Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN ANAK

“ Sindrom Nefrotik “

Disusun oleh :

Taufal Hidayat

183110236

2.B

Dosen Pembimbing :

Ns. Zolla Amely Ilda .S.Kep.M.Kep

D-III KEPERAWATAN PADANG


POLTEKKES KEMENKES PADANG
TAHUN 2020
A. Konsep

1. Pengertian
Sindrom nefrotik merupakan penyakit ginjal yang paling sering dijumpai pada anak.
Sindrom nefrotik merupakan suatu kumpulan gejala-gejala klinis yang terdiri dari
proteinuria masif (>40 mg/m2 LPB/jam atau 50 mg/kg/hari atau rasio
protein/kreatinin pada urin sewaktu >2 mg/mg atau dipstik ≥2+), hipoalbuminemia
<2,5 g/dl, edema, dan dapat disertai hiperlipidemia > 200 mg/dL terkait kelainan
glomerulus akibat penyakit tertentu atau tidak diketahui (Trihonoet al., 2008).

Sindrom nefrotik merupakan keadaan klinis dengan adanya proteinuria masif (3,5
g/hari), hipoalbuminemia, edema, dan hiperlipidemia.

2. Penyebab
1. sindrom nefrotik primer adalah Sindrom nefrotik terjadi akibat kerusakan pada
glomerulus, yaitu bagian ginjal yang berfungsi menyaring darah dan membentuk
urine.
2.sindrom nefrotik sekunder yaitu yang disebabkan diabetes , sistema lupus
eritematosus , amiloidosis , infeksi , penggunaan obat dan lainnya
3. Gejala Klinis
a. Edema
b. Proteinuria
c. Hipoalbuminemia
d. Hiperkolesterolimia
4. Patofisiologi
Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler glomerular akan berakibat pada
hilangnya protein plasma dan kemudian akan terjadi proteinuria. Kelanjutan dari
proteinuria menyebabkan hipoalbuminemia.
Dengan menurunnya albumin, tekanan osmotik plasma menurun sehingga cairan
intravaskular berpindah ke dalam
interstisial. Perpindahan cairan tersebut menjadikan volume cairan intravaskuler
berkurang, sehingga menurunkan jumlah aliran darah ke renal karena hipovolemia.

Menurunnya aliran darah ke renal, ginjal akan melakukan kompensasi dengan


merangsang produksi renin angiotensin dan peningkatan sekresi hormon ADH dan
sekresi aldosteron yang kemudian terjadi retensi natrium dan air. Dengan retensi
natrium dan air, akan menyebabkan edema.
 
Terjadi peningkatan kolesterol dan trigliserida serum akibat dari peningkatan
stimulasi produksi lipoprotein karena penurunan plasma albumin atau penurunan
onkotik plasma. Adanya hiperlipidemia juga akibat dari meningkatnya produksi
lipoprotein dalam hati yang timbul oleh karena kompensasi hilangnya protein dan
lemak akan banyak dalam urin atau lipiduria. Menurunnya respon imun karena sel
imun tertekan, kemungkinan disebnabkan oleh karena hipoalbuminemia,
hiperlipidemia
5. WOC

primer:rusaknya sekunder
gromerulus :infeksi,obat,diabetes,S
LE,amiloydosis

gromerulus

peningkatan
permiabilitas
gromerulus

tekanan onkotik hipoproteinemia sintesa protein hepas


plasma menurun
hipoalbumin

volume plasma hiperlipidemia


meningkat

retensi natrium renal malnutrisi


meningkat

efusi plura
edema defisit nutrisi

sesak

gangguan kelebihan
volume cairan dari
kebutuhan
bersihan jalan napas intoleransi aktivitas
tidak efektif
6. Komplikasi
 Hipertensi akibat gangguan pada ginjal.
 Malnutrisi akibat banyaknya protein di dalam darah yang terbuang bersama
urine.
 Peningkatan kadar kolesterol dalam darah.
 Terbentuknya gumpalan darah akibat protein pengencer darah alami ikut
terbuang bersama urine.
 Rentan terkena infeksi akibat antibodi di dalam darah ikut terbuang bersama
urine.
 Penyakit gagal ginjal akut atau gagal ginjal kronis akibat ginjal tidak dapat
menyaring darah dengan optimal.

7. Terapi /Penatalaksanaan

a) Dengan pemberian prednison atau imunosupresan lain dalam jangka lama, maka perlu
dilakukan pemantauan terhadap kemungkinan terjadinya efek samping obat.
Prednison dapat menyebabkan hipertensi atau efek samping lain dan siklofosfamid
dapat menyebabkan depresi sumsum tulang dan efek samping lain. Pemeriksaan
tekanan darah perlu dilakukan secara rutin.
b) Pada pemakaian siklofosfamid diperlukan pemeriksaan darah tepi setiap minggu.
Apabila terjadi hipertensi, prednison dihentikan dan diganti dengan imunosupresan
lain,
c) hipertensi diatasi dengan obat antihipertensi.
d) Jika terjadi depresi sumsum tulang (leukosit <3.000/uL) maka obat dihentikan
sementara dan dilanjutkan lagi jika leukosit ≥5.000/uL.

