Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH GANGGUAN PERDARAHAN AWAL KEHAMILAN

KET (KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU)

Mata kuliah: Maternitas

OLEH :

KELOMPOK 1

ZAIN RACHMA AFIFAH (173210040)


ADE GITA BATMETAN (1732100)

S1 KEPERAWATAN
STIKES INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG
TAHUN 2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Shalawat beserta salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada Nabi besar kita yakninya
Nabi besar Muhammad SAW. Yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah
kepada zaman yang penuh ilmu pengetahuan yang kita rasakan pada saat sekarang ini.

Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan
Maternitas “Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Ektopik Terganggu”. Dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga menjadi ibadah dan
mendapatkan pahala dari Allah SWT. Amin.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua dan supaya kita selalu berada di bawah lindungan Allah SWT.

Jombang, februari 2019

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definisi
2.2 Etiologi
2.3 Patofisiologi & WOC
2.4 Manifestasi klinis
2.5 Tanda dan gejala
2.6 Komplikasi
2.7 Pemeriksaan penunjang
2.8 Penatalaksanaan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana sel telur yang dibuahi
berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik dapat
mengalami abortus atau ruptur pada dinding tuba dan peristiwa ini disebut sebagai
Kehamilan Ektopik Terganggu.
Sebagian besar kehamilan ektopik terganggu berlokasi di tuba (90%) terutama di
ampula dan isthmus. Sangat jarang terjadi di ovarium, rongga abdomen, maupun uterus.
Keadaan-keadaan yang memungkinkan terjadinya kehamilan ektopik adalah penyakit
radang panggul, pemakaian antibiotika pada penyakit radang panggul, pemakaian alat
kontrasepsi dalam rahim IUD (Intra Uterine Device), riwayat kehamilan ektopik
sebelumnya, infertilitas, kontrasepsi yang memakai progestin dan tindakan aborsi. Gejala
yang muncul pada kehamilan ektopik terganggu tergantung lokasi dari implantasi.
Dengan adanya implantasi dapat meningkatkan vaskularisasi di tempat tersebut dan
berpotensial menimbulkan ruptur organ, terjadi perdarahan masif, infertilitas, dan
kematian. Hal ini dapat mengakibatkan meningkatnya angka mortalitas dan morbiditas
Ibu jika tidak mendapatkan penanganan secara tepat dan cepat.
Insiden kehamilan ektopik terganggu semakin meningkat pada semua wanita
terutama pada mereka yang berumur lebih dari 30 tahun. Selain itu, adanya
kecenderungan pada kalangan wanita untuk menunda kehamilan sampai usia yang cukup
lanjut menyebabkan angka kejadiannya semakin berlipat ganda. (Mansjoer, 2001)
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

A. Pengkajian
1. Anamnesis
a. Pengumpulan data: nama, usia, jenis kelamin, suku/bangsa, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat
b. Riwayat penyakit / keluhan utama : mual, muntah, nyeri abdomen
c. Riwayat penyakit sekarang : penyakit yang dialami oleh pasien saat ini
d. Riwayat penyakit dahulu : penyakit yang pernah diderita pasien sebelumnya
e. Riwayat kesehatan keluarga : apakah dari pihak keluarga ibu atau suaminya
pernah melahirkan atau hamil anak kembar dengan komplikasi

2. Riwayat Obstetrik:
a. Menanyakan berapa kali ibu itu hamil
b. Menanyakan siklus menstruasi apakah teratur atau tidak
c. Menanyakan apakah asien mernah mengalami abortus
d. Menanyakan apakah kehamilan sebelumnya mengalami kelainan
e. Menanyakan apakah pasien menggunakan alat kontrasepsi dalam Rahim

3. Data Bio-Psiko-sosial-Spiritual (Data Fokus)


a. Makan minum : nafsu makan menurun (anoreksia), mual, muntah, mukosa
bibir kering pucat.
b. Eliminasi: BAB ; konstipasi, nyeri saat BAB
c. BAK ; sering kencing
d. Aktivitas : nyeri perut saan mengangkat benda berat,terlihat odema pada
ekstremitas bawah (tungkai kaki)

4. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
1) Terlihat tanda cullen yaitu sekitar pusat atau linea alba kelihatan
biru,hitam dan lebam
2) Terlihat gelisah, pucat,anemia, nadi kecil, anemia,nadi kecil,tensi rendah.
b. Palpasi dan perkusi
1) Terdapat tanda-tanda perdarahan intra abdominal (shifting dullnes)
2) Nyeri tekan hebat pada abdomen
3) Douglas crisp : rasa nyeri tekan hebat pada penekanan kavum douglasi
4) Kavum douglasi teraba menonjol karena terkumpulnya darah.
5) Teraba massa retroutrein (masa pelvis)
6) Nyeri bahu karena perangsangan diafragma
7) Nyeri ayun saat menggerakkan porsio dan serviks ibu akan sangat sakit.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ditandai
dengan perdarahan
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (ruptur tuba falopi, pendarahan
intraperitonial)
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini
4. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive

C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
1. Kekurangan volume Kesimbangan Cairan Manajemen Cairan
cairan berhubungan 1. Tekanan darah a. Distribusikan cairan
dengan kehilangan 2. Denyut nadi radialis masuk setiap 24 jam
cairan aktif ditandai 3. 24 jam keseimbangan b. Monitor tanda-tanda vital
dengan perdarahan cairan keluar dan masuk c. Monitor status nutrisi
4. Menimbang berat badan d. Monitor status hidrasi
a. Turgor kulit e. Monitor makanan dan
b. Elektrolit serum cairan yang masuk dan
c. Kebingungan hitung kalori harian
d. Hipotensi ortostatik f. Monitor berat badan
e. Odema sebagian g. Timbang rutin dan pantau
gejala
Kurang Cairan h. Dorong kluarga untuk
1. Turgor kulit membantu pasien makan
2. Cairan masuk i. Berikan cairan IV pada
3. Urine keluar suhu ruangan
4. Serum yodium j. Pemberian IV monitor
5. Perfusi jaringan adanya tanda dan gejala
6. Kehausan kelebihan volume cairan
7. Urine pekat k. Kolaborasi dokter jika
8. Laju cepat tanda cairan berlebih
9. Kenaikan urea nitrogen muncul memburuk
darah
10. Otot kram
11. Suhu badan tinggi

2. Nyeri akut Pain control Pain Management


berhubungan dengan 1. Jelaskan faktor penyebab. a. Lakukan pengkajian nyeri
agen cedera fisik 2. Gunakan tindakan secara komprehensif
(ruptur tuba falopi, pencegahan. termasuk lokasi,
pendarahan 3. Gunakan tindakan non karakteristik, durasi,
intraperitonial) analgesic frekuensi, kualitas.
4. Laporkan perubahan gejala b. Gunakan komunikasi
nyeri ke perawat. terapeutik untuk
5. Catat serangan/ tanda mengetahui pengalam
gejala nyeri. nyeri pasien.
c. Kaji faktor yang
mempengaruhi respon
nyeri.
d. Evaluasi pengalaman
nyeri masa lalu.
e. Evaluasi bersama pasien
dan tim medis tentang
ketidakefektifan
Control Nyeri
a. Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
kebisingan.
b. Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi, &
interpersonal).
c. Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan
intervensi.
d. Ajarkan tentang tehnik
nonfarmakologi.
e. Berikan analgesic untuk
mengurangi nyeri.
f. Evaluasi ketidakefektifan
kontrol nyeri.
g. Tindakan istirahat
h. Monitor penerimaan
pasien tentang manajemen
nyeri
i. Observasi reaksi
nonverbal dan
ketidaknyamanan.
j. Monitor penerimaan
pasien tentang manajemen
nyeri. (Amin dkk, 2015)

