Anda di halaman 1dari 2

SISTITIS

No.Dokumen :
SOP No.Revisi : 00
Tanggal terbit :
Halaman : 1/2

PUSKESMAS BAHRUL ILMI,SKM,MM


BANJARBARU UTARA NIP. 19700906 199002 1 001

1. Pengertian Sistitis adalah infeksi pada kandung kemih. Infeksi kandung kemih
umumnya terjadi pada wanita, terutama pada masa reproduktif.
Beberapa wanita menderitainfeksi kandung kemih secara
berulang.

2. Tujuan Sebagai panduan tatalaksana Sistitis di Puskesmas

3. Kebijakan Penerapan standar terapi di Pusksmas

4. Penyebab E.coli (organisme paling sering, pada 80 90% kasus);


Juga Klebsiella,Pseudomonas, grup B Streptococcus dan Proteus
mirabilis

5. Gambaran klinis Infeksi kandung kemih biasanya menyebabkan desakan


untuk buang air kecil dan rasa terbakar atau nyeri selama
buang air kecil.
Nyeri biasanya dirasakan diatas tulang kemaluan dan
sering juga dirasakan di punggung sebelah bawah.
Gejala lainnya adalah nokturia (sering buang air kecil di
malam hari).
Urin tampak berawan dan mengandung darah.
Kadang infeksi kandung kemih tidak menimbulkan gejala
dan diketahui padasaat pemeriksaan urin (urinalisisuntuk
alasan lain.)
Sistitis tanpa gejala terutama sering terjadi pada usia lanjut,
yang bisa menderita inkontinensia uri sebagai akibatnya.

6. Diagnosa 1. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya yang khas.


2. Diambil contoh urin aliran tengah (midstream), agar urin
tidak tercemar oleh bakteri dari vagina atau ujung penis.
Urin kemudian diperiksa dibawah mikroskop untuk melihat
adanya sel darah merah atau sel darah putih atau zat
lainnya.
3. Dilakukan penghitungan bakteri dan dibuat biakan untuk
menentukan jenis bakterinya. Jika terjadi infeksi, maka
biasanya satu jenis bakteri ditemukan dalam jumlah yang
banyak.
4. Pada pria, urin aliran tengah biasanya cukup untuk
menegakkan diagnosis. Pada wanita, contoh urin ini kadang
dicemari oleh bakteri dari vagina,sehingga perlu diambil
contoh urin langsung dari kandung kemih
denganmenggunakan kateter
SISTITIS

No.Dokumen : B/PK/XI/16/00
SOP No.Revisi : 00
Tanggal terbit : 13 -11-2016
Halaman : 2/2

PUSKESMAS BAHRUL ILMI,SKM,MM


BANJARBARU UTARA NIP. 19700906 199002 1 001

5. Pemeriksaan lainnya yang dilakukan untuk membantu


menegakkan diagnose sissistitis adalah:
Rontgen, untuk menggambarkan ginjal, ureter dan
kandung kemih
Sistouretrografi, untuk mengetahui adanya arus balik
urin dari kandung kemih dan penyempitan uretra
Uretrogram retrograd , untuk mengetahui adanya
penyempitan, divertikula
Sistoskopi, untuk melihat kandung kemih secara
langsung dengan seratoptik.

7. Penatalakanaan Pengobatan:
1. Pada usia lanjut, infeksi tanpa gejala biasanya tidak
memerlukan pengobatan.
2. Untuk sistitis ringan, langkah pertama yang bisa dilakukan
adalah minumbanyak cairan. Aksi pembilasan ini akan
membuang banyak bakteri dari tubuh,bakteri yang tersisa
akan dilenyapkan oleh pertahanan alami tubuh.
3. Pemberian antibiotik peroral seperti kotrimoksazol atau
siprofloksasin selama5 hari biasanya efektif, selama belum
timbul komplikasi.
4. Jika infeksinya kebal, biasanya antibiotik diberikan selama 7
10 hari.
5. Untuk meringankan kejang otot bisa diberikan atropin.
6. Gejalanya seringkali bisa dikurangi dengan membuat
suasana urin menjadi basa, yaitu dengan meminum baking
soda yang dilarutkan dalam air.
7. Pembedahan dilakukan untuk mengatasi penyumbatan
pada aliran kemih(uropati obstruktif ) atau untuk
memperbaiki kelainan struktur yang menyebabkaninfeksi
lebih mudah terjadi.
8. Biasanya sebelum pembedahan diberikan antibiotik untuk
mengurangi resiko penyebaran infeksi ke seluruh tubuh

8. Output Tatalaksana kasus Sistitis sesuai standar pengobatan di


Pusksmas

9. Daftar Pustaka Depertemen Kesehatan RI, 2007, Pdoman Pengobatan Dasar di


Puskesmas 2007, cetakan tahun 2008, Depkes RI, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai