Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN

1. KONSEP DASAR MEDIS a. Defenisi Gastroenteritis Akut (GEA) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah. Gastroenteritis Akut adalah penyakit infeksi akut dan menular, menyerang pada lambung dan usus yang ditandai berak berak encer 5 kali atau lebih. (Perawatan pasien penyakit dalam, Anita marwani S.kep) Dari beberapa teori dapat disimpulkan bahwa Gastroenteritis Akut adalah infeksi yang terjadi pada lambung dan usus yang dimanifestasikan dengan berak-berak lebih dari keadaan normal dengan konsistensi yang encer. b. Etiologi Menurut Brunner & Suddarth 2002 terdapat beberapa etiologi pada penderita gastrointestinal akut yaitu : a) Makanan yang terkontaminasi racun atau karena makanan yang sudah basi. b) Infeksi kuman c) Malabsorpsi garam empedu. d) Penyakit inflamasi usus(enteritis regional, colitis ulseratif) terutama menyebabkan diare kronik dengan darah atau mucus e) Akibat obat obatan laksatif, dan garam berlebihan

c. Patofisiologi Penyebab gastrointestinal akut adalah anya masuknya virus, bakteri atau toksik dan parasit . beberapa mikoorganisme pathogen ini dapat menyebabkan infeksi pada sel-sel memproduksi enterotoksik atau cytotoksik dimana merusak sel-sel atau melekat pada dinding usus gastrointestinal akut. Penularan Gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan multilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah. d. Gejala klinik Menurut Suriadi dan Rita Yuliani 2001 tanda dan gejala dari diare adalah : Diare. Muntah. Demam. Nyeri Abdomen

Membran mukosa mulut dan bibir kering Fontanel Cekung. Lemah. Kehilangan berat badan Tidak nafsu makan Pucat

e. Komplikasi Menurut Suriadi dan Rita Yuliani 2001 komplikasi dari diare adalah : Dehidrasi Dehidrasi ringan : Kehilangan cairan 2 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok. Dehidrasi Sedang :Kehilangan cairan 5 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam. Dehidrasi Berat : Kehilangan cairan 8 - 10 % dari bedrat badan dengan gambaran klinik seperti tanda tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis. Renjatan hipovolemik Kejang Bakterimia Mal nutrisi Hipoglikemia

f.

Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

Pemeriksaan penunjang Menurut Doenges, Marilynn E, 2000 Pemeriksaan Diagnostik dari diare adalah : Diferensial : menentukan adanya anemia, leucopenia, limfositosis. Elektrolit : ketidakseimbangan termasuk penurunan kalium, natrium, dan klorida. Fungsi tiroid : Kadar tiroksin (T4) biasanya normal, namun sirkulasi kadar tridotironin (T3) mungkin rendah. Fungsi hipofisis : Respon TSH terhadap TRF tak normal pada anorexia nervosa Metabolisme kortisol : Dapat meningkat Tes sekresi hormone Lutenizing : Pola sering mirip gadis pra pubertas Gula Darah: Mungkin rendah Kimia lain : AST (SGOT) meningkat Urinalisa dan fungsi ginjal : BUN dapat meningkat, adanya keton menunjukkan kelaparan, penurunan urin 17 ketosteroid Pemeriksaan tinja. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan

g. Penatalaksanaan Dehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan 1. Jenis cairan Pada diare akut yang ringan dapat diberikan oralit diberikan cairan Ringer Laktat, bila tak tersedia dapat diberikan cairan NaCl yang isotonik ditambah satu ampul Na bikarbonat 7,5 %ml. 2. Jumlah cairan

Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang dikeluarkan kehilangan cairan tubuh dapat dihitung dengan beberapa cara Derajat Dehidrasi Ringan Sedang Berat Kebutuhan Cairan (xKgBB) 5 8 % % 10

3. Jalan masuk atau pemberian cairan Rute pemberian cairan pada orang dapat dipilih oral atau IV 4. Jadwal pemberian cairan Rehidrasi dengan perhitungan kebutuhan cairan metode Daldiyono diberikan pada 2 jam pertama selanjutnya dilakukan penelitian kembali status hidrasi untuk memperhitungkan kebutuhan cairan rehidrasi diharapkan terpenuhi lengkap ada akhir jam ke 3. 5. Identifikasi penyebab diare akut karena infeksi Secara klinis tentukan jenis diare kaleriform atau disentriform selanjutnya dilakukan pemeriksaan penunjang yang terarah. 6. Obat anti diare bersifat simptomatik dan diberikan sangat hati-hati atas pertimbangan yang rasional. Anti motilitas dan sekresi usus seperti loperamid sebaiknya jangan dipakai pada infeksi salmonella, shigela, dan politis pseudomembran karena akan memperburuk diare yang diakibatkan bakteri enteroinvasif akibat perpanjangan waktu kontak antara bakteri dengan epitel usus. 7. Obat anti mual dan muntah

