Anda di halaman 1dari 10

http://nitanurulparida.blogspot.com/2013/04/makalah-optik-geometri.html http://www.rumus-fisika.com/2013/03/cermin-datar-dan-sifat-bayangan.

html

Simpulan Bayangan adalah hasil dari sebuah objek melalui cahaya. Apabila bayangan dibentuk pada suatu permukaan, bayangan itu adalah bayangan nyata dan tetap ada, medkipun tidak ada pengamat. Aabila bayangan membutuhkan sistem penglihatan dari seorang pengamat, maka bayangan itu adalah bayangan maya. OPTIK GEOMETRI A. Refleksi dan Refraksi Pada Cermin Datar Cahaya adalah suatu bentuk yang fundamental dan ilmu fisika masih berusaha untuk memahaminya (Frederick. 2006:239). Ketika cahaya menimpa permukaan benda, sebagian cahaya dipantulkan dan sisanya diserap oleh benda atau jika benda itu transparan seperti kaca atau air, sebagian diteruskan (Giancoli. 2001:243). Fenomena pemantulan terjadi ketika gelombang dari tipe apapun mengenai sebuah penghalang datar seperti sebuah cermin, gelombang- gelombang baru dibangkitkan dan bergerak menjauhi penghalang (Tipler.2001:442). Terdapat dua jenis pemantulan cahaya, yaitu pemantulan teratur dan pemantulan baur (difus). Pemantulan teratur adalah pemantulan cahaya yang terjadi jika suatu berkas cahaya jatuh pada benda yang mempunyai permukaan licin (rata) dan mengkilap. Sehingga arah pemantulan cahaya tersebut menuju ke suatu arah tertentu. Sedangkan pemantulan baur (difus) adalah pemantulan cahaya yang terjadi jika suatu berkas cahaya jatuh pada benda yang mempunyai permukaan yang kasar (tidak rata). Sehingga arah pemantulan cahaya tidak teratur (Zaelani, dkk. 2010:260). Pemantulan cahaya pada permukaan rata diamati pertama kali oleh seorang ilmuan Belanda yang bernama Willebrord Snellius (Sparisoma.2007:147). Pemantulan pada cermin datar. Cermin datar adalah cermin yang permukaan pantulannya berupa sebuah bidang datar. Garis normal pada cermin datar ada 3 macam pemantulan berkas cahaya, yaitu : 1. 2. Pemantulan berkas cahaya yang datang sejajar Pemantulan berkas cahaya yang menyebar (divergen), dan

3.

Pembentukan bayangan pada cermin datar (Zaelani, dkk.2010:260-261) Hukum Snellius untuk pemantulan pada cermin yang berbunyi:

1. 2.

Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar Besar sudut datang sama dengan besar sudut pantul Sifat-sifat bayangan yang terjadi pada cermin datar, yaitu: Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin (s = s) Tinggi bayangan sama dengan tinggi benda (h = h) Bayangan cermin itu tegak arrtinya posisi tegaknya bayangan sama dengan posisi tegaknya benda

1. 2. 3.

4. 5. 6. 7.

Bayangan cermin merupakan bayangan semu (maya) Besar bayangan pada cermin sama dengan besar benda Bayangan cermin tertukar sisinya, bagian kanan menjadi bagian kiri bayangan Pembesaran linear : Apabila dua cermin datar membentuk sudut = , maka banyak bayangan yang terbentuk:

n adalah banyak bayangan adalah sudut antara kedua cermin (Lasmi.2008:114). Jadi untuk sebuah cermin datar M adalah satu. Apabila anda memandang diri anda sendiri dalam sebuah cermin datar, bayangan anda mempunyai ukuran yang sama seperti ukuran anda yang sebenarnya (Sears dan Zemansky.1982.:533) Pembiasan cahaya terjadi apabila cahaya merambat pada dua medium yang berbeda indeks biasnya. Ketika sebuah berkas cahaya mengenai sebuah permukaan bidang batas yang memisahkan dua medium benda, seperti sebuah permukaan udara dengan kaca, energi cahaya tersebut dipantulkan dan memasuki medium kedua, perubahan arah yang ditransmisikan disebut pembiasan (Tipler.2001:446). Adapun cara sebuah sinar membias pada permukaan batas antara medium-medium dengan indeks bias n1 dan n2 ditentukan oleh hukum snellius (Halliday.1997:655). Pada pembiasan pada kaca plan paralel sinar masuk sejajar dengan sinar keluar, sudut masuk sama dengan sudut keluar, dan pergeseran sinar dapat dihitung menggunakan persamaan:

