Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KOMUNITAS DENGAN PEMBERIAN


TERAPI LINGKUNGAN

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Keperawatan Jiwa II
Dosen : Meylani A’nabaawati, S.Tr.Kep.,M.Tr.Kep

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
ADE INDRA JAYANTI SHEVANIE HOA TIO LARIO
(202001127) (202001128)
ANJAYATI AGUSTRITANI SRILIANI S.MANTO
(202001186) (202001123)
MOH AZZARUDIN ULLIN SARANIANINGSIH
(201901101) (202001124)
NUR BIANTI UMI AULIA
(20200129) (202001132)
NURFADHILA MUSTATIM WANDA FEBRIANTI
(201901108) (202001141)
RANI SAFITRI YENNI
(202001130) (202001125)
RIKA AYU SAFITRI YEYEN NOVLIEN
(202001131) (202001126)
SRI DESI PRATIWI SINTA ASTUTI PASAU
(202001122) (202001121)
EKA SULISTIAWATI M. DJALIL
(201901089)

PROGRAM STUDI NERS


UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena izin-Nya lah sehingga makalah
ini dapat terselesaikan.
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan jiwa pada komunitas dengan
pemberian terapi lingkungan dimana asuhan keperawatan jiwa pada komunitas dengan
pemberian terapi lingkungan ini merupakan salah satu penyakit yang akan kita telusuri secara
lebih mendalam lagi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini sehingga dapat memaksimalkan dalam penyajian materi tersebut.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk orang banyak.

Palu, 10 September 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Terapi Lingkungan ................................................................................. 3
B. Tujuan Terapi Lingkungan .................................................................................. 3
C. Karakteristik Terapi Lingkungan ......................................................................... 3
D. Bentuk Terapi Lingkungan .................................................................................. 4
E. Macam - Macam Terapi Lingkungan ................................................................... 5
F. Jenis Kegiatan Terapi Lingkungan ....................................................................... 6
G. Kondisi Pasien Pada Saat Terapi Lingkungan ...................................................... 7
H. Peran Perawat Dalam Terapi Lingkungan ............................................................ 7
I. Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Komunitas Dengan Pemberian
Terapi Lingkungan .............................................................................................. 9
Bab III Penutup
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 14
B. Saran ................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia tidak bisa dilepaskan dari lingkungan sehingga aspek lingkungan
harus mendapat perhatian khusus dalam kaitannya untuk menjaga dan memelihara
kesehatan manusia. Lingkungan dan situasi rumah sakit yang asing serta pengalaman
perawatan yang tidak menyenangkan akan memberi pengaruh yang besar terhadap
kemampuan adaptasi pasien dengan gangguan fisik dan gangguan mental. Ada
kecenderungan lingkungan rumah sakit menjadi stresor bagi pasien. Oleh karena itu
perhatian lingkungan sangat penting.
Perawatan klien pada rumah sakit jiwa dalam jangka waktu yang lama
mengkibatkan klien mengalami penurunan kemampuan berfikir dan bertindak secara
mandiri dan kehilangan hubungan dengan dunia luar, oleh karena itu diperlukan
pengembangan layanan keperawatan psikiatrik salah satunya dengan penerapan terapi
lingkungan di rumah sakit.
Terapi Lingkungan adalah tindakan penyembuhan pasien melalui manipulasi
dan modifikasi unsur -unsur yang ada pada lingkungan dan berpengaruh positif
terhadap fisik dan psikis individu serta mendukung proses penyembuhan (Farida
Kusumawati & Yudi Hartono, 2011). Menurut (Suliswati, 2005) terapi lingkungan
merupakan keadaan lingkungan yang ditata untuk menunjang proses terapi, baik fisik,
mental maupun sosial agar dapat membantu pemulihan dan pemulihan klien. Menurut
ICN, pada tahun 2020 nanti diseluruh dunia akan terjadi pergeseran penyakit.
Perubahan sosial ekonomi yang sangat cepat dan situasi sosial politik Indonesia yang
tidak menentu menyebabkan semakin tingginya angka pengangguran, kemiskinan,
dan kejahatan, situasi ini dapat meningkatkan angka kejadian krisis dan gangguan
mental dalam kehidupan manusia, pada saat ini terjadi peningkatan sekitar 20%.
Menurut Bloom, 60% faktor yang menentukan status kesehatan seseorang adalah
Menurut Bloom, 60% faktor yang menentukan status kesehatan seseorang adalah
kondisi lingkungannya. Upaya terapi harus bersifat komprehensif, holistik, dan
multidisipliner. Diperhatikan adanya jenis dan penempatan perabot. Lingkungan yang
terapeutik, menciptakan suasana dimana pasien dapat menyadari dan mengenal diri
sendiri.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari terapi lingkungan ?
2. Apa tujuan dari terapi lingkungan ?
3. Apa karakteristik dari terapi lingkungan ?
4. Bagaimana bentuk dari lingkungan ?
5. Apa saja macam - macam terapi lingkungan ?
6. Apa saja jenis kegiatan terapi lingkungan ?
7. Bagaimana kondisi pasien pada saat terapi lingkungan ?
8. Bagaimana peran perawat dalam terapi lingkungan ?
9. Bagaimana asuhan keperawatan jiwa pada komunitas dengan pemberian terapi
lingkungan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari terapi lingkungan
2. Untuk mengetahui apa tujuan dari terapi lingkungan ?
3. Untuk mengetahui apa karakteristik dari terapi lingkungan ?
4. Unutk mengetahui bagaimana bentuk dari terapi lingkungan ?
5. Untuk mengetahui apa saja macam - macam terapi lingkungan ?
6. Untuk mengetahui apa saja jenis kegiatan terapi lingkungan ?
7. Untuk mengetahui bagaimana kondisi pasien pada saat terapi lingkungan ?
8. Untuk mengetahui bagaimana peran perawat dalam terapi lingkungan ?
9. Unutk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan jiwa pada komunitas dengan
pemberian terapi lingkungan ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Terapi Lingkungan


