05 Januari 2018
Penanggung Jawab Puskesmas Picung

SUFYANSORI,
KERANGKA ACUAN MANAJEMEN RESIKO KLINIS
DI PUSKESMAS PICUNG

A. Pendahuluan
Manajemen Resiko Klinis merupakan suatu upaya sistematis yang dilakukan baik di
rumah sakit maupun Puskesmas dalam rangka mengurangi resiko akibat pelaksanaan
pelayanan medic. Resiko Klinis dapat berupa bahaya, kesalahan, musibah atau potensi
terjadinya hal-hal yang merugikan pasien, terkait dengan atau sebagai dampak asuhan yang
diberikan kepadanya.

B. Latar Belakang
Agar upaya kesehatan dapat terselenggara secara aman, nyaman dan selamat, maka
puskesmas harus meningkatkan mutu pelayanan fasilitas pelayanan kesehatan melalui
penerapan manajemen risiko dalam seluruh aspek pelayanan yang disediakan oleh fasilitas
pelayanan kesehatan.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 11 Tahun 2017
tentang keselamatan pasien yaitu suatu system yang membuat asuhan pasien lebih aman,
meliputi asesmen risiko, identtifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisa
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjut, serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksankan suatu tindakan atau mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mencegah agar tidak terjadi hal (KTD, KNC, KTC, KPC) yang kemungkinan bisa
terjadi di puskesmas.
2. Tujuan Khusus
a. Meminimumkan terjadinya ‘medical error’,’adverse events’, dan ‘harms’ pada pasien
(membuat asuhan pasien lebih aman).
b. Meminimumkan kemungkinan terjadinya klaim dan mengendalikan biaya klaim yang
harus menjadi tanggungan institusi (mencegah kerugian financial bagi Puskesmas) dan
dokter.

D. SASARAN
1. Puskesmas
2. Puskesmas Pembantu
3. Poskesdes
4. Posyandu
E. Tahapan Manajemen Resiko Klinis
1. Identifikasi resiko :keluhan pasien, klaim, incident report, audit medis.
2. Pembahasan : Tim Manajemen Medik, Koordinator Pemegang Program.
3. Kesimpulan : RCA: Tipe Medical Error, Sumber Medical Error, FMEA: perbaikan
prosedur, kebijakan, peraturan dll.
4. Tindak Lanjut.

F. Incident Report
1. Pelaporan setiap masalah atau kejadian yang menyimpang dari yang direncanakan atau
secara normal seharusnya tidak terjadi dan berdampak pada keselamatan pasien (Patient
Care and Ptient Safety)
2. Pelaporan atas masalah atau kejadian yang menghadapkan pasien pada keadaan beresiko.
3. Pelaporan atas masalah/ kejadian yang bertendensi/berpotensi menghadapkan puskesmas
terhadap tuntutan hukum.
4. Masalah /kejadian tidak harus selalu sudah menyebabkan cedera, tetapi termasuk juga
kejadian yang potensial menyebabkan cedera.
5. Pelaporan atas masalah/ kejadian yang dapat dijadikan pelajaran untuk meneliminasi atau
menurunkan resiko.
6. Pelaporan masalah/ kejadian yang mempunyai dampak terhadap anggaran dan resiko
ketersediaan keuangan, peralatan maupun supplies.

G. Sumber Medical Report


1. Manusia:
a. Kelelahan
b. Kurang terlatih
c. Komunikasi yang buruk
d. Kekuasaan/ pengendalian
e. Keterbatasan waktu
f. Poor judgment
g. Keragu-raguan
h. Logic error
i. Over confidence
2. Organisasi
a. Rancang bangun kerja
b. Perencanaan kebijakan
c. Adminidtrasi/ pembiayaan
d. Insentif/disinsentif/ kepemimpinan
e. Manajemen supplai
f. Supervisi/umpan balik
g. Ketidakjelasan tugas
h. Salah menempatkan personil
3. Teknikal
a. Poor automation
b. Peralatan yang buruk
c. Keterbatasan peralatan
d. Tidak memiliki decision support
e. Kompleksitas
f. Kurang integrasi
g. Terlalu banyak informasi
h. Tidak menggunakan checklis

H. TIPE MEDICAL ERROR


1. Kekeliruan Konsep
a. Wrong Concept of Disease
b. Wrong Concept of Treatment
2. Kekeliruan Diagnostik
a. Misdiagnosis
b. Late diagnosis
c. Gagal melakukan prosedur diagnosis
d. Menggunakan prosedur yang usang
e. Gagal melakukan pemantauan dan follow-up
f. Hasil pemeriksaan penunjang.
3. Kekeliruan Terapi
a. Error melakukan tindakan medic
b. Error memberikan terapi
c. Error menetapkan dosis
d. Error menetapkan jenis obat
e. Terlambat memberikan terapi padahal indikasi berdasarkan diagnostic sudah jelas
f. Melakukan tindakan medik yang tidak adekuat dan tidak ada indikasi
g. Teknik yang keliru
4. Kekeliruan Pencegahan
a. Gagal melakukan terapi pencegahan sesuai yang diperlukan.
b. Tidak adekuat melakukan pemantauan hasil terapi
5. Lainnya
a. Gagal dalam berkomunikasi :
1) Komukasi dengan pasien
2) Komunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya.
b. Equipment failure
c. kegagalan system lainnya
I. Penutup
Demikian program ini disusun untuk memberikan gambaran mengenai penerapan
Manajemen Resiko Klinis di Puskesmas Picung.

Penanggung Jawab Puskesmas Picung

SUFYANSORI,

Anda mungkin juga menyukai