Dermatitis seboroik merupakan istilah yang digunakan untuk
segolongan kelainan kulit yang didasari oleh faktor konstitusi 1. Pengertian (predileksi di tempat-tempat kelenjar sebum). Dermatitis seboroik berhubungan erat dengan keaktifan glandula sebasea. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menangani 2. Tujuan kasus dermatitits numularis. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 445/135-SK/PKM 3. Kebijakan RJ/I/2019 tentang Penyusunan Standar Klinis Mengacu pada Acuan yang Jelas. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 4. Referensi Tahun 2014 tentang Panduan Praktek Klinis Dokter di Fasyankes Primer. 5. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesa Keluhan : Bercak merah dan kulit kasar. kelainan awal hanya berupa ketombe ringan pada kulit kepala (pitiriasis sika) sampai keluhan lanjut berupa keropeng yang berbau tidak sedap dan terasa gatal. 2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik Tanda patognomonis 1) Papul sampai plak eritema. 2) Skuama berminyak agak kekuningan. 3) Berbatas tidak tegas 3. Petugas menetapkan diagnosis 4. Petugas menetapkan diagnosis banding 1) Psoriasis 2) Kandidosis 3) Otomikosis 5. Petugas memberikan terapi ditulis pada resep 1) Pengobatan Topikal : a. Bayi: Lesi di kulit kepala bayi diberikan asam salisilat 3% dalam minyak kelapa atau vehikulum yang larut air atau kompres minyak kelapa hangat 1x/hari selama beberapa hari. Dilanjutkan dengan krim hidrokortison 1% atau lotion selama beberapa hari. b. Dewasa: Lesi di kulit kepala, diberikan shampo selenium sulfida 1.8 (Selsun-R) atau ketokonazol 2% shampo, zink pirition (shampo anti ketombe), atau pemakaian preparat ter (liquor carbonis detergent) 2-5 % dalam bentuk salep dengan frekuensi 2- 3 kali seminggu selama 5-15 menit per hari. Lesi di badan diberikan kortikosteroid topikal: Desonid krim 0.05% (catatan: bila tidak tersedia dapat digunakan fluosinolon asetonid krim 0.025%) selama maksimal 2 minggu. Manifestasi dengan inflamasi yang lebih berat diberikan kortikosteroid kuat (betametason valerat krim 0.1%). Disertai infeksi jamur, perlu dipertimbangkan pemberian krim ketokonazol 2% topikal. 2) Pengobatan Sistemik : a. Antihistamin sedatif yaitu: hidroksisin (2 x 1 tablet) selama maksimal 2 minggu b. Loratadine 1x10 mg/ hari selama maksimal 2 minggu. 6. Petugas memberikan konseling dan edukasi Perhatikan faktor predisposisi terjadinya keluhan, misalnya stres emosional dan kurang tidur. Diet juga 2/3 disarankan untuk mengkonsumsi makanan rendah lemak 7. Petugas Menentukan Prognosis 8. Petugas melakukan rujukan jika diperlukan 9. Petugas melengkapi rekam medis 10. Petugas mempersilahkan pasien untuk ke unit pelayanan obat Unit pelayanan Lansia, Unit pelayanan umum, unit pelayanan 6. Unit Terkait KIA, MTBS