Terapi Lingkungan adalah tindakan penyembuhan pasien melalui manipulasi
dan modifikasi unsur -unsur yang ada pada lingkungan dan berpengaruh positif
terhadap fisik dan psikis individu serta mendukung proses penyembuhan.
Milieu therapy merujuk pada terapi sosiolingkungan dimana sikap dan tindakan
staf dalam pemberian layanan perawatan pada pasien ditentukan berdasar kebutuhan
emosional dan interpersonal klien.
Terapi lingkungan adalah bentuk terapi yaitu menata lingkungan agar terjadi
perubahan perilaku pada klien dari perilaku maladaptive menjadi perilaku adaptif.
Perawat menggunakan semua lingkungan rumah sakit dalam arti terapeutik.
Bentuknya adalah memberi kesempatan klien untuk tumbuh dan berubah perilaku
dengan memfokuskan pada nilai terapeutik dalam aktivitas dan interaksi.

B. Tujuan Terapi Lingkungan


Terapi lingkungan merupakan salah satu bentuk terapi klien gangguan jiwa
yang dapat membantu efektifitas pemberian asuhan keperawatan jiwa. (Schultz
danVidebek, 1989) menyebutkan bahwa pemindahan klien dan lingkungan terapeutik
akan memberi kesempatan untuk berfokus pada pengembangan dalam hal dan
kesempatan belajar, agar klien mampu mengidentifikasi alternatif dan solusi masalah.

C. Karakteristik Terapi Lingkungan


Agar tujuan yang kita harapkan dapat tercapai dengan hasil yang maksimal
dan sesuai harapan maka diperlukan lingkungan bersifat terapeutik untuk mendorong
terjadinya proses penyembuhan maupun rehabilitasi yang paripurna. Lingkungan
tersebut harus memiliki karakteristik, antara lain :
1. Pasien merasa akrab dengan lingkungan yang diharapkan
2. Pasien merasa nyaman dan senang atau tidak merasa takut dengan lingkungan
3. Kebutuhan-kebutuhan fisik pasien mudah dipenuhi
4. Lingkungan rumah sakit yang bersih

3
5. Menciptakan lingkungan yang aman dari terjadinya luka akibat impuls-impuls
pasien
6. Personal dari lingkungan rumah sakit menghargai pasien sebagai individu yang
memiliki hak, dan kebutuhan serta menerima perilaku pasien sebagai respons
adanya stress
7. Lingkungan yang dapat mengurangi larangan dan memberikan kesempatan pada
pasien menentukan pilihan dan membentuk perilaku baru.

