Anda di halaman 1dari 4

DERMATITIS SEBOROIK

No. Dokumen : 445/ 340


-SOP/PKM RJ/
II/2019
SOP No.Revisi : 00
TanggalTerbit : 4 Februari 2019
Halaman : 1/3

Puskesmas dr. Indyah Rukmi W.


Raga Jaya NIP. 197607052005012006

Dermatitis seboroik merupakan istilah yang digunakan untuk


segolongan kelainan kulit yang didasari oleh faktor konstitusi
1. Pengertian
(predileksi di tempat-tempat kelenjar sebum). Dermatitis
seboroik berhubungan erat dengan keaktifan glandula sebasea.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menangani
2. Tujuan
kasus dermatitits numularis.
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 445/135-SK/PKM
3. Kebijakan RJ/I/2019 tentang Penyusunan Standar Klinis Mengacu pada
Acuan yang Jelas.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5
4. Referensi Tahun 2014 tentang Panduan Praktek Klinis Dokter di
Fasyankes Primer.
5. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesa
Keluhan : Bercak merah dan kulit kasar. kelainan awal
hanya berupa ketombe ringan pada kulit kepala (pitiriasis
sika) sampai keluhan lanjut berupa keropeng yang
berbau tidak sedap dan terasa gatal.
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
Tanda patognomonis
1) Papul sampai plak eritema.
2) Skuama berminyak agak kekuningan.
3) Berbatas tidak tegas
3. Petugas menetapkan diagnosis
4. Petugas menetapkan diagnosis banding
1) Psoriasis
2) Kandidosis
3) Otomikosis
5. Petugas memberikan terapi ditulis pada resep
1) Pengobatan Topikal :
a. Bayi: Lesi di kulit kepala bayi diberikan
asam salisilat 3% dalam minyak kelapa
atau vehikulum yang larut air atau kompres
minyak kelapa hangat 1x/hari selama
beberapa hari. Dilanjutkan dengan krim
hidrokortison 1% atau lotion selama
beberapa hari.
b. Dewasa: Lesi di kulit kepala, diberikan
shampo selenium sulfida 1.8 (Selsun-R)
atau ketokonazol 2% shampo, zink pirition
(shampo anti ketombe), atau pemakaian
preparat ter (liquor carbonis detergent) 2-5
% dalam bentuk salep dengan frekuensi 2-
3 kali seminggu selama 5-15 menit per hari.
Lesi di badan diberikan kortikosteroid
topikal: Desonid krim 0.05% (catatan: bila
tidak tersedia dapat digunakan fluosinolon
asetonid krim 0.025%) selama maksimal 2
minggu. Manifestasi dengan inflamasi yang
lebih berat diberikan kortikosteroid kuat
(betametason valerat krim 0.1%). Disertai
infeksi jamur, perlu dipertimbangkan
pemberian krim ketokonazol 2% topikal.
2) Pengobatan Sistemik :
a. Antihistamin sedatif yaitu: hidroksisin (2 x 1
tablet) selama maksimal 2 minggu
b. Loratadine 1x10 mg/ hari selama maksimal
2 minggu.
6. Petugas memberikan konseling dan edukasi
Perhatikan faktor predisposisi terjadinya keluhan,
misalnya stres emosional dan kurang tidur. Diet juga
2/3
disarankan untuk mengkonsumsi makanan rendah lemak
7. Petugas Menentukan Prognosis
8. Petugas melakukan rujukan jika diperlukan
9. Petugas melengkapi rekam medis
10. Petugas mempersilahkan pasien untuk ke unit pelayanan
obat
Unit pelayanan Lansia, Unit pelayanan umum, unit pelayanan
6. Unit Terkait
KIA, MTBS

3/3
4/3

Anda mungkin juga menyukai