Anda di halaman 1dari 3

ANEMIA

No. Kode : 440/ /VII/PKMS/2014 Ditetapkan Oleh Kepala


Puskesmas
Terbitan :01

SPO No. Revisi :0

PUSKESMAS Tgl.Mulai Berlaku : 15 Juli 2014


SEMERAP REVA LINDA, S.Kep
Halaman : 1/3
Nip.19830314 200502 2 002

1. Pengertian Penurunan kadar Hemoglobin yang menyebabkan penurunan kadar oksigen yang
didistribusikan ke seluruh tubuh sehingga menimbulkan berbagai keluhan (sindrom
anemia).
2. Tujuan Sebagai pedoman kerja petugas dalam memberikan pelayanan pada pasien dalam
penatalaksanaan kasus anemia

3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala Puskesmas No: 440/ /VI/PKMS/2015 jenis pelayanan yang ada di
puskesmas semerap.
2. Keputusan Kepala Puskesmas No: 440/ /VI/PKMS/2015 tentang aturan perilaku
dalam pelayanan.
3. Keputusan Kepala Puskesmas No: 440/ /VI/PKMS/2015 tentang kebijakan
pelayanan klinis.
4. Referensi 1. Permenkes no 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas
2. Permenpan no 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasaan Masyarakat
terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik
3. Pedoman penyusunan bahan akreditasi FKTP
4. Pedoman pelayanan di tingkat Puskesmas
5. Alat dan Bahan alat untuk pemeriksaan HB
sampel darah
6. Prosedur 1. Dokter melakukan anamnesa
Keluhan
Pasien datang ke dokter dengan keluhan lemah, lesu, letih, lelah, penglihatan
berkunang-kunang, pusing, telinga berdenging dan penurunan konsentrasi.
Faktor Risiko
a. Ibu hamil
b. Remaja putri
c. Pemakaian obat cephalosporin, chloramphenicol jangka panjang
d. Status gizi kurang
e. Faktor ekonomi kurang
2. Dokter melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Fisik Patognomonis
a. Mukokutaneus
pucat–indikator yang cukup baik, sianotik, atrofi papil lidah (anemia defisiensi besi
dan anemia pernisiosa), alopesia (anemia defisiensi besi), ikterik (anemia
hemolitik), koilonikia (anemia defisiensi besi), glositis (anemia pernisiosa), rambut
kusam, vitiligo (anemia pernisiosa).
b. Kardiovaskular
takikardi, bising jantung.
c. Respirasi
frekuensi napas (takipnea).
d. Mata
konjungtiva pucat.
Tanda dan gejala lain dapat dijumpai sesuai dengan penyebab dari anemia tersebut, yaitu:
a. Mata
dapat mencerminkan adanya manifestasi dari suatu anemia tertentu (misal :
perdarahan pada anemia aplastik)
b. Gastrointestinal
ulkus oral dapat menandakan suatu imunodefisiensi (anemia aplastik, leukemia),
colok dubur
c. Urogenital (inspekulo)
massa pada organ genitalia wanita
d. Abdomen
hepatomegali, splenomegali, massa
e. Status gizi kurang
Faktor Predisposisi
a. Infeksi kronik
b. Keganasan
c. Pola makan (Vegetarian)

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah: Hemoglobin (Hb)

3. Dokter menegakkan diagnosa klinis


Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan hasil
pemeriksaan darah dengan kriteria Hb darah kurang dari kadar Hb normal.
Nilai rujukan kadar hemoglobin normal menurut WHO:
Laki-laki: > 13 g/dl
Perempuan: > 12 g/dl
Perempuan hamil: > 11 g/dl
Diagnosis Banding
a. Anemia defesiensi besi
b. Anemia defisiensi vit B12, asam folat
c. Anemia Aplastik
d. Anemia Hemolitik
e. Anemia pada penyakit kronik
Komplikasi
a. Gagal jantung
b. Syncope

4. Penatalaksanaan
Atasi penyebab yang mendasarinya. Jika didapatkan kegawatan (misal: anemia
gravis atau distres pernafasan), pasien segera dirujuk.
Pada anemia defisiensi besi:
a. Anemia dikoreksi peroral: 3 – 4x sehari dengan besi elemental 50 – 65 mg
1. Sulfas ferrosus 3 x 1 tab (325 mg mengandung 65 mg besi elemental, 195; 39).
2. Ferrous fumarat 3 x 1 tab (325; 107 dan 195; 64).
3. Ferrous glukonat 3 x 1 tab (325; 39).
b. Pasien diinformasikan mengenai efek samping obat: mual, muntah, heartburn,
konstipasi, diare, BAB kehitaman.
c. Jika tidak dapat mentoleransi koreksi peroral atau kondisi akut maka dilakukan koreksi
parenteral segera.

Pada anemia defisiensi asam folat dan defisiensi B12


a. Anemia dikoreksi peroral dengan:
1. Vitamin B12 80 mikrogram (dalam multivitamin).
2. Asam folat 500 – 1000 mikrogram (untuk ibu hamil 1 mg).
b. Koreksi cepat (parenteral atau i.m) oleh dokter spesialis

5. Dokter dan perawat berkerjasama memberikan Konseling dan Edukasi


Prinsip konseling pada anemia adalah memberikan pengertian kepada pasien dan
keluarganya tentang perjalanan penyakit dan tata laksananya, sehingga meningkatkan
kesadaran dan kepatuhan dalam berobat serta meningkatkan kualitas hidup pasien.

6. Dokter memberikan rujukan bila diperlukan


Kriteria rujukan
a. Anemia berat dengan indikasi transfusi (Hb < 6 mg%).
b. Untuk anemia karena penyebab yang tidak termasuk kompetensi dokter layanan
primer, dirujuk ke dokter spesialis penyakit dalam.
7. Unit Terkait Laboratorium
8. Dokumen Terkait 1. Register poli umum
2. Laporan
3. Status pasien
4. infonkonsen

Anda mungkin juga menyukai