NAMA-NAMA KELOMPOK 3
Juwilda
Mifta nofita
Mita
Moh fajri
Mochammad indrah
DEFINISI
Atresia Bilier suatu defek kongenital, yang terjadi akibat
tidak adanya atau obstruksi satu atau lebih kandung
empedu ekstrahepatik atau intrahepatik, yang
menyebabkan penyimpanan drainase kandung empedu
(Morgan Speer, 2008) Atresia Bilier adalah suatu keadaan
dimana tidak adanya lumen pada traktus ekstrahepatik yang
menyebabkan hambatan aliran empedu atau karena adanya
proses inflamasi yang berkepanjangan yang menyebabkan
kerusakan progresif pada duktus bilier ekstrahepartik
sehingga terjadi hambatan aliran empedu (kolestasis) yang
mengakibatkan terjadinya penumpukan garam empedu dan
peningkatan bilirubin direk dalam hati dan darah (Julinar,
dkk, 2009).
KLASIFIKASI
Kasai mengajukan klasifikasi atresia bilier sebagai berikut :
I. Atresia (sebagian atau total) duktus bilier komunis, segmen
proksimal paten)
II. (a) Obliterasi duktus hepatikus komunis (duktus bilier komunis,
duktus sistikus, dan kandung empedu semuanyanormal). (b)
Obliterasi duktus bilier komunis, duktus hepatikus komunis, duktus
sistikus. Kandung empedu normal.
III. Semua sistem duktus bilier ekstrahepatik mengalami obliterasi,
sampai ke hilus.
ETIOLOGI
Faktor penyebab dari Atresia Bilier ini belum
jelas. Namun, sebagian besar penulis
berpendapat bahwa Atresia Bilier disebabkan
oleh suatu proses inflamasi yang merusak duktus
bilier dan juga akibat dari paparan lingkungan
(disebabkan oleh virus) selama periode
kehamilan dan perinatal (Sodikin, 2011).
MANIFESTASI
a. Ikterus, kekuningan pada kulit dan mata karena tingkat bilirubin yang sangat tinggi (pigmen empedu) tertahan di dalam hati dan
akan dikeluarkan dalam aliran darah.
b. Jaundice disebabkan oleh hati yang belum dewasa adalah umum pada bayi baru lahir. Ini biasanya hilang dalam minggu pertama
sampai 10 hari dari kehidupan. Seorang bayi dengan atresia bilier biasanya tampak normal saat lahir, tapi ikterus berkembang pada
dua atau tiga minggu setelah lahir
c. Urin gelap yang disebabkan oleh penumpukan bilirubin (produk pemecahan dari hemoglobin) dalam darah. Bilirubin kemudian
disaring oleh ginjal dan dibuang dalam urin.
d. Tinja berwarna pucat, karena tidak ada empedu atau pewarnaan bilirubin yang masuk ke dalam usus untuk mewarnai feses. Juga,
perut dapat menjadi bengkak akibat pembesaran hati.
e. Penurunan berat badan, berkembang ketika tingkat ikterus meningkat
f. Degenerasi secara gradual pada liver menyebabkan jaundice, ikterus, dan hepatomegali, Saluran intestine tidak bisa menyerap
lemak dan lemak yang larut dalam air sehingga menyebabkan kondisi malnutrisi, defisiensi lemak larut dalam air serta gagal
tumbuh.
PATOFISIOLOGI
Atresia bilier terjadi karena proses inflamasi
berkepanjangan yang menyebabkan kerusakan
progresif pada duktus bilier ekstrahepatik sehingga
menyebabkan hambatan aliran empedu, dan tidak
adanya atau kecilnya lumen pada sebagian atau
keseluruhan traktus bilier ekstrahepatik juga
menyebabkan obstruksi aliran empedu.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium: 2. Biopsi hati Biopsi hati
● Pemeriksaan serum darah dilakukan untuk
● Pemeriksaan Urine mengetahui seberapa besar
Urobilinogen sumbatan dari hati yang
● Pemeriksaan feses dilakukan dengan
pengambilan jaringan hati.
KOMPLIKASI
Kolangitis 01 02 Hipertensi portal
Hepatopulmonary
syndrome dan hipertensi
pulmonal
03 04 Keganasan
Terapi medikamentosa
Terapi Terapi
Bedah Nutrisi
PENGKAJIAN
Riwayat
Identitas perinatal
Keluhan Riwayat
utama Kesehatan
keluarga
Riwayat penyakit Pola fungsi
sekarang kesehatan
Riwayat penyakit
dahulu Pemeriksaan
fisik
DIAGNOSA KEPERAWATAN