D. Bentuk Lingkungan
1. Lingkungan fisik
Aspek terapi lingkungan meliputi semua gambaran yang konkrit yang
merupakan bagian eksternal kehidupan rumah sakit. Setting-nya meliputi :
a. Bentuk dan struktur bangunan.
b. Pola interaksi antara masyarakat dengan rumah saki
Tiga aspek yang mempengaruhi terwujudnya lingkungan fisik terapeutik:
a) Lingkungan fisik yang tetap
Mencakup struktur dari bentuk bangunan baik eksternal maupun
internal. Bagian eksternal meliputi struktur luar rumah sakit, yaitu
lokasi dan letak gedung sesuai dengan program pelayanan kesehatan
jiwa, salah satunya kesehatan jiwa masyarakat. Berada di tengah-
tengah pemukiman penduduk atau masyarakat sekitarnya serta tidak
diberi pagar tinggi. Hal ini secara psikologis diharapkan dapat
membantu memelihara hubungan terapeutik pasien dengan
masyarakat. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk tetap
mengakui keberadaan pasien serta menghindari kesan terisolasi.
b) Lingkungan fisik semi tetap
Fasilitas-fasilitas berupa alat kerumahtanggaan meliputi lemari,
kursi, meja, peralatan dapur, peralatan makan, mandi, dsb. Semua
perlengkapan diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan pasien
bebas berhubungan satu dengan yang lainnya serta menjaga privasi
pasien. 3. Lingkungan fisik tidak teta
c) Lingkungan fisik tidak tetap
Lebih ditekankan pada jarak hubungan interpersonal individu
serta sangat dipengaruhi oleh sosial budaya.

4
d) Lingkungan psikososial
Lingkungan yang kondusif yaitu fleksibel dan dinamis yang
memungkinkan pasien berhubungan dengan orang lain dan dapat
mengambil keputusan serta toleransi terhadap tekanan eksternal

E. Macam – Macam Terapi Lingkungan


1. Model terapi moral
Model ini sangat umum dikenal oleh masyarakat serta bisa dilakukan
dengan pendekatan agama atau moral yang menekankan tentang dosa dan
kelemahan individu. Model terapi seperti ini sangat tepat diterapkan pada
lingkungan masyarakat yang masih memegang teguh nilai-nilai keagamaan dan
moralitas di tempat asalnya, karena model ini berjalan bersamaan dengan konsep
baik dan buruknya yang diajarkan oleh agama. Maka tidak mengherankan apabila
model terapi moral inilah yang menjadi landasan utama pembenaran kekuatan
hukum untuk berperan melawan penyalahgunaan narkoba.
2. Motel terapi sosial
Model ini memakai konsep dari program terapi komunitas, dimana adiksi
terhadap obat-obatan dipandang sebagai fenomena penyimpangan sosial. Tujuan
dari model terapi ini adalah mengarahkan perilaku yang menyimpang tersebut ke
arah perilaku sosail yang lebih layak. Hal ini didasarkan atas kesadaran bahwa
kebanyakan pecandu narkoba hampir selalu terlibat dalam tindakan sosial
termasuk tindakan kriminal. Kelebihan dari model ini adalah perhatiannya kepada
perilaku adiksi pecandu narkoba yang bersangkutan, bukan pada obat-obatan yang
disalahgunakan. Prakteknya dapat dilakukan melalui ceramah, seminar, dan
terutama terapi berkelompok.
3. Model terapi psikologis
Model ini diadabtasi dari teori psikologis Mc Lellin, dkk yang
menyebutkan bahwa perilaku adiksi obat adalah buah dari emosi yang tidak
berfungsi selayaknya karena terjadi konflik, sehingga pecandu memakai obat
pilihannya untuk meringankan atau melepas beban psikologis itu. Model terapi ini
mementingkan penyembuhan emosional dari pecandu narkoba yang bersangkutan,
dimana jika emosinya dapat dikendalikan maka mereka tidak akan mempunyai
masalah lagi dengan obat-obatan. Jenis dari terapi.