8. Pemberikan edukasi yang jelas sangat penting sebagai langkah pencegahan hygiene perorangan, sanitasi lingkungan, imunisasi melalui vaksinasi sangat berarti.

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN

a. Pengkajian keperawatan Selalu menggunakan pendekatan ABCDE. Airway 1. pantikan kepatenan jalan napas 2. siapkan alat bantu untuk menolong jalan napas jika perlu 3. jika terjadi perburukan jalan napas segera hubungi ahli anestesi dan bawa ke ICU Breathing 1. kaji respiratory rate 2. kaji saturasi oksigen 3. berikan oksigen jika ada hypoksia untuk mempertahankan saturasi > 92% 4. auskultasi dada 5. lakukan pemeriksaan rontgent

Circulation 1. kaji denyut jantung 2. monitor tekanan darah 3. kaji lama pengisian kapiller 4. pasang infuse, berikan ciaran jika pasien dehidrasi 5. periksakan dara lengkap, urin dan elektrolit 6. catat temperature 7. lakukan kultur jika pyreksia

8. lakukan monitoring ketat 9. berikan cairan per oral 10. jika ada mual dan muntah, berikan antiemetik IV. Disability kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPU Exposure 1. kaji riwayat sedetil mungkin 2. kaji makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelumnya 3. kaji tentang waktu sampai adanya gejala 4. kaji apakah ada anggota keluarga atau teman yang terkena 5. apakah sebelumnya baru mengadakan perjalanan? 6. Lakukan pemeriksaan abdomen 7. Lakukan pemeriksaan roentgen abdominal 8. Ambil samper feses untuk pemeriksan mikroskopi, kultur dan sensitivitas 9. Berikan anti diare seperi codein atau loperamide sampai hasil kultur diketahui 10. Jangan dulu berikan antibiotic sampai dengan hasil kultur diketahui 11. Laporkan jika mengalami keracunanan makanan

Riwayat keperawatan: a. Aktivitas / Istrahat Gejala : Kelemahan,kelelahan,perasaan gelisa dan ansietas, pembatasan aktifitas kerja sehubungan dengan proses penyakit b. Integritas Ego

Gejala :

Anseitas,ketakutan emosi kesal,perasaan tak berdaya,factor stress akut/kronik mis: hubungan keluarga, pekerjaan pengobatan yang mahal, faktor budaya.

Tanda : Menolak Perhatian ,menyempit, Depresi c. Eliminasi Gejala : Episode diare yang tak diperkirajkan hilang timbul,sering tak terkontrol,Flatus lembut dan semi cair,,bau busuk dan

berlemak,melena,konstipasi hiulang timbul. d. Makanan / Cairan Gejala Tanda : Anoreksia,mual ,Mual muntah : Penurunan lemak subtukan,/massa otot ,kelemahan,tonus otot buruk ,dan turgor,membrane mukosa pucat, e. Hygiene Tanda f. : Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri,bau badan

Nyeri / Kenyamanan Gejala : Nyeri tekan abdomen dengan nyeri kram pada kuadran kanan bawah, nyeri abdomen tengah bawah, nyeri tekan menyebar ke bagian periumbilikal. Titik nyeri berpindah. Tanda : Nyeri tekan abdomen/distensi

g. Keamanan Gejala : Riwayat lupusertematosus, anemia hemolitik, Vaskulitis. Artritis (Memperburuk gejala dengan eksaserbasi penyakit usus)

peningkatan suhu 39,6 40 c, terhadap makanan/produk susu

(mengeluarkan Histamin kedalam usus dan mempunyai efek inflamasi. Tanda : Lesi kulit,mungkin ada mis eritema nodusum (meningkat, nyeri, tekan, kemerahan, dan membengkak,) pada tangan muka, piodema, gangrenosis (Lesi tekan purulen/lepuh dengan batas spondilitis. h. Interaksi sosial Gejala : Masalah berhubungan/peran sehubungan dengan kondisi, ankilosa

ketidakmampuan aktif secara sosial. b. Diagnosa keperawatan 1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan yang berlebihan. 2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah. 3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekuensi BAB yang berlebihan. 4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iritasi pada mukosa usus dan lambung.