d adalah tebal kaca

t adalah pergeseran sinar i1 adalah sudut datang r1 adalah sudut bias (Lasmi.2008:117). Hukum snellius dituliskan n1 sin = n2 sin , adalah sudut datang dan adalah sudut bias, garis yang tegak lurus permukaan antara kedua media (Giancolli.2001:258). Menurut hukum snellius tentang pembiasan:

i r V1 V2 n1 n2

1. 2.

Sinar datang, garis normal dan sinar bias terletak pada satu bidang datar Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias selalu tetap yang disebut indeks bias relatif tetap

3.

Apabila sinar datang dari medium renggang ke rapat (n1<n2), maka sinar dibiaskan mendekati garis normal (i>r) Apabila sinar datang dari medium rapat ke renggang (n1>n2), maka sinar dibiaskan menjauhi garis normal (i<r) Apabila sinar datang tegak lurus bidang batas (i=r=0), maka sinar diteruskan (Lasmi.2008:116). Indeks bias mutlak adalah perbandingan cepat rambat cahaya di udara dengan cepat rambat cahaya pada medium. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut.

4.

5.

n adalah indeks bias c adalah cepat rambat cahaya di udara

v adalah cepat rambat cahaya dalam medium Indeks bias relatif adalah perbandingan cepat rambat cahaya dalam medium satu terhadap cepat rambat cahaya dalam medium yang lain. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut. (Zaelani, dkk.2010:272) A. Sifat Cahaya 1. Cahaya merambat lurus Cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan atau celah-celah rumah yang gelap akan tampak garis-garis putih yang lurus. Cahaya yang terpancar berwarna putih. Ketika cahaya mengenai air, warna cahaya bukan putih lagi cahaya putih mengalami pembiasan dan teruarai menjadi bermacam-macam warna,yaitu merah, jingga, kuning, biru nila dan ungu. Cahaya dengan warna yang berbeda tersebut, ketika masuk kedalam air dibiaskan dengan sudut bias yang berbeda. Sudut bias cahaya merah lebih kecil dari pada sudut bias cahaya kuning. Cahaya ungu membias dengan sudut bias paling besar. Karna setiap warna cahaya membias dengan sudut bias yang berbeda, maka cahaya putih terurai menjadi warna-warna unsurnya. Begitu pula ketika keluar dari permukaan air dan kemudian menuju kelayar, cahaya warna merah terpisah lebih jauh terhadap warna ungu. Warna-warna lain terletak di antara merah dan ungu. 2. Cahaya menembus benda bening Benda benda yang dapat ditembus oleh cahaya disebut benda bening. Benda-benda yang tidak dapat ditembus oleh cahaya disebut benda gelap. Pernahkah kamu melihat air sungai yang keruh? Cahaya tidak dapat menembus air keruh. Padahal cahaya, dalam hal ini cahaya matahari merupakan sumber energy bagi kehidupan didalam air. Tanpa cahaya matahari, tumbuhan air tak dapat melakukan fotosintesis. Akibatnya, tumbuhan air tidak dapat hidup di air keruh dan tidak dapat menyediakan makanan bagi makhluk hidup lain. Demikian pula, ikan-ikan di air keruh akan terganggu kehidupannya karena kurang mendapat energy dari cahaya matahari. Ikan-ikan itu tidak dapat tumbuh dan berkembang biak dengan baik. Bahkan dalam air yang sangat keruh, mungkin tidak ada makhluk hidup yang dapat bertahan hidup. 3. Cahaya dapat dipantulkan

a.

