DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS MLONGGO
Jalan Raya Jepara- Bangsri KM 9 Mlonggo Telp.(0291) 596301
Email :pkm.mlonggojepara@yahoo.com
JEPARA 59452
TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KLINIS
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Mlonggo
Pada Tanggal : 18 Juli 2018
KEPALA UPT PUSKESMAS MLONGGO,
A. Pendahuluan
Manajemen risiko adalah suatu proses mengenal, mengevaluasi,
mengendalikan, dan meminimalkan risiko dalam suatu organisasi
secara menyeluruh, baik di rumah sakit maupun Puskesmas dalam
rangka mengurangi resiko akibat pelaksanaan pelayanan medis.
Lingkup manajemen risiko dalam pelayanan kesehatan meliputi,
resiko yang terkait dengan pelayanan pasien atau kegiatan pelayanan
kesehatan, resiko yang terkait dengan petugas klinis yang
memberikan pelayanan, resiko yang terkait dengan petugas non klinis
yang memberikan pelayanan, resiko yang terkait dengan sarana
tempat pelayanan, resiko finansial, resiko lain diluar 5 (lima) resiko di
atas: adalah resiko-resiko lain yang tidak termasuk pada lingkup
resiko
B. Tujuan
1. Meminimumkan terjadinya ‘medical error’, ’adverse events’, dan
‘harms’ pada pasien (membuat asuhan pasien lebih aman).
2. Meminimumkan kemungkinan terjadinya klaim dan
mengendalikan biaya klaim yang harus menjadi tanggungan
institusi (mencegah kerugian finansial bagi Puskesmas) dan dokter.
C. Sasaran
1. Puskesmas
2. Puskesmas Pembantu
3. Poskesdes/PKD
4. Posyandu
D. Tahapan Manajemen Resiko Klinis
Tahapan manajemen risiko dimulai dengan :
1. menetapkan lingkup manajemen risiko
Lingkup manajemen risiko yang akan dianalisis harus ditetapkan
terlebih dahulu, misalnya: risiko yang terkait dengan pelayanan
pasien, risiko yang terkait dengan staf klinis, risiko yang terkait
dengan staf lain, risiko yang terkait dengan fasilitas.
2. Mengenal risiko
Setelah menentukan lingkup manajemen risiko, misalnya risiko
terkait dengan pelayanan pasien, maka tahap berikutnya adalah
mengenali risiko-risiko apa saja yang mungkin terjadi dalam
pelayanan pasien. Disusun daftar risiko-risiko yang mungkin atau
pernah terjadi (register risiko).
3. Kajian risiko:
Kajian tingkat keparahan (severity assessment) risiko:
a) Jika diidentifikasi ternyata terdapat sekian banyak risiko maka
dapat dilakukan kajian tingkat keparahan risiko dari risiko-
risiko yang dikenali tersebut, demikian juga jika terjadi suatu
kejadian, maka dapat dikaji tingkat keparahan dari insiden
tersebut.
b) Root Cause Analysis(RCA): Jika terjadi suatu insiden yang
masuk kategori risiko ekstrem dan risiko tinggi, maka tim KP
perlu dilakukan investigasi lebih lanjut, jika kejadian termasuk
risiko rendah atau risiko minimal maka dilakukan investigasi
sederhana oleh atasan langsung
c) Failure Modes and Effects Analysis: Untuk memperbaiki suatu
proses pelayanan agar minim dari risiko dapat dilakukan
analisis dengan menggunakan instrument FMEA
4. Evaluasi risiko:
Setiap risiko atau kejadian harus dievaluasi apakah memerlukan
tindak lanjut atau tidak. Jika perlu tindak lanjut maka harus
disusun rencana tindak lanjut terhadap risiko atau kejadian
tersebut.
5. Menyusun rencana dan melaksanakan tindakan/treatment
terhadap risiko.
Jika dari hasil evaluasi diperlukan tindak lanjut terhadap risiko,
maka perlu disusun rencana aksi yang berisi kegiatan-kegiatan
yang perlu dilakukan untuk mengatasi akibat risiko dan
melakukan tindakan pencegahan agar tidak terjadi insiden
terkait dengan risiko tersebut.
E. Incident Report
1. Pelaporan setiap masalah atau kejadian yang menyimpang dari
yang direncanakan atau secara normal seharusnya tidak terjadi
dan berdampak pada keselamatan pasien (Patient Care and
Patient Safety)
2. Pelaporan atas masalah atau kejadian yang menghadapkan
pasien pada keadaan beresiko.
3. Pelaporan atas masalah/ kejadian yang bertendensi/
berpotensi menghadapkan puskesmas terhadap tuntutan
hukum.
4. Masalah/kejadian tidak harus selalu sudah menyebabkan
cedera, tetapi termasuk juga kejadian yg potensial menyebabkan
cedera.
5. Pelaporan atas masalah/ kejadian yang dapat dijadikan
pelajaran untuk meneliminasi atau menurunkan resiko.
6. Pelaporan masalah/ kejadian yang mempunyai dampak
terhadap anggaran dan resiko ketersediaan keuangan, peralatan
maupun supplies
F. Sumber Medical Report
1) Manusia:
a. Kelelahan
b. Kurang terlatih
c. Komunikasi yang buruk
d. Kekuasaan/pengendalian
e. Keterbatasan waktu
f. Poor judgment
g. Keragu-raguan
h. Logic error
i. Over confidence
2) Organisasi
a. Rancang bangun kerja
b. Perencanaan kebijakan
c. Adminidtrasi/ pembiayaan
d. Insentif/disinsentif/ kepemimpinan
e. Manajemen supplai
f. Supervisi/umpan balik
g. Ketidakjelasan tugas
h. Salah menempatkan personil
3) Teknikal
a. Poor automation
b. Peralatan yang buruk
c. Keterbatasan peralatan
d. Tidak memiliki decision support
e. Kompleksitas
f. Kurang integrasi
g. Terlalu banyak informasi
h. Tidak menggunakan checklist
c. Tipe Medical Error
1) KEKELIRUAN KONSEP
a. Wrong Concept of Disease
b. Wrong Concept of Treatment
2) KEKELIRUAN DIAGNOSTIK
a. Misdiagnosis
b. Late diagnosis
c. Gagal melakukan prosedur diagnosis
d. Menggunakan prosedur yang usang
e. Gagal melakukan pemantauan dan follow-up
f. hasil pemeriksaan penunjang.
3) KEKELIRUAN TERAPI
a. Error melakukan tindakan medic
b. Error memberikan terapi
c. Error menetapkan dosis
d. Error menetapkan jenis obat
e. Terlambat memberikan terapi padahal indikasi berdasarkan
diagnostik sudah jelas
f. Melakukan tindakan medik yang tidak adekuat dan tidak
ada indikasi
g. Teknik yang keliru
4) KEKELIRUAN PENCEGAHAN
a. Gagal melakukan terapi pencegahan sesuai yang diperlukan.
b. tidak adekuat melakukan pemantauan hasil terapi
5) Lainnya
a. Gagal dalam berkomunikasi :
komukasi dengan pasien
komunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya.
b. Equipment failure
c. kegagalan sistem lainnya
d. Penutup
Demikian program ini disusun untuk memberikan gambaran
mengenai penerapan Manajemen Resiko Klinis di Puskesmas
Mlonggo.
Ditetapkan di : Mlonggo
Pada Tanggal : 18 Juli 2018
KEPALA UPT PUSKESMAS MLONGGO,