Furunkel pada hidung adalah infeksi dari kelenjar sebasea
atau folikel rambut yang melibatkan jaringan subkutan di 1. Pengertian dalam hidung. Biasanya disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menangani 2. Tujuan kasus furunkel pada hidung Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 445/135-SK/PKM 3. Kebijakan RJ/I/2019 tentang Penyusunan Standar Klinis Mengacu pada Acuan yang Jelas. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 4. Referensi 2014 tentang Panduan Praktek Klinis Dokter di Fasyankes Primer. 5. Prosedur / 1. Petugas melakukan anamnesis Langkah- 1) Keluhan : Pasien datang dengan keluhan adanya langkah bisul di dalam hidung. Gejala adanya bisul di dalam hidung kadang disertai rasa nyeri dan perasaan tidak nyaman. Kadang dapat disertai gejala rhinitis. 2) Faktor Risiko : a. Sosio ekonomi rendah b. Higiene personal yang jelek c. Rhinitis kronis, akibat iritasi dari sekret rongga hidung. d. Kebiasaan mengorek-ngorek bagian dalam hidung. 2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik Pada lubang hidung tampak furunkel. Paling sering terdapat pada lateral vestibulum nasi yang mempunyai vibrissae (rambut hidung). 3. Petugas menetapkan diagnosis 4. Petugas menetapkan Komplikasi 1) Furunkel pada hidung potensial berbahaya karena infeksi dapat menyebar ke vena fasialis, vena oftalmika, lalu ke sinus kavernosus sehingga menyebabkan tromboflebitis sinus kavernosus. 2) Abses. 3) Vestibulitis. 5. Petugas memberikan terapi ditulis pada resep 1) Pemberian antibiotik topikal, seperti pemberian salep antibiotik bacitrasin dan polmiksin B serta antibiotik oral karena lokasi furunkel yang berpotensial menjadi bahaya. Antibiotik diberikan dalam 7-10 hari, dengan pemberian Amoxicilin 500 mg, 3x/hari, Cephalexin 250 – 500 mg, 4x/hari, atau Eritromisin 250 – 500 mg, 4x/hari. 6. Petugas memberikan konseling dan edukasi Memberitahukan individu dan keluarga untuk : melakukan kompres hangat dapat meredakan perasaan tidak nyaman, jangan memencet atau melakukan insisi pada furunkel, menghindari kebiasaan mengorek-ngorek bagian dalam hidung dan selalu menjaga kebersihan diri. 7. Petugas Menentukan Prognosis Prognosis pada umumnya bonam 8. Petugas melakukan rujukan jika diperlukan 9. Petugas melengkapi rekam medis 10. Petugas mempersilahkan pasien untuk ke unit pelayanan 2/3 Unit pelayanan Lansia, Unit pelayanan umum, unit pelayanan 7. Unit Terkait MTBS, Unit pelayanan KIA