B. Askep

1. Pengkajian
1.Identitas
a. Identitas pasien
meliputi nama pasien ,jenis kelamin, umur,pekerjaan,agama,pendidikan
,alamat dan nomor MR.
b. Identitas Penanggung jawab
meliputi nama ,jenis kelamin , umur , pekerjaan ,alamat, hubungan dengan
pasien .
2.Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
pengkajian utama pasien berhubungan dengan penyebab terjadinya masalah
sindrom nefrotik.
b) Kesehatan Sekarang
meliputi keluhan pasien / keluarga pasien tentang kondisi terkini yang dialami
pasien atau dari pengamatan keluarga pasien.
c) Kesehatan Dahulu
riwayat penyakit dahulu berhubungan dengan penyakit yang pernah di idap
oleh pasien.
d) Kesehatan Keluarga
riwayat penyakit keluarga ,apakah ada keluarga memiliki penyakit turunan
atau penyakit menular.
3.Kebutuhan Dasar
 makanan : meliputi pola makan , frekuensi , jenis makanan
 minum : meliputi frekuensi , jenis minuman
 tidur : meliputi pola tidur,kualotas tidur,nyenyak atau tidak , kuantitas
tidur , cukup atau tidak
 mandi : meliputi frekuensi , mandiri atau dibantu
 eliminasi :bab = frekuensi bab ,warna bab, tekstur bab
bak =frekuensi bak, warna bak,kuantitas bak
4.Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik head to toe :
a. Kepala
1) bentuk kepala
2) warna rambut
3) ada lesi atau tidak
4) hygiene
b. Mata
1) sklera berwarna merah
2) konjungtiva anemis atau tidak
c. Telinga
1) simetris atau tidak
2) kebersihan
d. Hidung
1) ada polip atau tidak
2) nyeri tekan
3) kebersihan
4) pernafasan cuping hidung
e. Mulut
1) warna bibir
2) mukosa bibir lembab atau tidak
f. Dada
1) Paru – paru
a) Inspeksi : Irama nafas  tidak teratur, pernapasan  dangkal,
penggunaan otot bantu napas
b) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
c) Perkusi : Sonor atau tidak
d) Auskultasi : Suara paru 
2) Jantung
a) Inspeksi : Tidak ada pembesaran pada dada
b) Perkusi : Suara jantung terdengar redup
c) Auskultasi : Bunyi jantung
g. Abdomen
1) Inspeksi : bentuk, kesimetrisan, lesi
2) Palpasi : Splenomegali, hepatomegali, nyeri tekan, turgor kulit <3 detik
3) Perkusi : Suara timpani
4) Auskultasi :Bising usus meningkat (normal 4-9x/menit)
h. Ekstremitas
1) akral hangat /dingin
2) kelemahan
3) CRT <2 detik dan keluhan
i. Genetalia dan anus
1) kelengkapan (laki-laki: penis, skrotum; perempuan: labia minora, labia
mayora, klitoris)
2) fungsi BAB
3) fungsi BAK

2. Kemungkinan Diagnosis Keperawatan (sdki)


i. bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi
jalan napas
ii. resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan penyakit ginjal
dan kelenjar
iii. defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolisme
iv. intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
3. Intervensi (siki,slki)

Tujuan(SLKI) Intervensi(SIKI)

Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan napas


keperawatan selama 3x24 jam teratasi o Monitor pola napas
bersihan jalan napas tidak efektif (frekuensi, kedalaman,
dengan didapatkan KH : usaha napas)
o Monitor bunyi napas
a. Dispnea berkurang tambahan (mengi, whezing,
b. Frekuensi napas membaik ronkhi)
c. batuk efektif o Pertahankan kepatenan jalan
d. pola napas membaik napas
e. gelisah berkurang o Posisikan Semi-Fowler atau
fowler
o Berikan oksigen
o Kolaborasi pemberian
bronkdilator (Jika Perlu)

Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen cairan


dalam 3x24 jam masalah keperawatan  berikan asupan cairan ,sesuai
resiko ketidak seimbanangan cairan kebutuhan
teratasi dengan kriteria hasil:  monitor status hidrasi(akral
,frekuensi nadi,tekanan darah)
 asupan cairan meningkat
 monitor berat badan harian
 keluaran urin meningkat
 berikan cairan intra vena ,jika perlu
 edema menurun
 kolaborasi pemberian diuretik, jika
 tekanan darah membaik
perlu
 turgor kulit membaik

Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen Nutrisi


dalam 3x24 jam masalah keperawatan
defisit nutrisi teratasi dengan kriteria 1. Identifikasi status nutrisi
hasil: 2. Monitor asupan makanan
Status nutrisi: 3. Fasilitasi menentukan pedoman diet
1. Sikap terhadap makanan / 4. Berikan makanan tinggi serat untuk
minuman sesuai dengan tujuan mencegah konstipasi
kesehatan meningkat
5. Ajarkan diet yang di programkan, jika
2. verbalisasi keinginan untuk perlu
meningkatkan nutrisi meningkat

3. porsi makanan yang dihabiskan


meningkat

4. IMT membaik

Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen energi


dalam 3x24 jam masalah keperawatan  monitor kelelahan fisik dan
intoleransi aktivitas teratasi dengan emosional
kriteria hasil:  anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
1. frekuensi nadi membaik
 monitor pola dan jam tidur
2. keluhan lelah berkurang
 kolaborasi dengan ahli gizi tentang
3. dispnea saat aktivitas menurun
cara meningkatkan asupan makanan
4. perasaan lemah menurun
 anjurkan tirah baring
DAFTAR PUSTAKA
jurnalpediatri.com/2020/03/30/penanganan terkini sindrom nefrotik pada anak
academia.edu/35381411/Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Sindrom
Nefrotik
academia.edu/37459256/SINDROM NEFROTIK PADA ANAK

Anda mungkin juga menyukai