Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN FLORES TIMUR

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS WITIHAMA
KECAMATAN WITIHAMA

KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS WITIHAMA
NOMOR: 03/P.WH/SK/C.IX/IV/2018
TENTANG
MANAJEMEN RESIKO KLINIS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA UPTD PUSKESMAS WITIHAMA,

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan puskesmas terhadap tuntutan


masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu, perlu disusun
tentang penerapan Manajemen Resiko Klinis;

b. bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas ditetapkan dengan


keputusan Kepala UPTD Puskesmas Witihama;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan;


2. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang standar
pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS WITIHAMA TENTANG


MANAJEMEN RESIKO KLINIS UPTD PUSKESMAS WITIHAMA
Ditetapkan di : Witihama
KESATU : Penerapan Manajemen Resiko Klinis seperti Pada
tertera dalam
tanggal : 09lampiran surat
April 2018
keputusan ini. KEPALA UPTD PUSKESMAS WITIHAMA,
KEDUA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan apabila dikemmudian hari
ditemmukan kekeliruan maka akan dilakukan perbaikan

LAMBERTUS OLA RUA


Lampiran : Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Witihama
Nomor : /P.WH/SK/C.IX/IV/2018
Tanggal : 09 April 2018
Tentang : MANAJEMEN RESIKO KLINIS UPTD PUSKESMAS
WITIHAMA

MANAJEMEN RESIKO KLINIS

A. Pendahuluan
Manajemen resiko klinis merupakan suatu upaya sistematis yang dilakukan di Puskesmas
dalam rangka mengurangi resiko akibat pelaksanaan pelayanan medis. Resiko klinis dapat berupa
bahaya, kesalahan, musibah atau potensi terjadinya hal-hal yang merugikan pasien terkait dengan
atau sebagai dampak asuhan klinis yang diberikan kepadanya.

B. Tujuan
1. Meminimalkan terjadinya medical error, adverse effect dan harms pada pasien (membuat
pasien lebih aman).
2. Meminimalkan kemungkinan terjadinya klaim dan mengendalikan biaya klaim yang harus
menjadi tanggungan puskesmas dan dokter.

C. Sasaran
1. Puskesmas
2. Puskesmas Pembantu (Pustu)
3. Poskesdes
4. Polindes
5. Posyandu

D. Tahapan Manajemen Resiko Klinis


1. Identifikasi Resiko : Keluhan pasien, klaim, laporan insiden, audit medic.
2. Pembahasan : Tim Manajemen Mutu Klinis, Koordinator Pemegang Program.
3. Kesimpulan : RCA (Root Cause Analysis): Tipe Medical error, Sumber Medical Error;
FMEA (Failure Mood and effect analysis): Perbaikan prosedur, kebijakan, peraturan, dll.
4. Tindak Lanjut.

E. Incident Report
1. Pelaporan setiap masalah atau kejadian yang menyimpang dari yang direncanakan atau
secara normal seharusnya tidak terjadi dan berdampak pada keselamatan pasien.
2. Pelaporan atas masalah atau kejadian yang menghadapkan pasien pada keadaan beresiko.
3. Pelaporan atas masalah atau kejadian yang bertendensi/ berpotensi menghadapkan
puskesmas terhadap tuntutan hukum.
4. Masalah/ kejadian tidak harus selalu sudah menyebabkan cedera, tetapi termasuk juga
kejadian yang potensial menyebabkan cedera.
5. Pelaporan masalah/ kejadian yang dapat dijadikan pelajaran untuk mengeliminasi atau
menurunkan resiko.
6. Pelaporan masalah/ kejadian yang mempunyai dampak terhadap anggaran dan resiko
ketersediaan keuangan, peralatan maupun supplies.

F. Sumber Medical Error


1. Manusia
a. Kelelahan
b. Kurang terlatih
c. Komunikasi yang buruk
d. Kekuasaan/ Pengendalian.
e. Keterbatasan waktu
f. Poor Judgement
g. Keragu-raguan
h. Logic error
i. Over Confidence / Terlalu Percaya Diri
2. Organisasi
a. Rancang Bangun Kerja
b. Perencanaan Kebijakan
c. Administrasi/Pembiayaan
d. Kepemimpinan
e. Manajemen supplay
f. Supervisi/ umpan balik
g. Ketidakjelasan tugas
h. Salah menempatkan personil
3. Teknikal
a. Peralatan yang buruk
b. Keterbatasan Peralatan
c. Tidak memiliki decision report
d. Kompleksitas
e. Kurang integrasi
f. Terlalu banyak informasi
g. Tidak menggunakan checklist

G. Tipe Medical Error


1. Kekeliruan konsep
a. Wrong concept of disease
b. Wrong concept of treatment
2. Kekeliruan Diagnostik
a. Misdiagnosis
b. Late diagnosis
c. Gagal melakukan prosedur diagnosis
d. Menggunakan prosedur yang usang
e. Gagal melakukan pemantauan dan follow-up
f. Hasil pemeriksaan penunjang

3. Kekeliruan Terapi
a. Error melakukan tindakan medis
b. Error memberikan terapi
c. Error menetapkan dosis
d. Error menetapkan jenis obat
e. Terlambat memberikan terapi padahal indikasi berdasarkan diagnosis yang jelas
f. Melakukan tindakan medis yang tidak adekuat dan tidak ada indikasi
g. Teknis yang keliru

4. Kekeliruan Pencegahan
a) Gagal melakukan terapi pencegahan sesuai yang diperlukan
b) Tidak adekuat melakukan pemantauan hasil terapi

5. Lainnya
a) Gagal dalam berkomunikasi dengan pasien dan dengan tenaga kesehatan lainnya
b) Equipment failure
c) Kegagalan sistem lainnya
H. Penutup
Demikian program ini disusun untuk memberikan gambaran mengenai penerapan manajemen
resiko klinis di UPTD Puskesmas Witihama.

KEPALA UPTD PUSKESMAS WITIHAMA,

LAMBERTUS OLA RUA

Anda mungkin juga menyukai