Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK)

REVISI KE 0
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur

6 Januari 2022 drg. Endang Murdiati


ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI
1. Pengertian Anemia Defisiensi Besi adalah anemia yang disebabkan kurangnya
ketersediaan zat besi di dalam tubuh
sehingga menyebabkan zat besi yang diperlukan untuk eritropoesis tidak
cukup. Hal ini ditandai dengan
gambaran eritrosit yang hipokrommikrositer, penurunan kadar besi
serum, transferrin dan cadangan besi, di
sertai peningkatan kapasitas ikat besi /total iron binding capacity (TIBC).
Asessment Keperawatan 1. Aktivitas istirahat : Kelemahan, Imsomnia, Penurunan toleransi
terhadap aktivitas
2. Sirkulasi : Riwayat adanya perdarahan
3. Pernafasan : sesak nafas
4. Nutrisi dan Cairan: Kehilangan nafsu makan, mual dan muntah.
5. Nyeri/kenyamanan : Sakit kepala, nyeri dada (pleuritik).
6. Aktivitas : Kelemahan, tingkat kesadaran.
7. Neuro sensoris : Sakit kepala
3. Diagnosa Keperawatan 1. Perfusi perifer tidak efektif (D.0009) b.dpenurunan konsentrasi
hemoglobin d.d pengisian kapiler > 3 detik,
nadi perifer menurun atau tidak teraba, akral teraba ddingin, warna kulit
pucat, turgor kulit menurun.
2. Intoleransi aktivitas (D.0056) b.d ketidakseimbangan anttara suplai
kebutuhan oksigen.
3. Resiko infeksi (D.0142) d.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh
sekunder ; penurunan hemoglobin
4. Kreteria Evaluasi / Nursing Outcame 1. Perfusi meningkat (L.02011)
2. Toleransi meningkat (L.05047)
3. Tingkat infeksi menurun (L.14137)
5. Intervensi Keperawatan 1. Perawatan sirkulasi (I.02079)
a. Periksa sirkulasi perifer (nadi perifer, edema, pengisian kapiler, warna,
suhu)
b. Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area
keterbatasan perfusi
c. Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas
denganketerbatasan perfusi
2. Terapi oksigen (I.01026)
a. Berikan oksigen tambahan, jika perlu
3. Transusi darah (I.02089)
a. Identifikasi rencana transfusi
b. Monitor tanda-tanda vital sebelum, selama, dan setelah transfusi
c. Monitor tanda kelebihan cairan (dyspnea, takikardia, sianosis, tekanan
darah meningkat, sakit kepala, konvulsi)
d. Monitor reaksi transfusi
e. Lakukan pengecekan ganda pada label darah ( golongan darah, rhesus,
tanggal kadaluarsa, nomor seri, jumlah, dan identitas pasien)
f. Pasang akses intravena , jika belum terpasang
g. Periksa kepatenan akses intravena, flebitis dan tanda infeksi lokal
h. Berikan nacl 0,9% 50-100 ml sebelum transfusi dilakukan
i. Atur kecepatan aliran transfusi produk darah 10-15ml/kgbb dalam 2-4
jam
j. Berikan transfusi dalam waktu maksimal 4 jam
k. Hentikan transfui jika terdapat reaksi transfusi
l. Dokumentasikan tanggal, waktu, jumlah darah, durasi dan respon
transfusi
4. Manajemen hipovolume
a. Periksa tanda dan gejala hipovolume
b. Monitor intake dan output cairan
c. Hitung kebutuhan cairan
d. Berikan asupan cairan oral
e. Kolaborsi pemberian cairan IV isotonis (NACL 0,9%, RL
5. Manajemen energi
a. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
b. Monitor kelelahan fisik dan emosional
c. Monitor pola tiddur dan jam tidur
d. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimlus (cahaya, suara,
kunjungan)
e. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
f. Kolaborasi dengan ahli gisi tentng cara meningkatkan asupan makanan
6. Pencegahan infeksi
a. monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
b. batasi jumlah pengunjung
c. cuci tangan sebelum dan ssesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
d. pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi
6. Informasi dan Edukasi 1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
3. Ajarkan etika batuk
4. Anjurkan untuk meningkatkan asupan nutrisi dan cairan
5. Anjurkan tirah baring
6. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
7. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
7. Evaluasi "Mengevaluasi respon subyektif dan obyektif setelah dilaksanakan
intervensi dan dibandingkan dengan
standar luaran keperawatan Indonesia serta analisis terhadap
perkembangan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan".
8. Penelaah Kritis Sub mutu komite keperawatan
9. Kepustakaan 1.Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia ,Cetakan ke II , Januari 2017
2.Standar Luaran Keperawatan Indonesia ,Cetakan ke II,Januari 2017
3.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia ,Cetakan ke II , Januari 2017
4.Kurniawati Intantri, Manajemen Anemia defisiensi zat besi, Fakultas
kedokteran, Universitas Lampung, 2020

Anda mungkin juga menyukai