Alergi makanan adalah suatu respons normal terhadap
makanan yang dicetuskan oleh suatu reaksi yang spesifik didalam suatu sistem imun dan diekspresikan dalam 1. Pengertian berbagai gejala yang muncul dalam hitungan menit setelah makanan masuk; namun gejala dapat muncul hingga beberapa jam kemudian. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menangani 2. Tujuan kasus alergi makanan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 445/135-SK/PKM 3. Kebijakan RJ/I/2019 tentang penyusunan standar klinis mengacu pada acuan yang jelas. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4. Referensi HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. 5. Prosedur / 1. Petugas melakukan Anamnesa Langkah- Keluhan :
langkah 1) Pada kulit: eksim, urtikaria. Pada saluran
pernapasan : rinitis, asma. 2) Keluhan pada saluran pencernaan: gejala gastrointestinal non spesifik dan berkisar dari edema, pruritus bibir, mukosa pipi, mukosa faring, muntah, kram, distensi, diare. 3) Diare kronis dan malabsorbsi terjadi akibat reaksi hipersensitivitas lambat non Ig-E-mediated seperti pada enteropati protein makanan. 2. Petugas melakukan pemeriksaan Fisik pada kulit dan mukosa serta paru. 3. Petugas membuat Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis dan pemeriksaan fisik. Kriteria pasti untuk diagnosis alergi makanan adalah cetusan berulang dari gejala pasien setelah makan makanan tertentu diikuti bukti adanya suatu mekanisme imunologi. 4. Petugas melakukan rujukan jika diperlukan Pasien dirujuk apabila pemeriksaan uji kulit, uji provokasi dan eliminasi makanan terjadi reaksi anafilaksis 5. Petugas Menentukan Prognosis 6. Petugas menulis resep Antihistamin dan Kortikosteroid 7. Petugas melakukan edukasi 1) Hindari makanan penyebab 2) Jangan lakukan uji kulit atau uji provokasi makanan 8. Petugas melengkapi rekam medis 9. Petugas mempersilahkan pasien untuk ke unit pelayanan obat Unit pelayanan umum, Unit pelayanan Lansia, Unit pelayanan 7. Unit Terkait KIA, MTBS