DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
ADE INDRA JAYANTI SHEVANIE HOA TIO LARIO
(202001127) (202001128)
ANJAYATI AGUSTRITANI SRILIANI S.MANTO
(202001186) (202001123)
MOH AZZARUDIN ULLIN SARANIANINGSIH
(201901101) (202001124)
NUR BIANTI UMI AULIA
(20200129) (202001132)
NURFADHILA MUSTATIM WANDA FEBRIANTI
(201901108) (202001141)
RANI SAFITRI YENNI
(202001130) (202001125)
RIKA AYU SAFITRI YEYEN NOVLIEN
(202001131) (202001126)
SRI DESI PRATIWI SINTA ASTUTI PASAU
(202001122) (202001121)
EKA SULISTIAWATI M. DJALIL
(201901089)
Puji syukur ke kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena izin-Nya lah sehingga makalah
ini dapat terselesaikan.
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan jiwa pada komunitas dengan
pemberian terapi lingkungan dimana asuhan keperawatan jiwa pada komunitas dengan
pemberian terapi lingkungan ini merupakan salah satu penyakit yang akan kita telusuri secara
lebih mendalam lagi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini sehingga dapat memaksimalkan dalam penyajian materi tersebut.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk orang banyak.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Terapi Lingkungan ................................................................................. 3
B. Tujuan Terapi Lingkungan .................................................................................. 3
C. Karakteristik Terapi Lingkungan ......................................................................... 3
D. Bentuk Terapi Lingkungan .................................................................................. 4
E. Macam - Macam Terapi Lingkungan ................................................................... 5
F. Jenis Kegiatan Terapi Lingkungan ....................................................................... 6
G. Kondisi Pasien Pada Saat Terapi Lingkungan ...................................................... 7
H. Peran Perawat Dalam Terapi Lingkungan ............................................................ 7
I. Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Komunitas Dengan Pemberian
Terapi Lingkungan .............................................................................................. 9
Bab III Penutup
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 14
B. Saran ................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia tidak bisa dilepaskan dari lingkungan sehingga aspek lingkungan
harus mendapat perhatian khusus dalam kaitannya untuk menjaga dan memelihara
kesehatan manusia. Lingkungan dan situasi rumah sakit yang asing serta pengalaman
perawatan yang tidak menyenangkan akan memberi pengaruh yang besar terhadap
kemampuan adaptasi pasien dengan gangguan fisik dan gangguan mental. Ada
kecenderungan lingkungan rumah sakit menjadi stresor bagi pasien. Oleh karena itu
perhatian lingkungan sangat penting.
Perawatan klien pada rumah sakit jiwa dalam jangka waktu yang lama
mengkibatkan klien mengalami penurunan kemampuan berfikir dan bertindak secara
mandiri dan kehilangan hubungan dengan dunia luar, oleh karena itu diperlukan
pengembangan layanan keperawatan psikiatrik salah satunya dengan penerapan terapi
lingkungan di rumah sakit.
Terapi Lingkungan adalah tindakan penyembuhan pasien melalui manipulasi
dan modifikasi unsur -unsur yang ada pada lingkungan dan berpengaruh positif
terhadap fisik dan psikis individu serta mendukung proses penyembuhan (Farida
Kusumawati & Yudi Hartono, 2011). Menurut (Suliswati, 2005) terapi lingkungan
merupakan keadaan lingkungan yang ditata untuk menunjang proses terapi, baik fisik,
mental maupun sosial agar dapat membantu pemulihan dan pemulihan klien. Menurut
ICN, pada tahun 2020 nanti diseluruh dunia akan terjadi pergeseran penyakit.
Perubahan sosial ekonomi yang sangat cepat dan situasi sosial politik Indonesia yang
tidak menentu menyebabkan semakin tingginya angka pengangguran, kemiskinan,
dan kejahatan, situasi ini dapat meningkatkan angka kejadian krisis dan gangguan
mental dalam kehidupan manusia, pada saat ini terjadi peningkatan sekitar 20%.
Menurut Bloom, 60% faktor yang menentukan status kesehatan seseorang adalah
Menurut Bloom, 60% faktor yang menentukan status kesehatan seseorang adalah
kondisi lingkungannya. Upaya terapi harus bersifat komprehensif, holistik, dan
multidisipliner. Diperhatikan adanya jenis dan penempatan perabot. Lingkungan yang
terapeutik, menciptakan suasana dimana pasien dapat menyadari dan mengenal diri
sendiri.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari terapi lingkungan ?
