Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN BELU

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS AINIBA
Jl. Sakato Ainiba – Ponu, Kecamatan Kakuluk Mesak
Call Center :082147947631 Email: puskesmasainiba01@gmail.com
Kode Pos 85752

KEPUTUSAN

KEPALA UPTD PUSKESMAS AINIBA


NOMOR : 070/SK/PUSK.ANB/V/2019

TENTANG

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KLINIS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA UPTD PUSKESMAS AINIBA,

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan


Puskesmas terhadap tuntutan masyarakat akan
pelayanan kesehatan yang lebih bermutu, perlu
disusun tentang penerapan Manajemen Resiko Klinis;
b. bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas
ditetapkan Manajemen Resiko Klinis dengan
keputusan Kepala Puskesmas;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang


Praktik Kedokteran;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS AINIBA


TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KLINIS
Kesatu : Penerapan Manajemen Resiko Klinis seperti tertera dalam
lampiran surat keputusan ini.
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Ainiba

pada tanggal 21 Mei 2019

KEPALA UPTD PUSKESMAS AINIBA,

YARIFLEN ORIAS OEMATAN


LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS AINIBA
NOMOR : 070/SK/PUSK.ANB/V/2019
TENTANG : PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KLINIS

MANAJEMEN RESIKO KLINIS

A. Pendahuluan
Manajemen resiko klinis merupakan suatu upaya sistematis yang
dilakukan baik di rumah sakit maupun puskesmas dalam rangka
mengurangi resiko akibat pelaksanaan pelayanan medis. Resiko klinis
dapat berupa bahaya, kesalahan, musibah atau potensi terjadinya hal-
hal yang merugikan pasien, terkait dengan atau sebagai dampak
asuhan klinik yang diberikan kepadanya.

B. Tujuan
1. Meminimalkan terjadinya ‘medical error’,’ adverse events’, dan
‘harms’ pada pasien (membuat asuhan pasien lebih aman).
2. Meminimalkan kemungkinan terjadinya klaim da mengendalikan
biaya klaim yang harus menjadi tanggungan institusi (mencegah
kerugian finansial bagi puskesmas) dan dokter.

C. Sasaran
1. Puskesmas
2. Posyandu
3. Posbindu

D. Tahapan Manajemen Resiko Klinis


1. Identifikasi resiko : keluhan pasien, klaim, incident report, audit
medis.
2. Pembahasan : Tim manajemen mutu klinis, Koordinator pemegang
program.
3. Kesimpulan : RCA: Tipe Medical Error, Sumber Medical Error,
FMEA: perbaikan prosedur, kebijakan, peraturan dll.
4. Tindak Lanjut.

E. Incident Report
1. Pelaporan setiap masalah atau kejadian yang menyimpang dari yang
direncanakan atau secara normal seharusnya tidak terjadi dan
berdampak pada keselamatan pasien ( Patient Care and Patient
Safety)
2. Pelaporan atas masalah atau kejadian yang menghadapkan pasien
pada keadaan beresiko.
3. Pelaporan atas masalah/kejadian yang berpotensi menghadapkan
puskesmas terhadap tuntutan hukum.
4. Masalah/kejadian tidak harus selalu sudah menyebabkan cedera,
tetapi termasuk juga kejadian yg potensial menyebabkan cedera.
5. Pelaporan atas masalah/kejadian yang dapat dijadikan pelajaran
untuk mengeliminasi atau menurunkan resiko.
6. Pelaporan masalah/kejadian yang mempunyai dampak terhadap
anggaran dan resiko ketersediaan keuangan, peralatan maupun
supplies.

F. Sumber Medical Report


1. Manusia:
a. Kelelahan
b. Kurang terlatih
c. Komunikasi yang buruk
d. Kekuasaan/pengendalian
e. Keterbatasan waktu
f. Poor judgment
g. Keragu-raguan
2. Organisasi
a. Rancang bangun kerja
b. Perencanaan kebijakan
c. Adminidtrasi/ pembiayaan
d. Kepemimpinan
e. Manajemen suplai
f. Supervisi/umpan balik
g. Ketidakjelasan tugas
h. Salah menempatkan personil
3. Teknikal
a. Peralatan yang buruk
b. Keterbatasan peralatan
c. Tidak memiliki decision support
d. Kompleksitas
e. Kurang integrasi
f. Tidak menggunakan checklist

G. Tipe Medical Error


1. KEKELIRUAN KONSEP
a. Wrong Concept of Disease
b. Wrong Concept of Treatment
2. KEKELIRUAN DIAGNOSTIK
a. Misdiagnosis
b. Late diagnosis
c. Gagal melakukan prosedur diagnosis
d. Menggunakan prosedur yang usang
e. Gagal melakukan pemantauan dan follow-up
f. Hasil pemeriksaan penunjang.
3. KEKELIRUAN TERAPI
a. Error melakukan tindakan medis
b. Error memberikan terapi
c. Error menetapkan dosis
d. Error menetapkan jenis obat
e. Terlambat memberikan terapi padahal indikasi berdasarkan
diagnostik sudah jelas
f. Melakukan tindakan medis yang tidak adekuat dan tidak ada
indikasi
g. Teknik yang keliru
4. KEKELIRUAN PENCEGAHAN
a. Gagal melakukan terapi pencegahan sesuai yang diperlukan.
b. Tidak adekuat melakukan pemantauan hasil terapi
5. Lainnya
a. Gagal dalam berkomunikasi :
1) komukasi dengan pasien
2) komunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya.
b. Equipment failure
c. Kegagalan sistem lainnya
H. Penutup
Demikian program ini disusun untuk memberikan gambaran
mengenai penerapan manajemen resiko klinis di Puskesmas Ainiba.

KEPALA UPTD PUSKESMAS AINIBA,

YARIFLEN ORIAS OEMATAN

Anda mungkin juga menyukai