Pemantulan Cahaya Pernahkah kamu memperhatikan cahaya yang dipantulkan ? pernahkah kamu mencoba memantulkan cahaya ? untuk dapat lebih memahami pemantulan cahaya, mari kita lakukan kegiatan 6.4 berikut ini.

b. Bayangan Pada Cermin Benda yang mempunyai permukaan licin atau mengilap disebut cermin. Cermin dapat membentuk bayangan benda. Bayangan benda itu tampak sama seperti benda asli. Hal itu terjadi karena cermin mempunyai pemukaan licin yang dapat menghasilkan pemantulan teratur. Berdasarkan permukaannya, cermin digolongkan menjadi tiga, yaitu cermin datar, cekung, dan cermin cembung. 1) Cermin datar adalah cermin yang memiliki bagian bagian pemantul cahaya yang datar. Contoh cermin yang digunakan untuk berkaca. 2) Cermin cekung adalah cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya yang berupa cekungan. Cekungan ini seperti bagian dalam suatu bola. Contoh bagian dalam lampu mobil atau lampu senter 3) Cermin cembung adalah cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya berupa cembungan. Cembungan ini seperti bagian luar suatu bola. Contoh kaca spion pada mobil dan motor.
http://zeidel.blogspot.com/2013/04/contoh-rpp.html

Pemantulan pada Cermin Datar, Cermin Cekung dan Cermin Cembung Ketika memandang suatu benda, cahaya dan benda itu merambat langsung ke mata. Karena itu makhluk hidup dapat melihat benda tersebut. Tetapi hanya sebagian benda yang memancarkan cahaya sendiri seperti matahari, lampu, dan nyala api. Sebagian besar benda-benda yang terlihat tidak dapat memancarkan cahaya sendiri seperti bulan, manusia, kertas, dan meja. Benda yang tidak memancarkan cahaya memantulkan cahaya dari sumber cahaya ke mata. Dengan demikian, apa yang terlihat, secara fundamental akan tergantung pada sifat cahaya. Optika geometris adalah cabang ilmu pengetahuan tentang cahaya yang mempelajari sifat-sifat perambatan cahaya seperti pemantulan, pembiasan, serta prinsip jalannya sinar-sinar. 1. Pemantulan Cahaya 1.1. Berkas Cahaya

Cahaya biasanya tampak sebagai sekelompok sinar-sinar cahaya atau disebut juga berkas cahaya. Perhatikanlah cahaya matahari yang masuk melalui celah kecil ke dalam ruangan gelap, atau jalannya sinar dan proyektor di bioskop, atau lampu sorot di panggung pertunjukan. Akan terlihat bahwa dalam zat antara yang serba sama, cahaya merambat menurut garis lurus berupa sinar cahaya. Gambar 1.1 memperlihatkan tiga jenis berkas cahaya, yakni sejajar (paralel), menyebar (divergen), dan mengumpul (konvergen).

(a)

(b)

(c)

Gambar 1.1 ( a ) berkas sinar sejajar, ( b ) berkas sinar menyebar, ( c ) berkas sinar mengumpul (Supardiono, 2004: 20-25).

1.2. Jenis-jenis Pemantulan Cahaya Jika sinar cahaya jatuh pada permukaan benda lalu dibalikkan kembali, kita sebut sinar itu dipantulkan. Ada dua jenis pemantulan cahaya, yaitu pemantulan baur dan pemantulan teratur. Pemantulan Baur Jika suatu berkas cahaya sejajar datang pada permukaan yang kasar (tidak rata), berkas cahaya tersebut akan dipantulkan ke berbagai arah yang tidak tertentu (Gambar 1.2). Pemantulan ini disebut pemantulan baur (difus). Pemantulan baur sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Jika tidak ada pemantulan baur, tempat-tempat yang terhalang dari cahaya matahari akan tampak gelap gulita.

Gambar 1.2 pemantulan baur ( difus ).

Jika suatu berkas cahaya sejajar datang pada permukaan yang rata seperti permukaan cermin datar atau permukaan air yang tenang, maka pemantulannya teratur (Gambar 1.3). Pemantulan ini disebut pemantulan teratur.