5
4. Model terapi budaya
Model ini menyatakan bahwa perilaku adiksi obat adalah hasil sosialisasi
seumur hidup dalam lingkungan sosial atau kebudayaan tertentu. Dalam hal ini,
keluarga seperti juga lingkungan dapat dikategorikan sebagai “lingkungan sosial
dan kebudayaan tertentu”. Dasar pemikirannya adalah bahwa praktek
penyalahgunaan narkoba oleh anggota keluarga tertentu adalah hasil akumulasi
dari semua permasalahan yang terjadi dalam keluarga yang bersangkutan.
Sehingga model ini banyak menekankan pada proses terapi untuk kalangan
anggota keluarga dari para pecandu narkoba tersebut.

F. Jenis Kegiatan Dari Terapi Lingkungan


1. Terapi rekreasi
Terapi rekreasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan pada waktu luang,
bertujuan agar pasien dapat melakukan kegiatan secara konstruktif dan
menyenangkan juga mengembangkan kemampuan hubungan social. Contohnya,
kegiatan yang banyak mengeluarkan seperti bulu tangkis, berenang, basket, dan
lain-lain diberikan kepada pasien dengan tingkatan umur remaja, sedangkan
untuk kegiatan yang tidak banyak mengeluarkan tenaga seperti bermain catur,
karambol, kartu, dan sebagainya dapat diberikan kepada pasien dengan tingkatan
umur dewasa (orangtua
2. Terapi kreasi seni
Dalam terapi ini perawat berperan sebagai leader dan bekerja sama
dengan orang lain yang ahli dalam bidangnya karena harus disesuaikan dengan
bakat dan minat, beberapa diantaranya adalah :
a. Dance therapy/ menari; Terapi yang menggunakan bentuk ekspresi non verbal
dengan gerakan tubu dengan tujuan mengkomunikasikan tentang perasaan dan
kebutuhan pasien. identifikasi tarian kesukaan pasien yang biasanya dilakukan
sebelum masuk rumah sakit.
b. Terapi music Suatu terapi yang dilakukan melalui music dengan tujuan untuk
memberikan kesempatan kepada para pasien dalam mengekspresikan
perasaannya seperti kesepian, sedih, dan bahagia. Bahkan terapi musik ini
dapat merelaksasikan otot-otot dan meningkatkan kuantitas hormon endorfin
dalam tubuh.

6
c. Terapi menggambar/melukis Terapi menggambar/melukis dapat memberikan
kesempatan pada pasien untuk mengekspresikan tentang apa yang sedang
terjadi pada dirinya. Selain itu terapi ini juga dapat membantu menurunkan
keteganggan dan pasien dapat memusatkan pikiran pada kegiatan.
d. Literatur/biblio therapy Terapi ini bertujuan untuk mengembangkan wawasan
diri pasien dan merupakan cara untuk mengeksprasikan perasaan/pikiran
sesuai dengan norma yang ada. Kegiatan dalam terapi ini dapat berupa
membaca seperti novel, buku-buku, majalah, dan kemudian bahan bacaan
didiskusikan bersama oleh para pasien. milieu terapi jenis ini juga akan
meningkatkan keterikatan dengan peer grup, sehingga dapat meningkatkan
pula kemampuan pasien berinteraksi.
e. Pet therapy bertujuan menstimulasi respon pasien yang tidak mampu
melakukan hubungan interaksi dengan orang lain dan biasanya mereka merasa
kesepian, dan menyendiri. Terapi menggunakan sarana binatang yang dapat
memberikan respon menyenangkan kepada pasien dan sering kali digunakan
pada pasien anak dengan autistic. Binatang yang digunakan adalah juga
binatang yang sudah familiar dengan pasien serta pasien mengetahui
bagaimana cara merawat binatang peliharaan dengan benar
f. Plant therapy Terapi ini mengajarkan pasien untuk memelihara mahluk hidup
dan membantu pasien membina hubungan yang baik antar pribadi yang satu
dengan yang lain. Objek yang digunakan dalam terapi ini adalah
tanaman/tumbuhan. Senada dengan pet teraphy hanya obyek yang digunakan
adalah tumbuh-tumbuhan, dapat menjadi alternatif bagi pasien yang mungkin
takut atau mempunyai alergi terhadap binatang.

