20
Ekspektasi: tingkat syok menurun, dengan kriteria hasil:
a. Kekuatan nadi meningkat
b. Output urin meningkat
c. Akral dingin menurun
d. Tingkat kesadaran meningkat
e. Tekanan darah membaik
f. Pengisian kapiler membaik
5) Risiko perdarahan
Ekspektasi : tingkat perdarahan menurun, dengan kriteria hasil :
a. Membrane mukosa lembab meningkat
b. Kelembaban kulit meningkat
c. Hematocrit membaik,
d. Hemoglobin membaik
e. TTV membaik
f. Perdarahan menurun
6) Defisit nutrisi
Ekspektasi: status nutrisi membaik, dengan kriteria hasil:
a. Porsi makanan dihabiskan meningkat
b. Berat badan membaik
c. Nafsu makan membaik
d. Frekuensi makan membaik
7) Nyeri akut
Ekspektasi: tingkat nyeri menurun, dengan kriteria hasil:
e. Keluhan nyeri menurun
f. Meringis menurun
g. Kesulitan tidur menurun
h. Gelisah menurun
i. TTV membaik
8) Pola napas tidak efektif
Ekspektasi: pola napas membaik, dengan kriteria hasil:
a. Dyspnea menurun
b. Penggunaan otot bantu napas menurun
c. Frekuensi napas membaik
d. Kedalaman nafas membaik
5 Intervensi 1. Hipertermia
Keperawatan Manajemen hipertermi
Tindakan:
1) Observasi :
Monitor suhu tubuh
Monitor haluran urine
2) Terapeutik
Sediakan lingkungan yang dingin
Longgarkan atau lepaskan pakaian
Basahi dan kipasi permukaan tubuh
Berikan cairan oral
Ganti linen setiap hari jika mengalami hiperhidroksis
21
(keringat berlebih)
Lakukan pendinginan eksternal, mis: kompres dingin
pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila
3) Edukasi :
Anjurkan tirah baring
4) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena
2. Perfusi perifer tidak efektif
Perawatan sirkulasi
Tindakan:
1) Observasi
Periksa sirkulasi perifer (mis: nadi perifer, edema,
warna, suhu)
Identifikasi factor risiko gangguan sirkulasi (mis:
diabetes, perokok, orangtua, hipertensi dan kadar
kolesterol tinggi)
Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada
ekstremitas
2) Terapeutik
Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di
area keterbatasan perfusi
Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas
dengan keterbatasan perfusi
Lakukan pencegahan infeksi
Lakukan hidrasi
3) Edukasi
Anjurkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi
Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus di
laporkan mis: (rasa sakit yang tidak bisa hilang saat
istirahat, hilangnya rasa)
Anjurkan berhenti merokok
Anjurkan berolahraga rutin
3. Hipovolemia
Manajemen hipovolemia
Tindakan :
1) Observasi
Periksa tanda dan gejala hipovolemia (frekuesi, nadi
meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun,
turgor kulit menurun, membrane mukosa kering,
volume urin menurun, hematocrit meningkat, haus,
lemah)
Monitor intake dan output cairan
2) Terapeutik
Hitung kebutuhan cairan
Berikan asupan cairan oral
Berikan posisi modified trendelenburg
22
3) Edukasi
Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
4) Kolaborasi
Pemberian cairan intravena isotonic
Pemberian cairan koloid mis albumin, plasmanated,
widahes
Pemberian cairan intravena hipotonis (mis: glukosa 2,5
%, NaCl 0,4%)
Pemberian produk darah
4. Risiko syok
Pencegahan syok
Tindakan :
1) Observasi
Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan
nadi, frekuensi napas, tekanan darah)
Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi)
Monitor status cairan (input dan output, turgor kulit,
CRT)
Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
2) Terapeutik
Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen
lebih dari 94 %
Pasang jalur IV
Pasang cateter urin untuk menilai produksi urin, jika
perlu
Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis
3) Edukasi
Jelaskan penyebab dan factor resiko syok
Jelaskan tanda dan gejala awal syok
Anjurkan melapor jika menemukan/merasakan tanda dan
gejala awal syok
Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
4) Kolaborasi
Pemberian IV
Pemberian tranfusi darah
5. Risiko perdarahan
Pencegahan perdarahan
Tindakan :
1) Observasi
Monitor tanda dan gejala perdarahan
Monitor nilai hematocrit/hemoglobin sebelum dan
setelah kehilangan darah
Monitor tanda-tanda vital ortostatik
Monitor koagulasi (mis: platelet /PLT)
2) Terapeutik
Pertahankan bedrest selama perdarahan
23
Batasi tindakan inpasif
Hindari pengukuran suhu rektal
3) Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Anjurkan meningkatkan asupan makanan dan vitamin K
Anjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan
4) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian produk darah
Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan.
6. Defisit nutrisi
Manajemen nutrisi
Tindakan:
1) Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi atau toleransi makanan
Monitor asupan makanan
Monitor BB
2) Terapeutik
Sajikan makanan secaramenarik dan suhu yang sesuai
Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis: diet rendah purin,
diet rendah protein)
Lakukan oral hygiene sebelum makan
3) Edukasi
Ajarkan diet yang di programkan
4) Kolaborasi
Berikan medikasi sebelum makan (pereda nyeri, antiemetic)
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrient yang dibutuhkan
7. Nyeri akut b/d inflamasi usus halus
Manajemen nyeri
Tindakan:
1) Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan kuantitas nyeri
Identfikasi respon non verbal
Identifikasi budaya terhadap respon nyeri
Identifikasi hal yang memperingan dan memperberat
nyeri
2) Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis (terapi bermain, teknik
imajinasi terbimbing)
Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri (suhu
lingkungan, pencahayaan, kebisingan)
3) Edukasi
Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Ajarkan teknik nonfarmakologis
24
4) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
8. Pola nafas tidak efektif
Manajemen jalan nafas
Tindakan :
1) Observasi
Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman nafas, usaha
nafas)
Monitor bunyi nafas tambahan
2) Terapeutik
Posisikan semi fowler/fowler
Berikan oksigen jika perlu
3) Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
Ajarkan teknik batuk efektif
4) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik jika perlu
Informasi dan Edukasi 1. Minum yang cukup di selingi minuman sari buah-buahan
2. Upayakan untuk makan dan istirahat yang cukup
3. Buang sampah pada tempatnya
4. Tingkatkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
5. Gunakan obat anti nyamuk yang mengandung DEET saat
mengunjungi tempat endemic dengue
6. Jaga kebersihan lingkungan dengan 3 M
7 Evaluasi 1. Hipertemi menurun
2. Perfusi perifer membaik
3. Hypovolemia menurun
4. Resiko perdarahan tidak terjadi
5. Resiko syok tidak terjadi
6. Status nutrisi membaik
7. Nyeri akut menurun
8. Pola nafas efektif meningkat
8 Penelaah Kritis Komite Keperawatan
9 Bidang Pengolah Seksi Keperawatan
9 Referensi 1. PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonnesia. Definisi
dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
2. PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonnesia. Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
3. PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonnesia. Defenisi
dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
25