Gambar 1.3 pemantulan teratur Hukum Pemantulan Dalam membicarakan hukum pemantulan digunakan beberapa pengertian sebagai berikut: a. sinar datang ialah sinar yang datang lurus pada

permukaan benda. b. sinar pantul ialah sinar yang dipantulkan oleh permukaan benda, c. garis normal ialah garis yang dibuat tegak lurus pada permukaan benda, d. sudut datang ialah sudut antara sinar datang dan

garis normal, e. sudut pantul ialah sudut antara sinar pantul dan garis normal Gambar 1.4 penjelasan hukum pemantulan.

Hukum pemantulan 1. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal berpotongan pada satu titik dan terletak pada satu bidang datar. 2. Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r). Secara sistematis dituliskan bahwa i = r ............................ (1.1) keterangan, i = sudut datang r = sudut pantul 1.3. Sifat-sifat Bayangan pada Cermin Datar terdapat 5 sifat yang penting dari bayangan cermin datar, yaitu: a. bayangan cermin sama besar dengan benda yang berada di depan cermin, b. bayangan cermin itu tegak, artinya posisi tegaknya sama dengan posisi tegaknya benda, c. jarak bayangan ke cermin sama jauhnya dengan jarak benda ke cermin, d. bayangan cermin tertukar sisinya, bagian kanan benda menjadi bagian kiri bayangan, e. bayangan cermin merupakan bayangan semu (maya), artinya tidak dapat ditangkap dengan layar.

1.4. Melukis Pembentukan Bayangan pada Cermin Datar Untuk melukis pembentukan bayangan pada cermin datar, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: (1) lukis sinar pertama yang datang dari benda menuju ke cermin dan lukis sinar pantulnya ke mata sesuai dengan hukum pemantulan, yaitu sudut datang = sudut pantul, (2) lukis sinar kedua seperti halnya pada butir (1) di atas, (3) perpanjang sinar pantul pertama dan sinar pantul kedua sehingga berpotongan di belakang cermin; perpotongan inilah yang merupakan letak bayangan.

Gambar 1.5 ( a ) dan ( b ) lukisan pembentukan bayangan pada cermin datar

1.5. Jumlah Bayangan yang Dibentuk oleh Dua Buah Cermin Datar Pada Gambar 1.6 bayangan yang terjadi dan benda O dilukiskan dengan menggunakan prinsip hukum pemantulan. Sinar-sinar yang digambarkan diberi simbol dengan satu tanda panah (->)

dan terbentuk 3 buah bayangan.

Gambar 1.6 Bayangan yang dibentuk oleh dua cermin datar dilukiskan dengan bantuan Iingkaran berpusat di P untuk sudut 90.

Melukis bayangan dapat dilakukan secara lebih sederhana dengan menggunakan metode Iingkaran. Berikut ini akan kita tentukan jumlah bayangan yang dibentuk oleh dua buah cermin yang membentuk sudut 90.

Dua buah cermin membentuk sudut 90 (Gambar 1.6 ) a. Gambarkan lingkaran dengan pusat di titik P (perpotongan kedua cermin) dan jari-jari PO. b. Tarik garis dari O tegak lurus pada cermin M1 hingga memotong lingkaran di titik I1.I1 adalah bayangan benda O oleh cermin M1.

c. Tarik garis dari I1 tegak lurus pada cermin M2 hingga memotong lingkaran di titik I12.I12 adalah bayangan I1 oleh cermin M2. Karena I12 terletak di dalam juring RPQ, tidak mungkin lagi dibentuk bayangan dan I12 d. Tarik garis dari O tegak lurus pada cermin M2 hingga memotong lingkaran di titik I2.I2 adalah bayangan benda O oleh cermin M2 e. Tarik garis dari I2 tegak lurus pada cermin M1 hingga memotong lingkaran dan ternyata di titik I12.I12 adalah bayangan I2 oleh cermin M1. Karena I12 terletak di juring RPQ, maka tidak mungkin lagi dibentuk bayangan dari I12 f. Ternyata dua buah cermin yang membentuk sudut 90 menghasilkan tiga buah bayangan. Apabila sudut apit dua buah cermin datar besarnya diubah-ubah, maka secara empiris jumlah bayangan yang dihasilkan memenuhi hubungan n= - 1.............................(1.2)

keterangan, n = banyaknya bayangan yang di hasilkan = sudut yang dibentuk oleh kedua cermin
(http://atophysics.wordpress.com)

Anda mungkin juga menyukai