1. Pengertian Penurunan kadar Hemoglobin yang menyebabkan penurunan kadar oksigen yang
didistribusikan ke seluruh tubuh sehingga menimbulkan berbagai keluhan (sindrom
anemia).
2. Tujuan Sebagai pedoman kerja petugas dalam memberikan pelayanan pada pasien dalam
penatalaksanaan kasus anemia
3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala Puskesmas No: 440/ /VI/PKMS/2015 jenis pelayanan yang ada di
puskesmas semerap.
2. Keputusan Kepala Puskesmas No: 440/ /VI/PKMS/2015 tentang aturan perilaku
dalam pelayanan.
3. Keputusan Kepala Puskesmas No: 440/ /VI/PKMS/2015 tentang kebijakan
pelayanan klinis.
4. Referensi 1. Permenkes no 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas
2. Permenpan no 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasaan Masyarakat
terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik
3. Pedoman penyusunan bahan akreditasi FKTP
4. Pedoman pelayanan di tingkat Puskesmas
5. Alat dan Bahan alat untuk pemeriksaan HB
sampel darah
6. Prosedur 1. Dokter melakukan anamnesa
Keluhan
Pasien datang ke dokter dengan keluhan lemah, lesu, letih, lelah, penglihatan
berkunang-kunang, pusing, telinga berdenging dan penurunan konsentrasi.
Faktor Risiko
a. Ibu hamil
b. Remaja putri
c. Pemakaian obat cephalosporin, chloramphenicol jangka panjang
d. Status gizi kurang
e. Faktor ekonomi kurang
2. Dokter melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Fisik Patognomonis
a. Mukokutaneus
pucat–indikator yang cukup baik, sianotik, atrofi papil lidah (anemia defisiensi besi
dan anemia pernisiosa), alopesia (anemia defisiensi besi), ikterik (anemia
hemolitik), koilonikia (anemia defisiensi besi), glositis (anemia pernisiosa), rambut
kusam, vitiligo (anemia pernisiosa).
b. Kardiovaskular
takikardi, bising jantung.
c. Respirasi
frekuensi napas (takipnea).
d. Mata
konjungtiva pucat.
Tanda dan gejala lain dapat dijumpai sesuai dengan penyebab dari anemia tersebut, yaitu:
a. Mata
dapat mencerminkan adanya manifestasi dari suatu anemia tertentu (misal :
perdarahan pada anemia aplastik)
b. Gastrointestinal
ulkus oral dapat menandakan suatu imunodefisiensi (anemia aplastik, leukemia),
colok dubur
c. Urogenital (inspekulo)
massa pada organ genitalia wanita
d. Abdomen
hepatomegali, splenomegali, massa
e. Status gizi kurang
Faktor Predisposisi
a. Infeksi kronik
b. Keganasan
c. Pola makan (Vegetarian)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah: Hemoglobin (Hb)
4. Penatalaksanaan
Atasi penyebab yang mendasarinya. Jika didapatkan kegawatan (misal: anemia
gravis atau distres pernafasan), pasien segera dirujuk.
Pada anemia defisiensi besi:
a. Anemia dikoreksi peroral: 3 – 4x sehari dengan besi elemental 50 – 65 mg
1. Sulfas ferrosus 3 x 1 tab (325 mg mengandung 65 mg besi elemental, 195; 39).
2. Ferrous fumarat 3 x 1 tab (325; 107 dan 195; 64).
3. Ferrous glukonat 3 x 1 tab (325; 39).
b. Pasien diinformasikan mengenai efek samping obat: mual, muntah, heartburn,
konstipasi, diare, BAB kehitaman.
c. Jika tidak dapat mentoleransi koreksi peroral atau kondisi akut maka dilakukan koreksi
parenteral segera.