G. Kondisi Pasien Khusus Pada Terapi Lingkungan


1. Pasien rendah diri (low self esteem)
2. Depresi (depression)
3. Bunuh diri (suicide)

H. Peran Peran Perawat Dalam Terapi Lingkungan


1. Pencipta lingkungan yang aman dan nyaman.
Perawat menciptakan dan mempertahankan iklim/suasana yang akrab,
menyenangkan, saling menghargai di antara sesama perawat, petugas kesehatan,

7
dan pasien dan keluarga. Perawat yang menciptakan suasana yang aman dari
benda-benda atau keadaan-keadaan yang menimbulkan terjadinya kecelakaan/luka
terhadap pasien atau perawat. Menciptakan suasana yang nyaman di lingkungan
tempat pasien akan kembali. Mengkondisikan bahwa lingkungan yang akan di
tinggali pasien telah kondusif

2. Penyelenggaraan proses sosialisasi


Membantu pasien belajar berinteraksi dengan orang lain, mempercayai
orang lain, sehingga meningkatkan harga diri dan berguna bagi orang lain.
Mendorong pasien untuk berkomunikasi tentang ide-ide, perasaan dan perilakunya
secara terbuka sesuai dengan aturan di dalam kegiatan-kegiatan tertentu. Melalui
sosialisasi pasien belajar tentang kegiatan-kegiatan atau kemampuan yang baru,
dan dapat dilakukannya sesuai dengan kemampuan dan minatnya pada waktu
yang luang. Perawat juga membantu menghilangkan stigma negatif di masyarakat
tentang gangguan jiwa, sehingga tercipta suasana masyarakat yang stabil.
3. Sebagai teknis perawatan, fungsi perawat adalah memberikan/memenuhi
kebutuhan dari pasien, mengamati efek obat dan perilaku-perilaku yang
menonjol/menyimpang serta mengidentifikasi masalah-masalah yang timbul
dalam terapi tersebut. Mengevaluasi dan mengontrol keadaan pasien setelah
keluar dari rumah sakit dan memotivasi untuk melakukan kegiatan yang disukai
serta dengan tetap melanjutkan interaksinya dengan masyarakat.
4. Sebagai leader atau pengelola. Perawat harus mampu mengelola sehingga tercipta
lingkungan terapeutik yang mendukung penyembuhan baik dari keluarga maupun
lingkungan sekitar, dan memberikan dampak baik secara fisik maupun secara
psikologis kepada pasien.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh perawat mileu terapi adalah
a. Berkomunikasi dengan jujur
b. Mempunyai rasa empati
c. Hangat dan mendukung tanpa keterikatan yang berelbihan
d. Dapat memecahkan masalah secara mandiri
e. Melihat kontribusi pasien dalam kegiatan yang mereka pilih
f. Mudah beradaptasi untuk berubah
g. Dapat bertindak sebagai pemimpin atau pengikut sesuai dengan situasi
h. Menerima konflik dan konfrontasi sebagai bagian dari perawatan

8
i. Dapat mencari umpan balik tenang kemauan dan kemampuan pasien
j. Mempecayai pasien dapat berubah dan hidup sesuai fungsinya.