2. Apa tujuan dari terapi lingkungan ?
3. Apa karakteristik dari terapi lingkungan ?
4. Bagaimana bentuk dari lingkungan ?
5. Apa saja macam - macam terapi lingkungan ?
6. Apa saja jenis kegiatan terapi lingkungan ?
7. Bagaimana kondisi pasien pada saat terapi lingkungan ?
8. Bagaimana peran perawat dalam terapi lingkungan ?
9. Bagaimana asuhan keperawatan jiwa pada komunitas dengan pemberian terapi
lingkungan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari terapi lingkungan
2. Untuk mengetahui apa tujuan dari terapi lingkungan ?
3. Untuk mengetahui apa karakteristik dari terapi lingkungan ?
4. Unutk mengetahui bagaimana bentuk dari terapi lingkungan ?
5. Untuk mengetahui apa saja macam - macam terapi lingkungan ?
6. Untuk mengetahui apa saja jenis kegiatan terapi lingkungan ?
7. Untuk mengetahui bagaimana kondisi pasien pada saat terapi lingkungan ?
8. Untuk mengetahui bagaimana peran perawat dalam terapi lingkungan ?
9. Unutk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan jiwa pada komunitas dengan
pemberian terapi lingkungan ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
5. Menciptakan lingkungan yang aman dari terjadinya luka akibat impuls-impuls
pasien
6. Personal dari lingkungan rumah sakit menghargai pasien sebagai individu yang
memiliki hak, dan kebutuhan serta menerima perilaku pasien sebagai respons
adanya stress
7. Lingkungan yang dapat mengurangi larangan dan memberikan kesempatan pada
pasien menentukan pilihan dan membentuk perilaku baru.
D. Bentuk Lingkungan
1. Lingkungan fisik
Aspek terapi lingkungan meliputi semua gambaran yang konkrit yang
merupakan bagian eksternal kehidupan rumah sakit. Setting-nya meliputi :
a. Bentuk dan struktur bangunan.
b. Pola interaksi antara masyarakat dengan rumah saki
Tiga aspek yang mempengaruhi terwujudnya lingkungan fisik terapeutik:
a) Lingkungan fisik yang tetap
Mencakup struktur dari bentuk bangunan baik eksternal maupun
internal. Bagian eksternal meliputi struktur luar rumah sakit, yaitu
lokasi dan letak gedung sesuai dengan program pelayanan kesehatan
jiwa, salah satunya kesehatan jiwa masyarakat. Berada di tengah-
tengah pemukiman penduduk atau masyarakat sekitarnya serta tidak
diberi pagar tinggi. Hal ini secara psikologis diharapkan dapat
membantu memelihara hubungan terapeutik pasien dengan
masyarakat. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk tetap
mengakui keberadaan pasien serta menghindari kesan terisolasi.
b) Lingkungan fisik semi tetap
Fasilitas-fasilitas berupa alat kerumahtanggaan meliputi lemari,
kursi, meja, peralatan dapur, peralatan makan, mandi, dsb. Semua
perlengkapan diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan pasien
bebas berhubungan satu dengan yang lainnya serta menjaga privasi
pasien. 3. Lingkungan fisik tidak teta
c) Lingkungan fisik tidak tetap
Lebih ditekankan pada jarak hubungan interpersonal individu
serta sangat dipengaruhi oleh sosial budaya.
4
d) Lingkungan psikososial
Lingkungan yang kondusif yaitu fleksibel dan dinamis yang
memungkinkan pasien berhubungan dengan orang lain dan dapat
mengambil keputusan serta toleransi terhadap tekanan eksternal
5
4. Model terapi budaya
Model ini menyatakan bahwa perilaku adiksi obat adalah hasil sosialisasi
seumur hidup dalam lingkungan sosial atau kebudayaan tertentu. Dalam hal ini,
keluarga seperti juga lingkungan dapat dikategorikan sebagai “lingkungan sosial
dan kebudayaan tertentu”. Dasar pemikirannya adalah bahwa praktek
penyalahgunaan narkoba oleh anggota keluarga tertentu adalah hasil akumulasi
dari semua permasalahan yang terjadi dalam keluarga yang bersangkutan.
Sehingga model ini banyak menekankan pada proses terapi untuk kalangan
anggota keluarga dari para pecandu narkoba tersebut.
