Anda di halaman 1dari 8

pPEMERINTAH KABUPATEN TANAH LAUT

DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANAH LAUT


PUSKESMAS KAIT-KAIT
JL.Mawar Desa Kait- Kait Baru RT.03 RW.II Kec.Bati-Bati Kab.TanahLaut 70852
Email puskesmaskait-kait@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KAIT-KAIT


Nomor : MM/SK- /PKM –KK/2021
TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KLINIS
DI PUSKESMAS KAIT-KAIT
KEPALA PUSKESMAS KAIT-KAIT,

Menimbang : a. bahwa pasien mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan yang


bermutu dan aman di Puskesmas Kait-Kait;
b. bahwa dalam upaya huruf a di wajibkan tenaga klinis dalam
meningkatkan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien di
Puskesmas Kait-Kait Perlu menerapkan manajemen resiko Klinis
terhadap pasien.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009


tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun
2009 Nomor 144,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
2. Permenkes No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
tahun 2019, tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMASTENTANG PENERAPAN
MANAJEMEN RESIKO KLINIS.

KESATU : Puskesmas Kait-Kait dan tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas


Kait-Kait wajib menerapkan manajemen Risiko Klinis;

KEDUA : Penerapan manajemen Risiko Klinis yang dilakukan di Puskesmas


Kait-Kait berpedoman pada panduan mamajemen resiko klinis
Puskesmas Kait-Kait;
KETIGA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Kait-Kait,
Pada Tanggal : 2021
Kepala Puskesmas Kait-Kait,

H.Muhroji, S.Kep.Ns
19780629 200604 1 007
Penata / III.c
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KAIT-KAIT
NOMOR : MM/SK- /PKM-KK/2021
TANGGAL : 2021

MANAJEMEN RESIKO KLINIS

A. PENDAHULUAN

Manajemen Resiko Klinis merupakan suatu upaya sistematis yang dilakukan baik
dirumah sakit maupun Puskesmas dalam rangka mengurangi resiko akibat pelaksanaan
pelayananmedis. Resiko Klinis dapat berupa bahaya, kesalahan, musibah atau potensi
terjadinya hal-hal yang merugikan pasien, terkait dengan atau sebagai
d a m p a k   a s u h a n y a n g   d i b e r i k a n kepadanya.
B. Tujuan
1. Meminimumkan terjadinya ‘kesalahan medis, kejadian yang tidak diharapkan,
dan merugikan’ pada pasien (membuat asuhan pasien lebih aman).
2. Meminimumkan kemungkinan terjadinya klaim dan mengendalikan biaya
klaim yang harus menjadi tanggungan institusi (mencegah kerugian financial
bagi Puskesmas dan dokter).
C. SASARAN
1. Puskesmas
2. Puskesmas Pembantu
3. Poskesdes/Polindes
4. Posyandu
D. Tahapan Manajemen Resiko Klinis.
1. Identifikasi resiko: keluhan pasien, klaim, incident report, audit medic.
2. Pembahasan: Tim Manajemen Medik, Koordinasi Pemegang Program
3. Kesimpulan: RCA: Tipe Medical Error, Sumber Medical Error, FMEA,
Perbaikan Prosedur, Kebijakan, Peraturan dll.
4. Tindak Lanjut.
E. Incident Report
1. Pelaporan setiap masalah atau kejadian yang menyimpang dan yang
direncanakan atau secara normal seharusnya tidak terjadi dan berdampak pada
keselamatan pasien.
2. Pelaporan atas masalah atau kejadian yang menghadapkan pasien pada
keadaan berisiko.
3. Pelaporan atas masalah/kejadian yang berpotensi menghadapkan puskesmas
terhadap tuntutan hukum.
4. Masalah/kejadian tidak harus selalu menyebabkan cedera, tetapi termasuk
juga kejadian yang potensial menyebabkan cedera.
5. Pelaporan atas masalah/kejadian yang dapat dijadikan pelajaran untuk
meneliminasi atau menurunkan risiko.
6. Pelaporan masalah/kejadianyang mempunyai dampak terhadap anggaran dan
risiko ketersediaan keuangan, peralatan, maupun supplies.
F. Sumber Medical Report
1. Manusia:
a. Kelelahan
b. Kurang terlatih
c. Komunikasi yang buruk
d. Kekuasaan/Pengendalian
e. Keterbatasan waktu
f. Keragu-raguan
g. Over confidence.
2. Organisasi
a. Rancang bangun kerja.
b. Perencanaan kebijakan
c. Administrasi/ pembiayaan
d. Insentif/disinsentif/kepemimpinan
e. Umpan Balik
f. Ketidak jelasan tugas.
g. Salah menempatkan personil.
3. Teknikal
a. Peralatan yang buruk
b. Keterbatasan Peralatan
c. Tidak memiliki support
d. Kurang integrasi
e. Terlalu banyak informasi
f. Tidak menggunakan checlist
G. TIPE MEDICAL ERROR
1. KEKELIRUAN DIAGNOSTIK
a. Misdiagnosis
b. Gagal melakukan prosedur diagnosis
c. Menggunakan prosedur yang usang
d. Gagal melakukan pemantauan dan follow-up
e. Hasil pemeriksan penunjang.
2. KEKELIRUAN TERAPI
a. Error melakukan tindakan medic
b. Error memberikan terapi
c. Error menetapkan dosis
d. Error menetapkan jenis obat
e. Terlambat memberikan terapi padahal indikasi betdasarkan diagnostic sudah jelas.
f. Melakukan tindak medic yang tidak adekuat dan tidak ada indikasi.
g. Teknik yang keliru.
3. KEKELIRUAN PENCEGAHAN
a. Gagal melakukan terapi pencegahan sesuai yang dilakukan.
b. Tidak adekuat melakukan pemantauan hasil terapi.
4. Lainnya
a. Gagal dalam berkomunikasi:
1) Komunikasi dengan pasien.
2) Komunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya.
b. Kegagalan system lainnya.
H. Penutup
Demikian program ini disusun untuk memberikan gambaran mengenai penerapan
manajemen resiko Klinis Puskesmas Kait-Kait.