I. Konsep Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Komunitas Dengan Pemberian Terapi


Lingkungan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan.
Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu penentuan status
kesehatan dan pola pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan
klien, serta merumuskan diagnosa keperawatan. Pengkajian adalah pemikiran
dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi
atau data tentang klien agar dapat mengidentifikasi, mengenal masalah-masalah,
kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien baik mental, sosial, dan lingkungan.
a). Identitas pasien
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama,
pekerjaan, status marital, suku/bangsa, alamat, nomor rekam medis, ruang
rawat, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, diagnosa medis, dan
identitas penanggung jawab.
b). Keluhan utama/alasan masuk Biasanya pasien datang ke rumah sakit jiwa atau
puskesmas dengan alasan masuk pasien sering menyendiri, tidak berani
menatap lawan bicara, sering menunduk dan nada suara rendah.
c). Tipe Keluarga Menjelaskan mengenai tipe keluarga beserta kendala mengenai
jenis tipe keluarga atau masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga
tradisional dan nontradisional.
d). Suku Bangsa Membahas tentang suku bangsa keluarga serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut kaitannya dengan kesehatan.
e) Agama Menjelaskan tentang agama yang dianut oleh masing-masing keluarga,
perbedaan kepercayaan yang dianut serta kepercayaan yang dapat
memengaruhi kesehatan
f) Status Sosial dan Ekonomi Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh
pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain
itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan
yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh
keluarga.

9
g). Aktivitas Rekreasi Keluarga Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan
saja keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu,
namun dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga merupakan
aktivitas rekreasi 8) Riwayat keluarga dan Tahap Perkembanga.
h). Faktor predisposisi
1) Riwayat gangguan jiwa Biasanya pasien dengan harga diri rendah
memiliki riwayat gangguan jiwa dan pernah dirawat sebelumnya.
2) Pengobatan Biasanya pasien dengan harga diri rendah pernah memiliki
riwayat gangguan jiwa sebelumnya, namun pengobatan klien belum
berhasil.
3) Aniaya Biasanya pasiendengan harga diri rendah pernah melakukan,
mengalami, menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari
lingkungan, kekerasan dalam keluarga, dan tindakan criminal
4) Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Biasanya ada keluarga
yang mengalami gangguan jiwa yang sama dengan pasien.
5) Pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan Biasanya pasien
dengan harga diri rendah mempunyai pengalaman yang kurang
menyenangkan pada masa lalu seperti kehilangan orang yang dicintai,
kehilangan pekerjaan serta tidak tercapainya ideal diri merupakan stressor
psikologik bagi klien yang dapat menyebabkan gangguan jiwa.
i). Pengkajian fisik
Tanda tanda vital: Biasanya tekanan darah dan nadi pasien dengan harga
diri rendah meningkat. 14) Pengkajian psikososial
j). Pengkajian Psikososial
1) Genogram Biasanya menggambarkan garis keturunan keluarga pasien,
apakah ada keluarga pasien yang mengalami gangguan jiwa seperti yang
dialami pasien.
2) Konsep diri
Gambaran diri Biasanya pasien dengan harga diri rendah akan
mengatakan tidak ada keluhan apapu, Identitas diri Biasanya pasien
dengan harga diri rendah merasa tidak berdaya dan rendah diri sehingga
tidak mempunyai status yang di banggakan atau diharapkan di keluarga
maupun di masyarakat, Peran Biasanya pasien mengalami penurunan

10
produktifitas, ketegangan peran dan merasa tidak mampu dalam
melaksanakan.
3) Ideal diri
4) Harga diri
k). Spiritual
Falsafah hidup Biasanya pasien merasa perjalanan hidupnya penuh
dengan ancaman, tujuan hidup biasanya jelas, kepercayaannya terhadap sakit
serta dengan penyembuhannya
Konsep kebutuhan dan praktek keagamaan Pasien mengakui adanya
tuhan, putus asa karena tuhan tidak memberikan sesuatu yang diharapkan dan
tidak mau menjalankan kegiatan keagamaan.
l). Status Mental
1) Penampilan Biasanya pasien dengan harga diri rendah penampilannya
tidak rapi, tidak sesuai karena klien kurang minta untuk melakukan
perawatan diri. Kemuduran dalam tingkat kebersihan dan kerapian dapat
merupakan tanda adanya depresi atau skizoprenia.
2) Pembicaraan Biasanya pasien berbicara dengan frekuensi lambat,
tertahan, volume suara rendah, sedikit bicara, inkoheren, dan bloking.
3) Aktivitas motorik Biasanya aktivitas motorik pasien tegang, lambat,
gelisah, dan terjadi penurunan aktivitas interaksi.
4) Alam perasaan Pasien biasanya merasa tidak mampu dan pandangan
hidup yang pesimis.
5) Afek Afek pasien biasanya tumpul yaitu klien tidak mampu berespon bila
ada stimulus emosi yang bereaksi.
6) Interakasi selama wawancara Biasanya pasien dengan harga diri rendah
kurang kooperatif dan mudah tersinggung.
7) Persepsi Biasanya pasien mengalami halusinasi dengar/lihat yang
mengancam atau memberi perintah.
8) Proses pikir Biasanya pasien dengan harga diri rendah terjadi pengulangan
pembicaraan (perseverasi) disebabkan karena pasien kurang kooperatif
dan bicara lambat sehingga sulit dipahami.
9) Isi pikir Biasanya pasien merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau
menolak diri sendiri, mengejek dan mengkritik diri sendiri
10) Tingkat kesadaran