6
c. Terapi menggambar/melukis Terapi menggambar/melukis dapat memberikan
kesempatan pada pasien untuk mengekspresikan tentang apa yang sedang
terjadi pada dirinya. Selain itu terapi ini juga dapat membantu menurunkan
keteganggan dan pasien dapat memusatkan pikiran pada kegiatan.
d. Literatur/biblio therapy Terapi ini bertujuan untuk mengembangkan wawasan
diri pasien dan merupakan cara untuk mengeksprasikan perasaan/pikiran
sesuai dengan norma yang ada. Kegiatan dalam terapi ini dapat berupa
membaca seperti novel, buku-buku, majalah, dan kemudian bahan bacaan
didiskusikan bersama oleh para pasien. milieu terapi jenis ini juga akan
meningkatkan keterikatan dengan peer grup, sehingga dapat meningkatkan
pula kemampuan pasien berinteraksi.
e. Pet therapy bertujuan menstimulasi respon pasien yang tidak mampu
melakukan hubungan interaksi dengan orang lain dan biasanya mereka merasa
kesepian, dan menyendiri. Terapi menggunakan sarana binatang yang dapat
memberikan respon menyenangkan kepada pasien dan sering kali digunakan
pada pasien anak dengan autistic. Binatang yang digunakan adalah juga
binatang yang sudah familiar dengan pasien serta pasien mengetahui
bagaimana cara merawat binatang peliharaan dengan benar
f. Plant therapy Terapi ini mengajarkan pasien untuk memelihara mahluk hidup
dan membantu pasien membina hubungan yang baik antar pribadi yang satu
dengan yang lain. Objek yang digunakan dalam terapi ini adalah
tanaman/tumbuhan. Senada dengan pet teraphy hanya obyek yang digunakan
adalah tumbuh-tumbuhan, dapat menjadi alternatif bagi pasien yang mungkin
takut atau mempunyai alergi terhadap binatang.
7
dan pasien dan keluarga. Perawat yang menciptakan suasana yang aman dari
benda-benda atau keadaan-keadaan yang menimbulkan terjadinya kecelakaan/luka
terhadap pasien atau perawat. Menciptakan suasana yang nyaman di lingkungan
tempat pasien akan kembali. Mengkondisikan bahwa lingkungan yang akan di
tinggali pasien telah kondusif
8
i. Dapat mencari umpan balik tenang kemauan dan kemampuan pasien
j. Mempecayai pasien dapat berubah dan hidup sesuai fungsinya.
9
g). Aktivitas Rekreasi Keluarga Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan
saja keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu,
namun dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga merupakan
aktivitas rekreasi 8) Riwayat keluarga dan Tahap Perkembanga.
h). Faktor predisposisi
1) Riwayat gangguan jiwa Biasanya pasien dengan harga diri rendah
memiliki riwayat gangguan jiwa dan pernah dirawat sebelumnya.
2) Pengobatan Biasanya pasien dengan harga diri rendah pernah memiliki
riwayat gangguan jiwa sebelumnya, namun pengobatan klien belum
berhasil.
3) Aniaya Biasanya pasiendengan harga diri rendah pernah melakukan,
mengalami, menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari
lingkungan, kekerasan dalam keluarga, dan tindakan criminal
4) Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Biasanya ada keluarga
yang mengalami gangguan jiwa yang sama dengan pasien.
5) Pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan Biasanya pasien
dengan harga diri rendah mempunyai pengalaman yang kurang
menyenangkan pada masa lalu seperti kehilangan orang yang dicintai,
kehilangan pekerjaan serta tidak tercapainya ideal diri merupakan stressor
psikologik bagi klien yang dapat menyebabkan gangguan jiwa.
i). Pengkajian fisik
Tanda tanda vital: Biasanya tekanan darah dan nadi pasien dengan harga
diri rendah meningkat. 14) Pengkajian psikososial
j). Pengkajian Psikososial
1) Genogram Biasanya menggambarkan garis keturunan keluarga pasien,
apakah ada keluarga pasien yang mengalami gangguan jiwa seperti yang
dialami pasien.
2) Konsep diri
Gambaran diri Biasanya pasien dengan harga diri rendah akan
mengatakan tidak ada keluhan apapu, Identitas diri Biasanya pasien
dengan harga diri rendah merasa tidak berdaya dan rendah diri sehingga
tidak mempunyai status yang di banggakan atau diharapkan di keluarga
maupun di masyarakat, Peran Biasanya pasien mengalami penurunan
10
produktifitas, ketegangan peran dan merasa tidak mampu dalam
melaksanakan.
3) Ideal diri
4) Harga diri
k). Spiritual
Falsafah hidup Biasanya pasien merasa perjalanan hidupnya penuh
dengan ancaman, tujuan hidup biasanya jelas, kepercayaannya terhadap sakit
serta dengan penyembuhannya
Konsep kebutuhan dan praktek keagamaan Pasien mengakui adanya
tuhan, putus asa karena tuhan tidak memberikan sesuatu yang diharapkan dan
tidak mau menjalankan kegiatan keagamaan.
l). Status Mental
1) Penampilan Biasanya pasien dengan harga diri rendah penampilannya
tidak rapi, tidak sesuai karena klien kurang minta untuk melakukan
perawatan diri. Kemuduran dalam tingkat kebersihan dan kerapian dapat
merupakan tanda adanya depresi atau skizoprenia.