Ditetapkan di :Kait-Kait
Pada tanggal : 2021
KEPALA PUSKESMAS
KAIT-KAIT,

H.Muhroji, S.Kep.Ns
NIP.19780629 200604 1 007
PENATA / III.c
PANDUAN MANAJEMEN RESIKO KLINIS

I. PENDAHULUAN

Manajemen Resiko Klinis merupakan suatu upaya sistematis yang dilakukan baik
dirumah sakit maupun Puskesmas dalam rangka mengurangi resiko akibat pelaksanaan
pelayanan medis. Resiko Klinis dapat berupa bahaya, kesalahan, musibah atau potensi
terjadinya hal-hal yang merugikan pasien, terkait dengan atau sebagai
d a m p a k   a s u h a n y a n g   d i b e r i k a n kepadanya.

J. Tujuan
1. Meminimumkan terjadinya ‘kesalahan medis, kejadian yang tidak diharapkan,
dan merugikan’ pada pasien (membuat asuhan pasien lebih aman).
2. Meminimumkan kemungkinan terjadinya klaim dan mengendalikan biaya
klaim yang harus menjadi tanggungan institusi (mencegah kerugian financial
bagi Puskesmas dan dokter).

K. SASARAN
Puskesmas
L. Tahapan Manajemen Resiko Klinis.
1. Identifikasi resiko: keluhan pasien, klaim, incident report, audit medic.
2. Pembahasan: Tim Manajemen Medik, Koordinasi Pemegang Program
3. Kesimpulan: RCA: Tipe Medical Error, Sumber Medical Error, FMEA,
Perbaikan Prosedur, Kebijakan, Peraturan dll.
4. Tindak Lanjut.

M. Incident Report

Pelaporan setiap masalah atau kejadian yang menyimpang dan yang direncanakan
atau secara normal seharusnya tidak terjadi dan berdampak pada keselamatan
pasien.
1. Pelaporan atas masalah atau kejadian yang menghadapkan pasien pada
keadaan berisiko.
2. Pelaporan atas masalah/kejadian yang berpotensi menghadapkan puskesmas
terhadap tuntutan hukum.
3. Masalah/kejadian tidak harus selalu menyebabkan cedera, tetapi termasuk
juga kejadian yang potensial menyebabkan cedera.
4. Pelaporan atas masalah/kejadian yang dapat dijadikan pelajaran untuk
meneliminasi atau menurunkan risiko.
5. Pelaporan masalah/kejadianyang mempunyai dampak terhadap anggaran dan
risiko ketersediaan keuangan, peralatan, maupun supplies.

N. Sumber Medical Report


1. Manusia:
a. Kelelahan
b. Kurang terlatih
c. Komunikasi yang buruk
d. Kekuasaan/Pengendalian
e. Keterbatasan waktu
f. Keragu-raguan
g. Over confidence.
2. Organisasi
Rancang bangun kerja.
a. Perencanaan kebijakan
b. Administrasi/ pembiayaan
c. Insentif/disinsentif/kepemimpinan
d. Umpan Balik
e. Ketidak jelasan tugas.
f. Salah menempatkan personil.
3. Teknikal
a. Peralatan yang buruk
b. Keterbatasan Peralatan
c. Tidak memiliki support
d. Kurang integrasi
e. Terlalu banyak informasi
f. Tidak menggunakan checlist

O. TIPE MEDICAL ERROR


1. KEKELIRUAN DIAGNOSTIK
a. Misdiagnosis
b. Gagal melakukan prosedur diagnosis
c. Menggunakan prosedur yang usang
d. Gagal melakukan pemantauan dan follow-up
e. Hasil pemeriksan penunjang.

2. KEKELIRUAN TERAPI
a. Error melakukan tindakan medic
b. Error memberikan terapi
c. Error menetapkan dosis
d. Error menetapkan jenis obat
e. Terlambat memberikan terapi padahal indikasi betdasarkan diagnostic sudah jelas.
f. Melakukan tindak medic yang tidak adekuat dan tidak ada indikasi.
g. Teknik yang keliru
3. KEKELIRUAN PENCEGAHAN
a. Gagal melakukan terapi pencegahan sesuai yang dilakukan.
b. Tidak adekuat melakukan pemantauan hasil terapi.
4. Lainnya
a. Gagal dalam berkomunikasi:
1) Komunikasi dengan pasien.
2) Komunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya.
3) Kegagalan system lainnya.
P. Penutup
Demikian program ini disusun untuk memberikan gambaran mengenai penerapan
manajemen resiko klinis Puskesmas Kait-Kait.

Anda mungkin juga menyukai