3. 3 Resiko Infeksi Infeksi yang hebat Kontrol Infeksi


1. Dahak kental a. Bersihkan lingkungan
2. Pengambilan nanah setelah dipakai pasien
3. Demam b. Pertahankan teknik isolasi
4. Hypotermi c. Instruksikan pada
5. Ketidakstabilan suhu pengunjung untuk
6. Nyeri mencuci tangan saat
7. Gejala gastrointestinal berkunjung dan setelah
8. Rasa tidak enak badan berkunjung
meningggalkan pasien
d. Cuci tangan sebelum dan
sesaat tindakan
e. Gunakan sarung
tangan,baju sebagai alat
pelindung
f. Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan local
g. Monitor kerentanan
terhadap infeksi
h. Dorong istirahat
i. Instruksikan pasien untuk
minum antibiotic sesuai
resep yang diberikan
j. Berikan terapi antibiotic
bila perlu
k. Ajarkan cara menghindari
inveksi
l. Laporkan kultur positif
D. WOC PADA KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

Pembuahan telur di ovum

Perjalanan ke uterus, telur mengalami hambatan (pernah


mengalami pembedahan tuba, endosalfingitis, hipoplasia
uteri, tumor, idiopatik, pelvic inflamatory desease,
endometriosis dinding dan lumen tuba fallopi dll )

Bernidasi di tuba

Kehamilan ektopik

Kehamilan ektopik terganggu

Abortus Ruptur pada implantansi di


tuba dan uterus

Resiko Berduka Perdarahan


Abnormal

Kekurangan
Cemas Nyeri abdomen Volume Cairan

Nyeri Akut Perubahan Perfusi


Kurang Pengetahuan
Jaringan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Kehamilan ektopik adalah suatu
kehamilan dimana sel telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium
kavum uteri. Kehamilan ektopik dapat mengalami abortus atau ruptur pada dinding tuba
dan peristiwa ini disebut sebagai Kehamilan Ektopik Terganggu.
Etiologi kehamilan ektopik terganggu telah banyak diselidiki, tetapi sebagian besar
penyebabnya tidak diketahui. Beberapa faktor yang berhubungan dengan penyebab
kehamilan ektopik terganggu, yaitu: faktor mekanis, faktor fungsional, peningkatan daya
penerimaan mukosa tuba terhadap ovum yang dibuahi., hal lain seperti; riwayat KET dan
riwayat abortus induksi sebelumnya.
Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 25 dan
35 tahun. Frekuensi kehamilan ektopik dilaporkan 1 di antara 300 kehamilan, akan tetapi
mungkin angka ini terlampau rendah.

B. Saran
Pembelajaran tentang asuhan keperawatan pada kehamilan ektopik terganggu
harus ditanamkan kepada mahasiswa keperawatan sedini mungkin agar lebih memahami,
dan diharapkan makalah ini dikritik dan diberikan saran sehingga makalah kami dapat
disempurnakan.
Daftar Pustaka

Mansjoer, A. (2001). Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jogjakarta: Media


Aesculapius FK UI.
Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2012). Nursing
Interventions Classification (NIC) sixth edition. United State of America: ISBN.
MD, K. J. (2016). Manual Williams Komplikasi Kehamilan Edisi 23. Jakarta: EGC.
Moore, H. (2001). Esensial obstetri dan ginekoli. Jakarta: Katalog dalam Terbitan.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Nanda NIC-NOC jilid 3. Jogjakarta:
Mediaction.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda NIC-NOC Jilid 2. Jogjakarta: Mediaction.
Nurarif, H. A., & Hardhi, K. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: Mediaction.
Reeder, Martin, & Griffin, K. (2011). Keperawatan Maternitas kesehatan wanita, bayi, dan
keluarga Volume 2 Edisi 18. Jakarta: EGC.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2012). Nursing Outcomes
Clasification (NOC) fifth edition. United State of America: ISBN.
NORWITZ, E., & SCHORGE, J. (2008). OBSTETRI & GINEKOLOGI Edisi ke Dua.
Erlangga.
Freser, D. M., & Cooper, M. A. (2009). Myles BUKU AJAR BIDAN. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai