Anda di halaman 1dari 4

Anemia Defisiensi Besi (ICD X : D50 )

No.Dokumen :
No.Revisi :-
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3
PUSKESMAS ARAS AMIN, SKM
BONTONOMPO I NIP: 19730223 199803 1 007
1. Pengertian
Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah
massa eritrosit sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk
membawa oksigen dalam jumlah cukup ke jaringan perifer.
Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di
klinik di seluruh dunia. Diperkirakan >30% penduduk dunia
menderita anemia dan sebagian besar di daerah tropis. Oleh
karena itu anemia seringkali tidak mendapat perhatian oleh para
dokter di klinik.

2. Tujuan Sebagai acuan Untuk penangan pasien dengan anemia defisiensi besi

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Bontonompo I No. 440.068/H/VII/SK/PKM-


PB/III/2017 Tentang Pelayanan Klinis di Puskesmas Bontonompo I.
4. Referensi a. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/514/2015.

5. Prosedur 1. Petugas melakukan Anamnesa (subjective)


a. Keluhan
Pasien datang ke dokter dengan keluhan:
1. Lemah
2. Lesu
3. Letih
4. Lelah
5. Penglihatan berkunang-kunang
6. Pusing
7. Telinga berdenging
8. Penurunan konsentrasi
9. Sesak nafas

b. Faktor resiko
1. Ibu hamil
2. Remaja putri
3. Status gizi kurang
4. Faktor ekonomi kurang
5. Infeksi kronik
6. Vegetarian

2. Petugas melakukan Pemeriksaan Fisik (objective)


Pemeriksaan Fisik
1. Gejala umum
Pucat dapat terlihat pada: konjungtiva, mukosa mulut, telapak
tangan, dan jaringan di bawah kuku.

1/3
2. Gejala anemia defisiensi besi
a. Disfagia
b. Atrofi papil lidah
c. Stomatitis angularis
d. Koilonikia

Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah: hemoglobin (Hb), hematokrit
(Ht), leukosit, trombosit, jumlah eritrosit, morfologi darah tepi
(apusan darah tepi), MCV, MCH, MCHC, feses rutin, dan urin
rutin.
2. Pemeriksaan Khusus (dilakukan di layanan
sekunder) :Serum iron, TIBC, saturasi transferin, dan feritin
serum.

3. Petugas melakukan penegakan diagnosa (Assessment)


Diagnosis Klinis
Anemia adalah suatu sindrom yang dapat disebabkan oleh
penyakit dasar sehingga penting menentukan penyakit dasar
yang menyebabkan anemia. Diagnosis ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan darah
dengan kriteria Hb darah kurang dari kadar Hb normal.
Nilai rujukan kadar hemoglobin normal menurut WHO:
1. Laki-laki: >13 g/dL
2. Perempuan: >12 g/dL
3. Perempuan hamil: >11 g/dL

4. Petugas melakukan penatalaksanaan (plan)


Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan anemia harus berdasarkan diagnosis
definitif yang telah ditegakkan. Setelah penegakan diagnosis
dapat diberikan sulfas ferrosus 3 x 200 mg (200 mg mengandung
66 mg besi elemental).
Rencana Tindak Lanjut
Untuk penegakan diagnosis definitif anemia defisiensi besi
memerlukan pemeriksaan laboratorium di layananan sekunder
dan penatalaksanaan selanjutnya dapat dilakukan di layanan
tingkat pertama

5. Petugas melakukan konseling dan edukasi


1. Memberikan pengertian kepada pasien dan keluarga tentang
perjalanan penyakit dan tata laksananya, sehingga
meningkatkan kesadaran dan kepatuhan dalam berobat serta
meningkatkan kualitas hidup pasien.
2. Pasien diinformasikan mengenai efek samping obat berupa
mual, muntah, heartburn, konstipasi, diare, serta BAB
kehitaman.
3. Bila terdapat efek samping obat maka segera ke pelayanan
kesehatan.

6. Petugas melakukan rujukan jika terdapat kriteria rujukan


1. Anemia tanpa gejala dengan kadar Hb <8 g/ dL.
2. Anemia dengan gejala tanpa melihat kadar Hb segera dirujuk.
3. Anemia berat dengan indikasi transfusi (Hb<7 g/dL).

2/3
4. Anemia karena penyebab yang tidak termasuk kompetensi
dokter di layanan tingkat pertama misalnya anemia aplastik,
anemia hemolitik dan anemia megaloblastik.
5. Jika didapatkan kegawatan (misal perdarahan aktif atau
distres pernafasan) pasien segera dirujuk.

6. Bagan Alir
Petugas melakukan
anamnesa

Petugas melakukan
pemeriksaan fisik dan
penunjang

Petugas melakukan
penegakan diagnosa

Petugas melakukan
konseling dan edukasi

Rujuk jika didapatkan


kriteria rujukan

7. Hal-hal yang perlu a. Penegakan diagnosa


diperhatikan b. Penatalaksanaan
c. Kriteria rujukan

8. Unit Terkait a. Rawat jalan


b. Rawat Inap
c. Persalinan
d. UGD
e. Pustu
f. Apotik
g. laboratorium

9. DokumenTerkait Rekam medik


Lembaran resep
Form rujukan
Lembar permintaan laboratorium
10. Rekaman Historis No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
Perubahan

3/3
4/3

Anda mungkin juga menyukai