0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan4 halaman
Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin yang menyebabkan berkurangnya oksigen yang terdistribusikan ke seluruh tubuh, menimbulkan berbagai gejala seperti lemah dan lesu. Dokumen ini menjelaskan prosedur diagnosa dan penanganan kasus anemia di Puskesmas Raga Jaya, meliputi tahapan anamnesa, pemeriksaan fisik dan laboratorium, penetapan diagnosis, pengobatan, serta edukasi kepada pasien.
Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin yang menyebabkan berkurangnya oksigen yang terdistribusikan ke seluruh tubuh, menimbulkan berbagai gejala seperti lemah dan lesu. Dokumen ini menjelaskan prosedur diagnosa dan penanganan kasus anemia di Puskesmas Raga Jaya, meliputi tahapan anamnesa, pemeriksaan fisik dan laboratorium, penetapan diagnosis, pengobatan, serta edukasi kepada pasien.
Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin yang menyebabkan berkurangnya oksigen yang terdistribusikan ke seluruh tubuh, menimbulkan berbagai gejala seperti lemah dan lesu. Dokumen ini menjelaskan prosedur diagnosa dan penanganan kasus anemia di Puskesmas Raga Jaya, meliputi tahapan anamnesa, pemeriksaan fisik dan laboratorium, penetapan diagnosis, pengobatan, serta edukasi kepada pasien.
menyebabkan penurunan kadar oksigen yang didistribusikan ke 1. Pengertian seluruh tubuh sehingga menimbulkan berbagai keluhan (sindrom anemia) Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menangani 2. Tujuan kasus penyakit anemia. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 445/135-SK/PKM 3. Kebijakan RJ/I/2019 tentang Penyusunan Standar Klinis Mengacu pada Acuan yang Jelas. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4. Referensi HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. 5. Prosedur / 1. Petugas melakukan Anamnesis Langkah- 1) Keluhan : lemah, lesu, letih, lelah, penglihatan langkah berkunang-kunang, pusing, telinga berdenging dan penurunan konsentrasi 2) Faktor Risiko :Ibu hamil , Remaja putri, Status gizi kurang 2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik 1) Mukokutaneus: pucat–indikator yang cukup baik, sianotik, atrofi papil lidah (anemia defisiensi besi dan anemia pernisiosa), alopesia (anemia defisiensi besi), ikterik (anemia hemolitik), koilonikia (anemia defisiensi besi), glositis (anemia pernisiosa), rambut kusam 2) Kardiovaskular : takikardi, bising jantung 3) Respirasi : frekuensi napas (takipnea) 4) Mata: konjungtiva pucat 3. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang Pemeriksaan darah: Hemoglobin (Hb), Hematokrit (Ht), leukosit, trombosit, jumlah eritrosit, morfologi darah tepi (apusan darah tepi), MCV, MCH, MCHC, retikulosit 4. Petugas menegakkan Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan darah dengan kriteria Hb darah kurang dari kadar Hb normal. Nilai rujukan kadar hemoglobin normal menurut WHO Laki-laki : > 13 g/dl Perempuan : > 12 g/dl Perempuan hamil : > 11 g/dl 5. Petugas melakukan Diagnosis Banding 1) Anemia defisiensi vit B12, asam folat 2) Anemia Aplastik 3) Anemia Hemolitik 4) Anemia pada penyakit kronik 6. Petugas melakukan rujukan jika diperlukan
7. Petugas menulis resep
1) Pada anemia defisiensi besi : Anemia dikoreksi peroral 3 – 4x sehari dengan besi elemental 50 – 65 mg Sulfas ferrosus 3 x 1 tab (325 mg mengandung 65 mg besi elemental, 195; 39) 8. Petugas melakukan edukasi
2) Meningkatkan asupan makanan tinggi zat besi
3) Pasien diinformasikan mengenai efek samping
obat yang mungkin muncul, seperti mual, muntah, heartburn, konstipasi, diare, BAB (buang air besar) kehitaman
9. Petugas melengkapi rekam medis
10. Petugas mempersilahkan pasien untuk ke unit pelayanan 2/3 obat Unit pelayanan umum, Unit pelayanan Lansia, Unit pelayanan 6. Unit Terkait KIA, MTBS