2) Pembicaraan Biasanya pasien berbicara dengan frekuensi lambat,
tertahan, volume suara rendah, sedikit bicara, inkoheren, dan bloking.
3) Aktivitas motorik Biasanya aktivitas motorik pasien tegang, lambat,
gelisah, dan terjadi penurunan aktivitas interaksi.
4) Alam perasaan Pasien biasanya merasa tidak mampu dan pandangan
hidup yang pesimis.
5) Afek Afek pasien biasanya tumpul yaitu klien tidak mampu berespon bila
ada stimulus emosi yang bereaksi.
6) Interakasi selama wawancara Biasanya pasien dengan harga diri rendah
kurang kooperatif dan mudah tersinggung.
7) Persepsi Biasanya pasien mengalami halusinasi dengar/lihat yang
mengancam atau memberi perintah.
8) Proses pikir Biasanya pasien dengan harga diri rendah terjadi pengulangan
pembicaraan (perseverasi) disebabkan karena pasien kurang kooperatif
dan bicara lambat sehingga sulit dipahami.
9) Isi pikir Biasanya pasien merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau
menolak diri sendiri, mengejek dan mengkritik diri sendiri
10) Tingkat kesadaran
11
11) Memori
12) Tingkat konsetrasi menghitung
2. Diagnosa Keperawatan
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan
harga diri rendah diantaranya adalah
1. Harga diri rendah kronik
2. Isolasi sosial : menarik diri
3. Peran diri tidak efektif
3. Intervensi
No Diagnosa Keperawatan Intervensi
1 Harga diri rendah kronik 1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan
dalam merawat pasien harga diri rendah.
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan
gejala, proses terjadinya harga diri rendah
dan akibat harga diri rendah (gunakan
booklet).
3. Menjelaskan cara merawat pasien dengan
harga diri rendah .
4. Memberikan pujian terhadap semua hal
positif yang dimiliki pasien.
5. Melatih keluarga memberi tanggung
jawab kegiatan yang dipih pasien.
6. Menganjurkan kepada keluarga untuk
membantu pasien sesuai jadwal dan
memberikan pujian.
2 Isolasi sosial : menarik 1. Kaji pengetahuan klien
diri 2. Beri kesempatan kepada klien untuk
mengungkapkan perasaan yang
menyebabkan klien tidak mau bergaul.
3. Berikan pujian terhadap kemampuan
klien mengungkapkan perasaannya.
12
3 Ansietas . 1. Lakukan terapi SEFT (spiritual emosional
freedom teknik)
2. Menganjurkan untuk melakukan latihan
ROM (range of montion)
3. Ajarkan relaksasi nafas dalam
4. Kontrol TTV
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi Lingkungan adalah tindakan penyembuhan pasien melalui manipulasi
dan modifikasi unsur -unsur yang ada pada lingkungan dan berpengaruh positif
terhadap fisik dan psikis individu serta mendukung proses penyembuhan. Menurut
Abroms dan Sundeen, ada dua tujuan dari terapi lingkungan yaitu: Membatasi
gangguan dan perilaku maladaptif dan mengajarkan keterampilan psikososial. Jenis
jenis dari kegiatan terapi lingkungan adalah terapi rekreasi, terapi kreasi seperti dance
therapy, terapi musik, terapi menggambar, literatur therapi, ada juga pet therapy dan
plant therapy. Disini peran perawat juga dibutuhkan untuk terapi lingkungan anatar
lain sebagai teknis perawatan, sebagai leader atau pengelola, sebagai pencipta
lingkungan yang aman dan nyaman, dan juga sebagi penyelenggara proses sosialisas
B. Saran
Sebagai seorang perawat yang bertugas dalam terapi lingkungan harus dapat
menilai diri tentang kesadaran diri, kekuatan, dan kemampuan dalam hal pengetahuan
dan kebudayaan karena itu sangat membantu untuk bertoleransi terhadap perilaku-
perilaku yang ditujukan oleh pasien
14
DAFTAR PUSTAKA
Dimas Mabrur Arafah. (2018). Perancangan Interior Rawat Inap, Rehab Medik Dan Lobi
Dengan Penerapan Terapi Lingkungan Pada RSJD Provinsi Jambi. Yogyakarta :
Institut Seni Indonesia.
Indah Rosira. (2021). Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas Pada Keluarga Ny.R.
Semarang : Universitas Diponegoro.
Ermelinda, et all. (2020). Terapi Lingkungan Pada Pasien Gangguan Jiwa. Surabaya :
STIKES Abisurabaya