d. Intervensi keperawatan Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan yang berlebihan. Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam keseimbangan dan,,elektrolit,,dipertahankan,,secara,,maksimal. Kriteria hasil: a. Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : < 40 x/mnt) b. Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cekung, UUB tidak cekung. c. Konsistensi BAB lembek, frekuensi 1 kali perhari seimbang Intervensi Keperawatan : a. Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit Rasional : Penurunan sirkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekatan urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defekasi. b. Pantau intake dan output Rasional : Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tidak adekuat untuk membersihkan sisa metabolisme. c. Timbang berat badan setiap hari. Rasional : Mendeteksi kehilangan cairan, penurunan 1 kg BB sama dengan

kehilangan cairan 1 lt. d. Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hr

Rasional : Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral e. Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN) Rasional : Koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal ginjal (kompensasi). f. Berikan cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur

Rasional : Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat. g. Berikan obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik) Rasional : Anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar

simbang, antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk menghambat endotoksin. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah. Tujuan: Setelah dilakukan tindakan perawatan selama dirumah di RS kebutuhan

nutrisi.terpenuhi Kriteria hasil: a. Nafsu makan meningkat b. BB meningkat atau normal sesuai umur Intervensi Keperawatan : a. Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi, berlemak dan air terlalu panas atau dingin). Rasional : Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang

mengiritasi lambung dan sluran usus. b. Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah,

sajikan makanan dalam keadaan hangat. Rasional : Situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan. c. Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan Rasional : Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan d. Monitor intake dan out put dalam 24 jam Rasional : Mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah makanan. e. Terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu. Rasional : Mengandung zat yang diperlukan, untuk proses pertumbuhan f. Obat-obatan atau vitamin ( A)

Rasional : Mengandung zat yang diperlukan, untuk proses pertumbuhan Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekuensi BAB yang berlebihan. Tujuan: Setelah dilakukan tindaka keperawtan selama di rumah sakit integritas kulit tidak.terganggu. Kriteria hasil: a. Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga b. Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan benar Intervensi Keperawatan : a. Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur Rasional : Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman b. Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah dan mengganti pakaian bawah serta alasnya)

Rasional :

Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena

kelebaban dan keasaman feaces c. Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam Rasional : Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga tak terjadi iskemi dan iritasi Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iritasi pada mukosa usus dan lambung. Tujuan: Nyeri dapat teratasi Kriteria hasil: Nyeri dapat berkurang / hilang, ekspresi wajah tenang Intervensi Keperawatan : a. Atur posisi yang nyaman bagi klien, misalnya dengan lutut fleksi Rasional : Menurunkan tegangan permukaan abdomen dan mengurangi nyeri b. Lakukan aktivitas pengalihan untuk memberikan rasa nyaman Rasional : Masase punggung dan kompres hangat abdomen c. Meningkatkan relaksasi Rasional : koping. d. Kolaborasi pemberian obat analgetika dan atau antikolinergik sesuai indikasi Rasional : Analgetik sebagai agen anti nyeri dan antikolinergik untuk menurunkan spasme traktus GI dapat diberikan sesuai indikasi klinis. e. Kaji keluhan nyeri (skala 1-10), perubahan karakteristik nyeri, petunjuk verbal dan non verbal Rasional : Mengevaluasi perkembangan nyeri untuk menetapkan intervensi Mengalihkan fokus perhatian klien dan meningkatkan kemampuan

selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA

Betz, Cealy L. & Linda A. Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisike-3. Jakarta : EGC. Marilynn E. Doenges, Mary (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3, Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta. Inayah Iin, (2004), Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pencernaan, Edisi pertama, Jakarta, Salemba Medika Marwani, Naita. 2009. Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Jogiakarta : Mitra Cendika Matondang, Corry S, 2000, Diagnosis Fisis Pada Anak, Edisi ke 2, PT. Sagung Seto: Jakarta Suharyono.2008.Diare akut,klinik dan laboratoriun Cetakan 2 Jakarta : Rineka Cipa. Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Sri Kurningsih (ed), Monica Ester (Alih Bahasa). edisi ke-4. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai