Anda di halaman 1dari 4

R SI

ARAFAH
J AM B I
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK)
DBD PADA ANAK
Pengertian Demam berdarah dengue (DBD), adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam,
(Definisi)
nyeri otot, dan atau nyeri sendi yang disertai penurunan dari sel
darah putih, adanya bercak kemerahan  di kulit, pembesaran
kelenjar getah bening, penurunan jumlah trombosit dan kondisi
terberat adalah perdarahan dari hampir seluruh jaringan tubuh
(Rasyid, 2012 : 3)
Assessment A. Keluhan Utama
Ada nya demam, batuk, pilek, nyeri pada sendi, bintik-bintik
Keperawatan
merah pada kulit, gusi berdarah, mual, muntah, nafsu makan
menurun, badan lemas

B. Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat penyakit DBD sebelumnya

C. Riwayat Penyakit Keluarga


Adanya anggota keluarga riwayat penyakit DBD

D. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum tampak lemah, TD menurun, nadi lemah,
respirasi meningkat, suhu meningkat, badan teraba panas,
adanya ptekie, konjungtiva anemis, perdarahan pada gusi,
adanya ronkhi, turgor kulit menurun, nyeri pada otot dan sendi,
Diagnosis A. Hipertermi b.d Proses Penyakit
B. Bersihan Jalan napas tidak efektif b.d akumulasi sekret
Keperawatan
C. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
D. Resiko Syok b.d hiposemia
E. Resiko defisit nutrisi b.d anoreksia
F. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan

Luaran
A. Hipertermi b/d proses penyakit
Keperawatan
1. Suhu tubuh membaik
2. Menggigil menurun
3. Kulit merah menurun

B.Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif b/d sekresi yang tertahan


1. Produksi sputum menurun
2. Whezing menurun
3. Dispnea menurun
4. Frekuensi dan pola napas membaik
5. Gelisah menurun
C. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
1. Keluhan nyeri menurun
2. Meringis menurun
3. Gelisah menurun
4. Kesulitan tidur menurun

D. Resiko Syok b.d Hipoksemia


1. Kekuatan nadi meningkat
2. Output urine meningkat
3. Membran mukosa lembap meningkat
4. perasaan lemah menurun
5. intake cairan membaik

E. Resiko Defisit Nutrisi b/d anoreksia


1. Porsi makan yang di habiskan meningkat
2. Frekuensi makan membaik
3. Nafsu makan membaik
4. Bising usus membaik

F. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan


1. Kemudahan melakukan aktifitas sehari-hari meningkat
2. Perasaan lemah menurun
3. Toleransi melakukan aktifitas meningkat

Intervensi
Keperawatan A. Hipertermi b/d proses penyakit
1. Monitor suhu tubuh
2. Monitor haluaran urine
3. Sediakan lingkungan yang dingin
4. Longgarkan atau lepaskan pakaian
5. Berikan cairan oral
6. Anjurkan kompres hangat
7. Kolaborasi pemberian antipiretik

B. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif b/d sekresi yang tertahan


1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
2. Monitor bunyi napas tambahan
3. Monitor sputum (jumlah, warna)
4. Posisikan semi fowler atau fowler
5. Berikan minum hangat
6. Berikan oksigen, jika perlu
7. Kolaborasi pemberian terapi obat

C. Nyeri Akut b/d agen pencedera fisiologis dan fisik


1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri, skala nyeri
2. Identifikasi respon non verbal nyeri
3. Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
(relaksasi, hipnosis, terapi musik, aromaterapi, imajinasi
terbimbing)
4. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
5. Fasilitasi istirahat dan tidur
6. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
7. Kolaborasi pemberian analgetik

D. Resiko syok b.d hipoksemia


1. Identifikasi penyebab perdarahan
2. Monitor terjadinya perdarahan
3. Monitor intake dan output cairan
4. berikan kompres dingin, jika perlu
5. pertahankan akses IV
6. Jelaskan tanda-tanda perdarahan
7. anjurkan melapor jika menemukan tanda-tanda perdarahan
8. Kolaborasi pemberian cairan, jika perlu
9. Kolaborasi pemberian tranfusi darah, jika perlu

E. Resiko defisit nutrisi b/d anoreksia


1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
3. Monitor asupan makanan
4. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
5. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
6. Kolaborasi dengan ahli gizi

F. Intoleransi Aktifitas b/d kelemahan


1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
2. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
3. Lakukan Latihan rentang gerak pasif atau aktif
4. Anjurkan melakukan aktifitas secara secara bertahap

Informasi dan A. Anjuran untuk banyak minum


B. Manajemen perdaharan
Edukasi
C. Pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M (Menguras,
Mengubur, Memanfaatkan kembali)
Evaluasi Mengevaluasi respon subjektif dan objektif setelah di laksanakan
intervensi dan di bandingkan dengan kriteria evaluasi serta
analisis terhadap perkembangan diagnosis keperawatan yang
telah di tetapkan
Penelaah Kritis

Kepustakaan Rasyid. (2012). Demam Berdarah. diakses pada tanggal 3 Juli


2013 dalam web
ttp://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/01/20/dema
m-berdarah-haruskah-kita-kembali-menjadi-nomor-satu-di-
aseanTim Pokja SDKI DPP PPNI, Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia, Edisi 1 Cetakan III (2017).
Jakarta
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, Standar Luaran Keperawatan
Indonesia, Edisi 1 Cetakan II (2019). Jakarta
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia, Edisi 1 Cetakan II (2018). Jakarta

Anda mungkin juga menyukai