11
11) Memori
12) Tingkat konsetrasi menghitung

2. Diagnosa Keperawatan
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan
harga diri rendah diantaranya adalah
1. Harga diri rendah kronik
2. Isolasi sosial : menarik diri
3. Peran diri tidak efektif

3. Intervensi
No Diagnosa Keperawatan Intervensi
1 Harga diri rendah kronik 1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan
dalam merawat pasien harga diri rendah.
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan
gejala, proses terjadinya harga diri rendah
dan akibat harga diri rendah (gunakan
booklet).
3. Menjelaskan cara merawat pasien dengan
harga diri rendah .
4. Memberikan pujian terhadap semua hal
positif yang dimiliki pasien.
5. Melatih keluarga memberi tanggung
jawab kegiatan yang dipih pasien.
6. Menganjurkan kepada keluarga untuk
membantu pasien sesuai jadwal dan
memberikan pujian.
2 Isolasi sosial : menarik 1. Kaji pengetahuan klien
diri 2. Beri kesempatan kepada klien untuk
mengungkapkan perasaan yang
menyebabkan klien tidak mau bergaul.
3. Berikan pujian terhadap kemampuan
klien mengungkapkan perasaannya.

12
3 Ansietas . 1. Lakukan terapi SEFT (spiritual emosional
freedom teknik)
2. Menganjurkan untuk melakukan latihan
ROM (range of montion)
3. Ajarkan relaksasi nafas dalam
4. Kontrol TTV

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terapi Lingkungan adalah tindakan penyembuhan pasien melalui manipulasi
dan modifikasi unsur -unsur yang ada pada lingkungan dan berpengaruh positif
terhadap fisik dan psikis individu serta mendukung proses penyembuhan. Menurut
Abroms dan Sundeen, ada dua tujuan dari terapi lingkungan yaitu: Membatasi
gangguan dan perilaku maladaptif dan mengajarkan keterampilan psikososial. Jenis
jenis dari kegiatan terapi lingkungan adalah terapi rekreasi, terapi kreasi seperti dance
therapy, terapi musik, terapi menggambar, literatur therapi, ada juga pet therapy dan
plant therapy. Disini peran perawat juga dibutuhkan untuk terapi lingkungan anatar
lain sebagai teknis perawatan, sebagai leader atau pengelola, sebagai pencipta
lingkungan yang aman dan nyaman, dan juga sebagi penyelenggara proses sosialisas

B. Saran
Sebagai seorang perawat yang bertugas dalam terapi lingkungan harus dapat
menilai diri tentang kesadaran diri, kekuatan, dan kemampuan dalam hal pengetahuan
dan kebudayaan karena itu sangat membantu untuk bertoleransi terhadap perilaku-
perilaku yang ditujukan oleh pasien

14
DAFTAR PUSTAKA

Latansa, et all. (2018). Terapi Lingkungan. Surabaya : Universitas Airlangga.

Dimas Mabrur Arafah. (2018). Perancangan Interior Rawat Inap, Rehab Medik Dan Lobi
Dengan Penerapan Terapi Lingkungan Pada RSJD Provinsi Jambi. Yogyakarta :
Institut Seni Indonesia.

Indah Rosira. (2021). Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas Pada Keluarga Ny.R.
Semarang : Universitas Diponegoro.

Ermelinda, et all. (2020). Terapi Lingkungan Pada Pasien Gangguan Jiwa. Surabaya :
STIKES Abisurabaya

Anda mungkin juga menyukai